PEWARNAAN MIKROBA
SJMP BP1/Kelompok 4:
2016
TUJUAN
Pratikum ini dilakukan untuk melatih mahasiswa melakukan pewarnaan gram,
sederhana,spora,dan kapsul serta mampu mengidentifikasi bakteri gram positif, gram
negative, dan baketri berspora.
HASIL
Tabel 1 Rincian Bahan Yang Digunakan
Safranin
Aquades
2. Pewarnaan Staphylo
Sederhana coccus
aureus
3. Pewarnaan Bacillus.
Spora sp tua
4. Pewarnaan Bacillus.
Gram sp muda
5. Pewarnaan Staphylo
Gram coccus
aureus
6. Pewarnaa Acetobac
Kapsul ter
xyllinum
7. Pengamatan Kapang
Slide paprika
Culture
8. Pengamatan Kapang
Slide Tempe
Culture
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan dua jenis pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana
dan pewarnaan differensial. Pewarnaan sederhana adalah Pewarnaan sederhana
merupakan pewarnaan yang paling umum digunakan. Berbagai macan tipe morfologi
bakteri (coccus, bacillus, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan
satu macam zat warna saja. (Supriadi, 2013).
Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat
alkalin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel
bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen
biru, kristal violet, dan karbol fuchsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi
menjadi dua jenis pewarnaan.
a. Pewarnaan Asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang
dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru.
b. Pewarnaan Basa merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini
mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat
nigrosin atau tinta cina. (Anonim, 2011)
2. Pewarnaan Spora
Beberapa spesies bakteri tertentu dapat membentuk spora. Spora dihasilkan di
dalam tubuh vegetative bakteri tersebut, dapat berada ditengah(sentral), ujung
(terminal), ataupun tepian sel (sub terminal). Spora bersifat tahan terhadap tekanan
fisik maupun kimiawi.
Ada dua genus mikroba yang menghasilkan endospora yaitu genus bacillus
dan genus clostridium. Dengan adanya kemampuan untuk membentuk spora ini,
bakteri tersebut dapat bertahan pada kondisi ekstrim. Dalam pengamatan spora
bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus dinding tebal spora.
Pewarnaan yang dimaksud adalah dengan penggunaan larutan hijau malakit 5%, dan
juga larutan safranin 0,5% yang berfungsi untuk memperjelas pengamatan sehingga
sel vegetatifnya akan berwarna merah. Dalam proses pewarnaannya melibatkan
proses pemanasan yang berfungsi agar zat warna tersebut mudah meresap ke dinding
pelindung spora bakteri.
Pada prinsipnya pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga
zat warna utama dapat masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui
pendinginan warna utama akan terperangkap di dalam spora, dengan pencucian zat
warna utama yang ada pada sel vegetative akan terlepas, sehingga pada pewarnaan
kedua dengan menggunakan safranin, safranin akan menempel pada sel vegetative.
Pada pengamatan di mikroskop ditemukan sampel bewarna merah dan hijau sehingga
pengamatan menjadi mudah karena dapat dibedakan antara warna sel vegetative dan
sporanya.Warna spora berwarna hijau karena pewarna malacite green yang dengan
proses pemanasan meresap dan saat pencucian menjadi sangat sukar untuk
dilepaskan. Sedangkan pada sel vegetatif berwarna merah karena malacite green
terlarut saat pencucian, sehingga saat diberi warna dari safranin akan berwarna
merah. Sehingga dapatlah dibedakan antara sel vegetatif dengan spora, juga
bagaimana letak spora pada sel vegetatif tersebut.
3.Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka dan untuk
identifikasi morfolgi dan tatanannya. Oleh karena itu, pewarnaan gram tidak
bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
(Dwidjoseputro, 1989).
Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna kristal violet dan akan
tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif
mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga tidak dapat
mempertahankan zat warna kristal violet dan dilunturkan oleh peluntur kemudian
diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri
tampak berwarna merah.
Perbedaan warna antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
disebabkan oleh adanya perbedaan struktur dan dinding selnya. Dinding bakteri gran
positif banyak mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri gram negatif
banyak mengandung lipopolisakarida (Pratiwi, 2008).
Pada praktikum ini juga dilakukan pengamatan slide kultur, hal yang pertama
harus dilakukan adalah pembuatan slide culture menggunakan cawan petri yang
didalamnya dimasukkan kertas saring selanjutnya di atas kertas saring diletakkan
batang berbentuk V , batang bentuk V berfungsi agar gelas objek tidak berhubungan
langsung dengan kertas saring pada saat kertas saring telah ditetesi gliserol ditetesi
gliserol. Setelah itu di atasnya diletakkan gelas objek. Cawan petri yang telah disusun
sedemikian rupa tersebut lalu disterilisasi terlebih dahulu. Setelah cawan petri steril
agar PDA cair steril diratakan dengan ose dan dibiarkan membeku di atas gelas objek
yang ada didalamnya. Kemudian ditambahkan spora kapang paprika dan ditutup
dengan cover glass. Lalu pada kertas saringnya ditetesi dengan gliserol 10% sebanyak
5 tetes dan di inkubasi selama 3-5 hari. Gliserol bertujuan untuk memberikan
kelembapan pada cawan petri tempat kapang paprika ditumbuhkan. Kertas saring
sendiri untuk dapat menyerap gliserol sehingga kelembapan dalam cawan petri tetap
terjaga dan fungi dapat tumbuh dengan baik. Lalu diinkubasi, maka setelah
diinkubasi beberapa hari fungi yang ditumbuhkan diamati dibawah mikroskop. Pada
praktikum ini digunakan kapang paprika dan tempe.
DAFTAR PUSTAKA