OLEH:
ERNIYANTI
NIM. P27822019006
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan Poltekes Kemenkes Surabaya
OLEH:
ERNIYANTI
NIM. P27822019006
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN
MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS
PEGANTENAN PAMEKASAN MADURA
Erniyanti
NIM. P27822019006
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kampus Soetomo
Jurusan Keperawaran
Poltekes Kemenkes Surabaya
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN
MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS
PEGANTENAN PAMEKASAN MADURA
Erniyanti
NIM. P27822019006
Telah diuji
Pada tanggal 20 Desember 2019
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji:
Penguji Anggota:
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kampus Soetomo
Jurusan Keperawaran
Poltekes Kemenkes Surabaya
iv
KATA PENGANTAR
Penulis ucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah, SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
dengan Masalah Ketidakpatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberculosis Paru di
Puskesmas Pegantenan Pamekasan Madura” ini sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di Program Studi
Keperawatan Soetomo Surabaya. Dengan ini perkenankan saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. drg Bambang Hadi Sugito, M.Kes, sebagai direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
2. Dr. Supriyanto, S.Kp., M.Kes sebagai Ketua Jurusan Keperawatan
3. Dr. Padoli, S.Kp., M.Kes sebagai ketua program studi DIII Keperawatan
Soetomo Surabaya
4. Dr. Anita Joeliantina, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing I yang
sudah banyak memberikan masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
5. Endah Suprihatin, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat sebagai pembimbing II
yang sudah banyak memberikan masukan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Kampus
Soetomo Surabaya yang telah membantu proses belajar peneliti selama
pendidikan
7. Teman-Teman seperjuangan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
Kampus Soetomo angkatan 2019/2020 yang telah mewarnai hidup saya
selama proses pendidikan
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, karena
kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas. Demi mendekati
kesempurnaan, penulis mengahrap dengan hormat kritik dan saran yang
membangun khususnya dari pembaca.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................4
1.4.1 Bagi masyarakat.................................................................................4
1.4.2 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan................................5
1.4.3 Bagi Penulis.......................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ketidakpatuhan minum obat...........6
2.1.1 Pengertian kepatuhan.........................................................................6
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi kepatuhan..............................................8
2.1.3 Mengurangi ketidakpatuhan.............................................................10
2.1.4 Meningkatkan kepatuhan.................................................................11
2.1.5 Aspek terkait kepatuhan pengobatan...............................................13
2.2 Konsep Tuberculosis Paru.......................................................................13
2.2.1 Pengertian.........................................................................................13
2.2.2 Etiologi.............................................................................................14
2.2.3 Manifestasi Klinis............................................................................14
2.2.4 Patofisiologi.....................................................................................15
2.2.5 Pathway............................................................................................18
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang...................................................................18
2.3 Konsep Dasar Fokus Studi......................................................................19
2.3.1 Pengkajian........................................................................................19
BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................31
3.1 Rancangan Studi Kasus...........................................................................31
3.2 Subjek Studi Kasus..................................................................................31
3.3 Fokus Studi..............................................................................................32
3.4 Definisi Operasional................................................................................32
3.5 Tempat dan Waktu..................................................................................33
3.6 Pengumpulan Data..................................................................................33
3.7 Analisa dan Penyajian Data.....................................................................34
3.8 Etika Studi Kasus....................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
2010). Multi Drug Resistance Tuberculosis (atau MDR TB) adalah salah satu
jenis resistensi bakteri TB terhadap minimal dua obat anti TB lini pertama, yaitu
Isoniazid dan Rifampicin yang merupakan dua obat TB yang paling efektif. TB
diagnosis yang sulit, tingginya angka kegagalan terapi dan kematian. Pengaruh
gejala penyakit, hal ini menyebabkan banyaknya penderita TB Paru yang sudah
pengobatan akan berhenti mengkonsumsi obat. Gejala penyakit yang hilang bukan
justru basil atau bakteri akan mampu mengenali terhadap jenis pengobatan yang
2010).
adapun waktu yang digunakan untuk terapi adalah 6-8 bulan. Hal tersebut sering
yang tidak teratur dan kombinasi yang tidak lengkap diduga telah mengakibatkan
1
2
kekebalan ganda kuman TB terhadap Obat Anti Tuberculosis. Oleh karena itu
penting sekali bagi penderita untuk menyelesaikam program terapi dengan baik,
paru dengan basil tahan asam yang resisten dengan pengobatan standar. Pasien
yang resisten tersebut akan menjadi sumber penularan kuman yang resisten di
Jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan
tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Oleh sebab itu
hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah
TBC Indonesia pada tahun 2016 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi
TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan
selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi
yang dibangun terkait penyakit ini yaitu dunia bebas dari tuberkulosis, nol
kematian, penyakit, dan penderitaan yang disebabkan oleh TBC. Insiden TBC
pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%) di mana Indonesia
merupakan salah satu di dalamnya dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika. Jumlah
kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17
Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada
3
laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan
dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal
ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok. Jumlah penderita TB
terhadap data pengobatan. Pasien TB Paru masih cukup tinggi yaitu sebanyak 56
orang orang penderita dengan pengobatan aktif pada tahun 2018. Dari jumlah
pengobatan.
TB Paru, beberapa kasus menunjukkan bahwa faktor pengawas minum obat masih
menjadi faktor penting dalam kepatuhan penderita TB Paru. Dari hasil wawancara
oleh beberapa faktor, seperti obat, penyakit dan penderitanya sendiri. Faktor obat
terdiri dari panduan obat yang tidak adekuat, dosis obat yang tidak cukup, tidak
teratur minum obat, jangka waktu pengobatan yang kurang dari semestinya, dan
terjadi resisten obat. Perawat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan harus
pendidikan kesehatan, melalui promosi kesehatan serta usaha usaha kesehatan lain
yang mampu meningkatkan kepatuhan dengan metode dan media kekinian seperti
media sosia dan lain sebagainya. Pemberian asuhan keperawatan yang baik dan
benar merupakan salah satu usaha dalam bentuk usaha preventif dan kuratif dalam
1.3 Tujuan
Madura.
1.4 Manfaat
Hasil studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
Hasil studi kasus ini dapat menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan
tuberculosis paru.
TINJAUAN TEORI
minum obat
persistence. Compliance adalah secara pasif mengikuti saran dan perintah dokter
untuk melakukan terapi yang sedang dilakukan (Osterberg & Blaschke dalam
Nurina, 2012). Adherence adalah sejauh mana pengambilan obat yang diresepkan
biasanya dilaporkan sebagai persentase dari dosis resep obat yang benar-benar
diambil oleh pasien selama periode yang ditentukan (Osterberg & Blaschke dalam
Nurina, 2012).
ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau
nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi yang
diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan
dalam suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu kampanye media massa (Ian
dan afektif apa yang penting untuk memprediksi kepatuhan dan juga penting
perilaku yang tidak patuh. Pada waktu-waktu belakangan ini istilah kepatuhan
6
7
pengelolaan pengaturan diri yang lebih aktif mengenai nasehat pengobatan (Ian &
Marcus, 2011).
minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai
anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak
dokternya.
medis yang kronis adalah sekitar 20% hingga 60%. Dan pendapat Sarafino pula
yang disarankan oleh dokternya atau oleh orang lain”. Pendapat lain dikemukakan
oleh Sacket (Dalam Neil Niven, 2000) mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai
kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh mana upaya dan perilaku seorang
sebagai berikut:
membantu
layanan kesehatan
Tak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang
instruksi yang diberikan padanya. Lcy dan Spelman (dalam Neil, 2000)
menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai setelah bertemu dengan
dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan pada mereka. Kadang-
2. Kualitas Interaksi
yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Korsch & Negrete (Dalam
Neil, 2000) telah mengamati 800 kunjungan orang tua dan anak- anaknya ke
rumah sakit anak di Los Angeles. Selama 14 hari mereka mewawancarai ibu-
nasihat yang diberikan dokter, mereka menemukan bahwa ada kaitan yang erat
mematuhi nasihat dokter, tidak ada kaitan antara lamanya konsultasi dengan
kepuasaan ibu. Jadi konsultasi yang pendek tidak akan menjadi tidak produktif
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang
program pengobatan yang dapat mereka terima. Pratt (dalam Neil, 2012) telah
Becker (dalam Neil, 2012) telah membuat suatu usulan bahwa model
gagal ginjal kronis tahap akhir yang harus mematuhi program pengobatan
pengukuran dari tiap-tiap dimensi yang utama dari model tersebut sangat
1. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari pasien yang
serta paksaan dari tenaga kesehatan yang menghasilkan efek negatif pada
penderita sehingga awal mula pasien mempunyai sikap patuh bisa berubah
menjadi tidak patuh. Kesadaran diri sangat dibutuhkan dari diri pasien.
2. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga perlu
tetapi juga mempertahankan perubahan tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri dan
3. Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan sahabat dalam
1. Segi Penderita
dengan adanya kontrol diri yang baik dari penderita akan semakin
dapat dilakukan meliputi kontrol berat badan, kontrol makan dan emosi.
mudah melakukannya.
12
keadaan dirinya seperti keadaan gula dalam darahnya, berat badan, dan
dokter dengan pasien. Ada banyak cara dari dokter untuk menanamkan
yang berstatus tinggi bagi kebanyakan pasien dan apa yang ia katakan
pengobatan.
2.2.1 Pengertian
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2008).
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan
14
organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal
2.2.2 Etiologi
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600 C dalam
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu
tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah
(droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan
terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi
melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui
1. Demam
15
2. Malaise
3. Anoreksia
8. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
9. Demam persisten
10. Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan
berat badan
2.2.4 Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru
(lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru
16
yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati
bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut
ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi
(necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk
setelah infeksi awal jika respons sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan
menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang
atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif, Pada kasus ini,
dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit
atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi
lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan
Penatalaksanaan pengobatan
1. Tahap awal; pengobatan diberikan setiap hari pada tahap awal semua pasien
tahap yang penting untuk membunuh sisa kuman dalam tubuh, sehingga dapat
2.2.5 Pathway
tuberkulosis adalah:
1. Sputum Culture
19
4. Chest X-ray
Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar
6. Elektrolit
7. Bronkografi
2.3.1 Pengkajian
adalah:
1. Data pasien: Penyakit tuberkulosis (TB) dapat menyerang manusia mulai dari
usia anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-
laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien
terjadi di usia berapa pun, namun usia paling umum adalah 1– 4 tahun. Anak-
3) Sesak napas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru-paru.
4) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan akan timbul bila infiltrasi radang
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini
3. Pemeriksaan Fisik Pada tahapan dini sulit diketahui, ronchi basah kasar dan
4. Pemeriksaan Penunjang
2) Skin test: mantoux, tine, and vollmer patch yaitu reaksi positif
1) Penyebab
(5) Disabilitas
(1) Mayor
(2) Minor
4. tampak komplikasi
a. Penyebab
2) Keterbatasan kognitif
(1) Mayor
(2) Minor
Hasil
No Kriteria Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Perilaku sesuai
1 1 2 3 4 5
anjuran
2 Verbalisasi minat 1 2 3 4 5
Kemampuan
Menjelaskan
3 tentang 1 2 3 4 5
pengetahuan suatu
topik
Kemampuan
menggambarkan
4 pengalaman 1 2 3 4 5
sebelumnya sesuai
dengan topik
Perilaku sesuai
5 dengan 1 2 3 4 5
pengetahuan
Cukup Cukup
No Kriteria Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Pertanyaan tentang
1 masalah yang 1 2 3 4 5
dihadapi
Persepsi yang
2 keliru tentang 1 2 3 4 5
masalah
Menjalani
3 pemeriksaan yang 1 2 3 4 5
tidak tepat
Cukup Cukup
No Kriteria Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
1 Perilaku 1 2 3 4 5
f. Tindakan:
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
4) Kolaborasi: -
3. Ketidakpatuhan:
a. Penyebab
1) Disabilitas
3) Beban pembiayaan
(1) Mayor
mengikuti anjuran
(2) Minor
2. tampak komplikasi.
Hasil
No Kriteria Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Verbalisasi
kemauan mematuhi
1 1 2 3 4 5
program perawatan
atau pengobatan
Verbalisasi
2 1 2 3 4 5
mengikuti anjuran
Cukup Cukup
No Kriteria Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Resiko komplikasi
penyakit/ Masalah
1 1 2 3 4 5
kesehatan
Cukup Cukup
No Kriteria Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Perilaku mengikuti
program
1 1 2 3 4 5
perawatan/
pengobatan
2 Perilaku 1 2 3 4 5
menjalankan
26
anjuran
3 Tanda dan Gejala 1 2 3 4 5
e. Intervensi Utama:
(2) Tindakan
a. Terapeutik:
baik
bila perlu
pengobatan
yang dijalani
b. Edukasi:
2) Tindakan:
a. Observasi
kesehatan
b. Terapeutik
kebijakasanaan institusi
sumber pembiayaan
c. Edukasi
2) Tindakan
a. Observasi
b. Terapeutik
diri
kondisi
c. Edukasi
4. Promosi koping
2) Tindakan
a. Observasi
tujuan
sosial
b. Terapeutik
dalam perawatan
tekanan
c. Edukasi
tujuan sama
METODE PENELITIAN
mahasiswa dalam studi kasus yang akan dilaksanakan. Bab ini berisi tentang
rancangan studi kasus, Subjek studi kasus, Fokus studi kasus, Definisi
Operasional, Tempat dan Waktu, Pengumpulan data, Penyajian data, serta Etika
Studi Kasus.
37
33
Penelitian asuhan keperawatan ini diberikan pada klien terdiri dari dua
obat. Peneliti tidak membatasi umur dan tidak menentuakan jenis kelamin yang
akan diteliti, serta peneliti tidak melakukan asuhan keperawatan dengan cara
memaksa klien.
Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik
acuan studi kasus. Fokus studi dalam karya tulis ini adalah:
Pegantenan Pamekasan
Ketidakpatuhan pengobatan
peneliti tentang fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang akan
pengobatan yaitu: perilaku individu dan/ atau pemberi asuhan tidak mengikuti
data untuk memperkuat hasil dari sebuah penelitian. Pengumpulan data dilakukan
selama dua minggu pada pagi hari kecuali hari minggu dan hari libur. Peneliti
1. Wawancara
secara langsung. Metode ini dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui
2. Observasi
Pengumpulan dengan cara ini dilakukan dan untuk melihat perilaku manusia,
3. Pemeriksaan fisik
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik pada
4. Dokumentasi
mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari untuk
mengetahui perkembangan dari pasien. Teknik analisis data yang dipakai oleh
peneliti adalah dengan cara pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
1. Pengumpulan data
tindakan.
2. Mengolah Data
subjektif dan data objektif berdasarkan data yang diperoleh dilapangan. Data
36
subjektif yaitu data yang diperoleh dari pernyataan klien dan petugas di
klien kemudian dibandingkan antara klien yang satu dengan klien yang
satunya.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara penggunaan tabel, gambar dan bentuk
naratif. Nama klien berupa inisial untuk menjaga privasi dari klien.
5. Kesimpulan
Dari data yang telah disampaikan, kemudian dibandingkan data yang satu
diperhatikan.
1. Justice (keadilan)
Justice atau keadilan adalah prinsip yang terkandung dalam bioetik. Justice
4. Autonomy
Dalam prinsip ini, tenaga kesehatan wajib menghormati martabat dan hak
manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak
sebagain besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah
dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan
medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit
Tuberkulosis, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
Erawatyningsih E., Purwanta and Subekti H., 2009, Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis
Paru, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan, 25 (3), 117–124.
Hayes T.L., Ph D., Larimer N., Adami A., Ph D. and Jeffrey A., 2009, Medication
Adherence in Healthy Elders: Small Cognitive Changes Make a Big
Difference, J Aging Health, 21 (4), 567–580.
Heriyono, 2004, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita
Tuberkulosis Paru Dengan Melakukan Pemeriksaan Ulang Dahak Pada
Akhir Pengobatan Tahap Intensif Di Puskesmas Wonosobo, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang
Hidayat, A.A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Hal. 87-88
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Pedoman Manajemen Tepadu
Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
Korua E.S., Kapantow N.H. and Kawatu P.A.T., 2014, Hubungan Antara Umur,
Jenis Kelamin, dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian TB Paru Pada
Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan, Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Kurniasih N., Supadmi W. and Darmawan E., 2014, Evaluasi Pengaruh
Pemberian Konseling dan Short Messages Service ( SMS ) Terhadap
Kepatuhan Terapi Hipertensi Pasien Hemodialisis Di Rsud Banjar, Thesis,
37
39
Ernayanti
NIM. P27822019006
41
_____________________________
Penulis
Ernayanti
NIM. P27822019006
42