DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. BINTANG AL HARITS (P07120421006)
2. FEBRIANTI MEGA KUSUMA (P07120421010)
3. IHTISYAMUDDIN (P07120421017)
4. JULIANI (P07120421018)
5. LISA MAULIA SAFITRI (P07120421024)
6. NADIA FITRAH ARIANI (P07120421030)
7. SAIDATUL FITRIANI (P07120421037)
Marilah sama-sama kita panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah swt yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya. Sholawat serta salam juga sama-sama kita
hantarkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad saw yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Untuk kali ini kami membuat makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN POLA
NAFAS TIDAK EFEKTIF & DEFISIT PENGETAHUAN” untuk memenuhi tugas mata
kuliah KMB I (Keperawatan Medikal Bedah I).
Kami menyadari betul bahwa dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang kontruksif sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah yang sederhana ini
mampu memberikan manfaat yang besar untuk kita semua. Aamiin
Kelompok 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau
kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan
pasien.
b. Keluhan Utama
Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak nafas,
rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan
terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda -tanda seperti
batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun dan
sebagainya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru,
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan
lain sebagainya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru skunder
terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura
Definisi : Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab :
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram (EEG) positif, cedera kepala,
ganguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
1.Dispnea 1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3.Pola napas abnormal (mis. takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes)
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Ortopnea 1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3.Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan menurut buku SIKI
Pola nafas tidak efektif
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola
nafas membaik.
Luaran utama : pola
nafa Luaran tambahan :
a) Berat badan
b) Keseimbangan asam-basa
c) Konservasi energi
d) Status neurologis
e) Tingkat ansietas
f) Tingkat keletihan
g) Tingkat nyeri
Kriteria hasil :
a) Dispnea menurun
b) Penggunaan otot bantu nafas menurun
c) Pemanjangan fase ekspirasi menurun
d) Otopnea menurun
e) Pernapasan pursed-lip menurun
f) Frekuensi nafas membaik
g) Kedalaman nafas membaik
h) Ekskursi dada membaik
i) Ventilasi semenit membaik
j) Kapasitas vital membaik
k) Diameter thorax anterior-posterior membaik
l) Tekanan ekspirasi membaik
m) Tekanan inspirasi membaik
Intervensi keperawatan
Intervensi utama
Manajemen jalan nafas Pemantauan respirasi
Intervensi pendukung
1. Dukungan emosional 1. Pemberian obat inhalasi
2. Dukungan kepatuhan program 2. Pemberian obat interpleura
pengobatan 3. Pemberian obat intradermal
3. Dukungan ventilasi 4. Pemberian obat intravena
4. Edukasi pengukuran respirasi 5. Pemberian obat oral
5. Konsultasi via telepon 6. Pencegahan aspirasi
6. Manajemen energi 7. Pengaturan posisi
7. Manajemen jalan nafas buatan 8. Perawatan selang dada
8. Manajemen medikasi 9. Perawatan trakheostomi
9. Manajemen ventilasi mekanik 10. Reduksi ansietas
10. Pemantauan neurologis 11. Stabilisasi jalan nafas
11. Pemberian analgesik 12. Terapi relaksasi otot progresif
12. Pemberian obat
Intervensi utama
1.Manajemen jalan nafas
Definisi : mengientifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
Tindakan :
Observasi
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma sevikal)
b. Posisikan semi-fowler atau fowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakea
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
h. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml perhari, jika tidak kontraindikasi
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2. Pemantauan respirasi
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan napas
dan keefektifan pertukaran gas.
Tindakan :
Observasi
a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnes, hiperventilael, Kussmaul, Cheyne-
Stokes Biot ataksik)
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi pendukung
1.Dukungan ventilasi
Definisi : Memfasilitasi dalam mempertahankan pernapasan spontan untuk memaksimalkan
pertukaran gas di paru-paru.
Tindakan :
Observasi
a. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
b. Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
c. Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan olot bantu napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik
a. Partahankan kepatenan jalan napas
b. Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
c. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
d. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul, masker wajah, masker
rebreathing atau non rebreathing)
e. Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
a. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
b. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
c. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
4. Pencegahan Aspirasi
Definisi : Mengidentifikasi dan mengurangi niko masuknya partikel makanan/cairan ke
dalam paru-paru
Tindakan :
Observasi
a. Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan
b. Monitor status pernapasan
c. Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
d. Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
e. Periksa kepatenan selang nasogastrik sebelum memberi asupan oral
Terapeutik
a. Posisikan semi Fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
b. Pertahankan posisi semi Fowler (30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
c. Pertahankan kepatenan jalan napas (mis, teknik head tilt chin lift, jaw thrust, in line)
d. Pertahankan pengembangan balon endotracheal tube (ETT)
e. Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret meningkat
f. Sediakan suction di ruangan
g. Hindari memberi makan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak
h. Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
i. Berikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi
a. Anjurkan makan secara perlahan
b. Ajarkan strategi mencegah aspirasi
c. Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu
Defisit pengetahuan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
tingkat pengetahuan meningkat.
Luaran utama : tingkat
pengetahuan Luaran tambahan :
a) Memori
b) Motivasi
c) Proses informasi
d) Tingkat agitasi
e) Tingkat
kepatuhan
Kriteria hasil :
a) Perilaku sesuai anjuran meningkat
b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
d) Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik
meningkat
e) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
f) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
g) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
h) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
i) Prilaku
membaik Intervensi
Keperawatan
Intervensi utama
Edukasi kesehatan
Intervensi pendukung Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
Bimbingan Sistem Kesehatan Edukasi Pengukuran Respirasi
Edukasi Aktivitas/Istirahat Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh
Edukasi Berat Badan Efektif Edukasi Pengukuran Tekanan Darah
Edukasi Berhenti Merokok Edukasi Pola Perilaku Kebersihan
Edukasi Efek Samping Obat Edukasi Program Pengobatan
Edukasi Fisioterapi Dada Edukasi Prosedur Tindakan
Edukasi Hemodialisis Edukasi Proses Penyakit Edukasi
Edukasi Rehabilitasi Jantung
Intervensi utama
Edukasi kesehatan
Tindakan :
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menurunkan motivasi prilaku hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Intervensi pendukung
1. Edukasi aktivitas/istirahat
Definisi : Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat.
Tindakan :
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
b. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik / olahraga secara rutin
b. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas
c. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
d. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
e. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
2. Edukasi Berhenti Merokok
Definisi : Memberikan informasi terkait dampak merokok dan upaya untuk berhenti
merokok.
Tindakan :
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media edukasi
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan gejala fialk penarikan nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual, dan insomnia)
b. Jelaskan gejala berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk, tenggorokan gatal)
c. Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
d. Informasikan produk pengganti nikotin (mis. permen karet, semprotan hidung,
inhaler)
e. Ajarkan cara berhenti merokok
Kurang
pengetahuan
Tindakan :
Mandiri
1. Kaji patologi masalah individu
Rasional : Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan Mem berikan
pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan pentingnya intervensi
terapeutik
2. Identifikasi kemungkinan kambuh/komplikasi jangka panjang
Rasional : Penyakit paru yang ada seperti PPOM berat dan keganasan dapat
meningkatkan insiden kambuh Selain itu pasien sehat yang menderita pneumotorak
spontan, insiden kam buh 10%-50%. Orang yang mempunyai episode spontan kedua
berisiko tinggi untuk insiden ketiga (60%)
3. Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat, contoh nyeri dada
tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut
Rasional : Berulangnya pneumotorak/hemotorak memerlukan inter vensi medik untuk
mencegah/menurunkan potensial komplikasi
4. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, contoh nutrisi baik, istirahat, latihan
Rasional : Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat
mencegah kekambuhan.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Intervensi utama
1.Manajemen jalan nafas
Tindakan :
Observasi
a. Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
b. Memonitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
c. Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma sevikal)
b. Memposisikan semi-fowler atau fowler
c. Memberikan minum hangat
d. Melakukan fisioterapi dada jika perlu
e. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f. Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakea
g. Mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
h. Memberikan oksigen jika perlu
Edukasi
a. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml perhari, jika tidak kontraindikasi
b. Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2. Pemantauan
respirasi Tindakan :
Observasi
a. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
b. Memonitor pola napas (seperti bradipnea, takipnes, hiperventilael, Kussmaul,
Cheyne-Stokes Biot ataksik)
c. Memonitor kemampuan batuk efektif
d. Memonitor adanya produksi sputum
e. Memonitor adanya sumbatan jalan napas
f. Melakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Melakukan auskultasi bunyi napas
h. Memonitor saturasi oksigen
i. Memonitor nilai AGD
j. Memonitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Melakukan alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
b. Mendokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Intervensi pendukung
1.Dukungan ventilasi
Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
b. Mengidentifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
c. Memonitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan olot bantu napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik
a. Mempartahankan kepatenan jalan napas
b. Memberikan posisi semi Fowler atau Fowler
c. Memfasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
d. Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul, masker wajah, masker
rebreathing atau non rebreathing)
e. Menggunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
a. Mengajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
b. Mengajarkan mengubah posisi secara mandiri
c. Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Melakukan kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
2. Edukasi Pengukuran
Respirasi Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya
d. Mendokumentasikan hasil pengukuran respirasi
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
b. Mengajarkan cara menghitung respirasi dengan mengamati naik turunnya dada saat
bernapas
c. Mengajarkan cara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2 atau
hitung selama 60 detik jika respirasi tidak teratur.
3. Pemberian obat
interpleura Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
b. Memverifikasi order obat sesuai dengan indikasi
c. Memeriksa tanggal kedaluwarsa obat
d. Memonitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
e. Memonitor efek terapeutik obat
f. Memonitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik
a. Melakukan prinsip onam benar (pasion, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
b. Memastikan ketepatan posisi kateter intrapleura dengan x-ray, jika perlu
c. Melakukan aspirasi cairan Intrapleura sebelum pemberian obat
d. Memeriksa tidak adanya darah balik sebelum pemberian obat Tunda pemberian obat
jika terdapat >2 cc cairan balik saat pengecekan kateter
e. Menyediakan obat secara aseptik
f. Memberikan obat melalui kateter intrapleura secara intermitten atau kontinu, sesuai
kebutuhan
g. Menyambungkan kateter intrapleura dengan mesin pompa, jika perlu
Edukasi
a. Menjelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
b. Menjelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
4. Pencegahan Aspirasi
Tindakan :
Observasi
a. Memonitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan
b. Memonitor status pernapasan
c. Memonitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
d. Memeriksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
e. Memeriksa kepatenan selang nasogastrik sebelum memberi asupan oral
Terapeutik
a. Memposisikan semi Fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
b. Mempertahankan posisi semi Fowler (30-45 derajat) pada pasien tidak sadar
c. Mempertahankan kepatenan jalan napas (mis, teknik head tilt chin lift, jaw thrust, in
line)
d. Mempertahankan pengembangan balon endotracheal tube (ETT)
e. Melakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret meningkat
f. Menyediakan suction di ruangan
g. Menghindari memberi makan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak
h. Memberikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
i. Memberikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi
a. Menganjurkan makan secara perlahan
b. Mengajarkan strategi mencegah aspirasi
c. Mengajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu
Defisit
pengetahuan Intervensi
utama
Edukasi kesehatan
Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menurunkan motivasi prilaku hidup bersih
dan sehat
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Intervensi pendukung
1. Edukasi aktivitas/istirahat
. Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
b. Menjadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
a. Menjelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik / olahraga secara rutin
b. Menganjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas
c. Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
d. Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak napas
saat aktivitas)
e. Mengajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
2. Edukasi Berhenti
Merokok Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media edukasi
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi
a. Menjelaskan gejala fialk penarikan nikotin (mis. sakit kepala, pusing, mual, dan
insomnia)
b. Menjelaskan gejala berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk, tenggorokan gatal)
c. Menjelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
d. Menginformasikan produk pengganti nikotin (mis. permen karet, semprotan hidung,
inhaler)
e. Mengajarkan cara berhenti merokok
3. Edukasi Pengukuran
Respirasi Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya hasil pengukuran respirasi
d. Mendokumentasikan hasil pengukuran respirasi
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
b. Mengajarkan cara menghitung respirasi dengan mengamati naik turunnya dada saat
bernapas
c. Mengajarkan cara menghitung respirasi selama 30 detik dan kalikan dengan 2 atau
hitung selama 60 detik jika respirasi tidak teratur
4. Edukasi rehabilitasi
jantung Tindakan :
Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
a. Menyediakan matari dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenal akses layanan darurat yang tersedia
di komunitas, jika perlu
b. Menganjurkan mempertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
c. Menganjurkan pasion dan keluarga mengikuti seluruh rangkalan program rehabilitasi
d. Mengajarkan memonitor toleransi aktivitas
e. Mengajarkan pasien dan keluarga modifikasi faktor risiko jantung (mis, penghentian
merokok, diet, dan olahraga), jika perlu
f. Mengajarkan cara mengatasi nyeri dada (mis. minum nitrogliserin sublingual setiap 5
menit tiga kali dan panggil pertolongan darurat jika nyeri dada tidak berkurang)
g. Mengajarkan teknik latihan (mis, pemanasan, daya tahan tubuh, dan pendinginan),
jika perlu
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan.
Yang harus di evaluasi :
Pola nafas tidak efektif
a. Dispnea menurun
b. Penggunaan otot bantu nafas menurun
c. Pemanjangan fase ekspirasi menurun
d. Otopnea menurun
e. Pernapasan pursed-lip menurun
f. Frekuensi nafas membaik
g. Kedalaman nafas membaik
h. Ekskursi dada membaik
i. Ventilasi semenit membaik
j. Kapasitas vital membaik
k. Diameter thorax anterior-posterior membaik
l. Tekanan ekspirasi membaik
m. Tekanan inspirasi membaik
Defisit pengetahuan
a. Perilaku sesuai anjuran meningkat
b. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
d. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik
meningkat
e. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
f. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
g. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
h. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
i. Prilaku membaik
DAFTAR PUSTAKA