Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN POLA NAPAS


Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas makalah Kebutuhan Dasar 1

Oleh:

Khofifah Indah P. (201804032)


Nita Rizqi Anggraeni (201804030)
Anita Vivi Lestari (201804033)

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019
Kata Pengantar

Segala puja hanya milik Allah SWT, berkat limpahan dan rahmat-Nya kami

selaku penyusun mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Gangguan Pola Napas” sesuai waktu yang direncanakan. Atas

dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam menyusun makalah ini, maka

penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rudi Hariyono, S.Kep.Ns.M.Kes Selaku dosen pengajar yang telah

membimbing kami.

2. Teman-teman, yang telah memberikan dukungan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri

maupun pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang

lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para

mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Pengusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk

menyempurnakan makalah ini.

Mojokerto, 5 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................iii

I. BAB 1 TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian Gangguan Pola Napas.......................................................1

1.2 Etiologi Gangguan Pola Napas...........................................................1

1.3 Frekuensi Pernapasan.........................................................................1

1.4 Perubahan Pola Napas........................................................................2

1.5 Gejala dan Tanda Mayor ...................................................................2

1.6 Gejala dan Tanda Minor ....................................................................2

1.7 Batasan Karakteristik Gangguan Pola Napas.....................................3

1.8 Faktor Berhubungan Dengan Gangguan Pola Napas.........................3

1.9 Patofisiologi Gangguan Pola Napas ..................................................4

II. BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengakajian.........................................................................................6

2.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................6

2.3 Intervensi............................................................................................6

III. PENUTUP

3.1 Simpulan.............................................................................................8

3.2 Daftar Pustaka.....................................................................................9

iii
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian Gangguan Pola Napas


Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang
tidak memberikan ventilasi adekuat. [ CITATION DPP16 \l 1057 ]
1.2 Etiologi Gangguan Pola Napas
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (misal nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (misal EEG positif, cedera kepala, gangguan
kejang)
7. Imanuritas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 keatas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmokologis
15. Kecemasan [ CITATION DPP16 \l 1057 ]
1.3 Frekuensi Pernafasan Normal
Usia Rentang Normal Rata-rata Normal
(kali/menit) (kali/menit)
Bayi baru lahir 30-50 40
1 tahun 20-40 30
3 tahun 20-30 25
6 tahun 16-22 19
14 tahun 14-20 17
Dewasa 12-20 18

1.4 Perubahan Pola Napas


1. Eupnea : pernafasan normal sesuai usia

1
2. Bradipnea : frekuensi pernafasan < 10 kali/menit
3. Hipoventilasi : ditandai dengan pernafasan yang dangkal, ireguler, dan
lambat
4. Takipnea : frekuensi pernafasan > 24 kali/menit
5. Hiperventilasi : ditandai oleh pernafasan yang dalam dan cepat.
6. Dispnea : kesulitan bernafas yang ditandai oleh pernafasan otot
bantu nafas (di dada dan leher), biasanya dengan keluhan nafas pendek
7. Apnea : kondisi henti nafas (ketidakmampuan bernafas sama
sekali)
8. Ortopnea : kondisi dimana seseorang bisa bernafas dengan mudah
dalam posisi tegak. [ CITATION Rak14 \l 1057 ]
1.5 Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif
- dispnea
2. Objektif
- Penggunaan otot bantu pernafasan
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola nafas abnormal (misal : takipnea bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes)
1.6 Gejalan dan Tanda Minor
1) Subjektif
- Ortopnea
2) Objektif
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskurasi dada berubah
1.7 Batasan Karakteristik Gangguan Pola Napas
Yang meliputi : [CITATION MWi16 \l 1057 ]
1. Subjektif

2
Dispnea
2. Objektif
- Perubahan ekskursi dada
- Bradipnea
- Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi
1.8 Faktor Yang Berhubungan Gangguan Pola Napas
Menurut [CITATION MWi16 \l 1057 ]
1. Ansietas
2. Cedera medula spinalis
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang
5. Disfungsi neuromuskular
6. Gangguan muskuloskeletal
7. Gangguan neurologis
8. Hiperventilasi
9. Imaturasi neurologis
10. Keletihan
11. Keletihan otot pernapasan
12. Nyeri
13. Obesitas
14. Sindrom hipoventilasi
Menurut [ CITATION Mub15 \l 1057 ] ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan :
a. Sekret yang berlebihan dan kental, sekunder akibat
(infeksi,inflamasi,alergi,merokok,penyakit jantung, atau paru-paru)
b. Imobilitas, batuk tak efektif.
c. Efek trakeostomi (perubahan sekret)
d. Terpajan udara dingin, menangis, alergen, merokok.
1.9 Patofisiologi Gangguan Pola Napas
Patofisologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada
organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan, dan
akibat. Penyakit adalah suatu kondisi abnormal yang menyebabkan hilangnya
kondisi normal yang sehat.

Faktor predisposisi

3
Edema, spasme bronkus,
peningkatan secret bronkiolus

Obstruksi bronkiolus awal fase


ekspirasi

Udara terperangkap dalam


alveolus

Sesak nafas, nafas pendek

pola nafas tidak efektif

BAB II

4
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN
Merupakan salah satu komponen proses keperawatan yang dilakukan
oleh perawat dalam menggali permasalahan sistem pernafasan meliputi
A. keluhan utama d a l a m m e m b u a t r i w a y a t k e p e r a w a t a n y a n g
b e r h u b u n g a n d e n g a n gangguan sistem pernafasan, penting
untuk mengetahui tanda serta
B. p e n y a k i t s a a t i n i pengkajian riwayat penyakit saat ini
pada sistem pernafasan seperti m e n a n y a k a n t e n t a n g
r i w a y a t p e n y a k i t s e j a k t i m b u l n y a k e l u h a n sehingga
klien meminta pertolongan. Data ini terdiri dari 4 komponen ,a n t a r a
lain kronologi penyakit, gambaran dan deskripsi
k e l u h a n utama, keluhan penyakit dan usaha berobat
C. p e n y a k i t dahulu perawat menanyakan tentang
penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya.
misalnya apakah klien pernah dirawat
s e b e l u m n y a , dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami
sakit yang berat, dan sebagainya
D . Pengkajian Fisik (head to toe)

*Inspeksi
Prosedur inspeksi yang harus dilakukan oleh perawat adalah
sebagai berikut
1. pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus
dalam keadaan duduk
2. data diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang
lainnya
3. tindakan dilakukan dari atas sampai bawah
4. inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan
kondisinya(skar,lesi,massa) dan gangguan tulang
belakang(kifosis,scoliosis,lordosis)
5. catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan dan kesimetrisan
pergerakan dada
6. observasi tipe pernafasan seperti: pernafasan hidung,
diafragma, serta pernafasan menggunakan otot bantu
pernafasan
7. saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi dan
ekspirasi. Normalnya adalah 1:2

5
8. kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter AP dengan
lateral. Rationya berkisar 1:2 sampai 5:7 tergantung kondisi
cairan tubuh pasien
9. kelainan bentuk dada, yang meliputi barrel chest, funnel chest,
pigeon chest, kyposkoliosis
10. observasi kesimetrisan pergerakan dada
11. observasi retraksi abnormal ruang intercostal selama inspirasi
yang dapat mengindikasikan adanya obstruksi jalan nafas
*Palpasi
dimulai dari memeriksa telapak tangan, jari, leher, dada dan
abdomen. Pemeriksaan palpasi dada akan memberikan informasi
tentang penonjolan didinding dada, nyeri tekan, gerakan
pernafasan yang simetris, derajat ekspansi dada, dan untuk
menentukan taktil vocal fremitus. Pemeriksaan gerak dada
dilakukan dengan cara meletakkan kedua telapak tangan secara
simetris pada punggung kedua ibu jari diletakkan disamping linea
vertebralis, lalu pasien diminta inspirasi dalam. Jika gerakan dada
tidak simetris, jarak ibu jari kanan dan kiri akan berbeda.
*Perkusi
untuk mengkaji resunansi pulmonary, organ yang ada disekitarnya,
dan pengembangan(ekskursi) diafragma.
*Auskultasi
pengkajian yang sangat bermakna mencakup mendengarkan suara
nafas normal dan suara nafas tambahan. Suara normal dihasilkan
dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli
dan bersifat bersih.
*Pemeriksaan diagnostik
Prosedur diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi gangguan
pada sistem pernafasan dibagi kedalam 2 metode yaitu:
A. metode morfologis diantaranya adalah teknik radiologi
yang meliputi radiografi dada rutin, tomografi
komputer(CTscan) pencitraan resonansi
magnetik(MRI), ultrasound, angiografi pembuluh
paru, pemeriksaan biopsy dan sputum

6
B. metode fisiologis misalnya pengukuran gas darah dan
uji fungsi fentilasi.

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Rencana keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan
kriteria hasil
Pola nafas NOC : NIC : Kecepatan
tidak efektif -Respiratory -posisikan px biasanya
berhubungan status: untuk meningkat
dengan ventilation memaksimal 1. Dospdan
-Hiper ventilasi kan ventilasi terjadi
-Penurunan -Respiratory -pasang peningkata
energi atau status: air way mayo bila n kerja
kelelahan patency perlu nafas
-kerusakan atau -Vital sign -lakukan 2. Bunyi
kelemahan status fisioterapi nafas
muskulus dada bila menurun
koletal Setelah perlu atau tidak
-kelelahan otot dilakukan keluarkan ada bila
pernafasan tindakan sekret jalan nafas
- hipoventilasi keperawatan dengan batuk obstruksi
sindrom selama 1x24 atau suction sekunder
- nyeri jam px -auskultasi 3. Dapat
- kecemasan menunjukkan suara nafas, meningkatk
- keefektifan catat adanya an pola
divusineuromus pola nafas suara nafas
kuler dibuktikan tambahan 4. Memaksim
- obesitas dengan kriteria -berikan alkan
DS: hasil: pelembab bernafas
Dypsnea - udara Kassa dengan
-nafas pendek mendemonstras basa NaCI meningkatk
DO: ikan batuk lembab an
-penurunan efektif dan -atur intake memasukka
tekanan inspirasi suara nafas untuk cairan n oksigen
atau ekspirasi yang bersih, mengoptimal
-penurunan tidak ada kan
pertukaran udara sianosis dan keseimbanga
per menit dyspneu n
-menggunakan (mampu -monitor
otot pernafasan mengeluarkan respirasi dan
tambahan sputum, status O2
- orthopnea mampu -bersikan

7
-pernafasan bernafas mulut,
pursed-lip dengan mudah hidung dan
-tahap ekspirasi tidak ada sekret trakea
berlangsung pursedlips) -pertahankan
sangat lama jalan nafas
-penurunan -menunjukkan yang paten
kapasitas vital jalan nafas -observasi
-respirasi <11- yang paten tanda tanda
24x/menit (klien tidak hipoventilasi
merasa tercekik -monitor
irama nafas, pola nafas
frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
up normal
-tanda tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi,
pernafasan)

2.3 INTERVENSI
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan
tujuan ,tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/
keperawatannya.
Mandiri
1. Kaji faktor gejala meliputi episode sebelum nya
(kapan,dimana,bagaimana situasinya)
2. Kaji faktor penyebab (organik, emosional, pskologik)
3. Jelaskan penyebab ketidakefektifan pola nafas kepada klien.
4. Jika rasa takut atau panik merupakan pencetus, singkirkan penyebab
ketakutan, jika memungkinkan
5. Alihkan perhatian klien agar tidak memikirkan kecemasannya dengan
meminta klien mempertahankan kontak mata anda
6. Ajarkan teknik pengontrolan napas (misalnya pernapasan bibir)

Kolaborasi

8
1. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker,
kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan
meningkatkan oksigenasi.

Rasional

1. Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan dan tidak


efektif, dan bisa menyebabkan bronkitis.
2. Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas, menstimulasi
produksi surfaktan.
3. Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ-organ abdomen terdorong
menjauhi paru, akibat pengembangan paru menjadi lebih besar.
4. Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan
meningkatkan ventilasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ketidakefektifan pola napas adalah keadaan ketika seseorang individu
mengalami kehilangan ventilasi.
Adapun Etiologi gangguan pola napas diantaranya: Nyeri, Gangguan
neuromaskular, Gangguan muskuluskeletal, Proses inflamasi bakteri atau
virus, Sumbatan trakea dan bronkus, Hipoksia, Penurunan ekspansi paru,
Penurunan energi dan kelelahan
Adapun Batasan karakteristik gangguan pola napas diantaranya:
Bradipnea, Dispnea, Fase ekspirasi memanjang, Ortopnea, Penggunaan
otot bantu pernafasan, Penggunaan posisi tiga titik, Peningkatan diameter
anterior-posterior, Penurunan kapasitas vital, Penurunan tekanan ekspirasi,
Penurunan tekanan inspirasi, Penurunan ventilasi selama semenit,
Pernafasan bibir, Pernafasan cuping hidung, dll.

9
Adapun faktor yang berhubungan gangguan pola napas diantaranya:
Ansietas , Cedera medula spinalis, Deformitas dinding dada, Deformitas
tulang, Disfungsi neuromuskular, Gangguan muskuloskeletal
3.2 Saran
Setiap individu harusnya selalu menjaga pola kesehatannya seperti
menghindari asap rokok maupun asap lainnya agar tidak mengalami
gangguan pada pernapasa.

Daftar Pustaka
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). buku ajar ilmu keperawatan dasar.
Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, D. (2016). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Jakarta Selatan: PPNI.
Rakhman , A., & Khadijah. (2014). buku panduan praktek laboratorium. Yogyakarta:
Deepublish.
Wilkinson, J. M. (2014). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: buku kedokteran.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Editor
T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

10
11

Anda mungkin juga menyukai