Anda di halaman 1dari 8

TAKE HOME BISNIS HERBAL

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Imron Wahyu Hidayat,M.Sc.,Apt


Prasojo Pribadi,M.Sc., Apt

Oleh:

Mia Annida Amalia 16.0605.0028

PROGRAM STUDI FARMASI (S1)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

MAGELANG

2020
“JAMOE DRINK’’

1. Visi misi bisnis


Visi:
- Menjadi salah satu perusahaan terbaik di industri minuman di Indonesia
terutama dalam melestarikan dan mengembangkan tradisi meracik jamu dalam
lingkungan industri modern melalui karya yang kreatif & inovatif.
- Memperkenalkan produk Jamu ke seluruh Indonesia bahkan dunia
- Mengembangkan cabang “JAMOE DRINK” ke seluruh Indonesia bahkan
dunia

Misi:

- Menyajikan citarasa jamu yang sesuai selera masyarakat yang berubah


mengikuti zaman
- Menyajikan produk minuman jamu alami dan natural tanpa adanya bahan
pengawet
- Menyajikan produk minuman jamu yang inovasif dan berbeda dari pesaing
lainnya
- Menyajikan produk minuman jamu dengan sentuhan khas Indonesia
- Menyajikan produk minuman jamu yang bersih, higienis, segar dan fresh
- Melayani dengan ramah, senyum dan penuh respon
2. Analisis Pasar
a. Strategi Segmentasi Pasar (Segmentation):
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mensegmentasi pasar.
Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam segmentasi pasar kriteria yang
dibutuhkan dalam segmentasi pasar antara lain:
1) Segmentasi geografis
Daerah Magelang, Jawa Tengah dan Yogyakarta
2) Segmentasi demografis
Secara demografis segmentasi pasarnya adalah konsumen merata laki-
laki dan perempuan usia (18- 50) tahun
3) Segmentasi psikologis
Memfokuskan pada masyarakat dengan gaya hidup yang sehat serta
masyarakat yang giat mengkonsumsi jamu setiap harinya terutama
memperkenalkan jamu sejak dini kepada anak-anak.
4) Segmentasi perilaku
Memfokuskan pada masyarakat dengan kegiatan yang produktif, karena
masyarakat yang mempunyai kegiatan cukup tinggi membutuhkan
minuman untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuhnya.

b. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Targeting):


Demi meningkatkan pendapatan usaha pasti dilakukan pula penyesuaian
pada pasar sasaran, agar penjualan menjadi tepat sasaran. Dalam hal ini untuk
target pasar, Batik Diajeng Solo telah menentukan targetnya. Menciptakan
produk minuman jamu yang berkualitas dan inovatif kepada masyarakat yang
menginginkan minum jamu tetapi masih memiliki ketakutan dengan rasa
pahit jamu dan seringkali diasumsikan sebagai minuman orang tua atau
minuman kuno terutama menyediakan minuman jamu dengan berbagai varian
rasa.
1) Strategi Posisi Pasar (Positioning):
Batik Diajeng Solo merupakan solusi yang tepat produk minuman jamu
kekinian dengan kualitas produk yang baik. Walaupun produk yang
ditawarkan oleh Batik Diajeng Solo relatif lebih mahal dari produk-produk
sejenis yang ditawarkan oleh pedagang jamu keliling.
2) Bauran Pemasaran Batik Diajeng Solo (Marketing Mix):
Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran terkait dengan
keberhasilannya dalam menentukan produk yang tepat, harga yang layak,
saluran distribusi yang baik, serta promosi yang efektif. Bauran pemasaran
yang terdiri dari produk, harga, tempat serta promosi ditetapkan dengan
cermat oleh ‘’JAMOE DRINK” agar kepuasan konsumen serta
keberlanjutan usaha dapat terwujud:
a) Produk
Produk minuman jamu yang dihasilkan ’JAMOE DRINK”
merupakan by request dari konsumen, akan tetapi perusahaan dapat
menampilkan preview product sebelum jadi, sehingga produk dapat
disesuaikan terlebih dahulu dengan keinginan dari konsumen produk-
produk jamu yang dihasilkan serta dipasarkan oleh ’JAMOE DRINK”
b) Harga
Penetapan harga merupakan salah satu elemen penting bagi
manajemen perusahaan. Harga ditetapkan berdasarkan perhitungan
besarnya biaya yang dibutuhkan (biaya bahan baku, harga pokok
produksi, biaya promosi) ditambah dengan presentase keuntungan yang
diinginkan. Harga yang ditentukan beragam sesuai dengan desain,
bahan dan tingkat kesulitan produksi produk yang diinginkan konsumen
Secara garis besar harga produk-produk minuman jamu yang
dijual ini mulai dari Rp. 10.000 – Rp. 15.000 (harga disesuaikan dengan
varian rasa yang dibeli). Harga produk ini memang agak lebih mahal
dibandingkan dengan harga produk yang beredar di pasaran karena
bahan yang berkualitas tinggi dan kreatifitas dari desain kemasan dan
produk itu sendiri.
c) Tempat
Saluran distribusi terkait dengan berbagai aktivitas usaha yang
mengupayakan agar produk dapat disalurkan ke konsumen. Sebagian
besar produk dijual secara online store sehingga produk langsung
dikirim ke konsumen dan ofline store (gerai) agar memudahlan
konsumen datang untuk membeli dan melihat produk secara langsung.
d) Promosi
Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan untuk
memberitahu, mengenalkan, mempengaruhi konsumen mengenai
produk yang ditawarkan. Promosi dimulai dengan membuat merek yang
mengasosiasikan keunggulan dan usaha yang digelutinya yaitu
minuman jamu kekinian.. Kemudian perusahaan juga melakukan
promosi melalui internet marketing (melalui website, social media, e-
commerce), menyebarkan email ke perusahaan maupun instansi,
menjadi sponsor acara, serta mengikuti pameran-pameran jamu.
3. Modal Yg Dibutuhkan (Dituangkan Dgn Kebutuhan Peralatan
Perlengkapan Dan Bahan)
Investasi Modal Awal

Nama Barang Unit Harga/Unit Total (Rp)


(Rp)
Kompor Gas 3 200.000 600.000
Timbangan 3 200.000 600.000
Tabung Gas 1 150.000 150.000
Parutan 1 10.000 10.000
Baskom 3 10.000 30.000
Pisau 2 10.000 20.000
Talenan 2 20.000 40.000
Wajan 2 50.000 100.000
Spatula kayu 2 10.000 20.000
Penggiling 1 20.000 20.000
Mesin Pengemas 1 100.000 100.000
Desain kemasan 500.000
Bahan Baku
Kunyit 5 kg 4.000 20.000
Asam Jawa 2 kg 7.000 14.000
Susu 5 kg 25.000 125.000
Gula Jawa 3 kg 12.000 36.000
Jumlah 2.385.000

Rincian Biaya Operasional Per Bulan


Harga per
Kebutuhan
Komponen Biaya satuan/ kg Total (Rp)
Bahan
(Rp)
Bahan Baku
Kunyit 10 kg 4.000 40.000
Asam Jawa 5 kg 7.000 35.000
Susu 25 kg 25.000 625.000
Gula Jawa 10 kg 12.000 120.000
Gas LPG 4 unit 14.000 56.000
Garam 1 bungkus 1.500 1.500
Biaya Listrik 1 bulan 300.000 300.000
Air 1 bulan 100.000 100.000
Biaya Transportasi 12 x 50.000 600.000
Kebersihan 1 bulan 100.000 100.000
Biaya Promosi 1 paket 250.000 250.000
Botol uk 250 ml 13 pack 55.000 715.000
Cetak Kardus Kecil 50 buah 1.000 50.000
Cetak Kardus Sedang 25 buah
1.500 37.500
Cetak Kardus Besar 25 buah
2.000 50.000
Gaji Karyawan 3 orang 1.000.000 3.000.000
Jumlah 6.080.000

Rencana Produksi Per Bulan

Jumlah
No Keterangan
(unit)
1 Jamu Kardus Kecil (50 kemasan@5) 250
2 Jamu Kardus Sedang (25 kemasan @10) 250
3 Jamu Kardus Besar (25 kemasan @20) 500
Total rencana produksi/bulan 1000

Biaya Produksi Per Unit:


Rp 5.880.000: 1.000 unit = Rp 5.888
4. Variasi Produk
- Kunyit Asam jamoe
- Beras Kencur jamoe
- Rosella jamoe
5. Analisis Keuangan (Roi/Bep)

Analisis Pendapatan:
Tabel 4. Rencana Penerimaan Penjualan (1 bulan)

Penerimaan Penjualan
No Keterangan
(dalam Rupiah)
Jamu Kunyit asam Kardus Kecil
1 2.500.000
Rp. 50.000 x 50 kemasan
Jamu Kunyit asam Kardus Sedang
2 2.187.500
Rp.87.500 x 25 kemasan
Jamu Kunyit Asam Kardus Besar:
3 4.375.000
Rp.175.000 x 25 kemasan

Jumlah 9.062.000
Perhitungan Laba Usaha (1 bulan):

Penerimaan penjualan Rp. 9.062.000


Total biaya produksi Rp. 6.080.000

Laba Usaha Rp 2.982.000


Return on Investement (ROI) = (2.982.000: 8.265.000) x 100%= 33,69%
Pay Back Period (PBP): 8.265.000: 2.982.000 =2,77 3 bulan

Dengan laba Rp. 2.982.000 per bulan dan total biaya investasi Rp.
8.265.000 (investasi modal awal) berarti usaha ini cukup feasible
karena mempunyai tingkat keuntungan (ROI) sebesar 33,69 % dalam
satu bulan (jauh lebih besar daripada tingkat bunga deposito yang
hanya sekitar 6%/th). Pengembalian investasi (Pay Back Period)
dalam waktu kurang lebih 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai