Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

“OKSIGENASI”

DISUSUN OLEH

Muhammad Fikri
(2014201110063)

Dosen Pengampu

CT : Evy Noorhasanah, Ns.,M.Imun

CI : Sri Benajir, S.Kep.,Ns

SEMESTER/KELAS : II/A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. DEFINISI
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam
proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi
karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak
dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas
dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Taqwaningtyas, Ficka, 2013) (Budyasih, 2014)

Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh


tubuh bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit
ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak,
membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan
jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen.
Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013). (Eki, 2017).

Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam


system tubuh, baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan
kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau
respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan
lingkungan yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk
mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara di hembuskan
untuk mengeluarkan karbondioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsugan metabolism tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh
dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku dan lingkungan
(Ermawati, 2012).

B. FISIOLOGI OKSIGENASI
Pernafasan terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Menghirup udara (inspirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling, masuk
melalui saluran
pernapasan sampai ke paru-paru.
Proses inspirasi : Volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan
rongga dada turun/lebih kecil.
2. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekpirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan.
Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil,tekanan
rongga dada naik/lebih besar.
Nafas normal :
a. Preschooler (3-6 tahun) : 22-34 napas/menit
b. Anak usia sekolah (6-12 tahun) : 18-30 napas/menit
c. Remaja (12-18 tahun) : 12-16 napas/menit
d. Dewasa (19-59 tahun) : 12-20 napas/menit

Ukuran oksigen normal:


96 - 100 (saturasi)

Jenis-jenis pemberian :
a. selang Nasal : 1-6 liter/menit
b. Simple face mask : 5-8 liter/menit
c. Rebreathing mask : 8-12 liter/menit
d. Non Rebreathing mask :10-12 liter/menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2017) yaitu :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Yaitu ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
2. Pola napas tidak efektif
Yaitu inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
3. Gangguan ventilasi spontan
Yaitu penurunan cadangan energi yang mengakibatkan
individu tidak mampu bernapas secara adekuat.

D. BATASAN KARAKTERISTIK
Berdasarkan ,SDKI (2017) :
Gejala dan Tanda Mayor (1)
(subjektif) : -
(objektif) : - Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing dan ronkhi kering
- Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
Gejala dan Tanda Minor
(subjektif) : - Dispnea
- Sulit bicara
- Ortopnea
(objektif) : - Gelisah - Frekuensi napas berubah
- Sianosis - Pola napas berubah
- Frekuensi napas berubah
Gejala dan Tanda Mayor (2)
(subjektif): - Dispnea
(objektif) : - Penggunaan oto bantu pernapasan
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola napas abnormal (mistakipnea,bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes)
Gejala dan Tanda Minor
(subjektif) : - Ortopnea
(objektif) : - Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah

Gejala dan Tanda Mayor (3)


(subjektif) : - Dispnea
(objektif) : - Penggunaan otot bantu napas meningkat
- Volume tidal menurun
- PCO₂ meningkat
- PO₂ menurun
- SaO₂ menurun
Gejala dan Tanda Minor
(subjektif) : -
(objektif) : - Gelisah
- Takikardia
E. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN/ETIOLOGI
a. Faktor fisiologis
1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu
hamil, luka.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
Kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta
penyakit kronis seperti TB paru.

b. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur
2) Bayi dan toodler
3) Anak usia sekolah dan pertengahan
4) Dewasa tua
c. Faktor prilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi kecemasan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut (Haswita & Reni, 2017)
F. Pathway
Fungsi pernafasan terganggu

Obstruksi jalan nafas/


Pengeluaran mukos yang banyak

Ventilasi pernafasan metabolisme Gangguan dan


kelelahan otot pernafasan.

Hipoventilasi/hiperventilasi Bersihan jalan nafas Tidak efektif Dispnea

Takipnea/bradipnea Gangguan ventilasi spontan

Pola nafas tidak efektif


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Menurut Arif Muttaqin, 2012 terdiri dari :
a) Identitas
Berisi geografi klien yang mencakup
- Nama - Pekerjaan
- Umur - Alamat dan tempat tinggal
- Jenis kelamin - Tanggal MRS
- Pendidikan - Agama

b) Keluhan utama
- Keadaan umum
- Tanda-tanda vital

c) Riwayat penyakit sekarang


Tentang perjalanan penyakit yang dialami klien dari rumah sampai
ke Rumah Sakit

d) Riwayat kesehatan masa lalu


Tentang riwayat penyakit sejak timbulnya keluhan hingga klien
meminta pertolongan
- sejak kapan keluhan dirasakan
- berapa lama dan berapa kali keluhan itu terjadi
- bagaimana sifat dan hebatnya keluhan
- apa yang dilakukan ketika keluhan terjadi
- apa yang memperberat/memperingan keluhan
- usaha untuk mengatasi keluhan
- berhasil/tidak usaha tersebut dll.

e) Riwayat penyakit dahulu


Tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya.
f) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat merokok anggota keluarga, bertempat
tinggal/bekerja di area dengan polusi udara berat, adanya riwayat
alergi pada keluarga, ada riwayat asma pada anak-anak.

g) Riwayat pekerjaan dan gaya hidup


Mengkaji situasi/tempat kerja dan lingkungannya, kebiasaan sosial,
kebiasaan dalam pola hidup.
- Kebiasaan merokok -berapa batang/hari
- Berapa lama - jenis rokok

b. Pengkajian fisik
Menurut Saputra (2013), pemeriksaan fisik pada masalah
kebutuhan oksigenasi meliputi empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui antara
lain adanya pembengkakan, pola napas yang tidak normal, atau suara
napas yang tidak normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
memeriksa seluruh anggota tubuh (head to toe).

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), hasil pemeriksaan fisik


yang biasa ditemukan terkait pasien dengan gangguan oksigenasi
adalah :
1) Keadaan umum : Biasanya pasien gelisah karena sesak napas
2) Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis sampai terjadi
penurunan kesadaran
3) TTV
a) BP : Biasanya terjadi hipotensi/hipertensi
b) RR : Takipnea
c) P : Takikardia
d) T : Bisa terjadi hipotermia/hipertermia.
4) Kepala: Normachepal
5) Mata: Biasanya konjungtiva anemis (karena anemia), sianosis
(karena hipoksemia), terdapat petechial (karena emboli
lemak/endokarditis), kondisi sclera tergantung dengan kondisi
hati yang baik/tidak.
6) Mulut dan bibir: Biasanya membran mukosa sianosis, bibir
kering, bernapas dengan mengerutkan mulut.
7) Hidung: Biasanya hidung sianosis, bernapas dengan
menggunakan cuping hidung.
8) Telinga: bersih tidak ada serumen, reflek suara baik.
9) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembengkakan pada trakea.
10) Dada: retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnea/obstruksi jalan napas), suara
napas tidak normal (ronki, cracklesl rales, wheezing).
11) Thoraks
a) Paru-paru
 Inspeksi: Retraksi dinding dada (karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnes, atau obstruksi jalan
napas), pergerakan tidak simetris antara dada kiri
dan dada kanan.
 Palpasi: Taktil fremitus, thrills (getaran pada dada
karena udara/suara melewati saluran/rongga
pernapasan).
 Perkusi: Bunyi perkusi bisa resona, hiperresonan,
dullness.
 Auskultasi: Suara napas bisa normal (vesikuler,
bronkovesikuler, bronchial) atau tidak normal
(crackles, ronkhi, wheezing, friction rub).
b) Jantung
 Inspeksi : Adanya ketidaksimetrisan pada dada,
adanya jaringan parut pada dada, iktus kordis
terlihat.
 Palpasi : Takikardia, iktus kordis teraba kuat dan
tidak teratur serta cepat.
 Perkusi : Bunyi jantung pekak, batas jantung
mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya
hipertrofi jantung.
 Auskultasi : Bunyi jantung irregular dan cepat,
adanya bunyi jantung S3 atau S4.

c. Pemeriksaan penunjang
Dalam hal ini pemeriksaan penunjang di sesuaikan dengan penyakit
klien,karena dalam pembuatan Laporan Pendahuluan ini yang dibahas
hanya Oksigenasi.

2. Diagnosa Keperawatan

Tabel Intervensi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Monitor TTV (TD,
Definisi : tindakan keperawatan, Nadi, Suhu, RR)
Ketidakmampuan membersihkan diharapkan klien 2. Managemen jalan
secret/obstruksi jalan napas untuk menunjukkan jalan napas
mempertahankan jalan napas tetap napas bersih dengan - monitor pola napas,
paten. kriteria hasil: bunyi napas dan
Penyebab: - Tidak ada secret sputum.
 Fisiologis - Klien mampu - pertahankan
1. Spasme jalan napas mengeluarkan secret kepatenan jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas - RR dalam batas -posisikan semifowler
3. Disfungsi normal atau fowler.
neuromuskuler - Kepatenan napas 3. Latihan batuk efektif
4. Benda asing dalam jalan -Tidak ada suara - identifikasi
napas napas tambahan kemampuan batuk
5. Adanya jalan napas - Tidak ada otot bantu - monitor adanya
buatan napas retensi sputum
6. Sekresi yang tertahan - TTV normal - atur posisi
7. Hiperplasia dinding - Klien tampak semifowler atau
jalan napas nyaman fowler
8. Proses infeksi - pasang perlak dan
9. Respon alergi bengkok
10. Efek agen farmakologis - anjurkan tarik napas
(mis. Anastesi) dalam melalui hidung
 Situasional selama 4 detik,tahan
1. Merokok aktif selama 2
2. Merokok pasif detik,kemudian
3. Terpajan polutan keluarkan dari mulut
Gejala dan tanda dengan bibir selama 8
 Tanda mayor detik.
1. Batuk tidak efektif - anjurkan
2. Tidak mampu batuk mengulangi tarik
3. Sputum berlebih napas dalam hingga 3
4. Mengi,wheezing dan kali.
ronkhi kering 4. Fisioterapi dada
5. Mekonium di jalan - identifikasi indikasi
napas (pada neonatus) dilakukan fisioterapi
 Tanda minor dada (hipersekresi
subjektif sputum)
1. Dispnea - monitor jumlah dan
2. Sulit bicara karakteristik sputum
3. Ortopnea - posisikan klien
Objektif sesuai dengan area
1. Gelisah paru yang mengalami
2. Sianosis (bagian tubuh penumpukan sputum
nampak membiru) - lakukan perkusi
3. Bunyi napas menurun dengan telapak tangan
4. Frekuensi napas berubah 3-5 menit
5. Pola napas berubah - lakukan vibrasi
dengan telapak tangan
rata bersamaan dngan
kspirasi melalui mulut
- jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi
dada
- anjurkan batuk
segera setelah
fisioterapi selesai
- ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
5. Pemberian obat
inhalasi.
- periksa tanggal
kadaluarsa obat
- monitor efek
samping obat
- lakukan prinsip 6
benar obat
- kocok inhaler 2-3
detik sebelum
digunakan
- anjurkan bernapas
lambat dan dalam,
selama penggunaan
nebulizer
- anjurkan menahan
napas selama 10 detik
- anjurkan ekspirasi
lambat melalui
hidung/dengan bibir
mengerucut.

Tabel Intervensi Masalah Keperawatan Pola Napas tidak efektif

Diagnosa keperawatan Intervensi Utama Intervensi


Pendukung
Pola napas tidak efektif Managemen jalan napas 1. Dukungan
berhubungan dengan hambatan Observasi : emosional
upaya napas. 1. Monitor pola napas 2. Dukungan
(frekuensi,kedalaman,u kepatuhan
Definisi : saha napas) 3. Dukungan
Inspirasi/ekspirasi yang tidak 2. Monitor bunyi napas ventilasi
memberikan ventilasi adekuat. tambahan(mis,gurgling 4. Edukasi
,mengi,wheezing, pengukuran
Setelah dilakukan tindakan ronkhi kering) respirasi
keperawatan diharapkan pola 3. Monitor sputum 5. Konsultasi Via
napas pasien teratur dengan (jumlah warna aroma) Telepon;
kriteria hasil : Terauptik : 6. Manajemen
1. Mendemonstrasikan 1. Pertahankan kepatenan Energi;
batuk efektif dan suara jalan napas dengan 7. Manajemen
napas yang bersih, head-lift,chin-lift Jalan Nafas
tidak ada sianosis dan 2. Posisikan semi-fowler Buatan;
dispnea(mampu atau fowler 8. Manajemen
mengeluarkan 3. Lakukan fisioterapi Medikasi;
sputum,mampu dada,jika perlu 9. Pemberian Obat
bernapas dengan 4. Lakukan penghisapan Inhalasi;
mudah,tidak ada pursep lendir kurang dari 15 10. Pemberian Obat
lips). detik Interpleura
2. Menunjukkan jalan 5. Lakukan 11. Pemberian Obat
napas yang paten(klien hiperoksigenasi Intradermal;
tidak merasa sebelum penghisapan 12. Pemberian Obat
tercekik,irama endotrakeal Intravena
nafas,frekuensi 6. Keluarkan sumbatan 13. Pemberian Obat
pernafasan dalam benda padat dengan Oral
rentang normal,tidak forcep McGill 14. Pencegahan
aada suaara nafas Aspirasi
abnormal) Edukasi : 15. Pengaturan
3. Tanda-tanda vital 1. Anjurkan asupan cairan Posisi
dalam rentang normal. 2000 ml/hari, jika tidak 16. Perawatan
kontraindikasi Selang Dada
Penyebab : 2. Ajarkan teknik batuk 17. Manajemen
1. Depresi pusat efektif Ventilasi
pernafasan Kolaborasi : mekanik
2. Hambatan upaya napas 1. Kolaborasi pemberian 18. Pemantauan
3. Deformitas dinding bronkodilator, neurologis
dada ekspektoran, mukolitik, 19. Pemberian
4. Deformitas tulang dada jika perlu. Analgesik;
5. Gangguan 20. Pemberian
neuromuscular Pemantauan respirasi Obat;
6. Gangguan neurologis Observasi : 21. Perawatan
7. Imaturitas neurologis 1. Monitor frekuensi, Trakheostomi
8. Penurunan energy irama,kedalaman dan 22. Reduksi
9. Obesitas upaya napas ansietas
10. Posisi tubuh yang 2. Monitor pola napas 23. Stabilasi Jalan
menghambat ekspansi (bradipnea,takipnea, nafas
paru hiperventilasi, 24. Terapi
11. Sibdrom hipoventilasi kussmaul,cheyne- Relaksasi
12. Kerusakan inervasi Stokes,biot,atakslk) Otot progresif.
diafragma 3. Monitor kemampuan
13. Cedera pada mebula batuk efektif
spinalis 4. Monitor adanya
14. Efek aden farmakologis produksi sputum
15. Kecemasan 5. Moniyot adanya
sumbatan jalan napas
Gejala dan tanda 6. Palpasi kesimetrisan
 Tanda mayor ekspansi paru
subjektif : - Dispnea 7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi
objektif : - Penggunaan otot oksigen
bantu napas meningkat 9. Monitor nilai AGD
- Volume tidal 10. Monitor hasil x-ray
menurun toraks
- PCO₂ meningkat Terauptik :
- PO₂ menurun 1. Atur interval
- SaO₂ menurun pemantauan respirasi
 Tanda Minor sesuai kondisi pasien
(Subjektif) : - Ortopnea 2. Dokumentasikan hasil
(Objektif) : - Pernapasan pemantauan
pursedlip Edukasi :
- Pernapasan cuping G. Jelaskan tujuan dan
hidung prosedur pemantauan
- Diameter thoraks H. Informasikan hasil
anterior-posterior pemantauan,jika perlu
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
- Ekskursi dada
berubah

Intervensi Masalah Keperawatan Gangguan Ventilasi Spontan

Diagnosa Intervensi utama Intervensi pendukung


Gangguan ventilasi Dukungan ventilasi 1. Dukungan
spontan Emosional;
berhubungan dengan Observasi : 2. Dukungan
kelelahan 1. Identifikasi adanya Perawatan Diri;
otot pernafasan. otot bantu nafas; 3. Edukasi Keluarga:
2. Identifikasi efek Pemantauan
Definisi: perubahan posisi Respirasi;
Penurunan cadangan terhadap status 4. Edukasi Pengukuran
energi yang pernafasan; dan Respirasi;
mengakibatkan individu 3. Monitor status 5. Fisioterapi Dada;
tidak mampu bernafas respirasi dan 6. Konsultasi;
secara adekuat. oksigenasi (misal: 7. Manajemen Asam
frekuensi kedalaman 8. Basa; Manajemen
Setelah dilakukan nafas, penggunaan Asam Basa:
tindakan keperawatan otot bantu nafas, bunyi Alkalosis
diharapkan pola nafas nafas tambahan, Respiratorik;
pasien teratur dengan saturasi oksigen). 9. Manajemen Asam
criteria hasil sebagai Basa: Asidosis
berikut: Teraupetik: Respiratorik;
1. Respon alergi 1. Pertahankan 10. Manajemen Energi;
sistemik: tingkat kepatenan jalan nafas; 11. Manajemen Jalan
keparahan respons 2. Berikan posisi semi Nafas; Hards;
hipersensitivitas Fowler atau Fowler; 12. Manajemen
imun sistemik 3. Fasilitasi merubah Ventilasi Mekanik;
terhadap antigen posisi senyaman 13. Pemantauan Asam
lingkungan mungkin; Basa;
(eksogen) Respon 4. Berikan oksigen 14. Pemberian Obat;
ventilasi mekanis: sesuai kebutuhan 15. Pemberian Obat
pertukaran alveolar (misal: nasal kanul, Inhalasi;
dan perfusi jaringan masker wajah, masker 16. Pemberian Obat
didukung oleh rebreathing atau non Interpleura;
ventilasi mekanik. rebreathing); dan 17. Pemberian Obat
2. Status pernafasan 5. Gunakan bagvalve Intradermal;
pertukaran gas: mask, jika perlu. 18. Pemberian Obat
pertukaran CO₂ atau Intramuscular;
0₂ di alveolus untuk Edukasi: 19. Pemberian Obat
mempertahankan 1. Ajarkan melakukan Intraoseous;
konsentrasi gas teknik relaksasi nafas 20. Pemberian Obat
darah arteri dalam dalam; Intravena;
rentang normal 2. Ajarkan merubah 21. Pemeriksaan
Statue o posisis secara mandiri; Kelengkapan Set
3. Status pernafasan dan Emergensi;
ventilasi: pergerakan 3. Ajarkan teknik batuk 22. Pencegahan
udara keluar masuk efektif. Aspirasi;
paru adekuat. 23. Pencegahan Infeksi;
4. Tanda vital: tingkat Kolaborasi: 24. Pencegahan Luka
suhu tubuh, nadi, 1. Kolaborasi pemberian Tekan;
pernafasan, tekanan bronchodilator, jika 25. Pengambilan
normal dalam perlu. Pemantauan Sample Darah
rentang Respirasi Arteri;
5. Menerima nutrisi 26. Pengaturan Posisi;
adekuat sebelum, Observasi: 27. Penghisapan Jalan
selama, dan setelah 1. Monitor frekuensi, Nafas;
proses penyepihan irama, kedalaman, dan 28. Pengontrolan
dari ventilator upaya nafas; Infeksi;
2. Monitor pola nafas 29. Perawatan Jenazah;
Faktor yang (seperti bradipnea, 30. Perawatan Tirah
berhubungan: takipnea, Baring;
1. Gangguan hiperventilasi, 31. Perawatan
metabolisme; dan kussmaul, Cheyne- Trakheostomi;
2. Kelelahan otot stokes, biot, ataksik); 32. Reduksi Ansietas;
pernafasan. 3. Monitor kemampuan dan
batuk efektif; 33. Stabilisasi Jalan
4. Monitor adanya Nafas.
Batasan karakteristik: produksi sputum;
 Tanda Mayor 5. Monitor adanya
(Subjektif) : sumbatan jalan nafas;
-Dyspnea. 6. Palpasi kesimetrisan
(Objektif) : ekspansi paru;
a. Penggunaan otot 7. Auskultasi bunyi
bantu nafas nafas;
meningkat; 8. Monitor saturasi
b. Volume tidal oksigen;
menurun; 9. Monitor nilai AGD;
c. PCO₂ meningkat; dan
d. PO₂ menurun; dan 10. Monitor X-ray toraks.
e. SaO2 menurun.
Teraupetik:
 Tanda Minor 1. Atur interval
(Subyektif ) : - pemantauan respitrasi
(Objektif) : sesuai kondisi pasien;
a. Gelisah; dan dan
b. Takikardia. 2. Dokumentasi hasil
pemantauan.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan;
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu;
DAFTAR PUSTAKA

Ambara, Y. (2019). Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi. 6–53.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Keperawatan . Edisi 4 .


Salemba Medika : Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Tim pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Amin,
Hardhi, 2015

Banjarmasin, Juli 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………….………….) (…………………….)

Anda mungkin juga menyukai