Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
“Pengertian Toksikologi”
Makalah yang Disusun untuk Melengkapi
Tugas Mata Kuliah Toksikologi Industri III/2019

Disusun oleh:
1. I Made Gede Putra Arya 185059086
2. Iqbal Fahamzah 185059102
3. Pipit Lani Larasati 185059050
4. Nur Khairunnisa

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Toksikologi adalah studi mengenai efek yang tidak diinginkan dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Jadi kalau di lihat dari definisi tersebut tidak perlu
lagi kata kima di tuliskan sesudah toksikologi seperti yang di tulis dalam judul
kegiatan ini, meskipun sumber zat toksik bisa juga berasal dari tumbuhan dan
binatang.
Gabungan antara berbagai efek potensial yang merugikan serta terdapatnya
keanekaragaman bahan kimia di lingkungan membuat toksikologi sangat luas
cakupannya. Toksikologi meliputi penelitian toksisitas bahan-bahan kimia yang di
gunakann misalnya: (1) di bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik, pencegahan,
dan terapeutik, (2) di bidang industri makanan sebagai zat tambahan langsung
maupun tidak langsung, (3) di bidang pertanian sebagai peptisida, zat pengatur
pertumbuhan, penyerbuk buatan, dan (4) di bidang industri kimia sebagai pelarut,
reagen dan sebagainya.
Pencegahan keracunan memerlukan perhitungan terhadap toxicity
(toksisitas), hazard (bahay), risk (resiko), dan safety (keamanan). Hazard suatu zat
kimia berarti: "kemungkinan zat kimia tersebut untuk menimbulkan cedera",
sedangkan dalam bahas Indonesia Hazard diterjemahkan sebagai "bahaya". Hazard
berbeda pengertiannya dengan toksisitas, yang berarti "deskripsi dan kuantifikasi
sifat-sifat toksis suatu zat kimia". Hazard dapat berbeda tergantung cara pemaparan
zat kimia tersebut. Zat X dalam bentuk cair misalnya akan lebih berbahaya
(hazardous) dari pada bentuk butiran karena lebih mudah menempel di kulit dan di
serap. Suatu zat kimia dalam bentuk gas akan menimbulkan hazard lebih besar dari
pada bentuk cair, karena dapa menyebar luas di udara dan mengenai banyak orang
sekaligus. Namun bila gas di simpan dalam tangki dengan baik atau dalam ruangan
sejuk maka hazard akan menjadi lebih kecil.
Risk didefinisikan sebagai "besarnya kemungkinan suatu zat kimia untuk
menimbulkan keracunan". Hal ini terutama tergantung dari besarnya dosis yang
masuk ke dalam tubuh. Peningkatan dosis di tentukan oleh tingginya konsentrasi,

2
lama dan seringnya pemaparan serta cara masuknya zat tersebut ke dalam tubuh.
Semakin besar pemaparan terhadap zat kimia semakin besar pula resiko keracunan.
Keamanan suatu xenobiotik perhitungan sukar di pahami. Hal ini disebabkan
perlu memperhitungkan keamanan dengan menerapkan "faktor keamanan", yang
kadang kala merupakan etimasi yang sering berlebihan. Manusia tidak dapat di
pakai sebagai "hewan" pecobaan untuk menilai xenobiotik seperti biasanya di
lakukan terhadap obat karena etis. Oleh karena itu terpaksa perhitungan harus
didasarkan etimasi toksisitas dan bahaya terhadap suatu zat kimia melalui data yang
di peroleh dari hewan percobaan. Karena ada perbedaan antara sifat manusia
dengan hewan percobaan maka harus di perhitungkan faktor keamanan yang
menurut konsensus ilmish sebesar 100. Hal ini menyebabkan di terimanya standar
pemaparan seperti: acceptable Daily Intake (ADI), Tolerable Weekly Intake (TWI),
Maximal Allowable Concentration, Tolerance Level, dan sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu:
Apakah yang dimaksud dengan toksikologi?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah yaitu :
Untuk memahami penertian dari toksikologi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN TOKSIKOLOGI
Istilah Toksikologi awalnya berasal dari Bahasa latin “toxon” yang artinya
racun, sedangkan ilmu pengetahuan dikenal dengan kata “logos”. Kombinasi arti
ini terbitlah bidang ilmu yang diketahui umum sebagai Toksikologi dan dalam
Bahasa inggris disebut Toxicology. Secara etiomology Toksikologi terbagi dari dua
kata diatas dan didefinisikan sebagai ilmu tentang racun. Toksikologi juga
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek – efek merugikan dari suatu zat
(Nelwan, 2010). Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
a. Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila
masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan
penyakit dan kematian.
b. Menurut pengertian yang dianut sekarang, Racun adalah Suatu zat yang bekerja
pada tubuh secara kimia dan fisiologis yang dalam dosis toksik selalu
menyebabkan gangguan fungsi dan mengakibatkan penyakit dan kematian.

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia
(Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari
jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang
diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan
mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran
toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan
dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama
maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah
ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi
adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya
populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan

4
interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978). Dengan demikian ekotoksikologi
merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia
yang merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi di atas, jelas terlihat bahwa
dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu cara-
cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur toksikologi
adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem
biologi. Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut
menentukan timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini.
Toksikologi oleh Loomis didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari aksi
berbahaya zat kimia atas sistem biologi. Pakar lainnya, yaitu Doull dan Bruce
mendefenisikan toksikologi sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh zat kimia
yang merugikan atas sistem biologi. Timbrell, mendefinisikan toksikologi sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antar zat kimia dan sistem bilogi.
Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang diartikan sebagai
kapasitas suatu zat kimia/beracun yang dapat menimbulkan efek toksik tertentu
pada makhluk hidup. Istilah toksisitas merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidak
terjadinya kerusakan tergantung pada jumlah unsur kimia yang terabsopsi.
Sedangkan istilah bahaya (hazard) adalah kemungkinan kejadian kerusakan pada
suatu situasi atau tempat tertentu; kondisi penggunaan dan kondisi paparan menjadi
pertimbangan utama. Risiko didefinisikan sebagai kekerapan kejadian yang
diprediksi dari suatu efek yang tidak diinginkan akibat paparan berbagai bahan
kimia atau fisik.
Istilah toksikokinetik merujuk pada absopsi, distribusi, ekskresi dan
metabolisme toksin, dosis toksin dari bahan terapeutik dan berbagai metabolitnya.
Sedangkan istilah toksikodinamik digunakan untuk merujuk berbagai efek
kerusakan unsur tersebut pada fungsi fital.
Paracelcus yang dianggap sebagai bapak toksikologi tidak membedakan anatara
obat dengan zat beracun berdasarkan toksisitasnya. Paracelcus berpendapat bahwa
yang membedakan antara obat dengan racun atau zat yang bukan racun dengan
racun adalah dosisnya.

5
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian
secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang
di timbulkannya.
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi
dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama
yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh,
jangka waktu dan frekuensi pemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi
dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia
pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan
pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industri-
industri kimia.
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari
dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan
suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik.
Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk
hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-respons.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia
yang merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi di atas, jelas terlihat bahwa
dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu cara-
cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut.
Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari
minat dan tujuan pengelompokannya. Sebagai contoh pengklasifikasikan
berdasarkan:
1. Organ targetnya: hati, ginjal, sistem hematopotik, dan lain-lain;
2. Penggunaanya: peptisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain;
3. Sumbernya: toksik tumbuhan dan binatang
4. Efeknya: kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya;
5. Fisiknya: gas, debu, cair;
6. Sifatnya: mudah meledak;
7. Kandungan kimianya: amina aromatik, hidrokarbon halogen, dan lain-lain.
Untuk dapat mengetahui karakteristik lengkap bahaya potensial dan toksisitas
dari suatu bahan kimia tertentu perlu di ketahui tidak hanya tipe efek tersebut, tetapi
juga informasi mengenai sifat bahan kimianya sendiri, pemaparannya, dan subjek.
Faktor utama yang memperngaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi
pemaparan terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh,
jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

B. SARAN
Untuk instansi terkait hendaknya memberikan informasi kepada masyarakat
luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan
dalam makanan dan minuman yang mengganggu kesehatan.
Untuk Dinas kesehatan, Pengawasan makanan dan minuman hendaknya
sebelum mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada
didalamnya terutama yang membahayakan kesehatan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Butler,G.C (1978). Prinsiple of Ecotoxicologi, SCOPE 12, John Wiley and Sons,
New York.
Frank C. Lu., 1995. Toksikologi Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

J. H. Koeman., 1987. Pengantar Umum Toksikologi. Terjemahan oleh R.H.


Yudono Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Manahan, Stanley E., 1994. Enviromental Chemistry. Boston: Lewis Publisher.

Nelwan, D., 2010. Bahan Ajar Toksikologi Dasar. Manado: s.n.

Timbrell, Jhon “Introduction to Toxicolocy Third Edition

Anda mungkin juga menyukai