Disusun oleh :
Wiwit Anang Wiyoga (C1018050)
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I
A. Iatar @elakang...................................................................................................... 2
@. Tujuan..................................................................................................................... 2
C. Pumusan Masalab................................................................................................. >
BAB II
A. Sonionultural Context oc Psynbiatrin Nursing Care.......................................8
@. Iegal and Atbinal Context oc Psynbiatrin Nursing......................................12
BAB III
A. Kesimpulan........................................................................................................... 28
@. Saran..................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Lktkr Belkmknl
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan
keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat
diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan
keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien.
Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung,
luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien
berubah.
B. Tujukn
2
C. Rujuskn Mksklkh
1. Bagaimanakah definisi kesehatan dan keperawan jiwa?
2. Bagaimanakah prinsip keperawatan jiwa?
3
BAB II
TINJAUAN
TEORI
komunitas).
4
3) American Nurse Association
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia
2. Penerapan
Contoh penerapan konteks sosial dan budaya dari kesehatan mental
Filipinas di Queensland :
Beberapa model telah diusulkan untuk menjelaskan efek dari
perubahan social dan budaya dan kesehatan. Banyak dari ini terbatas
karena mereka menempatkan penekanan besar pada akulturasi
(perubahan nilai-nilai dan keyakinan imigran kearah itu dari Negara
tuan rumah) dan berasumsi bahwa individu bergerak sepanjang
kontinum dari budaya 'asli' dengan budaya 'yangdominan', kehilangan
budaya asli mereka karena mereka mengadopsi budaya baru
disepanjang jalan. Studi antropologi telah menunjukkan bahwa
budaya tidak statis atau linear tetapi merupakan konsep yang
kompleks yang cairan dan adalah sesuatu yang orang terus-menerus
5
menempatkan kurang impordikan pada perubahan signifikan dengan
konteks social dan ekonomi individu.
Gejala penyakit mental tidak dapat diidentifikasi dengan baik oleh
6
individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap
individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku
7
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain.
8) Penampilan
9) Proses pikir, persepsi
8
adanya gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang
mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa
tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental
1) Kestabilan keluarga
2) Pola asuh anak
3) Tingak ekonomi
4) Perumahan
5) Pengaruh rasial dan keagamaan, nilai-nilai
9
8. Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Upaya Penanganann Masalah
Jiwa
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan
1
perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja
social, psikolog, dan lain-lain.
3) Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan
c. Follow up
1
3) Pencegahan Tersier
Target pelayanannya yaitu masayarakat yang sudah
ditentukan.
1
2. Penerapan
1) Hospitalisasi Involunter
Kebanyakan klien masuk ke tempat rawat inap atas dasar
sukarela. Hal ini berarti mereka ingin mencari terapi dan setuju
dirawat di rumah sakit. Akan tetapi, beberapa klien tidak mau
dirawat di rumah sakit dan diobati. Keinginan mereka dihargai
kecuali mereka berbahaya bagi diri mereka sendiri atau orang lain
(misalnya : mereka mengancam atau berupaya bunuh diri atau
membahayakan orang lain). Klien yang dirawat di rumah sakit di
luar kemauan mereka dengan kondisi seperti ini dimasukkan ke
rumah sakit untuk perawatan psikiatri sampai mereka tidak lagi
berbahaya bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Setiap negara
bagian memiliki hukum yang mengatur proses komitmen sipil,
tetapi sama di setiap Negara bagian. Seseorang dapat ditahan di
fasilitas psikiatri selama 48 sampai 72 jam karena keadaan darurat
sampai dapat dilakukan pemeriksaan untuk menentukkan apakah
klien harus dimasukkan ke fasilitas psikiatri untuk menjalani
terapi selama periode waktu tertentu. Banyak negara bagian
memiliki hukum yang sama, yang mengatur komitmen klien
dengan masalah penyalahgunaan zat yang membahayakan diri
mereka sendiri atau orang lain ketika di bawah pengaruh zat.
Komitmen sipil atau hospitalisasi involunter mengurangi hak
klien untuk bebas atau meninggalkan rumah sakit ketika ia
menginginkannya. Hak klien yang lain tetap utuh.
keluar dari rumah sakit tanpa saran medis jika mereka tidak
1
berbahaya. Apabila klien yang masuk rumah sakit secara sukarela
yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain
menandatangani surat permintaan untuk pulang, psikiater dapat
3) Hak-hak Klien
Klien kesehatan jiwa tetap memiliki semua hak sipil yang
diberikan kepada semua orang, kecuali hak untuk meninggalkan
rumah sakit dalam kasus komitmen involunter. Klien memiliki
hak untuk menolak terapi, mengirim dan menerima surat yang
masih tertutup, dan menerima atau menolak pengunjung. Setiap
larangan (misalnya: surat, pengunjung, pakaian) harus ditetapkan
1
diverifikasi dan didokumentasikan. Contohnya sebagai berikut:
a. Klien yang pernah berupaya bunuh diri tidak diizinkan
menyimpan ikat pinggang, tali sepatu, atau gunting, karena
1
d. Pasien memiliki hak untuk meminta petunjuk lanjutan
tentang terapi ( misalnya living will, perwalian perawatan
kesehatan, atau menunjuk pengacara untuk mengatur
1
institusi pendidikan, pemberi perawatan kesehatan lain,
atau pihak pembayar yang dapat memengaruhi terapi dan
perawatan pasien.
kunjungan.
1
b. Hak untuk berpakaian.
c. Hak untuk beribadah.
d. Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan.
4) Konservator
Pengangkatan konservator atau pelindung hukum merupakan
proses yang terpisah dari komitmen sipil. Individu yang
mengalami disabilitas berat terbukti tidak kompeten tidak dapat
menyediakan makanan, pakaian, dan tempat tinggal bagi diri
mereka sendiri walaupun sumber-sumber tersedia dan tidak dapat
bertindak sesuai keinginan mereka sendiri, dapat memerlukan
pengangkatan seorang konservator. Pada kasus ini, pengadilan
menunjuk seseorang untuk bertindak sebagai pelindung hukum.
1
Petugas ini memiliki banyak tanggung jawab untuk individu
tersebut, seperti memberi persetujuan tindakan, menulis cek, dan
membuat kontrak. Klien yang memiliki pelindung hukum tidak
1
dilengkapi dengan tempat tidur yang diikatkan ke lantai dan
sebuah kasur untuk keamanan. Setiap benda tajam atau
berpotensi berbahaya seperti pena, kacamata, ikat pinggang,
dan korek api
2
e. Pilihan perawatan.
f. Kontrol sumber keuangan.
g. Ekspresi verbal dan emosional.
2
berkualifikasi.
2
orang tersebut tidak bisa mengontrol perbuatannya atau tidak
mengerti perbedaan antara benar dan salah yang dikenal
sebagai Peraturan M'Naghten.
2
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya
gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang
mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi
stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness pd
diri seseorang.
hari.
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan asuhan keperawatan secara tiak
langsung. Fungsi ini dapat icapai dengan aktifitas perawat kesehatan jiwa
yang membantu upaya penanggulangan maslah kesehatan jiwa.
B. Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya
dalam penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah
2
DAFTAR PUSTAKA
http://nuryantinoviana.wordpress.com/2010/05/15/prinsip-asuhan-
Vidbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Psychiatric mental health
nursing. Jakarta : EGC.