sible dan progresif. Penyakit ini dikarakteristikkan dengan kerusakan di jaringan paru.
Hilangnya elatisitas alami paru dan rusaknya jalan udara di paru membuat metode inhalasi
tidak efektif. Penderita emfisema akan mengalami hiperinflasi karena tidak mendapatkan
udara cukup ke paru-paru mereka.
Empiema adalah adanya eksudat purulent dalam cavum pelura. Pus dalam rongga pleura
yang disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia atau abses paru-paru terjadi setelah operasi
atau akibat luka tusuk dada.Empiema umumnya terjadi pada pneumonia. Sekitar 20-60 %
dari seluruh kasus pneumonia berhubungan dengan efusi parapneumoni. Dengan antibiotik
yang tepat, efusi parapneumoni akan sembuh tanpa komplikasi. Namun, bila efusi
tidak teratasi, maka dikatakan efusi terkomplikasi. Infeksi dan respon inflamasi
yang diakibatkan menimbulkan perlekatan. Cairan yang terinfeksi menjadi pus
yang terlokalisir di pleura
Trauma thoraks