LANSIA
RINO WAHYUDI
Program Studi S1 Farmasi
Universitas Moeh. Natsir - Bukittinggi
Drug induced delirium
Acute Confusional State (=
sindroma delirium)
●
adalah delirium yang dapat disebabkan oleh
obat.
●
adalah gangguan kognitif global yang disertai dengan
perubahan kesadaran, siklus tidur dan aktivitas
psikomotor yang terjadi akut dan fluktuatif. Farmakokinetik obat
●
adalah aspek kinetika yang mencakup nasib obat dalam
darah yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Bioavailability (= ketersediaan
hayati)
Farmakodinamik obat
●
adalah jumlah obat dalam persen terhadap
dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam ●
adalah aspek efek obat terhadap berbagai
bentuk utuh/aktif. organ tubuh dan mekanisme kerjanya.
First-pass metabolism (=
llmu Geriatri
metabolisme lintas pertama)
●
adalah ilmu yang mempelajari pengelolaan pasien berusia
●
adalah obat yang sebagian akan dimetabolisme oleh enzim
lanjut dengan beberapa karakteristik (multipatologi, daya
di dinding usus pada pemberian oral dan/atau di hati pada
cadangan faali menurun, tampilan tak khas, penurunan status
lintasan pertamanya melalui organ-organ tersebut.
fungsional dan gangguan nutrisi).
●
adalah meningkatnya dosis yang masuk ke ●
adalah orang sakit/orang yang menjalani
sirkulasi akibat destruksi obat berkurang
pengobatan untuk kesembuhan penyakitnya
pada penyerapan awal.
Pelayanan Kefarmasian
Pemberian Informasi dan Edukasi
Pharmaceutical Care
●
adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung
●
adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam rangka
memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien dan keluarga
profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk tentang hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan obat, dimana
meningkatkan kualitas hidup pasien. kegiatan ini berlangsung melalui tatap muka dan bersifat interaktif.
●
adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh apoteker setelah obat diberikan ●
adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
kepada pasien untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggunaan obat, melakukan pencegahan terhadap masalah yang farmasi mulai dari penerimaan resep/instruksi pengobatan
berpotensi untuk terjadi atau mengatasi masalah yang telah terjadi. sampai dengan obat siap untuk diberikan kepada pasien.
Terapi obat
Usia lanjut
●
adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
apoteker sebelum obat disiapkan atau sesudahnya
untuk menilai kesesuaian terapi obat dengan indikasi
kliniknya, mengevaluasi kepatuhan pasien,
mengidentifikasi kemungkinan adanya efek yang ●
adalah seorang yang telah mencapai
merugikan akibat penggunaan obat, serta
memberikan rekomendasi penyelesaian masalah. usia 60 tahun ke atas
BATASAN USIA LANJUT
●
Usia pertengahan (middle age) : 45 - 59 tahun
●
Lanjut usia (elderly) : 60 - 74 tahun
●
Lanjut usia tua (old) : 75 - 90 tahun
●
Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun
●
“seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain”.
●
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas.
PENDAHULUAN
PROSES MENUA
●
adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita
●
(nugroho, 2000)
PENDAHULUAN
●
Tidak hanya sekedar mengurangi dosis ●
pengelolaan khusus tersebut
●
Banyak aspek lain yang ditilik bertambah penting
●
Perubahan posisi menyebabkan tekanan darah menurun pusing
mendadak.
Alveoli ukuranya melebar dari biasa Rasa lapar menurun, asam lambung
dan jumlahnya berkurang. menurun.
Atrofi payudara. ●
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di
glomerulus (nefron).
Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur. Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%.
Kehidupan seksual dapat diupayakan
sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah,
frekuensi buang air kecil meningkat dan
Selaput lendir vagina menurun. terkadang menyebabkan retensi urin pada
pria.
PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA
11. Sistem endokrin 12. Sistem kulit ( sistem
integumen )
Produksi semua hormon menurun. Kulit mengerut atau keriput akibat
kehilangan jaringan lemak.
Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya Permukaan kulit kasar dan bersisik karena
kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan
bmr (basal metabolic rate), dan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
menurunnya daya pertukaran zat.
Kulit kepala dan rambut menipis
berwarna kelabu.
Menurunnya produksi aldosteron.
Rambut dalam hidung dan telinga
menebal.
Menurunya sekresi hormon kelamin
misalnya, progesteron, estrogen, dan Berkurangnya elastisitas akibat dari
testosteron. menurunya cairan dan vaskularisasi
Karakteristik Pasien Geriatri Berkaitan
Dengan Terapi Obat
KARAKTERISTI
PERUBAHAN PERUBAHAN K LAIN YANG
FARMAKOKI FARMAKODI BERKAITAN
NETIKA NAMIKA DENGAN
TERAPI OBAT
●
Oral ●
Multi Patologi
●
Sensitifitas
bioavailability ●
Polifarmasi
jaringan
●
Distribusi obat ●
Mekanisme
terhadap obat
●
Metabolic interaksi
●
Sensitifitas
clearance ●
Pengaruh
jaringan
●
Faal hepar kondisi mental
terhadap obat
●
Faal ginjal dan kognitif
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Bioavailabilitas Oral
Aklorhidria (berkurangnya
Pengaruh enzim gut-associated
produksi asam lambung) dengan
cytochrom P-450
bertambahnya usia
●
Aklorhidria
●
Obat mengalami destruksi saat penyerapan dan
metabolisme awal di hepar (first-pass metabolism di
●
Usia 80 tahun : 20-25% hepar)
●
Usia 30 tahun : 5% ●
Terjadi perubahan bioavailability akibat proses menua.
●
Obat yang absorbsi di lambung dipengaruhi oleh ●
Obat yang mengalami destruksi sebanyak 95 % pada
keasaman lambung akan terpengaruh first-pass metabolism (yang masuk ke sirkulasi tinggal 5
●
Ketokonazol, flukonazol, indometasin, tetrasiklin %) karena proses menua destruksi obat mengalami
dan siprofloksasin. penurunan jadi 90 % (10% masuk ke sirkulasi)
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Distribusi Obat Akibat Perubahan Komposisi
Tubuh
●
Bayi cairan tubuh sangat dominan
●
Anak remaja massa otot yang sebagian besar
berisi cairan ●
Distribusi obat di dalam plasma.
●
Dewasa ke lebih tua cairan tubuh berkurang
●
Obat larut lemak (lipofilik) meningkat,
●
Obat larut air (hidrofilik) menurun.
akibat berkurang massa otot. ●
Konsentrasi Obat di plasma
●
Usia lanjut terjadi peningkatan komposisi lemak ●
Obat hidrofilik meningkat karena jumlah cairan tubuh menurun.
tubuh. ●
Pemberian Dosis
●
Dosis obat hidrofilik harus diturunkan
●
Interval waktu pemberian
●
Obat lipofilik harus dijarangkan.
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Distribusi Obat Akibat Perubahan Kadar
Albumin
●
Contoh naproxen.
Kadar naproxen bebas dalam plasma sangat
Hipoalbuminemia disebabkan
●
Clearance (= bersihan)
●
adalah volume darah yang di bersihkan dari suatu zat persatuan waktu oleh
hati, ginjal, atau tubuh secara keseluruhan.
Metabolic Clearance
●
adalah metabolisme volume darah yang dibersihkan dari suatu zat
persatuan waktu oleh hati, ginjal, atau tubuh secara keseluruhan
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Metabolic Clearance terkait Faal Hepar
BIOTRANSFORMASI OBAT DI
HEPAR (METABOLISME) REAKSI FASE DUA
●
terjadi di retikulum endoplasmik hepatosit dibantu enzim mikrosom.
●
mengakibatkan molekul obat jadi lebih polar kurang larut dalam lemak mudah ●
berupa konyugasi molekul obat dengan gugus glukuronid, asetil atau sulfat;
dikeluarkan melalui ginjal.
●
Reaksi kimia yang terjadi dibagi dua yaitu
●
memerlukan energi dari ATP;
●
reaksi oksidatif (fase 1)
●
metabolit menjadi inaktif.
●
reaksi konyugasi (fase 2). ●
Tidak mengalami perubahan dengan bertambahnya usia.
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Metabolic Clearance terkait Faal Hepar
●
merokok,
●
indeks ADL's (= Activities of Daily Living) Barthel serta
●
berat ringannya penyakit yang diderita pasien geriatri.
●
= [ 140-umur ] tahun x BB (kg)
●
72 x [kreatinin plasma] mg/L
●
dikali 0,85 untuk pasien perempuan. ●
mengukur kreatinin urin 24 jam;
●
dibandingkan dengan kreatinin plasma.
Kalkulasi fungsi ginjal dengan
menggunakan kadar kreatinin plasma
tidak tepat sehingga sebaiknya
menggunakan rumus Cockroft-Gault,
GFR menurun pada usia lanjut
CLEARANCE CREATININ
(dalam ml/menit ●
Perlu penyesuaian dosis obat (sama seperti usia dewasa muda dengan
gangguan faal ginjal)
●
Penyesuaian dosis juga dipengaruhi skor ADL’s Barthel.
●
Jika tanpa memperhitungkan faal ginjal akan berdampak pada kemungkinan
terjadinya akumulasi obat yang bisa menimbulkan efek toksik.
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
Metabolic Clearance terkait Faal Ginjal
●
T 1/2 = 0,693 x volume distribusi
●
clearance
Antipyrine,
●
distribusi plasma menurun,
●
clearance menurun sehingga hasil akhir T 1/2 tidak berubah.
flurazepam
●
terdapat sedikit peningkatan volume distribusi dan
●
sedikit penurunan clearance
●
hasil akhirnya adalah meningkatnya waktu paruh yang cukup besar.
PERUBAHAN FARMAKODINAMIK
Perubahan Sensitifitas Jaringan Terhadap Obat
●
degenerasi reseptor obat di jaringan, mengakibatkan
●
kualitas reseptor berubah atau Nitrazepam
●
jumlah reseptornya berkurang.
●
Sensitivitas Lansian terhadap nitrazepam meningkat.
●
Diazepam iv pada pasien lansia perlu dosis lebih kecil dari dewasa muda,
●
Efek sedasi lebih kuat dibandingkan dewasa muda.
Perubahan farmakodinamik
dipengaruhi oleh
Triazolam
●
Pada usia lanjut mengakibatkan postural sway-bertambah
besar secara signifikan dibandingkan dewasa muda.
PERUBAHAN FARMAKODINAMIK
Perubahan Sensitifitas Obat
●
Penurunan frekuensi denyut nadi setelah pemberian propranolol pada usia 50-65 tahun lebih rendah
dibandingkan mereka yang berusia 25-30 tahun.
●
Efek tersebut adalah pada reseptor b1; efek pada reseptor b2 yakni penglepasan insulin dan vasodilatasi
akibat pemberian isoprenalin tidak terlihat.
Mencatat semua obat yang dipakai saat ini Menghentikan pemberian obat tanpa
(resep dan non- resep, termasuk jamu) manfaat penyembuhan
Mengenali indikasi klinik untuk setiap Mengganti dengan obat yang lebih
obat aman, bila perlu
Mengetahui profil efek samping setiap Tidak menangani efek tak terduga
obat suatu obat dengan obat lagi
Mengenali faktor risiko sesuatu efek Menggunakan obat tunggal bila cara
yang tak terduga (misalnya interaksi) pemberiannya tidak sering
Multipatologi
sindroma delirium atau acute
confusional state, akibat dari
●
satu pasien menderita beberapa penyakitdan cenderung menahun
●
mengalami kondisi akut
●
penyakit kronik degeneratif
●
akibat perubahan metabolisme obat terkait usia;
●
polifarmasi
●
interaksi obat
Polifarmasi ●
●
kekacauan pengobatan karena pasien sulit mengingat
penurunan produksi dan turnover neurotransmiter terkait usia.
●
mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan manfaat yang dapat (Efek samping)
Interaksi berbagai obat
Depresi dan penurunan faal kognitif
(atau sampai demensia)
●
Jumlah kemungkinan interaksi pada N obat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus N x (N 1)/2.
6obat saja dapat menimbulkan 15 interaksi.
Mempengaruhi kepatuhan minum obat
●
●
●
Tidak semua kemungkinan interaksi obat menunjukkan gejala klinik
KARAKTERISTIK LAIN YANG
BERKAITAN DENGAN TERAPI OBAT
Pengaruh kondisi mental dan kognitif
●
akibat perubahan metabolisme obat terkait usia;
polifarmasi
●
interaksi obat
●
kekacauan pengobatan karena pasien sulit mengingat
●
penurunan produksi dan turnover neurotransmiter terkait usia.
●
Mempengaruhi kepatuhan minum
obat ●
Jumlah kemungkinan interaksi pada N obat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus N x (N 1)/2.
●
6obat saja dapat menimbulkan 15 interaksi.
●
Tidak semua kemungkinan interaksi obat menunjukkan gejala klinik
Masalah yang Berkaitan dengan
Penggunaan Obat pada geriatri
1. Terdapat indikasi medik yang
tidak mendapatkan obat 5. Gagal mendapatkan obat
(untreated indication)
EFEK TIDAK
NO. OBAT DIHARAPKAN YANG PERTIMBANGAN DAN
BERMAKNA REKOMENDASI
G. DIUTERIK
6 Nitrat & Nicorandil Hipotensi postural, pusing, • Mulai dengan dosis lebih rendah.
sakit kepala Pantau tekanan darah
7 ACE - Inhibitor Hiperkalemia, kerusakan • Mulai dengan dosis kecil, Pantau
pinjal, hipotensi, batuk. tekanan darah, fungsi ginjal dan
kadar kalium dalam darah
Daftar Obat yang Penggunaaannya
Memerlukan Perhatian Khusus
Efek Tidak Diharapkan
No. Obat yang Bermakna Pertimbangan dan Rekomendasi
H. OBAT PSIKOTROPIK
1 Barbiturat (seperti : Sedasi, sindrom delirium, • Secara umum tidak
fenobarbital, osteoporosis, direkomendasikan karena waktu
pirimidon) ketergantungan paruh yang panjang dan
toksisitasnya.
• Tersedia obat yang lebih aman untuk
insomnia dan epilepsi
2 Benzodiazepi n Sindrom delirium, • Secara umum tidak
(Seperti diazepam, mengantuk, gangguan direkomendasikan karena waktu
oksazepam, ingatan, jatuh, paruh yang panjang dan
temazepam, ketergantungan toksisitasnya.
nitrazepam) • Tersedia obat yang lebih aman untuk
insomnia.
• Coba dengan langkah tanpa obat
untuk insomnia dan kecemasan.
• Hindari obat dengan waktu paruh
panjang (diazepam, flunitrazepam,
klordiazepoksid, nitrazepam)
Daftar Obat yang Penggunaaannya
Memerlukan Perhatian Khusus
Efek Tidak Diharapkan
No. Obat yang Bermakna Pertimbangan dan Rekomendasi
H. OBAT PSIKOTROPIK
3 Phenothiazine Sindrom delirium, • Yakinkan adanya indikasi yang sesuai.
(seperti : mengantuk, efek • Gunakan dosis terendah yang masih
Klorpromazin, antikolinergik, efek mungkin, hindari penggunaan jangka
thioridazin, ekstrapiramidal, tardive panjang jika memungkinkan.
proklorperazin) dyskinesia, akathisia
4 Butirofenon (seperti Sindrom delirium, • Yakinkan adanya indikasi yang sesuai.
haloperidol) mengantuk, efek • Gunakan dosis terendah yang masih
ekstrapiramidal, tardive mungkin, hindari penggunaan jangka
dyskinesia, akathisia panjang jika memungkinkan.
5 Antidepresan Efek entikolinergik, • Jangan diberikan antidepresan trisiklik,
trisiklik (seperti : hipotensi, jatuh. mulai dengan dosis rendah dan secara
amitriptilin, perlahan ditingkatkan. Berikan sebagai
imipramin, dosis tunggal pada malam hari.
doxepine, dethiepin) • Selective Serotonin Reuptake inhibitors
(SSRI) secara umum lebih dianjurkan
karena ditoleransi lebih baik, tetapi lebih
mahal.
Daftar Obat yang Penggunaaannya
Memerlukan Perhatian Khusus
Efek Tidak Diharapkan
No. Obat yang Bermakna Pertimbangan dan Rekomendasi
I. LAIN - LAIN
1 Antihistamin Efek antikolinergik Gunakan dosis terkecil dan durasi
(difenhidramin, (pandangan kabur, retensi terpendek yang masih mungkin.
klorfeniramin, urin, konstipasi, sindrom
prometazin) delirium) sedasi.
2. Antispasmodik Efek antikolinergik Risiko efek samping seringkali lebih
(seperti : (pandangan kabur, retensi besar dengan manfaat yang minimal.
dicyclomine, urin, konstipasi, sindrom Hindari pemakaian jangka panjang
prophanteline, delirium) sedasi.
alkaloid belladonna)
3 Kortikosteroid Hiperglikemia, osteoporosis, Gunakan dosis terkecil dan durasi
(sistematik) tukak lambung, depresi, terpendek yang masih mungkin. Lebih
atropi kulit, luka lama dianjurkan steroid inhalasi untuk
sembuh, sindrom delirium. penyakit pernafasan.
Gunakan dosis lebih rendah. Pantau
kadar obat dalam darah jika tersedia.
Sindrom delirium, Hindari keadaan hipokalemia. Bukan
4 Digoksin terapi pilihan pertama untuk gagal
bradikardi, aritmia, mual
jantung (ACE Inhibitor lebih
dianjurkan)
Daftar Obat yang Penggunaaannya
Memerlukan Perhatian Khusus
Efek Tidak Diharapkan
No. Obat yang Bermakna Pertimbangan dan Rekomendasi
• JIka mungkin gunakan obat antiaritmia
Antimuskarinik kuat dan
5 Disopyramide lain.
efek inotropik negatif
• Gunakan dengan dosis yang diturunkan
• Indeks terapi sempit, risiko toksisitas
meningkat karena perubahan
farmakokinetik dan bersihan menurun pada
Sindrom delirium, mual, gagal jantung.
6 Teofilin
aritmia • Secara umum tidak dipertimbangkan
sebagai terapi pilihan pertama.b- agonis
inhalasi / dan kortikosteroid inhalasi lebih
dianjurkan.
Hipotensi, pusing, muka • Efikasi terbatas pada penyakit pembuluh
darah tepi.
kemerahan. Dapat • Diragukan kemanjurannya pada panyakit
7 Pentoksifilin
mempotensiasi efek pembuluh darah jantung (cerebrovascular).
antihipertensi. • Pantau tekanan darah.
Sindrom delirium,
• Lebih dianjurkan penggunaan penghambat
8 Simetidin gynaecomastia, interaksi
pompa proton (proton pump inhibitor)
obat yang bermakna
Daftar Obat yang Penggunaaannya
Memerlukan Perhatian Khusus
Efek Tidak Diharapkan
No. Obat yang Bermakna Pertimbangan dan Rekomendasi
9 Warfarin Respon antikoagulan • Mulai dengan dosis yang lebih
meningkat dan risiko rendah.
perdarahan. • Pantau INR secara teratur.
Adanya interaksi obat • Hindari penggunaan bersama
dengan obat yang berinteraksi
secara bermakna dengan warfarin
TERAPI OBAT YANG MENIMBULKAN
RISIKO PADA GERIATRI PADA KASUS
TERTENTU
Risiko Obat Terkait Terapi Pada Penyakit
Kardiovaskuler
No. Peresepan Obat dalam Risiko bagi Pasien Alternatif Terapi
Praktik
1 Penghambat b-adrenergik Dapat memperburuk Kelas lain dari obat
untuk hipertensi pada penyakit pernafasan antihipertensi
pasien dengan riwayat
asma atau PPOK
2 Penghambat b- adrenergik untuk Dapat memperburuk Nitrat atau Calsium
angina pada pasien dengan penyakit pernafasan, atau Channel Blocker
riawayat asma atau PPOK atau gagal jantung
gagal jantung
3 Reserpin untuk hipertensi • Dosis tinggi menyebabkan Obat antihipentensi lain
depresi dan efek
ekstrapiramidal.
• Dosis rendah
menimbulkan hipotensi
ortostatik.
4 Disopyramid untuk atrial fibrilasi Dapat menyebabkan efek Digoksin, Kuinidin,
samping antikolinergik dan Prokainamid
kematian akibat serangan
jantung mendadak.
Risiko Obat Terkait Terapi Pada Penyakit
Kardiovaskuler
No. Peresepan Obat dalam Risiko bagi Pasien Alternatif Terapi
Praktik
5 Diuretik tiazida untuk hipertensi Dapat memperberat/ Obat antihipertensi
pada pasien dengan riwayat memperburuk gout lainnya
gout
6 Calsium Channel Blocker untuk Dapat memperburuk Diuretik atau ACE
hipertensi pada pasien dengan gagal jantung Inhibitor atau keduanya
riwayat gagal jantung
7 Penghambat b-adrenergik untuk Dapat memperburuk Diuretik atau ACE
hipertensi pada pasien dengan gagal jantung Inhibitor.
riwayat gagal jantung Penghambat b-
adrenergik dengan dosis
lebih rendah serta pantau
efeknya
8 Penghambat b- adrenergik jangka Dapat memperburuk Calsium Channel Blocker
panjang untuk angina atau penyakit Raynaud
hipertensi pada pasien dengan
sejarah penyakit Raynaud
Risiko Obat Terkait Penggunaan Obat
Psikotropik
No. Peresepan Obat dalam Risiko bagi Pasien Alternatif Terapi
Praktik
1 Peresepan jangka panjang Dapat menyebab- kan jatuh, Terapi tanpa obat atau
benzodiazepin dengan waktu fraktur, sindrom delirium, benzodiazepin dengan
paruh panjang untuk ketergantungan dan waktu paruh pendek
pengobatan insomnia withdrawal
2 Peresepan antidepresan trisiklik Dapat memperburuk SSRI
untuk pengobatan depresi pada glaucoma, menyebabkan
pasien dengan sejarah glaukoma, retensi urin pada pasien
BPH atau heart block dengan BPH, atau
memperparah heart block.
Dapat menyebabkan
hipotensi ortostatik
3 Peresepan barbiturat jangka Dapat menyebabkan jatuh, Terapi tanpa obat atau
panjang untuk pengobatan fraktur, sindrom delirium, dosis rendah
insomnia ketergantungan dan benzodiazepin waktu
withdrawal paruh pendek
4 Peresepan SSRI pada pasien Dapat memperberat efek Hindari kombinasi,
yang sedang mendapatkan yang tidak diharapkan dari pastikan telah melewati
suatu MAO inhibitor untuk SSRI wash- out period paling
pengobatan depresi tidak 7 hari jika dilakukan
penggantian dari MAO
inhibitor ke SSRI
Risiko Obat Terkait Penggunaan Obat
Psikotropik