Anda di halaman 1dari 22

Metode LD50

Afthoni Nur Fuadi


1514100076

DEPARTEMENT BIOLOGY
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Outline
Definisi
Tujuan
Kegunaan :
Klasifikasi zat kimia sesuai dengan toksisitas relatifnya
Evaluasi dampak keracunan yang tidak di sengaja
Perencanaan toksisitas subkronis dan kronis
Memberikan informasi tentang mekanisme toksisitas, pengaruh umur,
jenis kelamin dan variasi respon
Memberikan informasi tentang reaktivitas populasi hewan
Deteksi pencemaran toksik dan perubahan fisik yang mempengaruhi
bioavaibilitas
Macam Uji Toksisitas :
Uji Toksisitas Umum / Tak Khas
Dosis tunggal: Uji Toks. Akut
Dosis berulang:
o Sub-akut
o Sub-kronis
o Kronis (uji reversibilitas)
Uji Toksisitas Khusus / Khas
Reproduksi, karsinogenik, mutagenik, investigatif

Toksisitas akut didefinisikan sebagai kejadian keracunan akibat pemaparan bahan


toksik dalam waktu singkat, yang biasanya dihitung dengan menggunakan nilai
LC50 atau LD
Lethal Dose :
Lethal Dose adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik,
guna menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan
dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada
50% hewan coba setelah perlakuan. LD merupakan tolak ukur
kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis
letal.

Tujuan dilakukan penentuan LD adalah untuk mencari besarnya


dosis tunggal yang membunuh 50% dari sekelompok hewan coba
dengan sekali pemberian bahan uji.
Keuntungan penggunaan LD :
Jika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur
LD, tetapi juga memberikan informasi tentang waktu kematian,
penyebab kematian, gejala gejala sebelum kematian, organ yang
terkena efek, dan kemampuan pemulihan dari efek nonlethal.
Hasil uji ini dapat digunakan untuk pertimbangan pemilihan design
penelitian subakut.
Hasil uji ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu
senyawa terhadap konsumen atau pasien.
Uji LD tidak membutuhkan waktu yang lama.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai
LD antara lain
spesies
Strain
jenis kelamin
Umur
berat badan
Gender
kesehatan nutrisi.
Macam-macam metode LD50
Metode Weil
Rumus : Log m = log D + d (f+1)
Dimana : m = Nilai LD
D = Dosis terkecil yang digunakan
D = Log dari kelipatan dosis (Log R)
F = Suatu faktor dalam table Weil
Metode Grafik Probit
Hewan uji diberi dosis-dosis yang menurun secara ekponensial sehingga data presentasi kematian berupa garis linier. Taraf kepercayaan dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus:

S = LD Sx
2s
Sx =
2N
LD LD
S= 2

Dimana : S = Batas kepercayaan LD


LD = Dosis yang menyebabkan kematian
S = Simpangan baku rata-rata LD
N = Jumlah hewan keseluruhan dalam kelompok hewan uji dengan presentase kematian antara 75%-93%
S = Simpangan baku LD
LD = Dosis yang menyebabkan kematian lebih dari 84% hewan uji
LD = Dosis yang menyebabkan kematian lebih dari 16% hewan uji
Metode Farmakope Indonesia III
Rumus : m = a b (Pi 0,5)
Dimana : m = Log LD
a = Logaritma dosis terendah yang dapat menyebabkan kematian
dalam suatu kelompok
b = Selisih logaritma dosis yang berurutan
Pi = Jumlah hewan uji yang mati setelah menerima dosisi I, dibagi
dengan seluruh hewan uji yang menerima dosis.
Rumus Perhitumgan LD5o menurut Weil C.S.
Log m = log D +d ( f + 1 )
dimana:
m = LD,
D = dosis terkecil = 2,21 mg / 10 g bb. pada mencit
d = logR = log dari kelipatan dosis =1,4
d = log 1,4 = 0, 146 (membulatan d = 0,15)
f = sesuatu faktor dari tabel =0,16667
Prosedur pengerjaan LD50 :
Kondisi ruangan dan pemeliharaan hewan uji :
Untuk hewan pengerat di gunakan ruangan dengan suhu 22-25
derajat celcius, dengan kelembapan relative 30-70 % dan penerangan
12 jam terang dan 12 jam gelap
Dosis dan Batas uji
Digunakan 5-10 kelompok dosis dan 1 kelompok control. Dosis uji
dengan dosis tertinggi menyebabkan 0% kematian, dan dosis
terendah menyebabkan 100% kematian. Batas uji 15.000 mg/kg BB
dan tidak perlu di naikkan lagi
Hewan Uji
Biasanya digunakan tikus atau mencit, harus sehat, dewasa, 2 jenis
kelamin, umur 5-6 minggu. Masing masing perkelompok 5-10 ekor
hewan.
Cara pemberian zat uji
Sesuai dengan pemberian pada manusia, bisa di gunakan jarum kanul
secara oral dalam dosis tunggal
Periode pengamatan , 24 jam hingga 14 hari
Prosedur uji toksisitas akut
Hewan uji di aklimatisasi dalam ruangan kurang lebih 7 hari
Bida di berikan zat uji di berikan secara oral, hewan uji di puasakan
selama 16-18 jam
Di lakukan penagamatan T0 sebelum di berikan zat uji, setelah di
berikan zat uji diamati parameter uji perilaku pada T30,T60 dst
Amati selama 14 Hari , di cari nilai LD50 apabila telah ada yang mati,
di puasakan untuk di bedah dan di timbang organnya
Kubur dan rawat organisme yang mati dengan baik
Evaluasi pengamatan toksisitas akut
Parameter uji perilaku
Pengamatan bobot badan
Indeks organ
% bobot organ = bobot organ/bobot badan x 100%
Kematian
Penemuan makroskopis dan mikroskopis
Parameter perilaku uji toksisitas akut
Jumlah cegukan
Aktivitas motoric
Reflek korneal dan pineal
Vasodilatasi
Gelantung
Jalan mundur
Dan lain sebagainya
Skema kerja
Keterangan :
K : kontrol negatif ( mencit
Balb/c + aquadest ), terus
selama 7 hari
P1 : mencit Balb/c + toksikan
dengan dosis 5 mg/kgBB
P2 : mencit Balb/c + toksikan
dengan dosis 50 mg/kgBB
P3 : mencit Balb/c + toksikan
dengan dosis 500 mg/kgBB
P4 : mencit Balb/c + toksikan
dengan dosis 2000 mg/kgBB
Tabel pengamatan
Kelompok Jumlah Jumlah mencit Mati Keterangan
Perlakuan Sampel
Kontrol Aquadest 6

P1 5 mg/KgBB ekstrak 6
putri malu

P2 50 mg/KgBB ekstrak 6
putri malu

P3 500 mg/KgBB 6
ekstrak putri malu

P4 2000 mg/KgBB 6
ekstrak putri malu
Pada umumnya, semakin kecil nilai LD, semakin toksik senyawa
tersebut. Demikian juga sebaliknya, semakin besar nilai LD, semakin
rendah toksisitasnya. Potensi ketoksikan akut senyawa pada hewan
coba dibagi menjadi beberapa kelas, adalah sebagai berikut :
No. Kelas LD (mg/KgBB)

1 Luar biasa toksik 1 atau kurang

2 Sangat toksik 1 50

3 Cukup toksik 50 500

4 Sedikit toksik 500 5000

5 Praktis tidak toksik 5000 15000

6 Relatif kurang berbahaya lebih dari 15000


Kesimpulan
Lethal Dose adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna menyatakan
dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau menimbulkan
efek toksik yang berarti pada 50% hewan coba setelah perlakuan. LD merupakan tolak
ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal.
Tujuan dilakukan penentuan LD adalah untuk mencari besarnya dosis tunggal yang
membunuh 50% dari sekelompok hewan coba dengan sekali pemberian bahan uji.
Toksisitas akut didefinisikan sebagai kejadian keracunan akibat pemaparan bahan toksik
dalam waktu singkat, yang biasanya dihitung dengan menggunakan nilai LC50 atau LD.
Nilai ini didapatkan melalui proses statistik dan berfungsi mengukur angka relatif
toksisitas akut bahan kimia.
Terdapat 3 cara untuk menentukan nilai LD, yaitu metode Weil, Grafik Probit, dan
Farmakope Indonesia III. LD bahan obat mutlak harus ditentukan karena nilai ini
digunakan dalam penilaian rasio manfaat (khasiat) dan daya racun yang dinyatakan
sebagai indeks terapi obat (LD/ DE50). Makin besar indeks terapi, makin aman obat
tersebut jika digunakan.
Daftar Pustaka
Andreanus, A., Soemardji, Endang Kumolosasi, Cucu Aisyah. 2002. Toksisitas Akut dan Penentuan LD Oral
Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) pada Mencit Swiss Webster. Jurnal Matematika
dan Sains Vol. 7 No. 2, Oktober 2002, hal 57 62. Bandung.
Angelina, Marissa., Sri Hartati, Indah D. Dewijanti, Sofna D.S. Banjarnahor, dan Lia Meilawati. 2008.
Penentuan LD Daun Cinco (Cyclea barbata Miers.) Pada Mencit. Makara, Sains, Volume 12, no. 1, April
2008: 23-26. Tangerang.
Ariens, E.J. Toksikologi Umum Pengantar, terjemahan J.R. Wattimena, Gadjah Mada Univ. Press, Yogyakarta,
1986.
Ibrahim, Mansur., Akhyar Anwar, Nur Ihsani Yusuf. 2012. Uji Lethal Dose 50% (LD) Poliherbal (Curcuma
xanthorriza, Kleinhovia hospita, Nigella sativa, Arcangelisia flava dan Ophiocephalus striatus) Pada
Heparmin Terhadap Mencit (Mus musculus). Research and Development PT. Royal MedicaLink PharmaLab.
Jenova, Rika. 2009. Uji Toksisitas Akut yang Diukur Dengan Penentuan LD Ekstrak Herba Putri Malu
(Mimosa pudica L.) Terhadap Mencit Balb/C. Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. Semarang.
Loomis TA. Essential of toxicology. 3rd ed. Philadelpia: Lea & Febiger; 1987. p. 198 202.
Sundari, Dian., Budi Nuratmi, M. Wien Winarno. 2009. Toksisitas Akut (LD) dan Uji Gelagat Ekstrak Daun
Teh Hijau(Camellia sinensis (linn.) Kunze) Pada Mencit. Artikel Media Penelit. dan. Pengembang. Kesehat.
Volume XIX Nomor 4 Tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai