Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

MATA KULIAH K3
RISIKO DAN BAHAYA DALAM K3

Disusun oleh :

Andrew Osvarldo Pesurnay


NIM. 2110095

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DATA FOKUS
Seorang perempuan bernama Ny. D, berusia 41 tahun, beragama Islam datang ke UGD
RSAL Dr. Ramelan Surabaya pada tanggal 25 Maret 2022 bersama ibunya. Pasien mengeluh
sesak napas, pasien mengatakan sudah batuk kering yang tidak kunjung sembuh selama 3
hari, ketika pasien batuk pasien merasa sesak dan napasnya seperti orang yang habis lari
(ngos-ngosan). Keluhan ini dirasakan terus menerus dan semakin terasa berat saat pasien
bawa tidur atau pun beraktifitas dan berbicara. Pasien juga mengeluh pusing dan tidak bisa
tidur akibat sesak napas yang di alaminya. Pasien merasa dadanya seperti dihimpit dan kalau
bicara tidak bisa lama-lama karena merasa ngos-ngosan (napasnya cepat dan dangkal).
Terdapat suara napas tambahan berupa ronkhi. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV
didapatkan hasil frekuensi napas 24 x/menit, nadi 105 x/menit, Suhu 37℃, tekanan darah
110/70 mmHg, SpO2 95%. Pasien tampak gelisah dan merasa khawatir dengan penyakitnya
karenan selalu merasa sesak meskipun hanya untuk berbicar, pasien juga mengalami
diaforesis. Pasien memiliki riwayat alergi obat penicilin, dan pernah di rawat di rumah sakit,
untuk melakukan operasi pada bagian kakinya 2 tahun yang lalu di RS Fatmawati akibat
cedera yang dialaminya. Dari kelurga pasien,tidak ada yang menderita genetik, dan menular.
ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
Ds : Perubahan membran Gangguan pertukaran gas
- Pasien mengatakan sesak alveolus - kapiler (SDKI D. 0003- HAL 22)
napas (dispnea)
- Pasien mengeluh pusing dan
pandangan matanya kabur.
- Pasien mengeluh batuk tidak
berhenti sejak 3 hari yang lalu,
batuknya disertai sesak yang
memberat
- Pasien mengeluh saat
berbicara dengan orang lain
terasa ngos-ngosan dan
kesulitan untuk bernapas

Do :
- Takikardi (105x/mnt)
- Terdapat suara napas
tambahan berupa ronkhi
- Diaforesis
- Gelisah
- Napas cuping hidung
- Pola napas abnormal (cepat
dan dangkal)
- Pucat

DS : Krisis situasional Ansietas


- Pasien merasa khawatir (SDKI D.0080- HAL 180)
dengan penyakitnya karenan
selalu merasa sesak meskipun
hanya untuk berbicara
- Pasien mengeluh pusing
DO :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur
- Frekuensi napas meningkat
(RR : 24x/mnt)
- Frekuensi nadi meningkat
(105x/mnt)
- Daiforesis
- Muka tampak pucat
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan & kriteria Rencana keperawatan Rasional
keperawatan hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi 1. Untuk
pertukaran gas intervensi selama Observasi : mengetahui pola
b.d perubahan 3 x 24 jam hasil 1. Monitor pola nafas napas
membran yang diharapkan 2. Monitor frekuensi 2. Untuk
alveolus-kapiler 1. Tingkat irama, kedalaman, mengontrol
kesadaran dan upaya napas frekuensi irama,
meningkat 3. Monitor adanya kedalaman, dan
2. Dipsnea penyumbantan jalan upaya napas
menurun napas 3. Monitor adanya
3. Bunyi nafas 4. Monitor saturasi sumbatan jalan
tambahan oksigen napas
menurun 5. Monitor nilai AGD 4. Untuk
4. Pusing 6. Monitor hasil x-ray mengetahui
menurun thorax adanya bunyi
5. Pandangan napas tambahan
kabur menurun Terapeutik 5. Untuk
6. Diaforsir 1. Atur interval mengetahui
menurun respirasi sesuai status oksigen
7. Napas cuping kondisi px 6. Untuk
hidung 2. Dokumentasikan menunjukkan
menurun hasil pemantauan ventilasi
8. PCO2 oksigen dan
membaik Edukasi status asam
9. PO2 membaik 1. Jelaskan tujuan dan basah
10. Takikardia prosedur 7. Untuk
membaik pemantauan mempercepat
11. Pola napas 2. Informasikan hasil penyembuhan
membaik pemantauan jika 8. Untuk
12. Warna kulit perlu menyesuaikan
membaik respirasi px
Reduksi ansietas
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk
krisis situasional intervensi selama mengidentifikasi
3 x 24 jam hasil 1. dentifikasi saat tingkat ansietas
yang diharapkan tingkat ansietas pasien
berubah (mis: 2. Untuk monitor
1. Verbalisasi kondisi, waktu, tanda tanda
khawatir stresor) ansietas
akibat kondisi 2. Identifikasi 3. untuk
yang di hadapi kemampuan memahami
menurun mengambil situasi yang
2. Perilaku keputusan membuat px
gelisah 3. Monitor tanda-tanda annsietas
menurun ansietas (verbal dan 4. untuk
3. Perilaku nonverbal) membangun
tegang hubungan saling
menurun Terapeutik : percaya
4. Keluhan 1. Ciptakan suasana 5. mengetahui
pusing terapeutik untuk prosedur
menurun menumbuhkan sensaasi yang
5. Frekuensi kepercayaan mungkin
napas menurun 2. Temani pasien untuk dialami
6. Frekuensi nadi mengurangi
menurun kecemasan, jika
7. Tekanan darah memungkinkan
menurun 3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang

Edukasi :

1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
2. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
8. Latih Teknik
relaksasi

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tanggal & Impementasi keperawatan Evaluasi TTD
diagnosa jam (SOAP)
27-03-2022 Dx 1
1 11.00 1. memonitor pola napas, Gangguan pertukaran
frekuensi napas gas b.d perubahan ANDRE
1&2 W
11.10 2. px di beri posisi membran alveolus-
1 semifowler kapiler
11.15 3. memberikan terapi S : px mengatakan
oksigen menggunakan masih terasa sesak
1&2 nasal kanul dengan napas
11.30 ukuran 4l/menit O : irama napas px
4. obersevasi TTV : masih belum teratur
TD : 108/89 terlihat masih dangkal
N : 102X/menit dan sangat cepat
S : 37 hasil TTV
1&2 12.00 RR : 24X/menit TD : 108/89
1&2 13.00 SPO2 : 96 % N : 102X/menit
13.10 5. memberikan makan px S : 37
1&2 6. melakukan injeksi obat RR : 24X/menit
1&2 13.20 7. Mejelaskan tujuan SPO2 : 96 %
13.30 kegunaan dan prosedur A : masalah belum
teknik napas teratasi
8. Mengatur posisi semi P : intervensi masih
fowler dilanjutkan
9. Mengajarkan teknik
napas panjang Dx 2
Ansietas b.d krisis
situasional
S : px mengatakan
sudah sedikit relax
O : kondisi px sudah
terlihat stabil
TD : 108/89
N : 102X/menit ANDRE
S : 37 W
RR : 24X/menit
SPO2 : 96 %
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi masih
dilanjutkan

28-03-2023 Dx 1
1&2 11.00 1. Observasi keadaan px Gangguan pertukaran
1 11.10 2. Monitor nafas tambahan gas b.d perubahan ANDRE
W
1 11.15 3. Monitor batuk dan ronchi membran alveolus-
1&2 11.30 4. Obsevasi TTV kapiler
TD : 123/80 S : px mengatakan
N : 100X/menit sesak napas sudah
S : 36 mendingan
RR : 24X/menit O : irama napas px
SPO2 : 95 % sudah
1&2 12.00 5. Mejelaskan tujuan hasil TTV
kegunaan dan prosedur TD : 123/80
1&2 13.00 teknik napas N : 100X/menit
6. Membantu px untuk S : 36
1&2 13.10
terapi tarik napas RR : 24X/menit
13.20
panjang SPO2 : 95 %
7. Mengatur posisi semi
fowler A : masalah belum
8. Melakukan injeksi obat teratasi
P : intervensi masih
dilanjutkan

Dx 2
Ansietas b.d krisis
situasional
S : px mengatakan
sudah sedikit relax
O : kondisi px sudah
terlihat stabil
TD : 108/89 ANDRE
N : 102X/menit W
S : 37
RR : 24X/menit
SPO2 : 96 %
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan

29-03-2022 Dx 1
1 11.00 1. Observasi keadaan px Gangguan pertukaran
1 11.10 2. Monitor nafas tambahan gas b.d perubahan ANDRE
W
1 11.15 3. Monitor batuk dan ronchi membran alveolus-
1 11.30 4. Obsevasi TTV kapiler
TD : 120/80 S : px mengatakan
N : 100X/menit sudah tidak sesak
S : 36 napas
RR : 24X/menit O : irama napas px
SPO2 : 95 % sudah
1 12.00 5. Mejelaskan tujuan hasil TTV
kegunaan dan prosedur TD : 120/80
1 13.00 teknik napas N : 100X/menit
1 6. Membantu px untuk S : 36
13.10
1 terapi tarik napas RR : 24X/menit
13.20
1 panjang SPO2 : 95 %
13.30
7. Mengatur posisi semi
fowler A : masalah teratasi
8. Melakukan injeksi obat P : intervensi
9. Menganjurkan px dihentikan
istirahat

Anda mungkin juga menyukai