Anda di halaman 1dari 23

KEBUTUHAN CAIRAN

DAN ELEKTROLIT
SISTEM YANG BERPERAN DALAM
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit


dalam tubuh diatur oleh :
 Ginjal  Glukokortikoid
 Kulit  Mekanisme Rasa
 Paru Haus
 Gastrointestinal
 ADH
 Adosteron
 Prostaglandin
CARA PERPINDAHAN CAIRAN TUBUH

 DIFUSI
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam
cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak.

 OSMOSIS
Proses perindahan zat ke larutan lain melalui membran
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan
konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat

 TRANSPOR AKTIF
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan
mekanisme transpor aktif
Proses Pengaturan Cairan dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

 Tekanan Cairan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan
cairan

 Membran Semipermiabel
membran semipermiabel merupakan penyaring agar
cairan yang bermolekul besar tidak tergabung
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH BAGI MANUSIA
 PENGATUR VOLUME CAIRAN TUBUH
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar

 ASUPAN CAIRAN
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500 cc per hari

 PENGELUARAN CAIRAN
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi
asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±
2300 cc.
Hasil Pengeluaran Cairan
 Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria
(kandung kemih). Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan
dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran
darah
 Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang
panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion
kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi
kadar natrium dalam plasma
 Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Jumlah
rata-rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml/hari.
JENIS CAIRAN

 CAIRAN NUTRIEN
Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam
bentuk Karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme.
Cairan nutrien terdiri atas Karbohidrat, air, asam amino dan lemak

 BLOOD VOLUME EXPANDERS


Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume
pembuluh darah, setelah kehilangan darah atau plasma. Jenis Blood
Volume antara lain : Human serum albulum dan dextran dengan
konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik,
sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah
MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN

 Hipovolume atau Dehidrasi


kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Ada tiga macam
kekurangan volum cairan eksternal, yaitu :
a. Dehidrasi isotonik
b. Dehidrasi hipertonik
c. Dehidrasi hipotonik

Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :


– Dehidrasi berat
– Dehidrasi sedang
– Dehidrasi ringan
 Hipervolume atau Overdehidrasi
terdapat dua manifestasi yang ditimbulan akibat kelebihan
cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan
edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya, cairan
interstisial tidak terikat dengan air tetapi elastis dan hanya
terdapat diantara jaringan. Pitting edema merupakan edema
yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung
setelah ditekan pada daerah yang bengkak, hal ini disebabka
oleh perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekan.
Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan
ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang
menyebabkan membeklunya cairan pada permukaan jaringan.
Edema anasarka adalah edea yang terdapat di seluruh tubuh.
KEBUTUHAN ELEKTROLIT

Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme,


seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa
jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit.
Komposisi elektrolit dalam plasma adalah sebagai berikut :
Natrium : 135-145 mEq/lt
Kalium : 3,5-5,3 mEq/lt
Kalsium : 4-5 mEq/lt
Magnesium : 1,5-2,5 mEq/lt
Klorida : 100-106 mEq/lt
Bikarbonat : 22-26 mEq/lt
Fosfat : 2,5-4,5 mg/100 ml
PENGATURAN ELEKTROLIT
 Pengaturan Keseimbangan Natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan
volume cairan tubuh. Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan
aldosteron. ADH mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari
tubulus renalis dan juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap
kembali oleh darah.

 Pengaturan Keseimbangan Kalium


kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Sistem pengaturan
keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu :
a. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan
produksi aldosteron
b. Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui
ginjal
c. Peningkatan pengeluaran kalium ; konsentrasi kalium dalam cairan ekstra sel menurun
 Pengaturan Keseimbangan Kalsium
kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantarkan
impuls kontraksi otot, koagulasi (Pembekuan) darah, dan
membantu beberapa enzim pankreas. Kalsium diekresi melalui
urine dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur
langsung oleh hormon paratiroid dalam reabsopsi tulang. Jika
kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid akan merangsang
pembentukan hormon paratiroid yang langsung meningkatkan
jumlah kalsium dalam darah.

 Pengaturan Keseimbagan Klorida


klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstasel, tetapi tidak
dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida
biasanya bersatu dengan natrium, yaitu mempertahankan
keseimbangan tekanan osmosik dalam darah. Hipokloremia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah.
Sedangkan hiperkloremia merupakan kelebihan klor dalam darah
normalnya. Kadar klorida dalam darah pada orang dewasa adalah
95-108 mEq/lt/
 Pengaturan Keseimbangan Magnesium
magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang
terpenting kedua dalam cairan intrasel. Keseimbangannya diatur
oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi dari saluran
pencernaan.

 Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat


bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan bufter (penyangga)
dalam tubuh.

 Pengaturan Keseimbangan Fosfat


fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk
gigi dan tulang. Posfat diserap dari saluran pencernaan dan
dikeluarkan melalui urine.
JENIS CAIRAN ELEKTROLIT

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat
bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline
terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi
isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
Contoh cairan elekrolit adalah :
a.Cairan Ringer’s, terdiri atas Na+, K+, Cl, Ca2+
b.Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3
c.Cairan Buffer’s, terdiri atas Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3
MASALAH KEBUTUHAN ELEKTROLIT

 Hiponatremia
suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai
dengan adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak < 135 mEq/lt, rasa
haus berlebihan, denyut nadi yang cepat, hipotensi, konvulsi, dan membran
mukosa kering. Hiponatremia disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara
berlebihan, misalnya ketika tubuh mengalami diare yang berkepanjangan.
 Hipernatremia
suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, ditandai dengan
adanya mukosa kering, oligari/anusia, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu
badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/lt.
penyebabnya karena dehidrasi, diare, pemasukan air yang berlebiha
sementara asupan garam sedikit
 Hipokalemia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah,
tidak nafsu makan dan muntah-muntah, penurunan bising usus,
dan turunnya kadar kalium plasma hingga < 3,5 mEq/lt

 Hiperkalemia
merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal,
asidosis metabolik, dll.

 Hipokalsemia
merupakan kondisi kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang,
bingung kadar kalsium dalam plasma > 4,3 mEq/lt dan kesemutan
pada jari dan sekitar mulut yang disebabkan oleh pengaruh
pengangkatan kelenjar gondok, serta kehilangan sejumlah kalsium
karena sekresi intestinal.
 Hiperkalsemia
merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah
yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai
dengan adanya nyeri pada tlang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-
mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma encapai lebih dari
4,3 mEq/lt.

 Hipomagnesia
merupakan kondisi kekurangan kadar magnesium dalam darah
ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan
tangan, takikardi, hipertensi, disoriensi, dan konvulsi, kadar
magnesium dalam darah mencapai > 1,3 mEq/lt.

 Hipermagnesia
hipermagnesia merupakan kondisi berlebihnya kadar magnesium
dalam darah, ditandai dengan adaya koma, gangguan pernapasan,
dan kadar magnesium mencapai < 2,5 mEq/lt.
KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat


keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-
7,45. keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses
metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan
oleh pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal).
Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui
pengangkutan CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan
pH hingga kondisi standar (normal).
MASALAH KESEIMBANGAN ASAM-BASA

 Asidosis Respiratorik
merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan
sistem pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan
tubuh sehingga terjadi kerusakan pada pernapasan, peningkatan
pCO2 arteri diatas 45 mmHg, dan penurunan pH hingga < 7,35
yang dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma
kepala, pendarahan, dll.

 Asidosis Metabolik
merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya
penumpukan asam yang ditandai dengan adanya penurunan pH
hingga < 7,35 dan HCO3 < 22mEq/lt.
 Alkalosis Respiratorik
merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru yang dapat
menimbulkan terjadinya pCO2 arteri < 35 mmHg dan pH > 7,45
akibat adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru, dan lain-lain.

 Alkalosis Metabolik
merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau
penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan
bikarbonat plasma > 26 mEq/lt dan pH arteri > 7,45, atau secara
umm keadaan asam-basa dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

 Usia
 Temperatur
 Diet
 Stres
 Sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai