“FARMAKOKINETIKA OBAT
PARACETAMOL”
DISUSUN OLEH:
3. PUTRI MAHARANI
TA 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya yang telah
memberi saya kesempatan dalam menyusun dan membuat makalah ini yang berjudul
“FARMAKOKINETIKA OBAT PARACETAMOL”. Makalah ini dibuat untuk
mengenal dan mengetahui bagaimana farmakokinetika obat paracetamol dalam tubuh.
Dalam proses pembuatan makalah ini seringkali terjadinya kesalahan. Baik
kesalahan dari kurangnya pengetahuan serta kurang nya wawasan dalam membuat
makalah yang benar. Kami berharap makalah ini dapat dibaca dan dipahami oleh
pembaca sekalian. Jika terjadi kesalahaan kata maupun tulisan kami mengucapkan
maaf sebesar besarnya karena kami tau makalah ini jauh dari kata sempurna.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek
tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi (A),
distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi
dan ekskresi termasuk sebagai proses eliminasi obat. Obat yang masuk ke dalam
tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan
atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh (Gunawan, 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan bagaimana proses absorpsi pada obat paracetamol!
2. Jelaskan bagaimana proses distribusi pada obat paracetamol!
3. Jelaskan bagaimana proses metabolisme obat paracetamol!
4. Jelaskan bagaimana proses eksresi pada obat paracetamol!
C. MANFAAT
1. Mengetahui bagaimana proses absorpsi obat paracetamol
2. Mengetahui bagaimana proses distribusi obat paracetamol
3. Mengetahui bagaimana proses metabolisme obat paracetamol
4. Mengetahui bagaimana proses ekskresi obat paracetamol
4
BAB I
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PARACETAMOL
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat analgesik non-opiat yang
berfungsi untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Nyeri yang dapat diatasi
dengan paracetamol adalah nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol dapat digunakan
pada beberapa keluhan seperti nyeri kepala, nyeri otot, arthritis, nyeri punggung, nyeri
pada gigi, dan demam. Paracetamol merupakan obat yang dijual bebas dan analgesik
yang paling sering digunakan oleh dokter dan masyarakat sebagai lini pertama untuk
meredakan nyeri.
Paracetamol memiliki efek menghambat pembentukan prostaglandin, namun
kerjanya dalam menghambat enzim siklooksigenase belum terlalu jelas. Nama kimia
paracetamol adalah acetaminophen dan N-(4-hydroxyphenyl)acetamide
Parasetamol merupakan obat analgesik non narkotik yang memiliki cara kerja
menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Saraf Pusat (SSP). Parasetamol
digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai
analgesik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain melalui resep dokter atau
yang dijual bebas.
Parasetamol dapat ditoleransi dengan baik sehingga banyak efek samping
aspirin yang tidak dimiliki oleh obat ini sehingga obat ini dapat diperoleh tanpa
resep.Parasetamol merupakan obat lain pengganti aspirin yang efektif sebagai obat
analgesik-antipiretik. Karena hampir tidak mengiritasi lambung, parasetamol sering
dikombinasikan dengan AINS untuk efek analgesik.
B. Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan oral paracetamol terdiri dari tiga bentuk, yaitu tablet, drops, dan
sirup:
1. Tablet 500 mg dan 650 mg
2. Sirup 120 mg/ 5 mL
5
3. Drops 60 mg/ 0,6 mL
Sediaan injeksi tersedia dalam:
1. Sediaan infus 500 mg/ 100 mL
2. Sediaan infus 1000 mg/ 100 mL
C. Cara Penggunaan
Paracetamol dalam bentuk oral dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Pemberiannya sesuai dosis yang dianjurkan. Untuk pasien anak, pemberian
paracetamol dapat menggunakan pipet atau sendok sesuai dengan takaran yang
dianjurkan. Untuk anak dengan berat badan < 12 kg, konsumsi dengan pipet lebih
disarankan. Selain menyesuaikan dengan dosis, pemberian dengan pipet lebih mudah
pada anak yang lebih muda.
6
masuk, tahan selama beberapa menit agar obat tidak kembali keluar. Edukasi pasien
untuk tidak ke kamar mandi setelah pemberian obat supositoria.
D. Cara Penyimpanan
Paracetamol tablet dan sirup harus disimpan dalam tempat yang rapat dan
terlindung dari sinar matahari dengan suhu < 25 C. Sediaan suppositoria harus
disimpan di tempat dengan suhu < 15 C.
7
F. Indikasi
Indikasi paracetamol adalah untuk meredakan gejala demam dan nyeri pada
berbagai penyakit seperti demam dengue, tifoid, dan infeksi saluran kemih. Pada
pasien anak, paracetamol digunakan saat suhu > 38,5 C. Paracetamol juga dapat
digunakan pada keluhan osteoarthritis, nyeri punggung belakang, nyeri kepala, nyeri
pasca operasi, dan nyeri pada gigi.
G. Efek Samping
Paracetamol sediaan oral masuk dalam kategori FDA B. Artinya, studi pada
binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum
8
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Sedangkan paracetamol sediaan intravena
masuk dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
I. Kontraindikasi
J. Farmakodinamik
Aktivasi COX-1 dan COX-2 dipengaruhi oleh kadar asam arakidonat. Ketika
kadar asam arakidonat rendah, maka prostaglandin akan dibentuk dari terutama dari
COX-2, sementara saat kadar asam arakidonat tinggi, prostaglandin akan dibentuk
terutama dari COX-1. Kadar asam arakidonat ini juga mempengaruhi kerja
paracetamol. Kadar yang rendah memiliki efek poten terhadap paracetamol dan kadar
yang tinggi akan menghambat kerja paracetamol.
9
berperan sebagai substrat dalam siklus peroksidase enzim COX-1 dan COX-2 dan
menghambat peroksinitrit yang merupakan aktivator enzim COX. Sebagai antipiretik,
paracetamol menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di sistem saraf pusat
dan cairan serebrospinal yang disebabkan oleh pirogen.
Efek klinis paracetamol dapat terlihat dalam satu jam setelah pemberian. Dalam
beberapa studi ditemukan bahwa paracetamol dapat menurunkan suhu sebesar 1oC
setelah satu jam pemberian. Paracetamol tidak seefektif OAINS dalam meredakan
nyeri pada arthritis akut karena tidak dapat menurunkan kadar prostaglandin di cairan
sinovial. Dibandingkan dengan OAINS, paracetamol memiliki efek samping ke
sistem gastrointestinal yang lebih rendah. Oleh karena itu paracetamol dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan riwayat ulkus peptikum.
K. Farmakokinetika
Absorpsi
Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus halus melalui transport pasif pada
pemberian oral. Pemberian dengan makanan akan sedikit memperlambat absorpsi
paracetamol. Pada pemberian melalui rektum, terdapat variasi konsentrasi puncak di
plasma dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi puncak di plasma
lebih lama.
Distribusi
Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada plasma akan dicapai dalam
waktu 10 – 60 menit pada tablet biasa dan 60 – 120 menit untuk tablet lepas-lambat.
Konsentrasi rata-rata di plasma adalah 2,1 μg/mL dalam 6 jam dan kadarnya hanya
dideteksi dalam jumlah kecil setelah 8 jam. Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3
jam. Paracetamol memiliki bioavailabilitas yang tinggi. Sekitar 25% paracetamol
dalam darah diikat oleh protein.
10
Metabolisme
Reaksi fase 1
Reaksi fase 2
Eliminasi
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek
tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi (A),
distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi
dan ekskresi termasuk sebagai proses eliminasi obat. Obat yang masuk ke dalam
tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan
atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh (Gunawan, 2009).
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
12