B. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 02 Oktober 2021
c. Jam : 09.00 WIB
2. Tempat : Poliklinik RS Jiwa Daerah Lampung
3. Sasaran : Keluarga dan Klien Poliklinik
4. Metode : Ceramah, diskusi/ tanya jawab
5. Media : Leaflet
6. Materi Penyuluhan: Terlampir
C. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Mulyono
Tugas : Memberikan materi penyuluhan
2. Moderator : Ramadhani
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan, time keeper, membuka
sesi tanya jawab, mengarahkan peserta, menyimpulkan
materi penyuluhan.
3. Fasilitator : Tesi Noviana, Yocie Ajeng Triditia AH, Ira Mariam, Yesi
Agraini, Roni Prasetyo, Meiqi Suhendra
4. Observer : Eis winangsih
5. anggota : Eka iriyanto
ferriyal sepriza
Habib Budiyansyah
Dewi yuliana
Ulfa novliza
Yulisa trihasanah
Senorita Bonita
D. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
3 menit Pembukaan: Menjawab salam
Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam. Memperhatikan
Memperkenalkan diri Menjawab
Menjelaskan topik dan tujuan dari pertanyaan yang
penyuluhan diajukan penyaji
Menggali pengetahuan tentang
kepatuhan minum obat
15 Pelaksanaan: Memperhatikan
menit Menjelaskan materi tentang,
Definisi kepatuhan minum obat
Pengertian obat gangguan jiwa
Tujuan minum obat
Macam-macam obat
Definisi putus obat
Penyebab putus obat
Tanda dan gejala putus obat
Apa yang harus dilakukan keluarga
untuk mendukung pengobatan
Cara minum obat 6 benar
Memberi kesempatan kepada
Mengajukan pertanyaan
keluarga untuk bertanya kembali
jika kurang jelas.
10 Evaluasi: Menjawab pertanyaan
menit Melakukan evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
2 m3nit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
E. Evaluasi
MATERI PENYULUHAN
KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN JIWA DI RUMAH
A. Pengertian
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan saraf
pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya
digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan (Yusuf dkk, 2015).
Hal yang penting untuk diperhatikan pada pemberian obat golongan ini
adalah kadarnya dalam plasma. Misalnya pada pemberian lithium
karbonat, dosis efektif antara 0,8–1,2 meq/l. Hal ini perlu selalu dimonitor
karena obat ini bersifat toksik terutama terhadap ginjal. Efek samping yang
perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
a. Tremor halus
b. Vertigo dan rasa lelah
c. Diare dan muntah-muntah
d. Oliguria dan anuria
e. Konvulsi
f. Kesadaran menurun
g. Edema
h. Ataksia dan tremor kasar
Berbagai obat yang sering digunakan di rumah sakit jiwa dan tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Golongan butirofenon (haloperidol, serenace)
1) Efek
Antipsikotik, sedasi psikomotor, mengontrol keseimbangan psikis
dan otomatik, menghambat gerakan-gerakan yang tidak terkendali
dan antiemetik.
2) Efek samping
Efek ekstrapiramidal, spasme otot, dan parkinson.
3) Tindakan keperawatan
Observasi ketat tingkah laku pasien, beri dukungan dan rasa aman
kepada pasien, berada dekat pasien. Selain itu, lakukan tindakan
kolaboratif dengan pemberian obat-obat antikolinergik untuk
mengatasi spasme otot dan dopamin agonis untuk mengatasi
parkinson.
4) Cara pemberian: per oral
b. Golongan fenotiazin (klorpromazin, stelazine)
1) Efek
Penenang dengan daya kerja antipsikotik, antisiolitik, dan
antiemetik yang kuat.
2) Efek samping
Efek antikolinergik: hipotensi orthostatik, konstipasi, mulut
kering, penglihatan kabur.
Efek ekstrapiramidal pada pemakaian dosis tinggi atau pada
pasien berusia di atas 40 tahun seperti gelisah dan sukar tidur.
3) Tindakan keperawatan
Untuk efek antikolinergik
Observasi bising usus, beri diet tinggi serat, tingkatkan input
cairan, dan beri aktivitas untuk mencegah konstipasi.
Monitor tekanan darah, tingkatkan volume cairan untuk
mengembangkan pembuluh darah dan beritahu pasien untuk
berpindah posisi perlahanlahan untuk mengontrol hipotensi
orthostatik.
Beri pelembap mulut secara berkala untuk mengurangi rasa
kering, misalnya gliserin.
Anjurkan pasien untuk tidak bekerja dengan alat berbahaya,
benda tajam, dan tidak bepergian untuk mengurangi
kecelakaan akibat adanya kekaburan pandangan.
Kolaborasi: pemberian kolinergik agonis dan laksatif.
Untuk efek ekstrapiramidal
Prinsip tindakan sama dengan pada pemberian haloperidol.
Untuk mengatasi sulit tidur dapat diberi susu hangat sebelum
tidur atau dengan cara lain.
4) Cara pemberian: per oral
c. Trihexifenidil yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi efek
ekstrapiramidal. Cara pemberian: per oral.
Keliat, B.A. (2006). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf, A., Rizky, F., Hanik, E.N. (2015). Buku Ajar: Keperawatan
Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.