Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6 :

1. Melia Safirani Fitri (K1A018050)

2. Muhammad Haikal (K1A018052)

3. Novita Indah Kurata Ayunin (K1A018060)

4. Sandra Novelia Safitri (K1A018072)

5. Yunita (K1A018080)

REVIEW JURNAL : TANAMAN YANG BERKHASIAT SEBAGAI OBAT


SISTEM PERNAFASAN

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang terkeal kaya akan sumber daya alam kedua
setelah brazil. Kekayaan alam banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama tanaman
obat-obatan. Tanaman herbal banyak dimanfaatkan salah satunya untuk mengatasi
masalah pada system pernafasan seperti batuk, asma, dll. Asma adalah penyakit
inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast,
eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon
saluran napas (hipereaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulan. Inflamasi kronik ini
akan menyebabkan penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik
secara spontan dengan atau tanpa pengobatan (Venkatasamy and Spina, 2007).
Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat penting untuk menjaga jalan
napas tetap terbukadengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk
pada jalan napas. Tidak hanya lendir yang akan disingkirkan oleh refleks batuk tetapi
juga gumpalan darah dan benda asing. Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit
pernapasan. Jalan napas dapat menjadi hiperaktif sehingga hanya dengan iritasi sedikit
saja sudah dapat menyebabkan refleks batuk. Daerah pada jalan napas yang peka
terhadap rangsangan batukadalah laring, trakea, dan bronkus utama (Djojodibroto, 2009:
54).
Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan
mencegah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum (Alam, dkk.,
2013).Antitusif adalah golongan obat yang bersifat meredakan atau menekan batuk.
Obat batuk golongan antitusif berfungsi menaikkan ambang batuk. Antitusif pada
golongan opioid merupakan opsi pertama untuk mengobati batuk dikarenakan
keefektifannya ketika meredakan batuk, namun penggunaannya untuk mengatasi batuk
menjadi pertimbangan karena besarnya efek samping hingga dapat menyebabkan efek
candu pada pengguna (Fakhruddin, 2017). Oleh karena itu, diperlukan pengobatan
dengan menggunakan obat yang efektif tetapi juga memiliki efek samping yang kecil
seperti memanfaatkan pengobatan tradisional yang alami yaitu obat herbal.
PEMBAHASAN
Tanaman obat antiasma
Jahe merupakan tanaman herbal yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk bahan baku jamu baik jamu gendong ataupun pada industri obat tradisional.
Ekstrak jahe merah mempunyai aktifitas pada peradangan akut dan kronis, dan
penghambatan aktivasi makrofag tampaknya terlibat dalam efek anti-inflamasi. Jahe
merah paling banyak digunakan untuk pengobatan karena kandungan minyak atsirinya
yang tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian aktivitas antiasma ekstrak jahe
merah terhadap penurunan jumlah eosinofil dan jumlah sel mast yang tidak terdeganulasi
pada model mencit asma.
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran nafas yang ditandai
dengan sesak nafas, batuk, nyeri dada, mengi yang terdapat peran sel-sel inflamasi seperti
eosinofil, neutrofil, limfosit dan lain-lain. Proses-proses yang terjadi bersamaan pada
kasus asma yaitu peradangan (inflamasi) saluran udara, penyempitan saluran udara
(bronchoconstriction), keluarnya lendir yang berlebihan / lendir yang kental yang dapat
mengakibatkan kesulitan bernafas atau sesak nafas disertai dengan batuk dan mengi
(Global Initiative For Asthma) (Gina, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh (Plupi, dkk) berjudul Aktifitas Antiasma Ekstrak
Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) Terhadap Jumlah Eosinofil Dan Sel Mast
Yang Tidak Terdegranulasi dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk membuktikan
pengaruh ekstrak jahe merah terhadap penurunan jumlah eosinofil dan sel mast pada
mencit asma. Penelitian ini menggunakan jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum)
hasil dari penelitiannya adalah saat melakukan pengujian skrining fitokimia, jahe merah
banyak mengandung senyawa aktif minyak atsiri, flavonoid dan alkaloid yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan
bahwa golongan metabolit sekunder pada ekstrak jahe merah adalah flavonoid, alkaloid,
saponin, terpenoid dan tanin (Srikandi, Humaeroh dan Sutamihardja, 2020). Kemudian
hasil penelitian dari (Setya 2020) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% jahe merah
mempunyai aktivitas mukolitik secara in vitro. Komponen aktif gingerol pada jahe merah
dapat melemahkan saluran napas yang hiperresponsif, dengan cara mengubah iregulasi
kalsium dan senyawa dari jahe merah yang dimurnikan dapat memberikan efek terapeutik
pada beta agonis dan mengobati penyakit saluran napas seperti asma (Townsend et al.,
2013).
Tanaman obat antitussive
Jahe merah merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan makanan dan obat obatan, salah satunya sebagai obat batuk. Hasil
penelitian (Peng, 2019) menunjukkan bahwa kandungan jahe merah yaitu (6)-shogaol
mempunyai efek antitusif (ED50 = 1,75 mg/kg intravena (i.v) lebih kuat dibanding
dihidrokodein fosfat (ED50 = 5,36 mg/kg, i.v). Aktivitas antitusif jahe merah dikaitkan
dengan adanya senyawa β -phellandrene, 1,8-cineole, limonene, myrcene, β-pinene,
champene, zingiberene dan 6-shogaol yang diisolasi dari tanaman ini juga dilaporkan
memiliki aktivitas antitusif. Selain jahe merah, daun ungu adalah tanaman obat
tradisional yang telah digunakan oleh masyarakat lokal di Jawa Barat, Maluku, dan
Kepulauan Papua. Secara empiris, daun ungu disebutkan memiliki khasiat dalam
pengobatan luka, pembengkakan lever, sakit pada telinga, mencaharkan, batu empedu,
serta mengobati batuk. Meskipun sudah banyak digunakan sebagai obat batuk secara
tradisional, namun saat ini belum ditemukan penelitian tentang aktivitas antitusif daun
ungu.
Penelitian yang dilakukan oleh (Umami, dkk, 2020) berjudul aktivitas antitusif
kombinasi ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dan daun ungu
(Graptophyllum pictum) pada marmut (Cavia porcellus), menyatakan kombinasi ekstrak
etanol 96% jahe merah dan ekstrak etanol 96% daun ungu dapat dikembangkan menjadi
obat herbal terstandar sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat khususnya dikonsumsi
sebagai obat batuk antitusif. Penelitian ini membuktikan bahwa pada dosis tunggal
maupun kombinasi dari ekstrak etanol 96% jahe merah dengan daun ungu memiliki
aktivitas antitusif yang dapat memberikan peningkatan supresi batuk pada hewan coba
marmut. Hasil perbandingan yang optimal dari kombinasi ekstrak etanol 96% jahe merah
dengan daun ungu adalah 1:0,5 dengan persentase supresi batuk sebesar 73,00 %.
Kombinasi dari kedua ekstrak mengakibatkan sinergisme pada peningkatan antitusif.
Dengan demikian, kombinasi ekstrak etanol 96% jahe.
Senyawa yang berperan dalam kombinasi tersebut sebagai aktivitas antitusif
senyawa pedas pada jahe (gingerol dan shogaol) bertindak berdasarkan kelompok umum
sel reseptor saraf yaitu reseptor vanilloid. Berfungsi sebagai agonis, 6-shogaol dapat
menurunkan kepekaan aferen nosisepsi melalui jalur fenotipik yang disebut
“vanilloid-induced neuronal plasticity”, dimana reseptor yang terlibat dalam transduksi
nyeri diturunkan sementara zat analgesik endogen diregulasi (Kou, 2018). Jahe
mempunyai kemampuan untuk mengganggu masuknya Ca2+ melalui saluran Ca2+
membran plasma. Studi ini memberikan dorongan ilmiah terhadap penggunaan jahe
tradisional pada gangguan pernapasan seperti batuk kering (Townsend, 2013). Daun
ungu mengandung golongan senyawa flavonoid menekan aktivasi Mitogen-activated
protein kinases (MAPK) melalui siklus fosforilasi dalam sel, yang memainkan peran
penting dalam respons peradangan.

Tanaman obat Mukolitik


Tanaman sirih merah (Piper crocotum Ruiz and Pav.) merupakan tanaman yang
memiliki banyak khasiat untuk mengatasi beragam penyakit. Daun tanaman ini secara
empiris telah dimanfaatkan untuk mengatasi batuk, TBC, diabetes, kanker payudara,
maag, batu ginjal, radang mata, keputihan, demam berdarah, penyakit jantung dan
kolesterol. Berdasarkan pemeriksaan skrining fitokimia, daun sirih merah mengandung
flavonoid, alkaloid, senyawa polifenolat, dan tanin (Sudewo, 2005). Penelitian yang
dilakukan Maretta pada tahun 2006 menunjukkan bahwa terdapat aktivitas mukolitik
pada ekstrak n-heksan dan etanol herba Piper miniatum Bl terhadap mukosa usus sapi
secara in vitro dan golongan senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak etanol tersebut
adalah senyawa golongan flavonoid, terpenoid dan saponin. Terdapat pula penelitian lain
yang menyimpulkan bahwa minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) memiliki aktivitas
mukolitik (Sulistiawati, 2003), dan ekstrak air daun sirih (Piper betle L.) dapat
menurunkan kekentalan mukus sehingga dapat mengurangi batuk (Arifin, 2004). Namun
hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah tentang aktivitas mukolitik fraksi metanol
dari ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocotum Ruiz and Pav.) pada mukosa usus
sapi secara in vitro sehingga dilakukan penelitian ini.
Mukus yang didapat berwarna kuning kecoklatan dan kental. Mukus tersebut
dibagi-bagi sesuai dengan jumlah pengujian lalu dimasukkan ke dalam tempat pendingin
untuk menurunkan suhu sehingga menghentikan aktivitas enzim proteolitik yang dapat
mencairkan mukus (Brain et al., 1997). Mukus 80% dibuat dengan cara
mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat pH 7. Penggunaan dapar ini untuk
menjaga agar komposisi mukus tidak berubah dan aktivitas mukolitik dapat berlangsung
maksimal pada pH 7. Proses inkubasi dan pengujian dilakukan pada suhu 37˚C agar
didapat suatu kondisi reaksi larutan uji sesuai dengan kondisi fisiologi manusia. Uji
aktivitas mukolitik dilakukan dengan menggunakan Viskometer Rion karena mukus
mempunyai tipe alir Non Newton (Brain et al., 1997). Hasil penelitian menunjukkan
semakin besar konsentrasi larutan uji, semakin kecil viskositasnya dan viskositas semua
larutan uji lebih kecil dibanding kontrol negatif, hal ini berarti fraksi metanol ekstrak
etanol daun sirih merah pada konsentrasi 0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%; 0,9% mempunyai
efek mukolitik karena mampu menurunkan viskositas mukus usus sapi 80%. Secara
teoritis, larutan uji mempunyai efek mukolitik jika viskositasnya lebih kecil dari kontrol
negatif.
Hasil uji kualitatif dengan metode KLT menunjukkan bahwa golongan senyawa
aktif yang terdapat dalam fraksi metanol ekstrak etanol daun sirih merah adalah senyawa
golongan flavonoid, saponin, dan polifenol. Dengan demikian aktivitas mukolitiknya
diduga diakibatkan oleh kandungan ketiga senyawa tersebut.
Daun kemangi mengandung senyawa tanin, flavonoid, steroid/triterpenoid, dan
minyak atsiri, sedangkan tanaman sirih merah mengandung senyawa polifenol, flavonoid,
tannin, alkaloid, dan minyak atsiri (Erviana et al., 2011). Penelitian lain menyatakan
bahwa senyawa kimia yang diduga memiliki aktivitas mukolitik adalah saponin, tanin,
flavonoid dan alkaloid (Gairola et al., 2010). Dengan demikian, kandungan yang terdapat
pada daun kemangi dan daun sirih merah diduga memiliki aktivitas mukolitik dengan
mekanisme pengenceran dahak. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi protektif
yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak
dan partikel asing yang dapat menimbulkan infeksi. Pengobatan gangguan batuk
menggunakan tanaman obat diteliti karena tanaman obat mempunyai efek samping yang
lebih kecil dibandingkan obat-obatan sintetis. Daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) telah digunakan secara tradisional untuk
mengobati batuk.
Metode eksperimental yang dilakukan untuk menguji aktivitas mukolitik secara in
vitro adalah dengan mengukur viskositas mukus dari mukosa usus sapi. Pengujian
aktivitas mukolitik dilakukan terhadap masing-masing ekstrak (konsentrasi 0,1%, 0,5%
dan 1%) dan kombinasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
kemangi dan ekstrak etanol daun sirih merah mampu menurunkan viskositas mukus dari
mukosa usus sapi secara signifikan terhadap kelompok normal pada konsentrasi
masing-masing 0,5%. Kombinasi ekstrak etanol daun kemangi dengan ekstrak etanol
daun sirih merah mampu secara sinergis meningkatkan aktivitas mukolitik dari
masing-masing ekstrak, sehingga kombinasi ini dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan batuk. Bahan aktif mukolitik dapat membantu mengurangi kekentalan dahak
sehingga mudah dikeluarkan. Bahan tersebut mampu merombak dan melarutkan dahak
sehingga viskositasnya berkurang dan mempermudah pengelurannya. Bahan aktif
mukolitik sintetik yang biasa digunakan adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein.
Namun penggunaan bahan aktif tersebut memiliki efek samping yang kurang baik bagi
kesehatan.
Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz and Pav) secara in vitro pada konsentrasi 0,5% telah menunjukkan
aktivitas mukolitik dengan penurunan viskositas mukus usus sapi masing-masing sebesar
80 Cps dan 76 Cps. Kombinasi kedua ekstrak bekerja secara sinergis dalam
meningkatkan aktivitas mukolitik. Dengan demikian, kombinasi ekstrak etanol daun
kemangi dengan daun sirih merah dapat menjadi alternatif dalam pengobatan batuk.
Kesimpulan
Berdasarkan review jurnal yang telah dilakukan, diketahui bahwa beberapa tanaman
dapat dijadikan sebagai obat sistem pernafasan. Komponen aktif gingerol pada jahe
merah dapat melemahkan saluran napas yang hiperresponsif, dengan cara mengubah
iregulasi kalsium dan senyawa dari jahe merah yang dimurnikan dapat memberikan efek
terapeutik pada beta agonis dan mengobati penyakit saluran napas seperti asma.
Kombinasi dari ekstrak etanol 96% jahe merah dengan daun ungu memiliki aktivitas
antitusif yang dapat memberikan peningkatan supresi batuk. Ekstrak etanol daun sirih
merah dan daun kemangi dapat meningkatkan aktivitas mukolitik.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Gemini, dkk. 2013. Skrining Komponen Kimia dan Uji Aktivitas Mukolitik
Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Mukosa Usus
Sapi secara In vitro. Jurnal Penelitian. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Arifin, H. 2004. Evaluasi Aktivitas Anti Batuk Ekstrak Air Daun Sirih, Tesis. ITB:
Bandung.

Brain, J.D., Proctor, D.F., and Reid, L.M. 1977. Respiratory Defense Mechanism, Part 1
and 2, 290-301, 405-408. Marcel Dekker Inc: New York and Basel.

Erviana R, Purwono S, Mustofa. (2011). Active compounds isolated from red betel (Piper
crocatum Ruiz & Pav) leaves active against Streptococcus mutans through its
inhibition effect on glucosyltransferase activity. J Med Sci, 43 (2), 71-78.
Fakhruddin, Nurrochmad A, Gunawan PW. Aktivitas Antitusif dan Ekspektoran Ekstrak
Etanol, Fraksi Polar-Semi Polar Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Pada
Marmut (Cavia porcellus). Jurnal Farmasi Indonesia. 2017; 14(2):118-124.

Gairola S, Gupta V, Bansal P, Singh R, Maithani M. (2010). Herbal antitussives and


expectorant-a review. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review
and Research, 5 (2),5.

Global Initiative For Asthma (GINA) (2017) „Global Strategy For Asthma Management
and Prevention Global Initiative for Asthma.

Kou X, Wang X, Ji R. Liu L, Qiao Y, Lou Z, et al. 2018. Occurrence, Biological


Activity and Metabolism of 6-Shogaol. Food and Function.

Townsend EA, Siviski ME, Zhang Y, Xu C, Hoonjan B, Emala CW. 2013. Effects of
Ginger and Its Constituents on Airway Smooth Muscle Relaxation and
Calcium Regulation. American Journal of Respiratory Cell and Molecular
Biology. Vol. 48, No. 2.
Maretta, A.P. 2006. Aktifitas Mukolitik Ekstrak N-Heksan Dan Etanol Herba Piper
Miniatum, Bl Terhadap Mukosa Usus Sapi Secara In Vitro Dan Deteksi
Golongan Senyawa Aktif Dengan Metode KLT, Skripsi. Universitas Islam
Indonesia: Yogyakarta.

Umami, Z., Roihatul M., Rahmi A., 2020. Aktivitas Antitusif Kombinasi Ekstrak Etanol
Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) dan Daun Ungu (Graptophyllum
Pictum) Pada Marmut (Cavia Porcellus). Majalah Kesehatan. Vol. 7, No. 4.

Palupi, D. A., Freistanti, E., & Apriliani, V. E. (2021). Aktifitas Antiasma Ekstrak Jahe
Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Terhadap Jumlah Eosinofil Dan Sel
Mast Yang Tidak Terdegranulasi. Cendekia Journal Of Pharmacy, 5(1), 81-91.

Peng Y, Mengjun HU, Qi L, Yan T, Wanying H, Liang C, Kexing W and Siyi P.2019.
Flavonoids Derived from Exocarpium citri Grandis Inhibit LPS-induced
Inflammatory Response via Suppressing MAPK and NF-κB Signalling
Pathways. Food and Agricultural Immunology. Vol. 30, No. 1.

Setya, A. liana (2020) „Uji Aktivitas Mukolitik Kombinasi Ekstrak Etanol Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) dan Ekstrak Etanol Daun Ungu
(Graptophyllum pictum) Secara In Vitro‟, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, pp. 14–15.

Srikandi, S., Humaeroh, M. and Sutamihardja, R. (2020) „Kandungan Gingerol Dan


Shogaol Dari Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Dengan Metode
Maserasi Bertingkat al-Kimiya, 7(2), pp. 75–81.

Townsend, E. A. et al. (2013) „Effects of ginger and its constituents on airway smooth
muscle relaxation and calcium regulation American Journal of Respiratory Cell
and Molecular Biology, 48(2), pp. 157–163

Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, 35-45. Agro Media: Jakarta.
Sulistiawati. 2003. Uji Aktivitas Mukolitik Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle L.)
Dan Deteksi Kandungan Kimianya Secara KLT Dan Kromatografi Gas-
Spektrofotometri Massa, Skripsi. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Venkatasamy, R., and D, Spina. 2007. Protease Inhibitors In Respiratory Disease: Focus
On Asthma And Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Expert Ref Clin
Immunol.(3):365-81.

Wulandari, Ririn. Lispita., Yulias, Ninik. Windriyati., dan Aqnes, Budiarti. 2011.
Aktivitas Mukolitik Fraksi Metanol Dari Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
(Piper crocotum Ruiz and Pav.) Pada Mukosa Usus Sapi Dan Kandungan
Kimianya. Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik.

Anda mungkin juga menyukai