Disusun Oleh :
172210101134
FAKULTAS FARMASI
Universitas Jember
Jember
2017
PENGELOMPOKAN OBAT BERDASARKAN GOLONGANNYA
1. OBAT BEBAS
Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Obat bebas dapat diperoleh di warung, toko obat, dan
apotik. Obat bebas juga disebut OTC (Over The Counter).
Contoh obat bebas : Parasetamol, vitamin, Livron B Plex
3. OBAT KERAS
Obat Keras dikenal dengan Obat Daftar G (Gevarlijk : berbahaya) adalah obat yang
hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Berbahaya yang dimaksudkan jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter karena dikhawatirkan dapat
memperparah penyakit, meracuni tubuh, bahkan
menyebabkan kematian.
Obat keras tidak dapat dibeli dengan bebas di apotek melainkan harus
menggunakan resep dokter. Obat Keras yang dapat diperoleh di apotek tanpa
menggunakan resep dokter dan diserahkan oleh apoteker adalah Obat Wajib Apotek
(OWA).
Yang termasuk dalam Golongan Obat Keras, yaitu :
1. Obat Generik
2. Obat Wajib Apotek
3. Antibiotik seperti; ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin, penisilin.
4. Obat-obatan yang mengandung hormon seperti; obat diabetes, obat penenang.
5. Psikotropika
5. PSIKOTROPIKA
Obat psikotropika adalah obat keras yang berkhasiat psikoaktif yang
mempengaruhi susunan sistem saraf pusat sehingga
dapat menyebabkan perubahan khas pada kegiatan
fisik maupun mental penggunanya baik psikotropika
alami maupun sintetis bukan golongan narkotika.
Sehingga untuk dapat memperolehnya harus dibeli
pada apotek dan dengan resep dokter.
Zat yang terkandung dalam obat golongan
psikotropika menimbulkan efek ketergantungan serta memiliki efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan saraf pusat yang menimbulkan kelainan perilaku disertai dengan
timbulnya halusinasi (mengkhayal), gangguan berpikir dan perubahan perasaan.
Contoh Obat Psikotropika : Sedatin (Pil BK), Phenobital, Diazepam, Rohypnol, Magadon,
Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital,
Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan
sebagainya.
6. NARKOTIKA
Narkotika adalah obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 35 tahun 2009), sehingga untuk dapat
memperolehnya harus dibeli pada apotek dan
dengan resep dokter.
7. PREKURSOR
Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan
narkotika dan psikotropika. Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi industri farmasi atau produk antara, produk rumahan, dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/pheny lpropanolamine,
ergotamin, ergometrine, atau Potasium Permanganat (permenkes No.3 tahun 2015).
Peredaran prekursor di Indonesia di awasi oleh: POLRI, BNN, Bea cukai, Badan POM,
Departemen perindustrian dan perdagangan dan Departemen kesehatan.
8. OBAT-OBAT TERTENTU
Obat-obat tertentu adalah obat-obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat
selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat
menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Terdiri dari obat-obatan yang mengandung Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin,
Amitriptilin, Haloperidol.
Obat-obat tersebut hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan.
BPOM mengeluarkan aturan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Obat-obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan dengan tujuan untuk melindungi
masyarakat dari penyalahgunaan dan penggunasalahan atas obat-obat yang perlu
dilakukan pengawasan yang lebih ketat.
Sanksi yang diberikan bagi yang tidak mengikuti aturan baru ini berupa pidana
maupun sanksi administratif kepada industri Farmasi, PBF, Apotek, Instalasi Farmasi
RS, dan Instalasi Farmasi Klinik.
Daftar Pustaka
Anonim. 2016. BPOM Keluarkan Pedoman Pengelolaan Obat Tertentu yang Sering
Disalahgunakan. (https://www.google.co.id/amp/farmasetika.com/2016/05/25/bpom-keluarkan-
pedoman-pengelolaan-obat-tertentu-yang-sering-disalahgunakan/amp/) [Diakses pada 8
November 21:15]
Permatasari, Ayu. 2017. 5 Penggolongan Obat: Obat Bebas, Bebas Terbatas, Keras, Psikotropika,
Narkotika dan Contoh. (http://bidhuan.id/obat/43398/5-penggolongan-obat-obat-bebas-bebas-
terbatas-keras-psikotropika-narkotika-dan-contoh/) [Diakses pada 8 November 2017 21:34]