Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)

ANNISA SRI KUSUMAWATI 163110012


ARIS YULIONO 163110016
DEFI FITWANDA SIDIQ 17312003P
DELPI SARI 163110183
DEWI MUTMAINAH 163110033
ERIKA 163110049
ERLIANA FAHMA DINI 163110050
ERMA WIJAYANTI 17312007P
JENI LARASATI 163110073
JULIA SUKMA 163110075
MARLINE HUTAHAEAN 163110098
MUHAMMAD FAIRUZ AL MUSYAFA 163110109
MUHAMMAT ARIFIN 163110108
MUTIYA HANDAYANI 163110112
RAHMAT KURNIAWAN 163110133
RAKA ANDIKA 153110091
RIDHA SEPTI LARAS 163110138
RINI PUSPITA N 163110140
RISKA MAHARANI 163110143
VALENSIA FEBBY 163110167
WIDIYASTUTI 163110170
YOVI MAYANG SARI 163110176

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
BANDAR LAMPUNG
2018
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Lulus Kuliah Kerja Lapangan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)

ANNISA SRI KUSUMAWATI 163110012


ARIS YULIONO 163110016
DEFI FITWANDA SIDIQ 17312003P
DELPI SARI 163110183
DEWI MUTMAINAH 163110033
ERIKA 163110049
ERLIANA FAHMA DINI 163110050
ERMA WIJAYANTI 17312007P
JENI LARASATI 163110073
JULIA SUKMA 163110075
MARLINE HUTAHAEAN 163110098
MUHAMMAD FAIRUZ AL MUSYAFA 163110109
MUHAMMAT ARIFIN 163110108
MUTIYA HANDAYANI 163110112
RAHMAT KURNIAWAN 163110133
RAKA ANDIKA 153110091
RIDHA SEPTI LARAS 163110138
RINI PUSPITA N 163110140
RISKA MAHARANI 163110143
VALENSIA FEBBY 163110167
WIDIYASTUTI 163110170
YOVI MAYANG SARI 163110176

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
BANDAR LAMPUNG
2018
i

HALAMAN PENGESAHAN

KULIAH KERJA LAPANGAN

Dilaksanakan di Bagian Farmasi Kepolisian (BAGFARMAPOL),


Universitas Sanata Dharma, Nadis Herbal dan Badan Besar POM Bandar
Lampung Pada Tanggal 22 April 2018 s/d 01 Mei 2018 dan 23 Mei 2018

Bandar Lampung, Mei 2018

KETUA JURUSAN F.MIPA FARMASI PEMBIMBING KKL

Lilik Koernia Wahidah, S.Farm., MPH., Apt Isbiyantoro, S.Si., Apt

NPP : 18560206014 NUPN. 9902701731


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya-Nyasehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini hingga
penyusunan laporan kegiatan Kuliah KerjaLapangan dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salampun kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para
sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran
penyusun mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini,
semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut
ilmu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diantaranya :
1. Bapak Samsuar, S.Si., MT. selaku wakil rektor satu
2. Ibu Siti Nurjanah, M.Si. selaku dekan F-MIPA FARMASI Universitas
Tulang Bawang Lampung
3. Ibu Lilik Koernia Wahidah, S.Farm., MPH., Apt. selaku ketua jurusan
Farmasi FMIPA UTB Lampung.
4. Panitia Kuliah Kerja Lapangan, dosen pembimbing lapangan serta
dosen penguji, yang telah memberikan saran, motivasi, partisipasi demi
kesempurnaan laporan akhir kuliuah kerja lapangan 2018 Jurusan
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tulang Bawang Lampung tahun 2018 (Jakarta, Bali, Jogyakarta).
5. Kedua orangtua serta keluarga yang telah mendukung dan memberikan
semangat kepada kami secara materi maupun moral serta do’a dan
perhatiannya selama kuliah kerja lapangan berlangsung dan dapat
terlaksana dengan baik.
6. Kepala Bagian Farmasi Kepolisian (BAGFARMAPOL) beserta jajaranya.
7. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma beserta jajaranya khususnya FMIPA prodi Farmasi.
iii

8. Ni Wayan Lilir dan I Made Westi selaku pemilik Nadis Herbal beserta
jajarannya.
9. Cipta Pesona Tours and Travel yang telah bekerja sama dengan baik
dan membantu terlaksananya Kuliah Kerja Lapangan Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tulang Bawang
Lampung tahun 2018 (Jakarta, Bali, Jogyakarta).
10. Dan teman-teman yang telah membantu memberikan bantuan
pemikiran dalam menyusun laporan ini.
11. Alamamaterku.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, kami susun berdasarkan apa yang
telah kami jalankan selama melaksanakan KKL di BAGFARMAPOL,
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, NADIS HERBAL dan dilaksanakan mulai
tanggal 22 April 2018 sampai dengan 1 Mei 2018.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.

Bandar Lampung, Mei 2018

Penyusun
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN ............................................ 1
B. TUJUAN KEGIATAN .................................................................. 2
1. TUJUAN UMUM ................................................................... 2
2. TUJUAN KHUSUS ................................................................ 2
C. MANFAAT .................................................................................... 3
D. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 4
BABII. GAMBARAN UMUM DARI INSTANSI KKL ........................ 5
1. BAGFARMAPOL .................................................................. 5
2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA.................................. 22
3. NADIS HERBAL ................................................................... 38
4. BALAI BESAR POM ............................................................ 44
BAB III. PEMBAHASAN PELAKSAANAAN PROGRAM ................ 52
1. BAGFARMAPOL .................................................................. 52
2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA.................................. 58
3. NADIS HERBAL ................................................................... 59
4. BALAI BESAR POM ............................................................ 60
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN 1 ............................................................................................ 66
LAMPIRAN 2 ............................................................................................ 68
LAMPIRAN 3 ............................................................................................ 70
LAMPIRAN 4 ............................................................................................ 71
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Organisasi BAGFARMAPOL................................... 9


Tabel 2. Struktur Organisasi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 27
Tabel 3. Struktur Organisasi BBPOM .................................................... 48
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Universitas Sanata Dharma .................................................. 22


Gambar 2. Lambang Universitas Sanata Dharma ................................ 25
Gambar 3. Area Kebun Nadis Herbal .................................................... 41
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 10 tahun 1999 bahwa perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan sifat dan tujuan
pendidikan yang bersangkutan. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan
yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan
demi kemajuan masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya dalam
bidang pendidikan, maka Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tulang Bawang Lampung mewajibkan mahasiswa
yang mengikuti program Strata Satu (S1) untuk mengambil mata Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) dengan bobot 1 SKS.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu kegiatan di kampus
Universitas Tulang Bawang Lampung untuk menciptakan mahasiswa
memperdalam dan menerapkan pengetahuan teori maupun praktik sesuai dengan
Program Studi yang diikutinya. Dengan menjadi tenaga yangg mempunyai
kompetensi profesional dibidangnya, mahasiswa mampu menerima dan
mengembangkan serta meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan Misi dan
Visi Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tulang Bawang Lampung.

Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan yaitu:

1. Statut Universitas Tulang Bawang Lampung tahun 2007 pasal 26 : (1)


Kurikulum di UTB Lampung disusun dan dikembangkan oleh
Jurusan/Program Studi bersama stake holder berpedoman pada peraturan
yang berlaku.
2

2. Pedoman akademik fakultas MIPA FARMASI tahun 2012. Kuliah Kerja


Lapangan (KKL) ditujukan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
yang berkaitan dengan Industri Farmasi, baik Industri Herbal, Tanaman
Obat, maupun Industri Obat Modern.
3. Kurikulum Jurusan Farmasi tahun 2015
4. SK Dekan Tentang Panitia dan Dosen Pembimbing Lapangan KKL tahun
2018

B. TUJUAN KEGIATAN
1. TUJUAN UMUM
Secara umum tujuan KKL Jurusan Farmasi antara lain:
a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan Ilmu
Pengtahuan dan Teknologi terhadap dunia kerja, khususnya dalam
hal ini dunia kefarmasian.
b. Agar mahasiswa dapat mengenal lingkungan perusahaan
kefarmasian.
c. Untuk menambah Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kualitas kerja
sama mahasiswa sebagai persiapan menyambut pesaing tanpa
bebas dan dunia kerja.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Bagian Farmasi Kepolisian (BAGFARMAPOL)
1) Untuk mengetahui penelitian dan pengembangan meliputi
segala usaha, pekerjaan, kegiatan penilitian dan pengembangan
produk, sistem metode dan penyelenggara sistem produksi
obat.
2) Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang gambaran
umum mengenai kegiatan di industri farmasi.
3) Untuk mengetahui pelaksanaan dan perencanaan produksi
farmasi secara umum.
4) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan standar
pelaksanaan CPOB di industri farmasi.
5) Untuk mengetahui cara pengolahan limbah yang baik dan
benar menurut standar yang ditetapkan.
3

b. Universitas Sanata Dharma


1) Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang tempat lain.
2) Untuk menimba pengalaman baru di tempat lain.
3) Untuk membandingkan tempat kita dengan tempat lain.
4) Untuk menambah cakrawala berfikir mahasiswa.
c. Nadis Herbal
1) Untuk mengetahui kekayaan alam di Indonesia secara nyata
khususnya tanaman obat.
2) Untuk mengetahui nama nama jenis tanaman obat beserta
deskripsinya.
3) Untuk mengetahui budidaya tanaman obat dengan varietas
unggul.
4) Untuk mengetahui produk-produk unggulan
5) Untuk mengetahui bagaimana cara proses penanaman hingga
pemasaran nya.
d. Balai Besar POM Bandar Lampung
1) Untuk mengetahui meningkatkan jaminan produk obat dan
makanan yang aman
2) Untuk mengetahui meningkatkan jaminan produk obat dan
makanan yang bermanfaat

C. MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh dari adanya program Kuliah Kerja
Lapangan adalah:
1. Mahasiswa dapat menyaksikan langsung pengaplikasian pengetahuan
yang telah diperoleh selama perkuliahan sehingga dapat memberikan
motivasi dalam bekerja nantinya.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan interaksi sosial dengan rekan internal
dan eksternal perusahaan.
3. Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi
mkahasiswa.
4. Agar dapat menghasilkan ahli farmasi yang mampu menjalankan peran
dan fungsi sesuai dengan profesinya di bidang kesehatan.
4

D. RUMUSAN MASALAH
1. Melaksanakan kegiatan kurikulum yaitu mata kuliah KKL yang
ditujukan pada mahasiswa semester IV sebagai kompetensi dasar
kurikulum.
2. Mempelajari kegiatan yang dilakukan Balai Besar POM Lampung serta
tugas dan fungsi Balai Besar POM Lampung yang bertempat di Pahoman
Bandar Lampung.
3. Pembelajaran secara langsung dalam proses produksi dan fungsi dari
industri obat khususnya BAGFARMAPOL yang bertempat di Jakarta
Timur.
4. Melakukan perbandingan studi pada Universitas Sanata Dharma dalam
bidang tata kelola serta pengembangan laboratorium serta kegiatan
mahasiswa.
5. Mengetahui secara langsung cara pembuatan kosmetik yang berasal dari
tanaman herbal di Nadis Herbal Bali.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM DARI INSTALASI KKL

A. BAGFARMAPOL (BAGIAN FARMASI KEPOLISIAN)


1. Sejarah
Awal terbentuknya Bragmafol adalah dengan diresmikannya Apotek
Pusat Polri yang bertempat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati pada
tanggal 19 Mei di jadikan Hari lahir Bragmafol. Selanjutnya pada akhir
tahun 1970 , dibuka cabang Apotek Pusat Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
Pada bulan maret 1976 dibangun gedung di komplek Rumah Sakit
tersebut suatu Unit Produksi Obat melalui Surat Keputusan (Skep)
Kapolri No.Pol : Skep/50/VII/1977. Pada tanggal 1 juli 1977 Apotek
Pusat dan Unit Produksi Obat secara structural digabungkan menjadi
Lembaga Farmasi Polri (Lafipol).
Pada tahun 1980 Lafipol berkembang dengan menambah produksi
sediaan obat jenis tablet, kapsul, cair/sirup, salep/cream. Mengingat
Lapifol terus berkembang dan memerlukan tempat yang lebih
proporsional maka tanggal 14 september 1993 Lafipol menempati gedung
baru di Jl.Cipinang Baru Raya 3B. Bersama dengan itu Lafipol mulai
mengajukan permohonan sertifikat Cara Pembuatan Obat Yang Baik
(CPOB) Kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
(Ditjen POM) Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI).
Pada tahun 1993 sampai tahun 2000 secara bertahap Lafipol
merenovasi gedung/bangunan produksi, melengkapi peralatan mesin-
mesin produksi, membuat protap pelaksanaan produksi dan
pendukungnya dengan maksud untuk memenuhi persyaratan CPOB yang
diwajibkan oleh Ditjen POM Depkes RI sebagai industry Farmasi. Pada
Tanggal 17 November 2000 Lafipol secara resmi menerima 10 sertifikat
dari Ditjen POM Depkes RI.
Bagfarmapol mendapat 10 sertifikat Cara Pembuatan Obat yang
Baik dari DITJEN POM DEPKES RI, Yaitu :
6

1. Sediaan Tablet Biasa Non Antibiotika


2. Sediaan Tablet Salut Non Antibiotika
3. Sediaan Kapsul Keras Non Antibiotika
4. Sediaan Cair Oral Non Antibiotika
5. Sediaan Salep/ Krim/Gel Non Antibiotika
6. Sediaan Tablet Biasa Antibiotika
7. Sediaan Tablet Salut Antibiotika
8. Sediaan Kapsul Keras Antibiotika
9. Sediaan Cair Oral Antibiotika
10. Sediaan Salep/ Krim/ Gel Antibiotika

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kapolri No. 53 Tahun 2002


Tanggal 17 Oktober 2002 lampiran “K” tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pusdokkes Polri, nama Lafipol berubah menjadi Bidang Farmasi
Kepolisian (Bidfipol). Dan pada akhirnya, berdasarkan Peraturan
Kapolri Nomor 21 tahun 2010 tanggal 14 September Bidfipol secara
resmi berubah menjadi Bagian Farmasi Kepolisian (Bagfarmapol).

2. Visi dan Misi Serta Moto Bagfarmapol


a) Visi : Produk Berkualitas Terbaik adalah Tujuan Kami
b) Misi :
1. Penyelenggaraan Fungsi Farmasi Kepolisian di seluruh jajaran
Kedokteran dan kesehatan polri dari tingkat pusat sampai
tingkat polres yang mampu mendukung tugas operasional
kepolisian yang berkaitan dengan bidang kefarmasian.
2. Memberikan dukungan terhadap tugas pokok polri dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum serta melindungi dan mengayomi mayarakat dari
peredaran yang produk-produk farmasi illegal/palsu/substandar.
3. Memberikan asistensi terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan produk farmasi yang meliputi obat, makanan , minuman
7

dan kosmetika kepada jajaran operasional polri yang


membutuhkan.
4. Menjadi pusat rujukan farmasi kepolisian
5. Pembuatan database produk Farmasi illegal/palsu/substandard.
6. Melaksanakan pembinaan terhadap fungsi Farmasi Kepolisian
di jajaran Kedokteran dan Kesehatan Polri seluruh Indonesia.
7. Memproduksi peralatan Kesehatan dan Bahan kimia tertentu
untuk mendukung tugas operasional kepolisian.
8. Memproduksi obat-obatan berkualitas terbaik untuk
mendukung pelayanan kesehatan bagi masyarakat polri beserta
keluarganya.
c) Motto
Bersama kita tingkatkan kinerja dan kualitas produk yang lebih baik.

3. Dasar Hukum Tupoksi Bagfarmapol


1. Undang Undang No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2002 No. 2 Tambahan Lembaga Negara No.4168).
2. Undang Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5063).
3. Undang Undang NO.8 Tahun 1998 Tentang Perlindungan
Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 52 Tahun 2010 tentang
organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 10101 Tahun 2008 Tentang
Registrasi Obat.
7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.21
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja satuan
8

organisasi pada tingkat markas besar kepolisian Negara dan republik


Indonesia.
8. Peraturan kepala kepolisian Negara republik Indonesia No.21 tahun
2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi
pada tingkat markas besar kepolisian Negara Republik Indonesia.
9. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.23
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Organisasi pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.
10. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.12
Tahun 2011 Tentang Kedokteran Kepolisian.
11. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No.Pol.:Skep/360/VI/2005 Tanggal 10 Juni 2005 Tentang Grand
Strategi Polri 2005-2025.
12. Keputusan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri No.:
Kep/242/XII/2010 Tanggal 10 Desember 2010 tentang arah Bijak
dan Implementasi Grand Strategi Polri Menuju Keunggulan
Kompetitif Dokkes Polri.
13. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No.916/Menkes/PB/V/2011 dan No.B/8/V/2011 Tanggal 5 Mei 2011
Tentang Kerjasama Bidang Kesehatan dan Kedokteran Kepolisian.
9

4. Struktur Organisasi
Bagian Farmasi Kepolisian secara structural berkedudukan di
bawah dan bertangungjawab langsung kepada kepala Pusat Kedokteran
dan Kesehatan Polri dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di bawah
kendali polri.
Struktur Organisasi Pusat Kedokteran dan kesehatan bagian
farmasi kepolisian dan struktur organsasi BAGFARMAPOL yang dibantu
oleh KAURMIN, KASUBAGFARMAPOL, KASUBAGFARMAPROD,
KASUBAGWESTU, dan KASUBAGFARMAPOL sesuai peraturan
kapolri Nomor 21 TH 2010 , Tanggal 14 September 2010 dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BAGFARMAPOL


10

Keterangan struktur organisasi bagfarmapol :

1. Ka. Bagfarmapo : Kepala Bagian Farmasi Kepolisian


2. Ka. Urmin : Kepala Urusan Administrasi
3. Subbagtekfarmapol : SubBagian Teknis Farmasi Kepolisian
4. Wastu : Pengawasan Mutu
5. Pamin : Perwira Administrasi
6. Paur : Perwira
7. Prod Bat : Produksi Obat
8. Bekes : Pembekalan Kesehatan
9. Batkimia : Mutu Obat dan Kimia
10. Produkops : Produk Pendukung Operasional
11. Ops Bat Kimia Kanmintik dan LH: Operasional Obat dan Kimia,
Makanan, Minuman, Narkotika dan Lingkungan Hidup

Kepala BAGFARMAPOL membawahi antara lain :

1. URTU dipimpin oleh kepala URTU


2. SubBAG FARMAPOL dipimpin oleh kepala SubBAG FARMAPOL
3. SubBAG PROD dipimpin oleh kepala SubBAG PROD
4. SubBAG WASTU dipimpin oleh kepala SubBAG WASTU
5. Perwira administrasi (Pamin)
6. Paur
5. Tugas Pokok dan Fungsi Farmasi Kepolisian
Bagfarmapol bertugas membina dan menyelenggarakan kegiatan
farmasi kepolisian ditingkat pusat dan kewilayahan untuk mendukung
tugas pokok kepolisian yang berkaitan dengan kefarmasian, penelitian,
pengembangan, dan memproduksi perangkat kesehatan, obat-obatan dan
bahan kimia tertentu yang diperlukan dalam tugas kepolisian, pendidikan
dan pelatihan serta penelitan dan pengembangan fungsi farmasi
kepolisian. Dalam melaksanakan tugas, Bagfarmapol menyelenggarakan
fungsi :
11

a) Menyelenggarakan fungsi farmasi kepolisian diseluruh jajaran


Dokkes polri dari pusat sampai tingkat polres, yang mapu
melaksanakan tugas operasional kepolisian yng berkaitan dengan
kefarmasian.
b) Memberikan dukungan teknis pada penyelidikan dan penyidikan
pada tindak pidana yang berkaitan dengan produk farmasi (meliputi
obat-obatan, makanan, minuman, kosmetika dan obat tradisional)
maupun yang berkaitan dengan limbah farmasi.
c) Memberikan saran farmasi termasuk sebagai saksi ahli berkaitan
dengan tindak pidana yang berkaitan dengan produk kefarmasian.
d) Melaksanakan dukungan terhadap tugas-tugas operasional kepolisian
baik langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan
produk-produk kefarmasian (meliputi obat-obatan, makanan,
minuman, kosmetika, dan obat tradisional) maupun yang berkaitan
dengan limbah farmasi.
e) Melaksanakan pemeriksaan terhadap produk farmasi hasil
pelaksanaan operasional kepolisian atas permintaan pihak yang
berkepentingan.
f) Penyelenggaraan pembinaan fungsi teknis farmasi kepolisian
terhadap jajaran-jajaran kedokteran dan kesehatan polri maupun
fungsi terkait, baik di tingkat pusat maupun dikewilayahan.
g) Memproduksi perangkat kesehatan (seperti Kit Narkotika, Kit
Prekursor, Kit Food Security dan lainnya) untuk mendukung
pelaksanaan tugas operasional kepolisian.
h) Mengembangkan sarana dan prasarana farmasi kepolisian yang
modern untuk memproduksi obat-obatan, perangkat kesehatan dan
bahan kimia tertentu yang berkualitas tinggi untuk mendukung
pelaksanaan tugas operasional kepolisian.
i) Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap obat-obatan,
perangkat kesehatan, dan bahan kimia yang akan dipergunakan
dalam tugas operasional kepolisian.
12

j) Melaksanakan kerja sama dengan instansi terkait, baik didalam


maupun diluar lingkungan polri serta hubungan internasional dalam
rangka pengembangan fungsi farmasi kepolisian maupun
pengembangan produk-produk farmasi yang dipergunakan dalam
tugas operasional kepolisian.

Dalam melaksanakan tugas farmapol dibantu oleh:

a) Sub bagian produksi, disingkat subbagprod yang bertugas


menyelenggarakan kemenyelenggarakan kegiatan produksi obat, bekal
kesehatan, perangkat kesehatan dan bahan kimia yaitu yang diperlukan
dalam rangka kegiatan dukungan tugas kepolisian.
b) Sub bagian pengawasan mutu, disingkat Subbagwastu, yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan pengawasan mutu atas obat-obatan dan bahan
baku pengadaan maupun produksi dan limbah Bagfarmapol, pemeriksaan
produk farmasi hasil pelaksanaan tugas operasional Kepolisian di bidang
kefarmasian.
c) Sub Bagian Teknis Farmasi Kepolisian, disingkat Subbag Tekfarmapol,
yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan fungsi farmasi kepolisian serta pembinaan
kemampuan kefarmasian di Pusat dan Kewilayahan.

6. Proses Produksi Bagfarmapol


Produksi dalam industri farmasi Bagfarmapol telah mengikuti
pedoman yang tertera dalam CPOB sehingga menghasilkan produk obat
yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam prosesproduksi
meliputi pengadaan bahan awal,penemaran silang,penimbangan dan
penyerahan,pengembalian,pengolahan,kegiatan pengemasan,pengawasan
selama proses produksi, dan karantina bahan jadi.
Cara pembuatan obat yang baik merupakan bagian dari system
pemastian mutu (Quality Asurance/ QA) yang mengatur dan memastikan
13

obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga


produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaan produk disamping
persyaratan lainnya (misalnya persyaratan izin edar),sehingga produk
tersebut aman dikonsumsi dan diterima oleh masyarakat. Penerapan
CPOB di industry farmasi dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam proses produksi obat sehingga tidak membahayakan jiwa
manusia.
Ruang lingkup CPOB meliputi manajemen mutu, personalia,
bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higienis, produksi,
pengawasan mutu, inpeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan
terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk
kembalian,dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak,
serta kualifikasi dan validasi.
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas dan mengubah bentuk sediaan farmasi
dan alat kesehatan. Untuk menjaga mutu obat yang dihasilkan, maka
setiap tahap dalam proes produksi selalu dilakukan pengawasan mutu in
process control (IPC). Kegiatan produksi di BAGFARMAPOL meliputi
produksi sediaan padat (tablet/kaplet/kapsul), sediaan semi solid (salep
dan krim), dan sediaan cair (sirup).

7. Sediaan Tablet
Menurut farmakope Indonesia Edisi IV, tablet adalah sediaan yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Untuk
menjamin kualitas tablet maka tablet harus sanggup menahan goncangan
mekanik selama produksi dan pengepakan sehingga tablet tersebut tidak
rusak sebelum digunakan, maka untuk mempertahankan kelengkapan
fisiknya sepanjag waktu harus mempunyai kestabilan fisika dan kimia
serta dapat melepaskan zat aktif salam tubuh. Tablet dinyatakan baik
apabila telah memenuhi persyaratan yang meliputi keseragaman ukuran,
14

bobot, waktu hancur, memiliki keseragaman isi zat aktif, dan memenuhi
waktu larut.Langkah-langkah produksi sediaan tablet yaitu:
a) Membuat permintaan bahan baku ke gudang produksi disesuaikan
dengan kebutuhan
b) Bahan baku tersebut diproses sesuai dengan formulasi yang terdapat
pada prosedur tetap (protap)
c) Masukkan amoksisilin, trihidrat, avicel pH 10,2, kolidon Cl, aerosol
dan Mg-stearat pada drum mixer selama 15 menit
d) Masukin kemesin tablet
e) Atur tekanan punch, filling dan kecepatan mesin
f) Cetak kurang lebih 30 tablet, kemudian lakukan uji keseragaman
bobot, panjang dan lebar tablet/kaplet (dengan jangka sorong),
kekerasan (dengan hardness tester), waktu hancur(dengan
disintregation tester) dan kadar (menggunakan spektrofotometer UV-
Vis).
g) Jika belum memenuhi syarat, ulangi langkah e dan f
h) Setelah memenuhi syarat, proses pentabletan diteruskan
i) Tablet dimasukkan dimesin stripping kemudian dilakukan
pengemasan. Simpan digudang barang jadi sebelum dikirim ke depo
material kesehatan.

8. Gudang
a) Gudang karantina
Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang sedang dikarantina
untuk dilakukan pemeriksaan, ditolak atau diterima oleh bagian
pengawasan mutu.
b) Gudang Produk jadi
Yaitu tempat obat jadi disimpan sebelum obat tersebut dikiri ke
DOMATKES POLRI untuk didistribusikan kepolda-polda.
c) Gudang Teknis
Digunakan untuk menyimpan suku cadang yang berkaitan dengan mesin
produksi. Sistem penataan gudang di Bagfarmapol menggunakan system
15

FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) yaitu barang
masuk terlebih dahulu dikeluarkan lebih dahulu dan menurut tanggal
kadaluarsa. Penyimpanan disesuaikan dengan kondisi barang yang
disyaratkan untuk menjaga stabilitasnya.
9. Sarana produksi
Untuk mendukung produksi Bagfarmapol dilengkapi oleh sarana
yaitu:
a) Gudang bahan baku, tempat disimpan nya bahan baku yang digunakan
dimana keadaan nya disesuaikan dengan sifat fisik dari bahan baku
tersebut. Quality control dilakukan pengujian sampling hal ini
dilakukan untuk menentukan apakah bahan baku tersebut layak untuk
digunakan atau tidak dalam sediaan farmasi. Jika bahan baku tersebut
layak digunakan maka akan diberi stiker berwarna hijau.
b) Alat mixing, digunakan untuk pencampuran bahan ntuk pembuatan
syrup OBH.
c) Filling machine (mesin pengisi) adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan sediaan yang telah jadi kedalam botol, setelah
ditempatkan kedalam wadah sediaan tersebut diuji dengan beberapa
pengujian misalnya pada uji microbiologi.
d) Penyaringan air, dimana air yang digunakan dalam system produksi
tersebut merupakan air yang telah disaring melalui tiga tabung, tabung
pertama diisi dengan karbon aktif, tabung kedua dengan kation dan
yang ketiga dengan anion hingga air yang digunakan benar-benar air
yang tidak mengandung mineral lagi.
e) Mesin cetak tablet pembuatan tablet dilakukan dengan prosedur yang
ditetapkan.
f) Alat proses pengolahan limbah, inceneration adalah alat untuk
menghancurkan limbah berupa pembakaran dengan kondisi
terkendali, limbah dapat terurai dari senyawa organic menjadi
senyawa sederhana seperti CO2 dan H2O. Incinerator efektif terutama
untuk buangan organik dalam bentuk padat, cair, gas, lumpur cair, dan
lumpur padat.
16

10. Produk BagFarmapol non obat


Selain memproduksi obat-obatan bagfarmapol juga memproduksi
sediaan non obat yang digunakan untuk menunjang tugas dan fungsi dari
polri. Sediaan tersebut adalah:
a) Kit sidik jari laten
b) Kit identifikasi narkotika, psikotropika dan precursor
c) Kit penyamaran anggota brimop
d) WBGT
e) Kit pam makanan (kit food security)

1. Kit identifikasi narkotika


Narkotika zat kimia murni, berupa heroin, morpin, dan
turunannya yang berupa tanaman (cannabis, papver, coca) adalah zat
kimia yang memiliki gugus-gugus tertentu pada rangkaian
molekul.Dengan mereaksikan terhadap kimia tertentu dapat
menimbulkan tampilan warna yang khas, yang mengidentifikasi
keberadaan zat tersebut.Kit narkotika yang diproduksi antara lain
pereaksi marquis, cannabis, cocain, barbiturate, anfetamin, ecsrasy.
Cara penggunaan :
a) Buka penjepit plastic dan masukan sampel
b) Patahkan ampul kocok dan lihat perubahan warna
c) Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna jingga atau
ungu
2. Kit identifikasi psikotropika
Prinsip identifiikasi sama dengan kit identifikasi narkotika
hanya berbeda pada pemilihan bahan kimia pembentuk warna. Macam
nya, barbiturate dan amphetamine.
a. Pereaksi marquis:
a) Untuk tes morfin, heroin, codein, petidine.
b) Cara pemeriksaan: buka penjepit plastic masukan sedikit
sampel. Hasil reaksi positif jika morfin dan heroin terjadi
17

warna lembayung kemudian menjadi ungu. Codein warna


biru, peridin warna orange berubah menjadi hijau.
b. Pereaksi cannabis:
a) Untuk pemeriksaan : ganja hashish
b) Cara pemeriksaan : buka penjepit plastic masukan sedikit
sampel patahkan ampul ke 1 dari kiri kocok kuat selama 1
menit. Patahkan ampul ke 2 kocok, jika terjadi warna biru
lembayung reaksi positif .
c) Tembakau dan teh juga berwarna biru lembayung, apabila
sampel yang di tes bukan ganja, bagian bawah dari klorofrom
tersebut akan tatap jernih dan perlahan-lahan menjadi hijau
atau coklat kotor, apabila tetap berwarna jernih menunjukan
hasil negatif. Hasil reaksi positif jika terjadi warna biru
lembayung.

3. Kit Food Security


Terdiri dari tes arsen, sianida, nitrit, formalin dan boraks

11. Sistem Tata Udara

Sistem tata udara adalah system penangan pada udara yang di


isyaratkan CPOB pada saat pabrik farmsi melakukan aktifitas persyaratan
meliputi kualitas udara, suhu, kelembaban, dan pergantian udara atau
jam. tujuan system tata udara :

a) Pasokan udara untuk karyawan


b) Menghindari kontaminasi silang antara produk
c) Menghindari produk kepada karyawan
d) Menghindari karyawan kepada produk

System tata udara untuk keperluan industry di bagi menjadi dua


golongan yaitu memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan mengatur
suhu.System pengaturan tata udara menggunakan Air Handling Unit
18

(AHU) dengan Air Conditioner (AC) sentral. Pemilihan Peralatan Air


Conditioner Unit Mencakup :
1. Tempat yang tersedia untuk air conditioner tersebut
a. Memudahkan dalam pemeriksaan rutin
b. Memudahkan dalam pemeliharaan periodic
2. Power consumption
a. Effisiensi dari peralatan tersebut
b. System control yang terkait dengan peralatan tersebut
3. System Air Conditioner

Dalam memilih system air conditioner harus diperhatikan :


a. System tata udara yang akan digunakan
b. Kondisi tata udara yang akan digunakan

Dalam mengatur kondisi udara di dalam suatu ruang secara serentak


yaitu untuk mencapai kondisi udara yang dibutuhkan.pengaturan tersebut
meliputi :
a. Temperatur udara
b. Kelembaban udara
c. Kebersihan udara
d. Distribusi udara
e. Tekanan udara
f. Tingkat kebisingan

Besarnya tekanan udara dalam ruangan dihasilkan dari besarnya


bukaan damper yang terpasang diruangan dan merupakan variable
pergantian udara perjam.Dipersyaratkan sekurang-kurangnya mempunyai
pertukaran udara 20 kali perjam pada ruang dengan pola aliran yang baik.
19

12. Sistem Limbah Pengolahan


System pengolahan limbah pada BAGFARMAPOL, terdiri atas 5
bak dimana pada bak pertama terdapat baling-baling sebagai pengolah
limbah dalam bentuk air sedangkan limbah dalam bentuk serbuk akan
disedot oleh penyedot udara dan ditangkap oleh partikel-partikel air
(aerosol) dan akan mengendap. Limbah baru akan dikeluarkan ke
lingkungan sekitar bila limbah tersebut sudah dinyatakan ramah
lingkungan.
Limbah yang dihasilkan industridibagi 4 macam, yaitu limbah
padat, limbah cair, cemaran debu/gas (Beta Laktam dan Non Beta Laktam)
serta limbah bakteri.

Pengolahan limbah industri dilakukan sebagai berikut :


a) Limbah Padat.
Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :
1. Obat-obatan kadaluarsa
2. Kegiatan produksi, meliputi : kegagalan produksi, debu bahan
formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner,
bekas kemasan bahan baku dan bahan pembantu serta kemasan yang
rusak .
3. Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
4. Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran / sampah dapur
5. Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa
6. Sampah kebun / halaman.

Adapun penangan untuk limbah padat ini antara lain :

1. limbah padat termasuk dalam dalam limbah B-3 diolah kerjasama


dengan pengolah limbah B-3 padat.
2. Limbah media agar diolah dengan cara disterilisasi dengan alat
autoklaf, ditampung dengan wadah tertutup, kemudian dimusnahkan.
3. Kotoran dan sampah dari kantin dan kebun, bekerjasama dengan
dinas kebersihan DKI Jakarta untuk dibuang ke TPA
20

4. Kertas berkas arsip dan berkas kemasan dihancurkan dan di daur


ulang bekerjasama dengan pihak ketiga.

b) Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari :
1. Kegiatan produksi
2. Kegiatan laboratorium
3. Kegiatan saran penunjang
4. Limbah domestik pencucian
5. Limbah kantin

c) Limbah gas dan debu


Limbah gas atau debu berasal dari :
1. Kegiatan saran penunjang : gas yang berasal dari sisa pembakaran
bahan bakar boiler
2. Kegiatan produksi : debu yang berasal dari kegiatan proses, anatara
lain dari proses granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating
dan proses massa kapsul.

Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :


1. Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler
2. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan
pemasangan dust collector pada ruang-ruangan yang banyak
menghasilkan debu.
3. Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum cleaner,
kemudian ditampung dan dikumpulkan, untuk selanjutnya di
tanggani seperti limbah B3 (Bahan Berbahaya Dan Beracun)
21

d) Sistem Pengolahan Limbah


Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi
penyaringan khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara
berkala untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa penyaluran
limbah dan alat penyaringan.
Limbah domestic ditampung pada bak khusus.Cairannya dialirkan
ke instalasi pengolahan limbah sentral, sedangkan padatannya
diendapkan dan dilakukan setiap sekali setahun.Limbah B3 dari sisa
produksi dan debu dust collector disimpan digudang khusus limbah B3,
untuk penangannya. Industri bekerja sama dengan pihak ketiga .
Limbah produksi Beta Laktan ditampung pada kolam khusus,
untuk selanjutnya dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam
dengan menambahkan larutan NAOH teknis, kemudian di alirkan ke
instalasi pengolahan limbah sentral.
Limbah Non-BetaLaktam dialirkan ke instalasi pengolahan
Limbah Sentral ditampung pada bak utama, disatukan dengan limbah
lainnya, untuk kemudian di alirkan di bak 2 dan bak 3 yang berisi
bakteri anaerob, kemudian dialirkan ke bak 4 untuk di aerasi dan
penguraian oleh bakteri aerob, selanjutnya air pengolahan limbah
dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak yang berisi ikan sebagai
indikator hayati.
System pengolahan limbah akan diperiksa berkala oleh
kementrian Lingkungan hidup untuk diberikan penelitian berupa
1. Proper Hitam :harus dilakukan penegakan hukum, Karena ada
indikasi kesengajaan terkait kelalaian yang dapat membahayakan
lingkungan.
2. Proper merah : dilakukan pembinaan, karena ada kekurangan
terkait pengolahan limbah.
3. Proper biru : pengolahn limbah cukup bagus tapi masih ada
kekurangan
4. Proper Hijau : pengolahan limbah disertai CSR
5. Proper Emas : pengolahan limbah sudah sangat baik.
22

B. UNIVERSITAS SANATA DHARMA


1. Sejarah

Universitas Sanata Dharma adalah Universitas Katolik yang berlokasi


di Yogyakarta. Dikenal juga dengan sebutan USD dan Sadhar. Sanata
Dharma sebenarnya dibaca Sanyata Dharma, yang berarti “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu
ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

PTPG Sanata Dharma (1955 - 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh


Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam
Katolik. Lahir lah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955
dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada
awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa
Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik.
23

FKIP Sanata Dharma (1958 - 1965)

Perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada


bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma
berhasil memperoleh status "disamakan" dengan negeri berdasarkan SK
Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 No. 77/1962 tanggal 11
Juli 1962.

IKIP Sanata Dharma ( 1965 – 1993 )

FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan


SK Menteri PTIP No. 237/B - Swt /U /1965. Surat Keputusan ini berlaku
mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1
(sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga
dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III
untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS,
dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan
selanjutnya dibika program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah
Dasar)

Universitas Sanata Dharma ( 1993 sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan


masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan
SK Mendikbud No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan
menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.
Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem
pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas,
Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program
pendidikannya, Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru.
Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23
24

Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program


Kursus Bersertifikat.

2. Visi Misi

a. Visi : "Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis


demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat."
b. Misi :
1) Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang
merupakan perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai
kemanusiaan melalui pendekatan yang berciri cura
personalis, dialogis, pluralistik, dan transformatif.
2) Menciptakan masyarakat akademik Universitas yang
mampu menghargai kebebasan akademik serta otonomi
keilmuan, mampu bekerjasama lintas ilmu, dan mampu
mengedepankan kedalaman dari pada keluasan wawasan
keilmuan dalam usaha menggali kebenaran lewat kegiatan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat
3) Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi
masyarakat melalui publikasi hasil kegiatan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

c. Motto : Memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai


kemanusiaan." Disingkat : CERDAS dan HUMANIS
25

3. Makna Lambang

Makna Lambang Universitas Sanata Dharma :

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai = kemuliaan. Sudut lima


= Pancasila.
2. Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.
menyala
3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang.
4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.
5. "Ad Maiorem Dei Gloriam" berarti kemuliaan Allah yang
y lebih besar.

B.1 Jurusan Farmasi Universitas Sanata Dharma

Pendidikan Strata-1
Strata (S-1) Farmasi

1. Sejarah singkat Pendidikan Jurusan farmasi


Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma berdiri pada tanggal 14
Juni 1995 (SK Dirjen Dikti No. 167/DIKTI/Kep./1995). Pendirian Fakultas
Farmasi dilandasi kebutuhan masyarakat terhadap obat dan pengobatan yang
bermutu sehingga pelayanan kesehatan baik formal maupun non formal di
masa datang menjadi lebih baik. Karena itu, Fakultas Farmasi di tumbuh
kembangkan untuk menghasilkan Sarjana Farmasi yang berpengetahuan,
berketerampilan dan berdedikasi tinggi dalam pengelolaan obat serta
penatalaksanaan pengobatan.
Universitas Sanata Dharma Fakultas Farmasi memiliki 5 kelompok
bidang ilmu yaitu :
26

1) Kelompok Teknologi Farmasi dan Farmasetika didukung oleh:


Laboratorium Teknologi dan Formulasi Padat, Laboratorium
Tekonologi dan Formulasi Steril, Laboratorium Kimia Fisika dan
Laboratorium Farmasetika.
2) Kelompok Farmakologi-Toksikologi didukung oleh: Laboratorium
Farmakologi-Toksikologi, Laboratorium Biofarmasetika-
Farmakokinetika, dan Laboratorium Biokimia-Fisiologi Manusia.
3) Kelompok Biologi Farmasi didukung oleh: Laboratorium Biologi
Umum, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Farmakognosi-
Fitokimia, dan Laboratorium Kultur Jaringan.
4) Kelompok Kimia Farmasi didukung oleh: Laboratorium Kimia
Analisis, Laboratorium Kimia Organik, Laboratorium Kimia
Analisis Instrumen.

2. Visi dan Misi Jurusan Farmasi


1) Visi
a) Institusi pendidikan tinggi Farmasi yang unggul dan
berwawasan global dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kefarmasian untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.
b) Institusi pendidikan tinggi Farmasi yang mampu mewarnai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
2) Misi
Menyelanggarakan pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat yang berkualitas.
a) Mempersiapkan sarjana Farmasi dan Apoteker yang
profesional.
b) Mempromosikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada
penderita.
c) Menumbuhkan sikap saling terbuka dan menghargai dalam
relasi jejaring profesional di bidang kesehatan masyarakat.
27

d) Mengembangkan pendidikan partisipasi yang melibatkan


potensi alumni, orang tua mahasiswa da masyarakat.

3. Struktur Organisasi

Fungsi dalam senat Pejabat


Ketua merangkap anggota Aris Widiyati, M.Si, Ph D, Apt
Sekretaris merangkap anggota Dr. Erna Tri Wulandari, Apt
Anggota Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt
Anggota T.B Titien Siwi hartayu, M.Kes., Ph
D., Apt
Anggota Enade Perdana istyastono,Ph D.,
Apt
Anggota Prof. Dr. C.J Soegihardjo, Apt
Anggota Yunita Linawati, M.Sc., Apt

Jabatan Pejabat
Dekan Aris Widiyati, M.Si, Ph D, Apt
Wakil Dekan Dr. Erna Tri Wulandari, Apt
Ketua Jurusan dan Ketua Program Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt
Studi Farmasi
Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Dita Maria Virginia,M.Sc, Apt
Studi Farmasi
Ketua Jurusan dan Ketua Program T.B Titien Siwi hartayu, M.Kes., Ph
Studi Profesi Apt D., Apt
Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt
Studi Profesi Apt
Kepala Laboratorium Dr. Dewi Setyaningsih, Apt
Kepala Pusat Informasi dan Penelitian FI. Dika Octa Riswanto, Apt
Obat
Kepala Pusat Pelayanan Farmasi Dr. Erna Tri Wulandari, Apt
Kepala Tata Usaha F.X Sunarto
Struktur organisasi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

A. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata


Dharma
Di ketuai oleh Gubernur BEM yaitu Melody Grace Natalie yang memiliki
selogan Kabinet Sinergis – Siap Berintegrasi, Giat beraksi,dan memiliki
sebuah kegiatan tahunan yaitu TITRASI subuah kegiatan inisiasi mahasiswa
baru yang mengutamakan kekeluargaan dan juga bertujuan untuk
mengenalkan lingkungan dan dunia farmasi. PHARMACY
28

PERFORMANCE sebuah kegiatan class meeting yang terdiri dari acara


keluarga, kesenian dan juga games yang di ikuti oleh seluruh civitas
akademika. BEM Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pula memiliki
Student Club yaitu :
a) Herbal Garden Team
b) Patient Counseling Club
c) Cosmetic Student Club
d) Drug Discovery

B. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata


Dharma
Merupakan organisasi kemahasiswaan Fakultas Farmasi yang bertugas
untuk :
a) Menampung aspirasi dari seluruh Mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan menyampaikan aspirasi yang sudah di
dapat ke pihak yang bersangkutan.
b) Mengevaluasi kinerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan
mendampingi dalam pelaksanaanya.

4. Kompetensi

Setelah berhasil menyelesaikan program pendidikan pada jenjang


pendidikan Sarjana Farmasi dan Apoteker, Peserta didik diharapkan
mampu.

1) Memahami dan atau melaksanakan pelayanan Konseling Promosi dan


Eduakasi (KPE) yangb berkaitan dengan sediaan farmasi dan alat
kesehatan kepada masyarakat secara ilmiah dan profesional.
2) Memahami dan atau melaksanakan pengelolaan serta pengendalian
mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai Good Pharmacy
Practice (GPP) dan Good laboratory Practice (GLP) dan ketentuan
yang berlaku.
3) Memahami dan atau melaksanakan perencanaan, pembuatan maupun
perbaikan mutu sediaan farmasi serta validasi alat, bahan maupun
setiap proses di dalamnya sesuai dengan Good Pharmacy Practice
(GPP) dan Good laboratory Practice (GLP).
29

4) Memahami dan atau melaksanakan fungsi farmasi klinik dan


berkontribusi dalam setiap kegiatan yang terkait dengan fungsi
tersebut.
5) Memahami dan atau melaksanakan peraturan perundang-undangan ,
etika dan sumpah yang terkait dengan profesi farmasis atau apoteker.
6) Memahami dan atau melaksanakan fungsi kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain serta secara bersama-sama ataupun mandiri
berpartisipasi aktif dala peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

5. Jenjang Prodi

Pendidikan Strata–1 (S-1) Farmasi yang dapat diselesaikan dalam 8


semester (4tahun) dengan total kredit sebesar 144 sks termasuk skripsi.
Gelar kesarjanaan yang diperoleh adalah Sarjana Farmasi (S.Farm.)

6. Prospek Kelulusan

Sarjana Farmasi atau Apoteker dapat berkerja di bidang atau lembaga.


Pelayanan kefarmasian yang ruang lingkupnya meliputi :

1) Administrasi dan Manajemen Obat (Penyiapan, pengawasan, dan


pengendalian kebijaksanaa obat nasional di lingkungan dapartemen
kesehatan)
2) Farmasi masyarakat :
a) Apotek (Penyiapan, pengawasan, pengendalian sediaan farmasi
serta jasa konsultasi dan informasi obat kepada tenaga kesehatan
lain, penderita, masyarakat)
b) Masyarakat (Penyuluhan penggunaan obat yang rasional dan
promosi kesehatan kepada masyarakat melalui kegiatan
konsultasi, informasi, dan edukasi)
3) Farmasi Rumah Sakit (Farmasi klinik dan manajemen perencanaan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi)
4) Industri Farmasi (Penelitian dan pengembangan, pengadaan, produksi,
pengendalian mutu, penyaluran, dan pemasaran obat atau produk obat)
30

5) Akademik (Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di


Perguruan Tinggi Farmasi, Kedokteran, Akademik Farmasi, Balai
Penelitian, dan Sekolah Menengah Farmasi)

7. Akreditasi Program Studi

Akreditasi Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta terakreditasi A sesuai dengan surat Keputusan Pengurus
Perkumpulan Tinggi Kesehatan Indonesia (Perkumpulan LAM-PTkes)
nomor : 0228/LAM-Ptkes/Akr/Sar/XII/2015.

B.2 B.2 PROFESI APOTEKER FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Akreditasi
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta terakreditasi B (Baik) sesuai dengan Surat Keputusan
Pengurus Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi
Kesehatan Indonesia (Perkumpulan LAM-PTKes) Nomor: 0133/LAM-
PTKes/Akr/Pro/III/2017 tanggal 5 Maret 2017 tentang Status, Nilai, dan
Peringkat Akreditasi.

Sejarah profesi Apoteker


Perencanaan diselenggarakannya Program Profesi Apoteker ini
bersamaan dengan mulai diselenggarakannya Fakultas Farmasi yang
merupakan salah satu Fakultas Eksata pertama di USD sebelum Fakultas
Teknik dan Fakultas MIPA. Program Studi S-1 Farmasi mulai
dislenggarakan tanggal 15 Juni 1995 dengan SK DIRJEND DIKTI No. 167
/ DIKTI / Kep / 1995 pada saat pendirian tersebut disusun sebuah kurikulum
program studi S-1 Farmasi sekaligus Program Profesi Apoteker yang
ditandatangani oleh Rektor USD dan Koordinator Kopertis Wilayah V.
Bersamaan dengan dihasilkannya lulusan pertama Program Studi S-1
31

Farmasi yakni pada tanggal 30 Oktober tahun 1999, sesuai rencana awal
Fakultas Farmasi akan menyelenggarakan Program Profesi Apoteker, akan
tetapi rencana tersebut tidak bisa berjalan dengan mulus karena belum ada
ketentuan yang jelas tentang pendirian/ pembukaan Program Profesi
khususnya Program Profesi Apoteker. Ketentuan yang ada pada saat itu dan
kemudian diacu oleh Fakultas Farmasi USD adalah Surat Edaran dari Dirjen
Dikti Nomor 3034/D/T/98 tanggal 13 Oktober 1998 tentang Pendidikan dan
Ujian Profesi yakni bahwa Penyelenggaraan Program Profesi bagi Program
Studi yang telah terakreditasi dengan nilai minimal C di bawah
pengawasan/pembinaan dari organisasi profesi. Berdasarkan hal tersebut
dibuat suatu perjanjian kerjasama tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Pelatihan serta Penguji Profesi Apoteker/Farmasis antara Fak. Farmasi USD
dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) yang merupakan organisasi
Profesi Farmasis/Apoteker yang diakui di Indonesia pada saat itu, Naskah
kerjasma tersebut tertanggal 10 Agustus 2001 ditandatangani oleh Dekan
Fakultas Farmasi USD dan Ketua Badan Pimpinan Pusat ISFI selanjutnya
program ini bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri yakni Fak. Farmasi
UGM. Hal ini didasarkan pada masukan dari APTFI (Asosiasi Perguruan
Tinggi Farmasi Indonesia) selain itu juga pertimbangan bahwa pada saat itu
Fak. Farmasi USD bisa dikatakan baru saja berdiri sehingga untuk dapat
mencari/membentuk diri dan kemudian berkembang diperlukan juga
masukan-masukan dari Fak. Farmasi yang sudah berpengalaman. Fak.
Farmasi UGM adalah perguruan tinggi farmasi tertua di Indonesia dan satu-
satunya perguruan tinggi Farmasi negeri yang ada di wilayah KOPERTIS V,
disamping itu telah ada MOU antara Fakultas Farmasi USD & Fak. Farmasi
UGM. Kerjasama tersebut direalisasi dalam bentuk pembahasan tentang
kurikulum, silabus dan teknis pelaksanaan PKL dan Ujian termasuk
penentuan kriteria dan nama-nama penguji komprehensif (berupa ujian
akhir lisan PKL bidang Rumah Sakit, Apotik, dan Industri) yang terdiri dari
unsur akademisi dan praktisi. Dengan komposisi penguji seperti itu akan
membuktikan bahwa lulusan program ini benar-benar berkualitas, karena
mereka yang menguji adalah orang yang kompeten baik secara teoritis
32

(akademisi) maupun secara realistis (praktisi).

Penyelenggaraan Program Profesi Apoteker teralisasi dengan


dikeluarkannya SK Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta No. 017
tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2000 oleh Romo Dr.
Sastrapratedja, SJ. Dekan pada saat itu yakni Bapak Dr. Imono Argo
Donatus, SU., Apt (beliau adalah dosen Fak. Farmasi yang diperbantukan ke
USD sebagai Dekan Fak. Farmasi USD) menugaskan Bapak Drs.
Sulasmono, Apt., Dipl. FDA (beliau adalah mantan Kepala balai
Pengawasan Obat dan Makanan DIY yang telah memasuki masa pensiun
kemudian mengabdikan diri pada Universitas Sanata Dharma) dosen pada
Fakultas Farmasi sebagai Ketua Program Profesi Apoteker, sebagai
Sekretaris Program ditugaskan Ibu Aris Widayati, S.Si., Apt, sedang
karyawan untuk Program adalah Bapak A. Totok Endaryanto yang masuk
ke Universitas Sanata Dharma mulai bulan September 2000, sebelumnya
untuk urusan sekretariat dibantu oleh FX Sunarto staff sekretariat S-1 Fak.
Farmasi. Pembantu Dekan I pada saat tersebut yang banyak berperan pada
segi akademik adalah Drs. Ag. Yuswanto, SU, Apt., PhD (Dosen tetap pada
Fak. Farmasi UGM yang diperbantukan di USD); sedang PD II yang
mengatur sistem manajerial keuangan pada saat itu adalah Drs. FA Sinardi,
M.Pd (dosen tetap prodi MIPA yang diperbantukan di Fak. Farmasi).

Kuliah pertama diselenggarakan pada bulan September 2000 di ruang


101 Kampus III USD Paingan Maguwoharjo Depok Sleman dengan jumlah
mahasiswa pertama 46. Pada awal pendiriannya, Program ini ingin
memberlakukan metode spesialisasi minat bagi mahasiswa dengan cara
penjurusan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) apakah bidang Farmasi
Rumah Sakit, sedangkan Farmasi Perapotekan wajib diambil. Akan tetapi
ISFI belum menyetujui konsep tersebut sedang spesialisasi dilakukan nanti
setelah melewati tahap umum tersebut (setara dengan dokter umum, untuk
spesialisasi ada pendidikan lanjutan). Hingga saat ini diterapkan program
PKL di ketiga bidang tersebut. Program ini banyak bekerjasama dengan
instansi lain terutama dalam kaitannya dengan tempat bagi PKL
33

mahasiswanya. Untuk periode PKL pertama kali mahasiswa PKl di Industri


Farmasi (PT. Konimex, PT. Berlico, PT. Phapros, PT. Meiji Indonesia, PT.
Pharos, PT. Yekatria Farma), di Apotik (Apotik Shinta, Apotik Puji Waras,
Apotik Hayam Wuruk, Apotik Maryati, Apotik WIPA, Apotik Sehat,
Apotik Kasih Farma 21, Apotik Mekar Medika, Apotik Mentari, Apotik
Optima, Apotik Prima, Apotik Rajawali, Apotik Sehat, Apotik Shinta) dan
Rumah Sakit (RS. Bethesda Yogyakarta, RS. Panti Rapih Yogyakarta, RS.
Borromeus Bandung, RS. Pertamina Jakarta, RS. Moewardi Solo, dll).

Lulusan pertama kali program ini diambil sumpahnya sebagai


apoteker pada tanggal 8 September 2001 oleh Ketua BPP ISFI Bapak Drs.
Ahadtomo, MS., Apt di ruang Koenjono, Kampus II Universitas Sanata
Dharma Mrican, Jl. Gejayan Yogyakarta. Berdasarkan data terakhir yang
masuk ke sekretariat program, alumni USD telah menyebarkan ke berbagai
tempat, baik Rumah Sakit, Apotik maupun Industri Farmasi.

DASAR PENDIRIAN

Program Profesi Apoteker (PPA) Fakultas Farmasi Universitas Sanata


Dharma Yogyakarta didirikan / bentuk berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Nomor 017 Thaun 2000 yang mulai
berlaku tanggal 1 Agustus 2000.

TUJUAN PENDIDIKAN
Mengacu pada tujuan Fakultas Farmasi, tujuan Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip
Paradigma Pedagogi Ignasian (konteks-pengalaman-refleksi-aksi-
evaluasi).
2. Terwujudnya solusi-solusi untuk permasalahan kesehatan pada
masyarakat melalui penelitian aplikatif di bidang kefarmasian.

3. Terlayaninya pendidikan kesehatan di masyarakat tentang penggunaan


34

obat yang benar melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

4. Terbangunnya pembelajaran kontekstual yang berorientasi pada


penderita.

5. Tercapainya tingkat soft skills yang tinggi dari sarjana farmasi dan
apoteker yang mampu mengembangkan ilmu serta
mengaplikasikannya di dunia kerja.

6. Terwujudnya jejaring mitra dan atau profesional di bidang kesehatan


dalam mendukung proses pengembangan kapasitas institusi.

7. Terwujudnya pendidikan partisipatif yang didukung penuh oleh


potensi alumni dan orangtua mahasiswa.

MASA STUDI
Terdiri dari dua semester :

Semester I : Mata kuliah yang terdiri dari 9 mata kuliah wajib (18 SKS)
dan minimal 2 mata kuliah pilihan (4 SKS)

Semester II : Praktek Kerja yang wajib dilaksanakan di 2 bidang yakni),


Apotek (4 SKS) dan Rumah Sakit (6 SKS) atau Industri Farmasi (6
SKS)

KURIKULUM
1. Minat Farmasi Rumah Sakit
Mata kuliah wajib: 18 SKS
Mata kuliah pilihan: 4 SKS

Mata kuliah praktek kerja: 10 SKS

2. Minat Farmasi Industri

Mata kuliah wajib: 18 SKS


Mata kuliah pilihan: 4 SKS
Mata kuliah praktek kerja: 10 SKS
35

KOMPETENSI LULUSAN
Apoteker yang memiliki karakter seven stars yang cerdas dan humanis
sehingga mampu berperan sebagai tenaga kesehatan yang profesional, adil,
dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia

1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara professional, legal, dan


etika

2. Mampu mengelola proses produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan


sesuai dengan standar yang berlaku

3. Mampu memberikan informasi obat dan alat kesehatan melalui praktik


komunikasi dan kolaborasi

4. Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan


masyarakat melalui optimalisasi penggunaan obat

5. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan


sesuai dengan standar yang berlaku

6. Mampu mengelola organisasi dan hubungan interpersonal dalam


melakukan praktik kefarmasian

7. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


yang berhubungan dengan kefarmasian melalui kajian yang dilakukan
di tempat praktik kerja

B.3 MAGISTER FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

1. Sejarah Megister Farmasi Universitas Sanata Dharma

Program Studi Magister Farmasi ini diselenggarakan berdasarkan atas


Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
36

Indonesia No. 361/KPT/I/2017 tentang Izin Pembukaan Program Studi


Farmasi Program Magister Pada Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta
yang diselenggarakan oleh Yayasan Sanata Dharma.

2. VISI DAN MISI


VISI

menjadi acuan penelitian dan pengajaran terkait: Rancangan dan


Penemuan Obat Berbantukan Komputer (RPOBK) dan Sistem
Penghantaran Obat Berbantukan Komputer (SPOBK) di Indonesia
maupun di Asia Tenggara

MISI

1. Menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada


masyarakat yang berkualitas.
2. Mempersiapkan magister di bidang ilmu farmasi yang kompeten di
bidang Rancangan dan Penemuan Obat Berbantukan Komputer
(RPOBK) dan/atau Sistem Penghantaran Obat Berbantukan Komputer
(SPOBK).
3. Mempromosikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada
penderita dan berbasis pada bukti ilmiah.
4. Menumbuhkan sikap saling terbuka dan menghargai dalam relasi
jejaring di bidang kesehatan masyarakat.
5. Mengembangkan pendidikan partisipatif yang melibatkan potensi
alumni, orang tua mahasiswa dan masyarakat.
37

3. PROSPEK LULUSAN

Lulusan program Magister Farmasi Universitas Sanata Dharma


mempunyai peluang kerja diantaranya:

1. Pengajar/Dosen.
2. Research Assistant.
3. Industri Farmasi, Makanan dan Kosmetik.
4. Rumah Sakit.
5. Marketing & Product Development.
6. Health Promotion.

4. STAF PENGAJAR DOSEN TETAP

1. Enade Perdana Istyastono, M.Sc., Ph.D., Apt.


(S1 & Apoteker Universitas Gadjah Mada, S2 & S3 Vrije University)
2. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt.
(S1, Apoteker, S2, S3 Universitas Gadjah Mada)
3. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.
(S1, Apoteker, S2 Universitas Gadjah Mada, S3 The University of
Adelaide)
4. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt.
(S1, Apoteker, S2 Universitas Gadjah Mada, S3 Hokkaido University)
5. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt.
(S1, Apoteker, S2 Universitas Gadjah Mada, S3 Universitas
Indonesia)
6. Maywan Hariono, M.Sc., Ph.D., Apt.(S1 & Apoteker Universitas
Sanata Dharma, S2 Universitas Gadjah Mada, S3 University Sains
Malaysia)
7. Dr. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt.
(S1 & Apoteker Universitas Sanata Dharma, S2 & S3 Universitas
Gadjah Mada)
38

C. NADIS HERBAL
1. Sejarah Nadis Herbal

Indonesia memiliki ribuan tanaman herbal yang belum kita garap


dengan maksimal, bahkan kita dikalahkan jauh oleh Singapura yang mana
tidak memiliki sumber daya alam seperti Indonesia. Hal ini sangat
disayangkan sekali bahwa banyak tumbuhan-tumbuhan obat kita yang
banyak sekali telah dilupakan khasiat maupun nama dari tumbuhan
herbalyang ada disekitar kita, yang sangat mudah ditemukan. Ini pula yang
sangat menginspirasi kita disini menciptakan lapangan kerja baru maupun
produk-produk herbal alami,dimana 100% menggunakan bahan-bahan
alami yang ada disekitar kita.

Nadis herbal adalah perusahaan kecil yang bergerak dibidang


memproduksi obat tradisional (herbal) dimana bahan-bahan yang
dipergunakan untuk ini adalah 90% sumber daya alam lokal, dimana
tumbuhan herbal di bumi nusantara yang hampir tesebar luas dengan iklim
tropis yang sangat mendukung.

Bali Herbal Walks berdiri pada tahun 1994, perusahaan ini


memiliki 1 unit bangunan 100 are kebun organik, serta 1 bangunan
showroom. Nadis Herbal berdiri tepatna pada tanggal 3 maret 2011,
dengan nama pemilik Ni Wayan Lilir.S.kes .H . perusahaan tersebut telah
terdaftar dengan nomor No Induk Pendaftaran Industri kecil 09.5103.1283
dan Nomor Tanda daftar Industri No : 535/20/2011/DISKOPPERINDAG.
Perusahaan Nadis Herbal berlokasi di Gg kenanga 1, Jln Raya Mambal-
ubud, Banjar Sigaran, Desa Mekarbhuana, kec. Abiansemal, kab. Badung
Bali. Dan alamat pemilik perusahaan yaitu Gg kenanga II, Jln Raya
Mambal-ubud, Banjar Sigaran, Desa Mekarbhuana, kec. Abiansemal, kab.
Badung Bali.

Dengan komitmen kami akan mencoba mengelola sumber daya


alam lokal yang berlimpah dan menjadikan produk kosmetik alami yang
39

berkualitas tinggi dan tidak melupakan konsep-konsep obat tradisional kita


untuk dikombinasikan dalam pembuatan produk yang mampu bersaing
ditingkat nasional maupuninternasional.Didukung pula oleh pengetahuan
yang telah kami dapatkan di Universitas maka, sedikit demi sedikit untuk
mencoba menciptakan produk-produk obat tradisional (herbal) yang
berkualitas tinggi, seperti : sediaan sabun mandi padat, lulur, obat nyamuk,
hand body lotion, teh kesehatan, lipbalm.

2. Visi dan Mis


Visi:

Menjadikan perusahaan yang mampu mengembangkan dan


mengolah objek-objek alami menjadi produk alami yang aman dan layak
dikonsumsi masyarakat.

Misi:

1. Create, menciptakan produk alami dari sumber daya alam yang


tersedia.
2. Improve, mengembangkan segala bahan alami untuk mampu
diolah menjadi produk yang berguna bagi masyarakat.
3. Go green, mampu memanfaatkan kekayaan alam tanpa harus
merusaknya.
4. Share, salah satu konsep yang dikembangkan untuk berbagi apa
yang telah ada baik secara kreativitas, pengetahuan maupun
pengalaman.
3. Sistem penanganan dan bahan baku

Sistem perkebunan pada Nadis Herbal adalah perkebunan milik sendiri


yang dikelola sendiri. Untuk jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai
bahan pengobatan lebih dari 100 spesies tanaman yang ada dalam
perkebunan Nadis Herbal ini. Semua itu dikelola sendiri dengan beberapa
karyawan.
40

Penanganan bahan baku Nadis Herbal melakukan perawatan dari mulai


penanaman benih , pemupukan dengan menggunakan organik dan
perawatan yang dilakukan 3 hari sekali yang langsung dilakukan oleh pak
Made dan bu Lilir serta dibantu oleh beberapa karyawan. Untuk
mengenalkan perkebunannya ini Pak Made mengajak para turis baik lokal
maupun interlokal yang berkunjung dengan memperkenalkan tanamannya
ini dengan penjelasan khasiat dan fungsi dari tanamannya tersebut secara
langsung ke lokasi perkebunan.

Bahan baku yang di gunakan dalam produk Nadis Herbal 90%


menggunakan sumber daya alam lokal, di antara lain dari kebun pribadi,
memasok dari daerah lain dan impor. Penanganan bahan baku nadis herbal
melakukan perawatan dari mulai penanaman benih, pemupukan dengan
menggunakan organik dan perawatan yang dilakukan 3 hari sekali yang
langsung dilakukan oleh pak Made dan bu Lilir serta dibantu oleh
beberapa karyawan.

Kebun Nadis Herbal berlokasi di Kecamatan Abiansemal,


Kabupaten Badung Bali. Memiliki kebun sendiri seluas kurang lebih 2
hektar, dengan koleksi lebih dari 25 tanaman. Kebun ini mengadopsi salah
satu konsep yang sedang banyak dikerjakan di Bali yaitu usaha pertanian
tanpa limbah atau zero waste. Kebun kami diintegrasikan dengan usaha
pemeliharaan sapi, dimana di kebun kami memelihara 3-4 ekor sapi.
Limbah dari tanaman, seperti rumput pengganggu, digunakan sebagai
pakan ternak dan cadangan pakan ternak di musim kemarau. Kemudian
limbah ternak (seperti kotoran dan urine) diolah menjadi pupuk organik
padat dan bio pestisida yang digunakan lagi untuk keperluan di kebun.

Kebun Nadis Herbal terbuka untuk umum, tidak jarang kebun kami
dijadikan tempat pembelajaran apotek hidup untuk para siswa di sekolah
yang ada di Bali. Tidak jarang juga kami menerima para siswa dari
mancanegara untuk belajar tentang tanaman obat di kebun kami.
41

Kebun Nadis Herbal tidak hanya diperuntukan untuk keperluan


bisnis saja, apabila ada warga sekitar yang membutuhkan tanaman kami
untuk keperluan pengobatan dan upacara, kami memberikan secara cuma-
cuma. Hal ini dikarenakan kami memiliki beberapa koleksi yang langka
dan ini sulit di cari di Bali, seperti temu ireng, amla gempur batu dan
lainnya. Alamat Kebun Nadis Herbal:Jl. Mambal-ubud, Gang Kananga
I, Banjar Sigaran, Desa Mekar Bhuana,Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Badung–Bali.

Gambar 2.2 Area Kebun Nadis Herbal

4. Sistem Produksi

Sistem produksi dilakukan diruamh dengan peralatan dan ruang


produksi yang lengkap. Adapun tahap-tahapnya adalah :

a. Pemanenan tanaman dari kebun dilakukan sesuai kebutuhan


dan waktu pengambilan simplisia.
b. Sortasi basah dimana pencucian dan pemisahan tumbuhan atau
bagian tumbuhan yang tidak diperlukan.
c. Perajangan dilakukan untuk simplisi tertentu yang perlu
dirajang.
d. Pengeringan ada 2 cara, yaitu pemanasan langsung dari
matahari dengan cara dilapisi kain putih dan ditutup dengan
kain hitam dan dijemur 3 sampai 4 hari sampai kering
sempurna. Namun, untuk kondisi yang tidak bagus maka
dikeringkan dengan menggunakan oven.
42

e. Setelah itu dilakukan sortasi kering.


f. Masuk ruang produksi dari pemblenderan simplisia diayak dan
dihaluskan.
g. Formulasikan bahan sesui dengan formula sediaan yang akan
dibuat.
h. Pengemasan primer dengan wadah botol, plastik, alumunium
foil atau lain-lain.
i. Pengemasan sekunder dengan wadah, tas, kardus.
j. Kemasan juga dibuat dengan semenarik mungkin.
5. Fasilitas pabrik dan Labolatorium

Di Nadis Herbal terdapat fasilitas produksi antaralain :

a. Ruangan pencucian bahan baku dan Perajangan bahan baku


b. Halaman untuk menjemur bahan baku
c. Mesin penggiling
d. Ruang pengoven (drying section)
e. Ruang kantor (office)
f. Ruang stok bahan baku
g. Ruang labeling dan packing
h. Ruang stok siap jadi
i. Ruang Apoteker
j. 100 are kebun organic

6. Mekanisme Marketing

Nadis Herbal memiliki teknik marketing antara lain :

a. Mengutamakan kualitas dari pada kuantitas, walaupun sukar


mendapatkan bahan baku, mutu di utamakan.
b. Dalam memproduksi produk, hal-hal yang perlu di perhatikan
adalah cover tampilan produk dan case (wadah produk).
43

- Cover perlu di perhatikan karena target internasional, logo dan


cover di padukan dengan baik supaya lebih menarik perhatian.
- Case yang digunakan yang dapat di daur ulang/ isi ulang, karna
syarat untuk besaing di dunia internasional.

c. Pemesanan produk dapat dipesan secara langsung maupun


memesan melalui media online yang sudah tertera dalam situs
resmi Nadis Herbal.

7. Sistem Pengembangan

a. Pengembangan di lakukan dengan membudidayakan sendiri


tanaman herbal di kebun, dan memperluas area kebun sekaligus
memperkaya koleksi tanaman.
b. Memperkaya produk dengan terobosan baru baik dari
penggunaanya maupun khasiatnya.
c. Untuk terus meningkatkan kualitas produk, Nadis Herbal berupaya
untuk terus berinovasi, salah satunya dengan membangun
infrastuktur yang sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh
pemerintah. Sebagian besar bahan baku yang digunakan diproses
secara organik di kebun seluas hampir 2 hektar yang dimiliki oleh
perusahaan.
44

D. BALAI BESAR POM


1. Sejarah Balai Besar POM

Pengaturan di bidang farmasi dimulai sejak didirikannya Dv.G (De


Dients van De Valks Gezonheid) yang dalam organisasi tersebut ditangani
oleh Inspektorat Farmasi hingga tahun 1964. Dilanjutkan oleh Inspektorat
Urusan Farmasi sampai tahun 1976 dan oleh Direktorat Jenderal Farmasi
hingga tahun 1976, dengan tugas pokok mencukupi kebutuhan rakyat akan
perbekalan farmasi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal


Farmasi dibantu oleh :

1. Lembaga Farmasi Nasional dengan tugas melaksanakan tugas


penguji dan penelitian di bidang kefarmasian.
2. Pabrik farmasi Departemen Kesehatan.
3. Depot Farmasi Pusat.
4. Sekolah Menengah Farmasi Departemen Kesehatan.

Pada tahun 1975, pemerintah mengubah Direktorat Jenderal Farmasi


menjadi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, dengan tugas
pokok melaksanakan pengaturan dan pengawasan obat, makanan,
kosmetika dan alat kesehatan, obat tradisional, narkotika serta bahan
berbahaya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pada Direktorat ini
dibentuk unit pelaksana teknis yaitu Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan
di Pusat dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan di seluruh Provinsi.

Berdasarkan Keputusan Presiden No.166 tahun 2000 yang kemudian


diubah dengan Kepres No. 103/2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan
Non departemen, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga pemerintahan
Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden dan
dikoordinasikan dengan Menteri kesehatan.
45

2. Visi dan Misi


a. Visi :

Obat Dan MakananAman, Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya


Saing Bangsa.

b. Misi :
1) Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
resiko untuk melindungi masyarakat.
2) Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.

3. Tugas Utama BPOM

Bedasarkan Pasal 67 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001,


BPOM melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan PerUndang-Undangan yang
berlaku.

a. Tugas Balai Besar POM sebagai unit pelaksana teknis

Bedasarkan Pasal 2 Peraturan kepala BPOM Nomor 14 Tahun


2014, Unit pelaksana Teknis di lingkungan BPOM mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan,
yang meliputi atas pengawasan produk terapetik, narkotika,
psikotropika, zat aktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen
serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya.

b. Fungsi Utama BPOM

Berdasarakan Pasal 68 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun


2001, BPOM mempunyai fungsi :
46

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang


pengawasan Obat dan Makanan.
b. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BPOM.
d. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
di bindang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.
c. Fungsi Balai Besar/Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Kepala BBPOM Nomor 14 Tahun


2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BBPOM mempunyai
fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan


makanan.
b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat
adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan
dan bahan berbahaya.
c. Pelaksanaan pemeriksaanlaboratorium, pengujian dan
penilaian mutu produk secara mikrobiologi.
d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi.
e. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
47

f. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi


tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan
makanan.
i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
j. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala
BadanPengawas Obatdan Makanan, sesuai dengan bidang
tugasnya.

d. Kewenangan
Berdasarkan Pasal 69 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001,
BBPOM memiliki kewenangan :
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro.
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
d. Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat
adiktif) tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman
peredaran Obat dan Makanan.
e. Pemberi izin dan pengawasan peredaran Obat serta
pengawasan industri farmasi.
f. Penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan
dan pengawasan tanaman Obat.
48

e. Struktur Organisasi Balai Besar POM Lampung

Tugas dan Fungsi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi BBPOM

f. Prinsip Dasar SISPOM


a. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat dan profesional.
b. Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat resiko dan berbasis
bukti-bukti ilmiah.
c. Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh
siklus proses.
d. Berskala nasional atau lintas Provinsi, dengan jaringan kerja
internasional.
e. Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hukum.
f. Memiliki jaringan laboratorium Nasional yang kohesif dan kuat
yang berkolaborasi dengan jaringan global.
g. Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.
49

g. Sasaran strategis
a. Sasaran Umum Reformasi Birokrasi di BPOM

Sasaran yang ingin dicapai dari proses reformasi birokrasi yang


akan dilakukan di Badan POM, secara umum adalah mengubah
pola pikir (mindset), budaya kerja (culture set) dan sistem
manajemen Badan POM dalam pelayanan publik.

b. Sasaran Khusus Reformasi Birokrasi di BPOM


Secara khusus sasaran yang akan dicapai dari proses reformasi
birokrasi yang akan dilakukan di Badan BPOM adalah sebagai
berikut :
1) Kelembagaan: Organisasi yang tepat fungsi dan tepat dan tepat
ukuran (right sizing)
2) Budaya organisasi: Birokrasi dengan integrasi dan kinerja yang
tinggi
3) Ketatalaksanaan: Sistem, Proses, dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efesin, teruktur dan sesuai dengan dengan prinsip-prinsip
good overmance.
4) Regulasi, diregulasi birokrasi: Regulasi yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih dan kondusif.
5) Sumber daya manusia : SDM yang berintegrasi, kopetensi,
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.
6) Pelayanan publick : Pelayanan publicyang mengedepankan
keempat belas aspek pelayanan serta mampu memberikan
tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi, sehingga didapat
kepercayaan publik pada Badan POM.
7) Pengawasan dan Akuntabilitas : Keseluruhan proses
pengawasan Obat dan Makanan dan seluruh proses
pendukungnya, mulai dari perencanaan, penganggaran,
implementasi, administrasi keuangan dan pelaporan merupakan
proses yang akuntabilitasnya terjaga dengan baik,bebas dari
unsur-unsur korupsi, kolusi dan nepotisme.
50

h. Strategi
Strategi BBPOM mencakup eksternal dan internal:
Eksternal:
a. Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait
pengawasan Obat dan Makanan.
b. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui
komunikasi, informasi dan Edukasi kepada masyarakat
dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan.

Internal :

a. Penguatan Regulatory System pengawasan Obat dan


Makanan berbasis resiko.
b. Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga
hingga kinerja individu atau pegawai.
c. Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan
akuntabel serta diarahkan untuk mendorong
peningkatan kinerja lembaga dan pegawai.
d. Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di BBPOM di
tingkat pusat dan daerah secara lebih
e. proporsional dan akuntabel.
f. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung
maupun utama dalam mendukung tugas Pengawasan
Obat dan Makanan.

i. Target Kinerja

Indikator Kinerja Utama BBPOM selama 5 (lima) tahun ke depan


(2015-2019) adalah:
a. Persentase obat yang memenuhi syarat.
b. Persentase makanan yang memenuhi syarat.
c. Jumlah industri farmasi yang meningkat tingkat
kemandiriannya.
51

d. Persentase industri pangan olahan yang mandiri dalam


rangka menjamin keamanan pangan.
e. Capaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BBPOM.
52

BAB III
PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROGRAM

A. BAGFARMAPOL
Produksi Sediaan Farmasi LAFIPOL Selain fungsi yang telah disebutkan,
Bagfarmapol juga dapat memproduksi obat-obatan yang hanya dapat dikonsumsi
oleh ruang lingkup Bagfarmapol dan keluarganya.Obat-obatan yang diproduksi
tidak diedarkan ke masyarakat yang lebih luas.
Pada proses pembuatannya, Bagfarmapol telah mendapatkan 10 sertifikat
CPOB dalam pembutan sediaan farmasi. Dimana CPOB ini menyangkut seluruh
aspek produksi dan pengendalian mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
produk obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan yang telah disesuaikan
sesuai dengan penggunaan. Hal ini dapat dilihat dari tata ruang, kelengkapan alat
produksi, tata cara produksi sampai ke personalia yang bekerja di dalamnya.
Untuk mendukung produksi, LAFIPOL dilengkapi oleh sarana yaitu:
Gudang bahan baku, tempat disimpannya bahan baku yang akan digunakan,
dimana keadaannya disesuaikan dengan sifat fisik dari bahan baku tersebut.
Quality control, dilakukan pengujian sampling. Hal ini dilakukan untuk
menentukan apakah bahan baku tersebut layak untuk digunakan atau tidak dalam
sediaan farmasi. Jika bahan baku tersebut layak untuk digunakan maka akan
diberi stiker berwarna hijau. Alat mixing, Digunakan untuk pencampuran bahan
pada pembuatan sirup OBH.filling machine (mesin pengisi), mesin pengisi adalah
alat yang digunakan untuk memasukkan sediaan yang telah jadi ke dalam botol
dimana setiap botolnya memiliki takaran yang sama dilakukan bahan baku yang
kemudian sediaan yang telah jadi dimasukan kedalam botol yang telah disediakan.
Setelah di tempatkan ke dalam wadah, sediaan tersebut diuji dengan beberapa
pengujian misalnya pada uji mikrobiologi.
Penyaringan air, dimana untuk air yang digunakan dalam sistem produksi
tersebut merupakan air yang telah disaring melalui 3 tabung.Tabung pertama diisi
dengan karbon aktif, yang kedua diisi dengan kation dan yang ketiga diisi dengan
53

anion.Sehingga air yang digunakan memang benar-benar air yang tidak


mengandung mineral lagi.
Mesin cetak tablet, dalam pembuatan tablet dilakukan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan. Setelah pemilihan bahan baku yang baik dan sesuai
standar, kemudian dilakukan pencampuran bahan baku dengan menggunakan
mesin pencampur dan dilanjutkan sampai sediaan tersebut berbentuk tablet yang
dapat dicetak dengan mesin cetak yang telah tersedia Setelah dicetak, sediaan
tersebut kemudian dikemas dengan strip atau dengan blister.
Alat proses pengolahan limbah, Inceneration adalah alat untuk
menghancurkan limbah berupa pembakaran dengan kondisi terkendali.Limbah
dapat terurai dari senyawa organik menjadi senyawa sederhana seperti CO2 dan
H2O. Incenerator efektif terutama untuk buangan organic dalam bentuk padat,
cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa digunakan limbah
organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge) dan asam anorganik.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem pengolahan limbah pada LAFIPOL, terdiri atas 5 bak dimana pada
bak pertama terdapat baling baling sebagai pengelolah limbah dalam bentuk
air sedangkan limbah dalam bentuk serbuk akan disedot oleh penyedot udara dan
ditangkap oleh partikel-partikel air (aerosol) dan akan mengendap. Limbah baru
akan dikeluarkan ke lingkungan sekitar bila limbah tersebut sudah dinyatakan
ramah lingkungan.
A. Limbah Padat
Sumber pencemaran limbah padat berasal dari debu atau serbuk obat
dari sistem pengendali debu (dust collector), kertas, karton, plastik bekas,
botol,dan aluminium foil. Adapun yang menjadi tolak ukur dampak
limbahpadat SK Men LH No.50/MENLH/1995 tentang baku mutu tingkat
kebauan lingkungan pabrik yang bersih, tidak berbau, sampah tertata rapih.
Upaya pengelolaan limbah padat :
a. Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
b. Sisa-sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan
kemudian dijual ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)
c. Debu/sisa serbuk obat, obat rusak / kadaluarsa dibakar di incenerator.
54

B. Limbah Cair
Sumber pencemaran limbah cair berasal dari bekas cucian peralatan
produksi, laboratorium, kamar mandi/WC, bekas reagensia dilaboratorium
dan lain-lain. Dengan selalu dilakukan pemantauan kualitas badan air
permukaan inlet dan outlet saluran limbah, yang meliputi COD,BOD, pH,
TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator biologis mikrobiologi
dan kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL.
Upaya pengelolaan limbah cair :
a. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah
b. Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
c. Saluran dari kamar mandi/WC langsung dialirkan ke septic tank
d. Saluran dari tempat pencucian alat-alat/sisa produksi danlaboratorium
dialirkan ke IPAL2.
e. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
f. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β laktam ; sebelum
dicampur dengan limbah non β laktam, sebaiknyaditambahkan NaOH
untuk memecah cincin β laktam.

C. Limbah Gas
Sumber pencemaran limbah gas/udara berasal dari debu selama proses
produksi, uap lemari asam di laboratorium, generator listrik dan incenerator.
Adapun yang menjadi tolak ukur dampak limbah gas adalah SK
MenLHNo.13/MENLH/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak
bergerak. Pemantauan kualitas udara didalam dan diluar lingkungan
industri,meliputi H2S, NH3, SO2, CO, NO2, O2, TPS (debu) dan Pb.
Upaya pengelolaan limbah gas :
a. Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong asap ±
6myang dilengkapi dengan absorbent.
b. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
c. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit
d. Asap dari genset dan incenerator dibuat cerobong asap ± 6 m
55

D. Limbah Suara
Sumber pencemaran limbah suara berasal dari suara dan getarandari
mesin-mesin pabrik, genset dan steam boiler dengan pemantauan angka
kebisingan dan getaran di dalam/diluar area pabrik. Nilai kebisingan max 65
dB dan getaran max 7,5 Hz.Upaya pengelolaan limbah suara atau getaran :
Untuk menanggulangi kebisingan yang ditimbulkan oleh genset,dibuat
ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukanperawatan mesin
secara berkala. Untuk menaggulangi getaran yang ditimbulkan oleh mesin
genset danmesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang
telahdicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).
Produk LAFIPOL Non Obat
a) Kit sidik jari laten
b) Kit identifikasi narkotika, psikotropika dan precursor
c) Kit penyamaran anggota brimop
d) WBGT
e) Kit pam makanan (kit food security)

1. Kit Narkotik
Narkotika zat kimia murni, berupa heroin, morphin, dan turunan
nya yang berupa tanamam (cannabis, papver, coca) adalah zat kimia
yang memiliki gugus-gugus tertentu pada rangkaian molekul. Dengan
mereaksikan terhadap kimia tertentu dapat menimbulkan tampilan
warna yang khas, yang mengidentifikasi keberadaan zat tersebut. Kit
narkotika yang diproduksi antara lain pereaksi Marquis, Cannabis,
Cocain, Barbiturat, Amfetamin, Ecstasy. Kit ini digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional di lapangan.
Cara pemeriksaan :
a. Buka penjepit plastik dan masukkan sampel.
b. Patahkan ampul, kocok dan lihat perubahan warna.
c. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna :
d. jingga atau ungu
56

Pereaksi Marquis Untuk pemeriksaan : Morfin, Heroin, Codein, dan


Petidin
Cara pemeriksaan:
a. Buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel Hasil reaksi positif
jika :
b. Morfin dan heroin terjadi warna lembayung kemudian menjadi ungu.
c. Codein terjadi warna biru.
d. Petidin terjadi warna orange lalu berubah menjadi hijau
Pereaksi Cannabis Untuk pemeriksaan : Ganja, Hashish
Cara pemeriksaan:
a. buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel
b. Patahkan ampul ke1 dari kiri, kocok kuat slm 1 menit.
c. Patahkan ampul ke 2, kocok, jika terjadi warna biru lembayung
reaksi menunjukkan positif
d. Tembakau dan teh juga berwarna biru lembayung. Untuk itu
pecahkan ampul ketiga, kocok perlahan-lahan dan perhatikan
bayangan warna lembayung berpindah, terbentuk dua lapisan.
e. Apabila sampel yang di tes bukan ganja, bagian bawah dari
kloroform tersebut akan tetap jernih dan perlahan-lahan menjadi
hijau/coklat kotor, begitu juga apabila tetap berwarna jernih
menunjukkan hasil negatif.
f. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna:
g. terjadi warna biru lembayung.

2. Kit Identifikasi Narkotika


Sama dengan prinsip identifikasi narkotika, namun berbeda pada
pemilihan bahan kimia pembentuk warnanya. Macam: - Barbiturat -
Amphetamin
Pereaksi Barbiturat
Cara penggunaan:
a. Buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel kemudian tutup
kembali.
57

b. Patahkan ampul pertama (No. 1) dari kiri, kocok selama satu menit.
c. Patahkan ampul kedua (No. 2) dan kocok, lihat perubahan warnanya.
d. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna: Terjadi warna
lembayung
58

B. UNIVERSITAS SANATA DHARMA


Universitas Sanata Dharma adalah Universitas Katolik yang berlokasi di
Yogyakarta, dikenal juga dengan sebutan USDdanSadhar.Di dirikan pada tanggal
20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/D/O/1993.Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma berdiri pada tanggal 14 Juni 1995 (SK Dirjen Dikti
No. 167/DIKTI/Kep./1995) yang telah memiliki akreditasi A, pada Program Studi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
terakreditasi B dan terdapat pula Magiste (S2) Fauktas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
Kunjungan yang kami lakukan ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tersebut adalah untuk melakukan study banding pada prodi Farmasi. Pada
kunjungan tersebut kami memperoleh informasi umum tentang Universitas Sanata
Dharma dan juga tentang informasi yang berkaitan dengan program studi farmasi.
Kunjungan kami diawali dengan sosialisasi Universitas Udayana dan juga
sosialisasi prodi Farmasi. Dijelaskan oleh pemateri bahwa, prodi farmasi yang
telah terakreditasi A ini harus melalui beberapa kali program reakreditasi untuk
mencapainya.
Prodi Farmasi ini tentunya dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan juga
alat/instrument laboratorium pendukungnya. Universitas Sanata Dharma Fakultas
Farmasi memiliki beberapa kelompok bidang ilmu yaitu :

1) Kelompok Teknologi Farmasi dan Farmasetika didukung oleh:


Laboratorium Teknologi dan Formulasi Padat, Laboratorium Tekonologi
dan Formulasi Steril, Laboratorium Kimia Fisika dan Laboratorium
Farmasetika.
2) Kelompok Farmakologi-Toksikologi didukung oleh: Laboratorium
Farmakologi-Toksikologi, Laboratorium Biofarmasetika-
Farmakokinetika, dan Laboratorium Biokimia-Fisiologi Manusia.
3) Kelompok Biologi Farmasi didukung oleh: Laboratorium Biologi Umum,
Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, dan
Laboratorium Kultur Jaringan.
4) Kelompok Kimia Farmasi didukung oleh: Laboratorium Kimia Analisis,
Laboratorium Kimia Organik, Laboratorium Kimia Analisis Instrumen.
59

Kelompok kami dipandu untuk berkeliling ke sekitar kampus dan


mengunjungi beberapa laboratorium, adapun laboratorium yang kami kunjungi
yaitu laboratorium Sediaan cair dan laboratorium Kimia dasar organik.

Pada laboratoriun sediaan cair Sebenarnya, alat – alat yang mereka miliki di
laboratorium ini tidak begitu berbeda jauh dengan yang kami miliki di Lab. UTB,
hanya saja yang membedakan adalah jumlah dari alat yang dimiliki dan juga area
laboratorium mereka yang lebih luas.Untuk laboratorium sediaan steril, alat – alat
dan area laboratorium mereka belum dapat dikatakan sesuai prosedur untuk
melaksanakan kegiatan steril. Berdasarkan informasi dari praktikan yang saat itu
sedang berada di dalam lab, walaupun kondisi laboratorium belum dikatakan
memenuhi prosedur untuk melakukan kegiatan steril, tetapi para praktikan akan
tetap melakukan prosedur seperti kegiatan produksi sediaan steril. Dapat
dikatakan, praktikan melakukan praktikum sediaan steril dengan mengkondisikan
keadaan seolah – olah.

Laboratorium selanjutnya yang kami kunjungi adalah Laboratorium kimia


dasar orgaanik. Laboratorium kimia dasar organik biasanya di gunakan untuk
kegiatan praktikum dan penelitian, laboratorium ini di lengkapi dengan berbagai
alat instrument seperti TLC scanner CAMAG 3, High performance liquid
chromatography (HPLC), Polarimeter, Aquadest Destiling, pH metter, flexible
electric heating tape, Alat refluks, Alat destilasi fraksinasi dengan vigreux,
Soxhlet extraction apparatus, Alat penyaring buchner, cool room dan lain lain.

C. NADIS HERBAL
Bahan baku yang diperoleh dari kebun milik sendiri dan diluar bali,baik itu
untuk kosmetik maupun untuk obat. Bahan baku dipanen dari kebun dibantu oleh
karyawan lalu dicuci hingga bersih sebanyak minimal 5 kali. Kemudian dirajang
dan dilakukan proses penjemuran dibawah sinar matahari ditutup dengan kain
putih dan kain hitam. Proses penjemuran dilakukan selama 7 hari,jika pada musim
hujan pengeringan dilakukan di dalam oven selama 7hari,untuk tanaman umbi-
umbian dikeringkan di oven dengan suhu 65o C dan untuk dedaunan
menggunakan suhu 35o C.
60

Bahan baku yang akan diproduksi dimasukkan kedalam ruang produksi


dan dibagi menjadi 2 ruang yakni untuk ruang produksi kosmetik dan ruang
produksi obat.

D. BALAI BESAR POM


Obat yang diedarkan diwilayah Indonesia, sebelumnya harus dilakukan
registrasi untuk memperoleh Izin Edar, Izin Edar diberikan oleh Menteri, Menteri
melimpahkan pemberian Izin edar kepada Kepala Badan, Kepala Badan adalah
Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang Pengawasan Obat dan Makanan
(Kepala Balai Besar POM).
Registrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk
mendapatkan izin edar.Tujuan dilakukannya registrasi obat adalah untuk
melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan
efikasi, keamanan, mutu dan kemanfaatnnya. Proses registrasi ini dilakukan oleh
industri farmasi yang akan memproduksi obat tersebut ke Balai Besar POM,
dengan tembusan kepada menteri Kesehatan. Balai Besar POM kemudian akan
melakukan penilaian dan evaluasi apakah obat tersebut memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan. Jika obat tersebut dianggap telah memenuhi syarat
registrasi yang dinyatakan dengan diberikannya No. Registrasi, maka Menteri
Kesehatan akan mengeluarkan Izin Edar, yang pada pelaksanaannya dilimpahkan
kepada Balai Besar POM. Izin edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat
untuk dapat diedarkan diwilayah Indonesia. Izin edar ini berlaku selama lima
tahun dan dapat diperpanjang.
Dalam manajemen risiko dibidang obat. Balai Besar POM sebagai lembaga
yang berwenang melalukan pengawasan harus memastikan bahwa obat yang
beredar di Indonesia aman, berkhasiat, dan bermutu dengan cara menerapkan
GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOB ( cara pembuatan obat yang
baik) secara konsisten dan jaminan mutu atau Quality Assurance yang bertujuan
untuk memastikan bahwa obat diproduksi dengan kualitas yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya. Informasi tentang khasiat dan resiko yang tertera di label
juga harus memadai. Peran Balai Besar POM dalam pengawasan Pre-market
antara lain dilakukan dengan menilai data dukung yang menunjukan khasiat obat
61

dan dapat menjelaskan resiko secara medis. Obat dapat disetujui beredar apabila
khasiat obat tersebut lebih besar daripada resikonya.
Registrasi obat adalah obat jadi yang merupakan sediaan atau panduan
bahan bahan termasuk produk biologi dan kontrapsepsi yang siap di gunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki system biologis atau keadaan patolgi
dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan,pemulihan dan
peningkatan kesehatan. Obat yang di edarkan ke masyarakat Indonesia
sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk memperoleh izin edar, izin edar di
berikan oleh menteri,menteri melimpahkan pemberian izin edar kepada kepala
badan, kepala badan adalah kepala badan yang bertanggung jawab dibidang
pengawasan obat dan makanan. Registrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan
evaluasi obat untuk mendapat izin edar. Peredaran adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan obat baik dalam rangka
pedagang maupun pemindah tangan.
Tujuan dilakukan registrasi obat adalah untuk melindungi masyarakat dari
peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan efikasi,keamanan, mutu dan
kemanfaatan. Proses kegiatan ini dilakukan oleh industri farmasi yang akan
memproduksi obat tersebut ke Balai Besar POM dengan tebusan kepada menteri
kesehatan.Balai Besar POM kemudian akan melakukan penilaian dan evaluasi
apakah obat tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan. Jika obat
tersebut telah memenuhi syarat registrasi yang di nyatakan dengan di berikannya
nomor registrasi,maka menteri kesehatan akan mengeluarkan izin edar yang pada
pelaksanaanya dilimpahkan kepada Balai Besar POM. Izin edar ini berlaku selama
5 tahun dan dapat di perpanjang izin edarnya.Izin edar adalah bentuk persetujuan
registrasi obat untuk dapat di edarkan di wilayah Indonesia.
Salah satu bagian manajemen resiko dibidang bagian obat adalah penerapan
GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
Baik) secara konsisten dan jaminan mutuyang bertujuan untuk memastikan bahwa
obat di produksi dengan kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaanya.
62

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
A. BAGFARMAPOL
Bagfarmapol adalah pelaksana teknis yang mmpumyai tugas membina
kemampuan dan pelaksanaan produksi obat jadi, pemekalan kefarmasian dengan
pengawasan kualitas dan persyaratan teknis kefarmasian untuk pelaksanaan
dukungan pelayanan kesehatan bagi anggota POLRI. Secara umum Bagfarmapol
telah menerapkan dan melaksanakan prosedur yng memenuhi persyaratan dalam
cara pembuatan obat yang baik (CPOB) sehingga mnghasilkan produk aman dan
bermutu. Kegiatan, tugas, fungsi serta kewajiban dari masing-masing bagian di
Bagfarmapol telah disusun sesuai kebutuhan dan dilaksanakan dengan baik,
sehingga menjamin berlangsungnya pembuatan obat yang baik dan terkendali.

B. UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Universitas Sanata Dharma adalah Universitas Katolik yang berlokasi di


Yogyakarta. Dikenal juga dengan sebutan USD dan Sadhar. Sanata Dharma
sebenarnya dibaca Sanyata Dharma, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya”
atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah
air dan gereja Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 23
Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program Profesi, dan Program Kursus
Bersertifikat.

C. NADIS HERBAL
Nadis herbal telah menerapkan dan melaksanakan prosedur yang telah
memenuhi persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
(CPOTB).
63

D. BALAI BESAR POM

Bedasarkanhasil pengamatan Kuliah Kerja Lapangan di Balai Besar POM


dapat disimpulkan bahwa :
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Balai Besar POM
adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran
obat-obatan dan makanan di Indonesia. Fungsi dan tugas badan ini
menyerupai fungsi dan tugas Food and Drug Administration ( FDA ) di
Amerika Serikat.
2. Sesuai Pasal 3 Keputusan Kepala Balai Besar POM No.
02001/SK/KBPOM, Balai Besar POM mempunyai fungsi :
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan Nasional dibidang Pengawasan
Obat dan Makanan.
b.Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Balai Besar
POM.
d.Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegitan
instansi pemerintah dibidang pengawasan Obat dan Makanan.
e. Penyelanggaran pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketata usahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
3. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan adminitrasi umum dibidang
perencananaan umum, ketata usahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
4. Sesuai Pasal 2 Peraturan Kepala Balai Besar POM No. 14 tahun 2014,
Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Balai Besar POM mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan dibidang pengwasan obat dan makanan, yang
meliputi pengawasn atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat
64

adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan


atas keamanan pangan dan bahan berbahaya.

SARAN :
A. BAGFARMAPOL
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana seperti melakukan
perawatan dan peremajaan mesin-mesin produksi agar lebih dapat menunjang
proses dan hasil produksi yang lebih akurat, aman dan bermutu.

B. UNIVERSITAS SANATA DHARMA


1. Dapat bekerja sama antara Fakultas Farmasi Se-Indoenseia
2. Pertukaran mahasiswa antara Univeritas

C. NADIS HERBAL
1. Melestarikan tanaman herbal sehingga dijadikan sebagai sampel
pembuatan simplisia, maka tanaman tersebut tidak akan punah.
2. Melestarikan tanamana herbal yang sudah langka.
3. Meningkatkan pengetahuan tanaman obat yang belum teridentifikasi.
4. Mengembangkan dan menambah produk herbal yang baik dan aman di
Nadis Herbal.
5. Menambah pendistribusian produk Nadis Herbal di dalam Negeri.

D. BALAI BESAR POM


Saran yang kami sampaikan pada Balai Besar POM kota Bandar Lampung
sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan kinerja perlu adanya penambahan sumber daya manusia
yang ahli pada bidangnya.
2. BBPOM lebih banyak terjun ke masyarakat memberi penyuluhan kepada
masyarakat untuk mengantisipasi maraknya akan bahaya makanan atau
obat-obatan yang mengandung bahan kimia yang tidak sesuai dengan
standar BBPOM.
65

DAFTAR PUSTAKA

Asitasuryanto. 2017. Meracik Obat Herbal [Serial


Online]www.kompasiana.com/_584c8be07493732c202aeec6. Diakses pada 28
Mei 2018 pukul 13.15 WIB.
Anonim. 2017. Bali Herbal [Serial Online].
http://www.baliherbalwalks.com. Diakses pada 28 Mei 2018 pukul 13.40 WIB.
Anonim. 2017. Nadis Herbal [Serial Online]. http://www.nadisherbal.com.
Diakses pada 13 Mei 2018 pukul 14.00 WIB.

Anonim 2018. Universitas Sanata Dharma. DIY Yogyakrata.


(https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/daftar.php?id=profile )
66

LAMPIRAN 1

Pengolahan limbah industri Bagfarmapol dilakukan sebagai berikut :

a) Limbah Padat.
Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :
1. Obat-obatan kadaluarsa
2. Kegiatan produksi, meliputi : kegagalan produksi, debu bahan
formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner,
bekas kemasan bahan baku dan bahan pembantu serta kemasan yang
rusak .
3. Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
4. Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran / sampah dapur
5. Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa
6. Sampah kebun / halaman.

Adapun penangan untuk limbah padat ini antara lain :

1. limbah padat termasuk dalam dalam limbah B-3 diolah kerjasama


dengan pengolah limbah B-3 padat.
2. Limbah media agar diolah dengan cara disterilisasi dengan alat
autoklaf, ditampung dengan wadah tertutup, kemudian dimusnahkan.
3. Kotoran dan sampah dari kantin dan kebun, bekerjasama dengan
dinas kebersihan DKI Jakarta untuk dibuang ke TPA
4. Kertas berkas arsip dan berkas kemasan dihancurkan dan di daur
ulang bekerjasama dengan pihak ketiga.
b) Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari :
1. Kegiatan produksi
2. Kegiatan laboratorium
3. Kegiatan saran penunjang
4. Limbah domestik pencucian
5. Limbah kantin

c) Limbah gas dan debu


Limbah gas atau debu berasal dari :
67

1. Kegiatan saran penunjang : gas yang berasal dari sisa pembakaran


bahan bakar boiler
2. Kegiatan produksi : debu yang berasal dari kegiatan proses, anatara
lain dari proses granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating
dan proses massa kapsul.

Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :

1. Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler


2. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan
pemasangan dust collector pada ruang-ruangan yang banyak
menghasilkan debu.
3. Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum cleaner,
kemudian ditampung dan dikumpulkan, untuk selanjutnya di
tanggani seperti limbah B3 (Bahan Berbahaya Dan Beracun)
d) Limbah Suara

Sumber pencemaran limbah suara berasal dari suara dan getarandari


mesin-mesin pabrik, genset dan steam boiler dengan pemantauan angka
kebisingan dan getaran di dalam/diluar area pabrik. Nilai kebisingan max 65
dB dan getaran max 7,5 Hz.Upaya pengelolaan limbah suara atau getaran :
Untuk menanggulangi kebisingan yang ditimbulkan oleh genset,dibuat
ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukanperawatan mesin
secara berkala. Untuk menaggulangi getaran yang ditimbulkan oleh mesin
genset danmesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang
telahdicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).
68

LAMPIRAN 2

Pengertian Sediaan Steril


Sediaan steril adalah sedian yang selain memenuhi persyaratan fisika-
kimia juga persyaratan steril. Steril berarti bebas mikroba. Sterilisasi adalah
proses untuk mendapatkan kondisi steril.

A. Macam-Macam Sediaan Steril


a. Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulitatau selaput lendir. Injeksi volume kecil adalah injeksi
yang dikemas dalamwadah 100 ml atau kurang.
a. Intravena : Pada vena yg tampak jelas
c. Subkutan : jaringan longgar di bawah kulit (dermis) dan bagian tubuh
yang sedikit lemaknya.
d. Intraperitonial/ intra-abdominal : rongga peritonial atau langsung ke
dalamorgan-organ abdominal seperti hati, ginjal, atau kandung kemih ).
e. Hipodermoklisis : Sama degan Sub cutan yaitu disuntikkan ke dalam
jaringan yang longgar di bawah kulit (dermis) dan pada bagian tubuh yang
sedikit lemaknya.
f. Intrakardiak : Bilik jantung
g. Intrasisternal : rongga sisternal sekeliling dasar otak
h. Intrakutan/intradermal : Injeksi dilakukan ke dalam kulit. Biasanya
diberikan di permukaan anterior lengan depan.
i. Intratekal : kantung lumbar (rongga sum-sum tulang belakang) yang
terletak di ujung kaudal dari spinalis cordata
j. Intrauterin : Injeksi yang dilakukan ke dalam uterus pada keadaan hamil
k. Intraventrikular : Injeksi yang dilakukan ke dalam rongga-rongga sisi otak.
l. Intra-arterial : langsung ke dalam arteri
m. Intra-artikular : ke dalam cairan sinovial pada persendian
n. Intralesional : langsung ke dalam atau di sekitar luka
o. Intra-okular : ke dalam mata
- Subkonjungtiva : dibawah kapsul tenon, di dekat mata
69

- Intrakameral / intravitreal : ke dalam vitreous humour


- Retrobulbar : Di sekitar bagian posterior dari bola mata.
70

LAMPIRAN 3

KIMIA ORGANIK DASAR


Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur
lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Definisi asli dari
kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik
pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa
perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia
anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam
transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya
merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik. Contoh lainnya
adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan
yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai
larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa
anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan
senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon
misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti
bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan
dan turunannya.
Ada banyak sekali penerapan kimia organik dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya adalah pada bidang makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna,
tekstil, parfum, dan lain sebagainya.
71

LAMPIRAN 4

Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh para
ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel obat
tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal adalah
sediaan obat baik berupa obat tradisional , fitofarmaka dan farmasetika, dapat
berupa simplisia ( bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami
adalah obat asal tanaman. Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang
melimpah, mulai dari tanaman herbal sampai mineral tersimpat dalam bumi
pertiwi. Dijaman yang berkembang banyak Ilmuwan bahkan Mahasiswa dari
berbagai universitas berlomba-lomba untuk mengembangkan tanaman obat.

Dari sekian banyak tanaman obat ada salah satu tanaman yang berkasiat
obat yaitu Hibiscus sabdariffa atau yang biasa disebut bunga rosela ini telah
diteliti bahawa kandungan fitokimia yang terkandung didalamnya dapat
berkhasiat sebagai obat. Penelitian terhadap tanaman ini kebanyakan tertuju pada
uji fitokimia dan uji aktivasi, tetapi untuk literatur mengenai deskripsi, morfologi
dan uji mutu simplisia tanaman pacar air masih minim bahkan dalam buku
Materia Medika Indonesia pacar air belum diklarifikasi secara detail. Hanya
beberapa artikel dan e-book saja yang membahas tanaman ini.

Obat Alam atau yang biasa disebut obat herbal adalah sediaan obat baik
berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (
bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak , kelompok senyawa atau senyawa
murni yang berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami adalah obat asal
tanaman.

klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
72

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)


Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

Manfaat Bunga Rosella

a. Dapat menghambat terakumulsinya radikal bebas penyebab penyakit


kronis, seperti kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, dan kanker
(darah)
b. Dapat mencegah penuaan dini
c. Diuretik (peluruh air seni)
d. Menurunkan kekentalan darah
e. Menurunkan tekanan darah
f. Menstimulasi gerakan usus (antiseptic usus dan antiradang)
g. Berkhasiat sebagai antisariawan dan pereda nyeri

Kandungan Bunga Rosella

Kandungan yang terdapat pada bunga rosella meliputi vitamin c, vitamin d,


vitamin b1, vitamin b2 serta kandungan yang lainnya diantaranya dalam 100
gram bunga rosella terdapat kandungan sebagai berikut:
• Protein 1,9 gr • Fiber 1.2 gr
• Kalsium 0,0172 gr • Phosphor 0,57 gr
• Karbohidrat 12,3 gr • Besi 0,029 gr
• Kalori 49 kal • B-karotene 3 gr
• H2O 84,5 % • Asam askorbat 0,14 gr
• Fats 0.1 gr

Pengelolahan Bunga Rosella di Nadis Herbal

Pengelolaan Bunga Rosella di Nadis Herbal yaitu pembutan Teh Bunga


Rosella dengan melalui proses :
73

Proses pemanenan bunga rosella

• Panen bunga rosella dilakukan waktu pagi dan sore ( cuaca dingin)
• Pengumpulan bunga rosella
• Sortasi Basah
• Pemisahan biji dan bunga rosella

• Pencucian ,dilakukan dibawah air mengalir sebanyak 6 kali pencucian


• Penjemuran , dilakukan selama 1 minggu atau disesuikan dengan kondisi
panas dengan ditutupi kain berwarna putih

• Sortasi kering , untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dinginkan


• Oven pada suhu 30oC salama 1 jam, untuk menghindari tumbuhnya
mikroorganisme

• Pengemasan, menggunakan wadah yang tertutup rapat dan kedap udara.


• Penyimpanan, teh bunga rosella dapat disimpan selama 1 tahun
keunggulan dari produk teh rosella dari nadis herbal ini tidak mengandung
bahan pengawet.
74

Handbody

Nadis Herbal memproduksi berbagaimacam produk kosmetika, tetapi pada


kesempatan ini kami akan membahas tentang produk kosmetika handbody.
handbody yang diproduksi dinadis herbal yaitu bodilotion dan handcream. Pada
dasarnya penggunaan bahan baku yang digunakan sama yaitu malam madu, lemak
cokalat dan esensial oil (disesuaikan dengan keperluannya) dan teknik pembuatan
sediaannya
Pembuatan handcream

Lemak coklat dan


malam madu

Dilemburkan dulu
didalam waterbath

Tambahkan essensial oil

Lakukan pengadukan

Cetak dalam wadah


75

1. BAGFARMAPOL
Struktur organisasi BAGFARMAPOL

Ket :
KABAGFARMAPOL : Kepala Bagian Farmasi Kepolisian
KAURMIN : Kepala Urusan Administrasi
KASUBBAG PRODUKSI : Kepala Sub
ub Bagian Produksi
KASUBBAG WASTU : Kepala Sub Bagian Pengawas Mutu
KASUBBAG TEKFARMAPOL : Kepala Sub Bagian Teknis Farmasi
Kepolisian
PAUR : Kepala Urusan
PAMIN : Kepala Administrasi
76

Alur Kegiatan Produksi


77

Alur produksi sediaan liquid


78

Alurproduksi sediaan salep/krim


79

Skema produk pendukung oprasional polri


80

Contoh hasil produksi BAGFARMAPOL


81

2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Kebun Obat Di Sanata Dharma


82
83
84
85
86
87
88
89

3. NADIS HERBAL
90
91

Produk Nadis Herbal


92
93

4. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


94
95
96
97
98

Anda mungkin juga menyukai