Anda di halaman 1dari 11

GLIKOSIDA SIANOGENIK

OLEH:

NADIA PITARIA ADHA


NURHAFNI
SRI WIDYA
DEFENISI GLIKOSIDA SIANOGENIK
 Glikosida sianogenik adalah senyawa hidrokarbon yang terikat
dengan gugus CN dan gula. Beberapa tanaman tingkat tinggi
dapat melakukan sianogenesis, yakni membentuk glikosida
sianogenik sebagai hasil sampingan reaksi biokimia dalam
tanaman . Keberadaan glikosida sianogenik pada tanaman
memiliki fungsi penting terhadap kelangsungan hidup tanaman
tersebut. Glikosida sianogenik berperan sebagai sarana
protektif terhadap gangguan predator terutama herbivora.
Adanya kerusakan jaringan pada tanaman akibat hewan
pemakan tumbuhan akan menyebabkan pelepasan HCN yang
mengganggu kelangsungan hewan tersebut. Pada Trifolium
repens, keberadaan glikosida sianogenik berfungsi untuk
melindungi kecambah yang masih muda agar tidak dimakan
siput dan keong.
RUMUS KIMIA

• Rumus kimia glikosida sianogenik


JENIS-JENIS:

Jenis sianogen Spesies


glikosida Nama umum Nama latin
Amigdalin Almond Prunus amygdalus
Dhurrin Shorgum Shorgum album
Linamarin Singkong Manihot esculenta
Lotaustralin Singkong Manihot
carthaginensis
Prunasin Stone fruits Prunus sp.
Taxyphyllin Bambu Bambusa vulgaris
ZAT-ZAT YANG TERKANDUNG

 Sianida
 Sianida asam
 Hidrogen sianida
 Potasium sianida
KEGUNAAN

 Pembasmi hama
 Pelarut logam
 Penyepuhan perhiasan
 Pembuatan air
DAMPAK NEGATIF

 Kulit melepuh bila terkena langsung pada kulit


 Jika terhirup akan menyebabkan pingsan,bahkan
dapat menyebabkan kematian
TEKHNIK UNTUK MENDAPATKAN
GLIOSIDASIANOGENIK
 Kertas pikrat dibuat dengan mencelupkan potongan kertas saring berbentuk
segi empat kedalam larutan asam pikrat jenuh (0,05M) dalam air, yang
sebelumnya dinetralkan dengan NaHCO3 dan disaring.Setelah dikeringkan ,
ertas dapat disimpan lama.Dua atau tiga helai daun (jarngan lain dalam
jumlah sama)tumbuhan yang di uji ditempatkan dalam tabung reaksi. Setets
air dan dua tets toluena di tambahkan, lalu bahan dilumatkan denga batang
pengaduk.Tabung kemudian ditutup ketat denga gabus dan kertas pikrat yang
dibasahkan digantungkan pada gabus di dalam tabung.Inkubasi pada suhu 40C
selama duajam.perubahan warna dari kuning ke coklat kemerahan
menunjukkan adanya pembebasan HCN dari tumbuhan secara enzimatis Bila
reaksi negative tabung haru disimpan pada suhu kamar selama 24-48 jam lagi,
kemudian diperiksa lagi apakah HCN dibebaskan secara non
enzimatis.Intensitas perubuhan warna sesuai dengan banyaknya sianogen yang
ada.
CONTOH TANAMAN
 1. SINGKONG
 Singkong mengandung racun linamarin dan lotaustralin, yang keduanya termasuk golongan glikosida
sianogenik. Linamarin terdapat pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan
daun. Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung kadar
racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna
dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen
sianida.

 Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang pahit
mengandung sianida lebih dari 50 mg per kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat
ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram
berat badan per hari.

 Gejala keracunan sianida seperti yang terdapat pada singkong diantaranya penyempitan
kerongkongan, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.
Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong (terutama singkong
pahit) dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong,
direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu
dibakar atau direbus, namun untuk singkong tipe manis sebenarnya hanya memerlukan pengupasan
dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik.
 2. PUCUK BAMBU (REBUNG)
 Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida sianogenik pula sehingga gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan
kerongkongan, mual, muntah, dan sakit kepala. Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi
pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu kemudian dibuang
daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam.

 Glikosida sianogenik yang terkandung pada bambu segar dapat terdekomposisi dengan cepat pada
proses perebusan hingga suhu didih. Telah diketahui bahwa perebusan pucuk bambu pada suhu 98ºC
selama 20 menit dapat menghilangkan hampir 70% sianida yang terkandung, sedangkan perebusan
pada suhu yang lebih tinggi serta jangka waktu yang lebih lama dapat menghilangkan sianida lebih
dari 96%. Kadar sianida yang tinggi dapat dihilangkan dengan proses pemasakan selama 2 jam.
Semakin banyak sianida yang hilang akan semakin baik, namun untuk menghindarkan diri dari
keracunan setidaknya perebusan dilakukan minimal selama 8-10 menit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai