Anda di halaman 1dari 18

B.

Analisa Data

Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds: Infeksi otak Risiko perfusi serebral
1. Ny.D mengatakan tidak efektif
anak belum sadar
2. Ny.D mengatakan
anak demam
3. Batuk berdahak
4. Anak tidak bisa
mengeluarkan
batuknya
Do:
1. GCS 6 (E1V1M4)
2. Badan terasa panas
3. Ekstremitas bawah
kaku
4. Kaku kuduk (+)
5. T:38,10C, RR:37 x/m,
HR: 120x/m, TD
104/67 mmHg
6. Hasil pemeriksaan
Lumbal Pungsi
didapatkan hasil
volume ± 3 cc,
kekeruhan negatif,
warna bening, jumlah
sel 87/mm3 dan
glukosa 10 mg/dl.

Ds: sekresi yang Bersihan jalan nafas


1. Ny. D mengatakan tertahan tidak efektif
anak batuk, tidak bisa
mengelurkan
2. Reflek batuk lemah
dan sesak
Do:
1. Terdapat tarikan
dinding dada
2. Saat auskultasi
terdengar brinkial dan
ronkhi
3. TD: 104/67 mmHg,
RR: 37x/m, T: 38,10C
Ds: Proses infeksi Hipertermi
1. Ny.D mengatakan
anaknya demam
2. Badan An A panas
3. Ny.D mengantakan
panasnya hilang
timbul
Do:
1. Kulit pasien teraba
panas
2. TD: 104/67 mmHg,
RR: 37x/m, T: 38,10C

C. Diagnosa Keperawatan yang muncul

Analisa Data

No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Masalah Dipecahkan Masalah


Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1 Risiko perfusi serebral 14-02-2020
tidak efektif
berhubungan dengan
infeksi otak
2 Bersihan jalan nafas 14-02-2020
tidak efektif
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan
3 Hipertermi berhubungan 14-02-2020
dengan proses infeksi

D. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Risiko perfusi Setelah dilakukan asuhan Manajemen peningkatan
serebral tidak keperawatan diharapkan tekanaan intrakranial
efektif risiko perfusi serebral tidak a. Observasi
berhubungan efektif pada pasien teratasi 1. Identifikasi penyebab
dengan infeksi otak Dengan kriteria hasil: peningkatan TIK (mis
Faktor resiko a. Perfusi cerebral lesi,edema serebral)
1. Penurunan 1. Tingkat kesadaran 2. Monitor tanda/ gejala
kinerja meningkat peningkatan TIK (mis
ventrikel kiri 2. Tekanan tekanan darah
2. Tumor otak intrakranial meningkat, kesadaran
3. Cedera kepala menurun menurun)
4. hipertensi 3. Sakit kepala 3. Monitor MAP (mean
5. Aterosklerosi menurun arterial pressure)
s aorta 4. Gelisah menurun 4. Monitor CPP (cerebral
6. Koagulopati 5. Demam menurun perfusion pressure)
(mis. anemia 6. Nilai rata-rata 5. Monitor status
sel sabit) tekanan darah pernapasan
7. Neoplasma membaik 6. Monitor intake dan
otak 7. Kesadaran output
8. Infark membaik
miokard akut 8. Tekanan darah b. Terapeutik
sistolik membaik 1. minimalkan stimulus
9. Tekanan darah dengan
diastolik membaik menyediakan
10. Reflek saraf lingkungan yang
membaik tenang
2. berikan posisi semi
fowler
3. cegah terjadinya
kejang
4. atur ventilator agar
PaCo2 optimal
5. pertahankan suhu
tubuh normal
2 Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
nafas tidak efektif keperawatan diharapkan a. observasi
berhubungan bersihan jalan nafas pada 1. monitor pola nafas
dengan sekresi pasien teratasi 2. monitor bunyi nafas
yang tertahan Dengan kriteria hasil: tambahan
Gejalan dan a. bersihan jalan 3. monitor sputum
tanda mayor nafas
1. batuk tidak 1. pruduksi sputum b. terapeutik
efektif menurun 1. pertahankan
2. tidak mampu 2. wheezing menurun kepatenan jalan
batuk 3. dispnea menurun nafas dengan
3. mengi, 4. sulit bicara head-tilt dan chin-
wheezing dan/ menurun lift
ronkhi kering 5. sianosis menurun 2. posisikan semi-
6. gelisah menurun fowler atau fowler
Gejala dan tanda 7. frekuensi nafas 3. lakukan
minor: membaik fisioterapi dada,
1. gelisah 8. pola nafas jika perlu
2. sianosis membaik 4. lakukan
3. frekuensi penghisapan
nafas berubah lendir kurang dari
4. pola nafas 15 detik
berubah sulit 5. berikan oksigen,
bicara jika perlu

c. edukasi
1. anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. ajarkan teknik
batuk efektif
d. kolaborasi
1. kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
3 Hipertermi Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipertermia
berhubungan keperawatan diharapkan a. observasi
dengan proses Hipertermi pada pasien 1. identifikasi penyebab
infeksi teratasi hipertermia (mis
Dengan kriteria hasil: dehidrasi, terpapar
a. Thermoregulasi lingkungan panas,
1. Kulit merah penggunaan
menurun incubator)
2. Kejang menurun 2. monitor suhu tubuh
3. Pucat menurun 3. monitor kadar
4. Takikardi menurun elektrolit
5. Takipne menurun 4. monitor haluaran
6. Bradikardi urine
menurun 5. monitor komplikasi
7. Suhu tubuh akibat hipertermia
membaik
b. terapeutik
1. longgarkan atau
lepaskan pakaian
2. sediakan lingkungan
yang dingin
3. basahi dan kipasi
permukaan tubuh
4. berikan cairan oral
5. ganti linen setiap hari
6. lakukan pendinginan
eksternal (mis selimut
hipotermi atau
kompres dingin pada
dahi,leher,
dada,abdomen, aksila)
7. hindari pemberian
antipiretik atau aspirin

c. edukasi
1. anjurkan tirah baring

2. kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intavena, jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Hari/ Diagnose Implementasi Evaluasi Keperawatan Paraf
Tanggal Keperawatan
Jumat/ 14 Risiko perfusi 1. mengukur dan S:
februari serebral tidak memonitor tanda 1. Ny.D mengatakan
2020 efektif vital T:38,10C, anak belum sadar
berhubungan RR:37 x/m, HR: 2. Ny.D mengatakan
dengan infeksi 120x/m, TD anak demam
otak 104/67 mmHg 3. Batuk berdahak
2. mengatur posisi 4. Anak tidak bisa
kepala 300 arah mengeluarkan
kebelakang batuknya
3. memberikan O2 O:
binasal kanul 2 1. GCS 6 (E1V1M4)
liter/i 2. Badan terasa
4. memonitor panas
alirannya 3. Ekstremitas
5. menghitung dan bawah kaku
mencatat jumlah 4. Kaku kuduk (+)
masukan dan 5. T:38,10C, RR:37
pengeluaran x/m, HR: 120x/m,
(NGT, cairan TD 104/67
infus, BAB dan mmHg
BAK) 6. Pasien tampak
6. memberikan sesak
terapi obat 7. Hasil
Isoniazid 1x75 pemeriksaan
mg, Rifompisin Lumbal Pungsi
1x125 mg, didapatkan hasil
pirazinamid volume ± 3 cc,
1x200 mg, kekeruhan
Etambutol 1x150 negatif, warna
mg, Vit B6 1x10 bening, jumlah
mg sel 87/mm3 dan
glukosa 10 mg/dl
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
1. mengukur dan
memonitor TTV
2. mengatur posisi
kepala 300 arah
kebelakang
3. memberikan O2
binasal kanul 2
liter/i
4. memonitor
alirannya
5. menghitung dan
mencatat jumlah
masukan dan
pengeluaran (NGT,
cairan infus, BAB
dan BAK)
6. memberikan terapi
obat Isoniazid 1x75
mg, Rifompisin
1x125 mg,
pirazinamid 1x200
mg, Etambutol
1x150 mg, Vit B6
1x10 mg
Bersihan jalan 1. melakukan S:
nafas tidak suction 1. Ny. D
efektif 2. memonitor aliran mengatakan anak
O2
berhubungan batuk, tidak bisa
3. memperhatikan
dengan sekresi gerakan dada saat mengelurkan
yang tertahan inspirasi- 2. Reflek batuk
ekspirasi RR: lemah dan sesak
37x/m O:
4. mengauskultasi 1. Terdapat tarikan
suara nafas dan dinding dada
mencatat adanya
2. Saat auskultasi
suara tambahan
5. memberikan terdengar brinkial
terapi obat dan ronkhi
Isoniazid 1x75 3. TD: 104/67
mg, Rifompisin mmHg, RR:
1x125 mg 37x/m, T: 38,10C
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilajutkan
1. melakukan suction
2. memperhatikan
gerakan dada saat
inspirasi- ekspirasi
3. mengauskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
4. memonitor aliran
oksigen
Isoniazid 1x75 mg,
Rifompisin 1x125
mg
Hipertermi 1. monitor suhu S:
berhubungan dan TTV 1. Ny.D mengatakan
dengan proses lainnya anaknya demam
infeksi T:38,10C, 2. Badan An A
RR:37 x/m, HR: panas
120x/m, TD
104/67 mmHg, 3. Ny.D
2.Monitor warna mengantakan
kulit panasnya hilang
3.Mandikan timbul
pasien dengan
spon hangat O:
dengan hati-hati 1. Kulit pasien
4.Memberikan teraba panas
pengobatan 2. TD: 104/67
yang mengatasi mmHg, RR:
demam
37x/m, T: 38,10C,
paracetamol
4x80mg berikan
5. Melakukan 3. paracetamol
kompres panas 4x80mg
pasien di lipatan A: masalah belum teratasi
paha dan aksila P: intervensi dilanjutkan
1. monitor suhu dan
TTV lainnya
2. Monitor warna kulit
3. Mandikan pasien
dengan spon hangat
dengan hati-hati
4. Memberikan
pengobatan yang
mengatasi demam
5. Melakukan kompres
panas pasien di
lipatan paha dan
aksila
Sabtu/15 Risiko perfusi 1. mengukur dan S:
Februari serebral tidak memonitor 1. Ny.D mengatakan
2020 efektif tanda vital anak belum sadar
berhubungan T:390C, RR:30 2. Ny.D mengatakan
dengan infeksi
otak x/m, HR: 110 anak demam
x/m, TD 3. Batuk berdahak
100/70 mmHg 4. Anak tidak bisa
2. mengatur posisi mengeluarkan
kepala 30 arah
0
batuknya
kebelakang O:
3. memberikan 1. GCS 6 (E1V1M4)
O2 binasal 2. Badan terasa
kanul 2 liter/i panas
3. Ekstremitas
4. memonitor
bawah kaku
alirannya 4. Kaku kuduk (+)
5. menghitung 5. T:390C, RR:30
dan mencatat x/m, HR: 110
jumlah x/m, TD 100/70
mmHg
masukan dan
6. Pasien tampak
pengeluaran sesak
(NGT, cairan 7. Hasil
infus, BAB dan pemeriksaan
BAK) Lumbal Pungsi
6. memberikan didapatkan hasil
terapi obat volume ± 3 cc,
kekeruhan
Isoniazid 1x75
negatif, warna
mg, Rifompisin bening, jumlah
1x125 mg, sel 87/mm3 dan
pirazinamid glukosa 10 mg/dl
1x200 mg, A: masalah belum teratasi
Etambutol P: intervensi dilanjutkan
1x150 mg, Vit 1. mengukur dan
B6 1x10 mg memonitor TTV
2. mengatur posisi
kepala 300 arah
kebelakang
3. memberikan O2
binasal kanul 2
liter/i
4. memonitor
alirannya
5. menghitung dan
mencatat jumlah
masukan dan
pengeluaran
(NGT, cairan
infus, BAB dan
BAK)
6. memberikan
terapi obat
Isoniazid 1x75
mg, Rifompisin
1x125 mg,
pirazinamid
1x200 mg,
Etambutol 1x150
mg, Vit B6 1x10
mg
Bersihan jalan 1. memperhatikan S:
nafas tidak gerakan dada 1. Ny. D
efektif saat inspirasi- mengatakan anak
berhubungan ekspirasi RR: batuk, tidak bisa
dengan sekresi 37x/m mengelurkan
yang tertahan 2. mengauskultasi 2. Reflek batuk
suara nafas dan lemah dan sesak
mencatat O:
adanya suara 1. Secret dijalan
tambahan nafas masih ada
3. memonitor 2. Terdapat tarikan
aliran oksigen dinding dada
4. memberikan 3. Saat auskultasi
terapi obat terdengar brinkial
Isoniazid 1x75 dan ronkhi
mg, Rifompisin 4. T:390C, RR:30
1x125 mg x/m, HR: 110
x/m, TD 100/70
mmHg
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilajutkan
1. memperhatikan
gerakan dada saat
inspirasi-
ekspirasi
2. mengauskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
3. memonitor aliran
oksigen
4. Isoniazid 1x75
mg, Rifompisin
1x125 mg
Hipertermi 1.monitor suhu S:
berhubungan dan TTV 1. Ny D mengatakan
dengan proses lainnya anaknya masih
infeksi T:390C, RR:30 demam
x/m, HR: 110
x/m, TD 100/70 2. Demamnya masih
mmHg naik turun
2.Monitor warna O:
kulit 1. Badan teraba
3.Mandikan panas
pasien dengan 2. T:390C, RR:30
spon hangat
x/m, HR: 110
dengan hati-hati
4.Memberikan x/m, TD 100/70
pengobatan mmHg
yang mengatasi 3. Berikan
demam paracetamol 4x80
paracetamol mg
4x80mg A: masalah belum teratasi
5.Melakukan
P: intervensi dilanjutkan
kompres panas
pasien di lipatan 1. monitor suhu dan
paha dan aksila TTV lainnya
2. Monitor warna kulit
3. Mandikan pasien
dengan spon hangat
dengan hati-hati
4. Memberikan
pengobatan yang
mengatasi demam
5. Melakukan kompres
panas pasien di
lipatan paha dan
aksila
Minggu/ Risiko perfusi 1. mengukur dan S:
16 serebral tidak memonitor 1. Ny.D mengatakan
februari efektif tanda vital c anaknya demam
2020 berhubungan 2. batuk berdahak
2. mengatur posisi
dengan infeksi 3. reflek batuk lemah
otak kepala 300 arah
kebelakang O:
3. memberikan 1. GCS 6 (E1V1M4)
O2 binasal 2. Ekstremitas bawah
kanul 2 liter/i kaku
4. memonitor 3. Badan terasa panas
alirannya 4. Kaku kuduk (+)
5. menghitung 5. T:390C, RR:35 x/m,
dan mencatat HR: 100 x/m, TD
jumlah 111/70 mmHg
masukan dan 6. Pasien tampak sesak
pengeluaran 7. Hasil pemeriksaan
(NGT, cairan Lumbal Pungsi
infus, BAB dan didapatkan hasil
BAK) volume ± 3 cc,
6. memberikan kekeruhan negatif,
terapi obat warna bening,
Isoniazid 1x75 jumlah sel 87/mm3
mg, Rifompisin dan glukosa 10
1x125 mg, mg/dl
pirazinamid A: masalah belum teratasi
1x200 mg, P: intervensi dilanjutkan
Etambutol 1. mengukur dan
1x150 mg, Vit memonitor TTV
B6 1x10 mg 2. mengatur posisi
kepala 300 arah
kebelakang
3. memberikan O2
binasal kanul 2
liter/i
4. memonitor
alirannya
5. menghitung dan
mencatat jumlah
masukan dan
pengeluaran (NGT,
cairan infus, BAB
dan BAK)
6. memberikan terapi
obat Isoniazid 1x75
mg, Rifompisin
1x125 mg,
pirazinamid 1x200
mg, Etambutol
1x150 mg, Vit B6
1x10 mg
Bersihan jalan 1. melakukan S:
nafas tidak suction 1. Keluarga
efektif 2. memonitor mengatakan anak
berhubungan aliran O2 batuk, tidak bisa
dengan sekresi 3. memperhatikan mengelurkan
yang tertahan gerakan dada 2. Reflek batuk
saat inspirasi- lemah dan sesak
ekspirasi RR: O:
35x/m 1. Secret dijalan
4. mengauskultasi nafas masih ada
suara nafas dan 2. Terdapat tarikan
mencatat dinding dada
adanya suara 3. Saat auskultasi
tambahan terdengar brinkial
5. memberikan dan ronkhi
terapi obat 4. T:390C, RR:35
Isoniazid 1x75 x/m, HR: 100 x/m,
mg, Rifompisin TD 111/70 mmHg
1x125 mg A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilajutkan
1. melakukan suction
2. memonitor aliran
oksigen
3. memperhatikan
gerakan dada saat
inspirasi- ekspirasi
4. mengauskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
5. Isoniazid 1x75 mg,
Rifompisin 1x125
mg
Hipertermi 1. monitor suhu S:
berhubungan dan TTV 1. Ny.D mengatakan
dengan proses lainnya anaknya demam
infeksi T:390C, RR:35 2. Demamnya masih
x/m, HR: 100 naik turun
x/m, TD O:
111/70 mmHg, 1. T:390C, RR:35
2. Monitor warna x/m, HR: 100
kulit x/m, TD 111/70
3. Mandikan mmHg
pasien dengan 2. Badan anak
spon hangat teraba panas
dengan hati- 3. Berikan
hati paracetamol 4x80
4. Memberikan mg
pengobatan A: masalah belum teratasi
yang mengatasi P: intervensi dilanjutkan
demam 1. monitor suhu dan
paracetamol TTV lainnya
4x80mg 2. Monitor warna
5. Melakukan kulit
kompres panas 3. Mandikan pasien
pasien di dengan spon
lipatan paha hangat dengan
dan aksila hati-hati
4. Memberikan
pengobatan yang
mengatasi demam
5. Melakukan
kompres panas
pasien di lipatan
paha dan aksila
Senin/17 Risiko perfusi 1. mengatur posisi S:
Februari serebral tidak kepala 300 arah 1. Ny.D mengatakan
2020 efektif kebelakang anak demam
berhubungan 2. mengukur dan 2. Batuk berdahak
3. Anak tidak bisa
dengan infeksi memonitor
mengeluarkan
otak tanda vital batuknya
T:380C, RR:30 O:
x/m, HR: 1. GCS 6 (E1V1M4)
110x/m, TD 2. Ekstremitas bawah
98/60 mmHg kaku
3. memberikan 3. T:380C, RR:30
O2 binasal x/m, HR: 110x/m,
kanul 2 liter/i TD 98/60 mmHg
4. memonitor 4. Terpasang O2 2
alirannya liter/I dan lancar
5. menghitung 5. Hasil pemeriksaan
dan mencatat Lumbal Pungsi
jumlah didapatkan hasil
masukan dan volume ± 3 cc,
pengeluaran kekeruhan negatif,
(NGT, cairan warna bening,
infus, BAB dan jumlah sel 87/mm3
BAK) dan glukosa 10
6. memberikan mg/dl
terapi obat A: masalah teratasi
Isoniazid 1x75 sebagian
mg, Rifompisin P: intervensi dilanjutkan
1x125 mg, 1. mengukur dan
pirazinamid memonitor TTV
1x200 mg, 2. mengatur posisi
Etambutol kepala 300 arah
1x150 mg, Vit kebelakang
B6 1x10 mg 3. memberikan O2
binasal kanul 2
liter/i
4. memonitor
alirannya
5. menghitung dan
mencatat jumlah
masukan dan
pengeluaran
(NGT, cairan
infus, BAB dan
BAK)
6. memberikan terapi
obat Isoniazid
1x75 mg,
Rifompisin 1x125
mg, pirazinamid
1x200 mg,
Etambutol 1x150
mg, Vit B6 1x10
mg
Bersihan jalan 1. memonitor S:
nafas tidak aliran O2 1. Ny. D mengatakan
efektif 2. memperhatikan anak masih batuk,
gerakan dada tidak bisa
berhubungan
saat inspirasi- mengelurkan
dengan sekresi ekspirasi RR: 2. Reflek batuk lemah
yang tertahan 30x/m dan sesak
3. mengauskultasi O:
suara nafas dan 1. Sudah dilakukan
mencatat suction dan secret
adanya suara sudah berkurang
tambahan 2. Terdapat tarikan
4. memberikan
dinding dada
terapi obat
Isoniazid 1x75 3. Saat auskultasi
mg, Rifompisin terdengar brinkial
1x125 mg dan ronkhi
4. T:380C, RR:30 x/m,
HR: 110x/m, TD
98/60 mmHg
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilajutkan
1. melakukan suction
2. memperhatikan
gerakan dada saat
inspirasi- ekspirasi
3. mengauskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
4. memonitor aliran
oksigen
Isoniazid 1x75 mg,
Rifompisin 1x125
mg
Hipertermi 1. monitor suhu S:
berhubungan dan TTV 1. Ny.D mengatakan
dengan proses lainnya anaknya masih
infeksi T:380C, RR:30 demam
x/m, HR: 2. Badan An A panas
110x/m, TD 3. Ny.D
98/60 mmHg mengantakan
panasnya hilang
2. Monitor warna
timbul
kulit
O:
3. Mandikan
1. Kulit pasien
pasien dengan
spon hangat teraba panas
dengan hati- 2. T:380C, RR:30
hati x/m, HR:
4. Memberikan 110x/m, TD
pengobatan 98/60 mmHg
yang mengatasi 3. berikan
demam
paracetamol paracetamol
4x80mg 4x80mg
5. Melakukan A: masalah belum teratasi
kompres panas P: intervensi dilanjutkan
pasien di 1. monitor suhu dan
lipatan paha TTV lainnya
dan aksila 2. Monitor warna
kulit
3. Memberikan
pengobatan yang
mengatasi
demam
4. Melakukan
kompres panas
pasien di lipatan
paha dan aksila
Selasa/ Risiko perfusi 1. mengatur posisi S:
18 serebral tidak kepala 300 arah 1. Ny.D mengatakan
februari efektif kebelakang anak demamnya
2020 berhubungan
2. mengukur dan sudah turun
dengan infeksi
otak memonitor 2. Batuk berdahak
tanda vital 3. Anak tidak bisa
T:370C, RR:28 mengeluarkan
x/m, HR: batuknya
120x/m, TD 4. Mata sudah mulai
100/80 mmHg terbuka
3. memberikan O:
O2 binasal 1. GCS 6 (E1V1M4)
kanul 2 liter/i 2. Badan tidak terasa
4. memonitor panas lagi
3. Ekstremitas bawah
alirannya
kaku
5. menghitung
4. Posisi kepala
dan mencatat
ditinggikan 300
jumlah
5. T:370C, RR:28 x/m,
masukan dan
HR: 120x/m, TD
pengeluaran
100/80 mmHg
(NGT, cairan
6. Terpasang O2 2
infus, BAB dan
liter/I dan lancar
BAK)
7. Hasil pemeriksaan
6. memberikan
Lumbal Pungsi
terapi obat
didapatkan hasil
Isoniazid 1x75
volume ± 3 cc,
mg, Rifompisin
kekeruhan negatif,
1x125 mg,
warna bening,
pirazinamid
jumlah sel 87/mm3
1x200 mg,
dan glukosa 10
Etambutol
mg/dl
1x150 mg, Vit
A: masalah teratasi
B6 1x10 mg
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
1. mengukur dan
memonitor TTV
2. mengatur posisi
kepala 300 arah
kebelakang
3. memberikan O2
binasal kanul 2
liter/i
4. memonitor
alirannya
5. menghitung dan
mencatat jumlah
masukan dan
pengeluaran (NGT,
cairan infus, BAB
dan BAK)
6. memberikan terapi
obat Isoniazid 1x75
mg, Rifompisin
1x125 mg,
pirazinamid 1x200
mg, Etambutol
1x150 mg, Vit B6
1x10 mg
Bersihan jalan 1. memonitor S:
nafas tidak aliran O2 1. Ny. D mengatakan
efektif 2. memperhatikan anak batuk, tidak
berhubungan gerakan dada bisa mengelurkan
dengan sekresi saat inspirasi-
yang tertahan ekspirasi 2. Reflek batuk lemah
3. mengauskultasi dan sesak
suara nafas dan O:
mencatat 1. Secret masih ada
adanya suara tetapi sudah tidak
tambahan banyak lagi
4. memberikan
2. Terdapat tarikan
terapi obat
Isoniazid 1x75 dinding dada
mg, Rifompisin 3. Saat auskultasi
1x125 mg terdengar brinkial
dan ronkhi
4. T:370C, RR:28 x/m,
HR: 120x/m, TD
100/80 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilajutkan
1. melakukan suction
2. memperhatikan
gerakan dada saat
inspirasi- ekspirasi
3. mengauskultasi
suara nafas dan
mencatat adanya
suara tambahan
4. memonitor aliran
oksigen
Isoniazid 1x75 mg,
Rifompisin 1x125
mg
Hipertermi 1. monitor suhu S:
berhubungan dan TTV 1. Ny.D mengatakan
dengan proses lainnya T:370C, demam anaknya
RR:28 x/m,
infeksi sudah turun
HR: 120x/m,
TD 100/80 2. Badan An A tidak
mmHg panas
2. Monitor warna
kulit O:
3. Mandikan 1. Badan anak tidak
pasien dengan panas lagi
spon hangat 2. T:370C, RR:28
dengan hati- x/m, HR: 120x/m,
hati TD 100/80 mmHg
4. Memberikan A: masalah teratasi
pengobatan
P: intervensi dilanjutkan
yang mengatasi
demam, 1. Monitor suhu
anjurkan
minum air
putih banyak
5. Melakukan
kompres panas
pasien di
lipatan paha
dan aksila

Anda mungkin juga menyukai