3) Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan untuk bakteri mycrobacterium tuberculosis
berupa sputum pasien. Sebaiknya sputum diambil pada pagi hari
dan yang pertama keluar. Jika sulit didapatkan maka sputum
dikumpulkan selama 24 jam.
16
4. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yang akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan
Dx Definisi Penyebab/faktor risiko Gejala dan Tanda Kondisi klinis terkait
Mayor Minor
a. Bersihan jalan nafas tidak Fisiologis : Subjektif : - Subjektif : Dispnea, sulit Gullian barre syndrom,
efektif : 1. Spasme jalan napas Objektif : bicara dan ortopnea. sklerosis multiple,
2. Hipersekresi jalan napas Batuk tidak efektif, tidak Objektif : myasthenia gravis,
Ketidakmampuan 3. Disfungsi neuromuskuler mampu batuk, spuntum Gelisah, sianosis, bunyi prosedur diagnostik
membersihkan sekret 4. Benda asing dalam jalan napas berlebih, mengi napas menurun, frekuensi (misal bronkoskopi,
atau obstruksi jalan 5. Adanya jalan napas buatan (wheezing), ronkhi kering, napas menurun, frekuensi transesophageal
napas untuk 6. Sekresi yang tertahan mekonium di jalan napas napas berubah, pola napas echocardiography),
mempertahankan jalan 7. Hiperplasia dinding jalan napas (pada neontus). berubah. depresi sistem saraf pusat,
napas tetap paten. 8. Proses infeksi cedera kepala, stroke,
9. Respon alergi kuadriplegia,sindrom
0. Efek agen farmakologis aspirasi mekonium,
(misalnya anastesi) infeksi saluran napas.
Situasional:
1 a. Merokok aktif dan pasif
b. Terpanjan polutan
b. Gangguan pertukaran gas : Penyebab : Subjektif : Dispnea Subjektif : Penyakit paru obstruktif
1. Ketidakseimbangan ventilasi- Objektif : PCO2 Pusing, penglihatan kabur. kronis (PPOK), gagal
Kelebihan atau perfusi meningkat/menurun, Objektif :Sianosis, jantung kongestif, asma,
kekurangan oksigenasi 2. Perubahan membran alveolus- takikardi, pH arteri diaforesis, gelisah, napas pneumonia, tuberkulosi
dan atau eliminasi kapiler meningkat/menurun, bunyi cuping hidung, pola napas paru, penyakit membran
karbondioksida pada napas tambahan. abnormal (cepat/lambat, hialin, asfiksia, persistent
membran alveolus- regular/ireguler, pulmonary hypertension
kapiler. dalam/dangkal), warna kulit of newborn (PPHN),
abnormal (misal pucat dan preaturitas, infeksi
kebiruan), kesadaran saluran napas
menurun.
c. Pola nafas tidak efektif : Penyebab : Subjektif : Dispnea. Subjektif : Ortopnea Depresi sistem saraf,
1. Depresi pusat pernapasan Objektif : Penggunaan Objektif : Pernapasan cedera kepala,trauma
Inspirasi dan/atau 2. Hambatan upaya napas (misal otot bantu pernapasan, fase pursed-lip, thoraks, gullian barre
ekspirasi yang tidak nyeri saat bernapas, kelemahan ekspirasi memanjang, pola pernapasancuping hidung, syndrom, multiple
memberikan ventilasi otot pernapasan napas abnormal (misal diameter thoraks anterior- sclerosis, myasthenia
adekuat. 3. Deformitas dinding dada takipnea, bradipnea, posterior meningkat, gravis, stroke,
4. Deformitas tulang dada hiperventilasi, kussmaul, ventilasi semenit menurun, kuadriplegia, intoksikasi
5. Gangguan neuromuskular cheyne-stokes). kapasitas vital menurun, alkohol.
6.Gangguan neurologis (misal tekanan ekspirasi menurun,
elektroensefalogram [EEG] tekanan inspirasi menurun,
positif, cedera kepala, gangguan ekskursi dada berubah.
kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventiasi
12. Kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
b. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan oksigenasi dalam buku Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (2018).
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Intervensi Utama Intervensi Pendukung
Bersihan jalan napas tidak efektif Latihan Batuk Efektif - Dukungan kepatuhan program
Tujuan: Observasi: pengobatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan - Identifikasi kemampuan batuk - Edukasi fisioterapi dada
pasien menunjukkan jalan napas yang bersih ditandai - Monitor adanya retensi sputum - Edukasi pengukuran respirasi
dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Moniyor tanda dan gejala infeksi - Fisioterapi dada
Status pernapasan: kepatenan jalan napas saluran napas - Konsultasi via telepon
- Tidak ada sekret - Monitor input dan output cairan (misal - Manajemen asma
Pertukaran gas jumlah dan karakteristik) - Manajemen alergi
- Pasien mampu mengeluarkan sekret Terapeuntik: - Manajemen anafiklasis
Ventilasi - Atur posisi semi-fowler atau fowler - Manajemen isolasi
- RR dalam batas normal - Pasang perlak dan bengkok - Manajemen ventilasi mekanik
- Buang sekret pada tempat sputum - Manajemen jalan napas buatan
Edukasi: - Pemberian obat inhalasi
- Jelasjan tujuan dan prosedur batuk - Pemberian obat interpleura
efektif - Pemberian obat intradermal
- Anjurkan tarik napas dalam melalui - Pemberian obat nasal
hidung selama 4 detik, dan ditahan - Pencegahan aspirasi
selama 2 detik, kemudian keluarkan - Pengaturan posisi
dari mulut dengan bibir mencucu - Penghisapan jalan napas
(dibulatkan) selama 8 detik - Penyapihan ventilasi mekanik
- Anjurkan mengulangi tarik napas - Perawatan trakeostomi
dalam hingga 3 kali - Skrining tuberkulosis
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung - Stabilisasi jalan napas
setelah tarik napas dalam yang ke-3 - Terapi oksigen
Kolaborasi:
- Kolaborassi pemberian mukolitik atau
ekspetoran, jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi:
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
chyne-stokes, biot, ataksik)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
Terapeutik:
- Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuandan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
Gangguan pertukaran gas Pemantauan Respirasi - Dukungan berhenti merokok
Tujuan: Observasi: - Dukungan ventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, - Edukasi berhenti merokok
pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang dan upaya napas - Edukasi pengukuran respirasi
adekuat ditandai dengan kriteria hasil: - Monitor pola napas (seperti bradipnea, - Edukasi fisioterapi dada
Status pernapasan takipnea, hiperventilasi, kussmaul, - Fisioterapi dada
- Klien mampu mengeluarkan sekret chyne-stokes, biot, ataksik) - Observasi jalan napas buatan
Ventilasi - Monitor kemampuan batuk efektif - Konsultasi via telepon
- RR batas normal - Monitor adanya produksi sputum - Manajemen ventilasi mekanik
- Monitor adanya sumbatan jalan napas - Pemberian obat
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Pemberian obat inhalasi
- Auskultasi bunyi napas - Pemberian obat intrapleura
- Monitor saturasi oksigen - Pemberian obat intradermal
- Monitor nilai AGD - Pemberian obat intramuskular
Terapeutik: Pemberian obat intravena
- Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan danprosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Terapi Oksigen
Observasi:
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodik
dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
- Monitor efektifitasterapi oksigen
(misal oksimetri, analisa gas darah),
jika perlu
- Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
- Monitor tanda tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
- Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
- Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
Terapeutik:
- Bersihkan sekret pada mulut, hidung
dan trakea, jika perlu
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
- Berikan oksigen tambahan, jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat pasien di
transportasi
- Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi:
- Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi:
- Kolaborasi penentuan dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
Pola napas tidak efektif Manajemen Jalan Napas - Dukungan emosional
Tujuan: Observasi: - Dukungan kepatuhan program
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola - Monitor pola napas (frekuensi, pengobatan
napas klien teratur ditandai dengan kriteria hasil sebagai kedalaman, usaha napas) - Dekungan ventilasi
berikut: - Monitor bunyi napas tambahan (misal - Edukasi pengukuran respirasi
Status Pernapasan: Kepatenan jalan napas gurgling, mengi, wheezing, ronkhi - Konsultasi via telepon
- Irama napas irreguler kering - Manajemen energi
Ventilasi - Monitor sputum (jumlah, warna, - Manajemen jalan napas buatan
- RR dalam batas normal aroma) - Manajemen medikasi
Tanda-tanda vital Terapeutik: - Pemberian obat inhalasi
- TTV dalam batas normal - Pertahankan kepatenan jalan napas - Pemberian obat interpleura
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw- - Pemberian obat intradermal
thrust jika curiga trauma servikal) - Pemberian obat intravena
- Atur posisi semi-fowler atau fowler - Pemberian obat oral
- Berikan minum hangat - Pencegahan aspirasi
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu - Pengaturan posisi
- Lakukan penghisapan lendir kurang - Prawatan selang dada
dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi seelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Anjurkan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observas
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman,dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
chyne-stokes, biot, ataksik)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu