Anda di halaman 1dari 18

TEKHNOLOGI SEDIAAN CAIR NON STERIL

FORMULASI EMULSI

Tri Sulaiman 153110125


 Deski Riyanti 173110041
 Debbie M 173110043
 Diah Eka D. S 173110044
 Eka Nawati 173110056

PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
2019
FORMULASI EMULSI

Emulsi adalah suatu dispersi dimana


fase terdispersi terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi
keseluruh pembawa yang tidak
tercampur. Dalam batasan emulsi, fase
terdispersi dianggap sebagai fase
dalam dan medium dispersi sebagai
fase luar atau fase kontinyu. Karena
dua cairan tidak dapat sama-sama
digabungkan, ada kecenderungan
besar koloid untuk benar-benar
membentuk lapisan terpisah dan dapat
dibedakan setelah jangka waktu
tertentu.
Point Pembahasan

Teori emulsifikasi
1 ●
Mekanisme stabilisasi

Faktor-faktor yang

2 mempengaruhi jenis emulsi

3 Emulsi peroral dan emulsi topikal



Teori Emulsifikasi

1. Teori Tegangan Permukaan


Penurunan tegangan antar muka
dengan cara pengurangan gaya tolak
menolak antar molekul yang
berlainan dan gaya tarik menarik
antarmolekul yang sejenis (kohesi).
Diperlukan surfaktan untuk
menurunkan tegangan
permukaannya, sehingga
memecahkan tetes dispersi menjadi
tetesan yang lebih kecil.
Teori Emulsifikasi

2. Teori oriented –wedge theory


Pembentukan lapisan oleh zat
pengemulsi yang akan
mengelilingi seluruh tetes-tetes
fase dispersi, dimana bagian
lipofilik akan mengarah
keminyak dan bagian
hidrofiliknya akan mengarah
ke air, sehingga akan terbentuk
bulatan-bulatan cairan yang
dikelilingi oleh zat pengemulsi.
Teori Emulsifikasi

Hidrofilik
Lipofilik
Teori Emulsifikasi

3. Teori Lapisan Antarmuka/Teori


Plastik
Zat pengemulsi teradsorpsi dan
membentuk lapisan tipis yang
mengelilingi tetes-tetes cairan
terdispersi untuk mencegah
terjadinya koalesens. Akan
terbentuk 3 lapisan yaitu ->
Teori Emulsifikasi
Lapisan
Lapisan
Merupakan
Lapisan ganda yang

Lapisan

yang dibentuk
mengelilingi
lapisan fase
tunggal
oleh serbuk-serbuk yang
monomoleku
multimolekul
terdispersi dengan
mengelilingi permukaan
yang mengelilingi
liat
penambahan
tetes cairan
ler
er
sejumlah
fase terdispersi. 
surfaktan yang berlebih.
Mekanisme Stabilitas

• Umumnya suatu emulsi tidak dianggap


stabil secara fisik jika :

– Fase dalam atau fase terdispersi pada


pendiaman cenderunng untuk membentuk
agregat dari bulatan-bulatan
– Jika bulatan-bulatan atau agregat dari
bulatan naik ke permukaan atau turun
kedasar emulsi tersebut akan membentuk
suatu lapisan pekat dari fase dalam
– Jika semua atau sebagian dari cairan fase
dalam tidak teremulsi dan membentuk suatu
lapisan yang berbeda pada permukaan atau
dasar emulsi, yang merupakan hasil dari
bergabungnya bulatan-bulatan fase dalam.
Mekanisme Stabilitas

KERUSAKAN EMULSI
Mekanisme Stabilitas

a. Creaming
Merupakan suatu bentuk kerusakan
emulsi secara estetika.Hal ini pasti terjadi
pada zat terdispersi yang memiliki bobot
jenis yang lebih besar dibandingkan
dengan zat pendispersinya. Kerusakan
ini bersifat reversibel dan dapat diatasi
dengan melakukan pengocokan.
b. Flokulasi adalah suatu peristiwa
berkumpulnya beberapa tetesan minyak
tetapi tidak membentuk tetesan minyak
baru yang lebih besar hingga
mengakibatkan distribusinya dalam
emulsi tidak merata.
Mekanisme Stabilitas
c. Koalesens
Merupakan suatu bentuk kerusakan yang
diakibatkan oleh kurangnya surfaktan yang
digunakan, sehingga lapisan pelindung
pada permukaan tetesan lemah. Jadi
tetesan tersebut akan berfusi (bergabung)
membentuk suatu tetesan yang berdiameter
lebih besar. Kerusakan ini bersifat
irreversibel dan akan menyebabkan
terjadinya pemisahan fase (cracking).

d.Inversi fase
Kerusakan ini terjadi karena volume fase
terdispersi hampir sama jumlahnya dengan
fase pendispersi sehingga terjadi perubahan
tipe dari o/w menjadi w/o atau sebaliknya.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Jenis Emulsi
Perbedaa
n dalam
kerapatan
antarfase

Ukuran
partikel
dari fase
terdispersi

Viskositas
fase luar
Tipe Emulsi

a) Tipe A/M atau W/O


Emulsi ini mengandung air yang
merupakan fase internalnya dan
minyak merupakan fase luarnya. Emulsi
tipe A/M umumnya mengandung kadar
air yang kurang dari 10 – 25% dan
mengandung sebagian besar fase
minyak. Emulsi jenis ini dapat
diencerkan atau bercampur dengan
minyak, akan tetapi sangat sulit
bercampur/dicuci dengan air.
Tipe Emulsi

b) Tipe M/A atau O/W


Merupakan suatu jenis emulsi
yang fase terdispersinya berupa
minyak yang terdistribusi dalam
bentuk butiran-butiran kecil
didalam fase kontinyu yang
berupa air. Emulsi tipe ini
umumnya mengandung kadar air
yang lebih dari 31 – 41% sehingga
emulsi M/A dapat diencerkan
atau bercampur dengan air dan
sangat mudah dicuci.
Emulsi Peroral dan Emulsi Topikal
• Emulsi peroral
Umumnya termasuk
kedalam emulsi tipe
O/W, karena rasa dan
bau minyak yang tidak
enak dapat tertutupi,
selain itu minyak
dalam jumlah kecil dan
terbagi dalam tetesan
– tetesan lebih kecil
lebih mudah dicerna.
Emulsi Peroral dan Emulsi Topikal
• Emulsi Topikal
Umumnya termasuk
kedalam emulsi tipe
O/W atau W/O
tergantung banyak
faktor misal nya sifat
zat nya atau jenis efek
terapi yg dikehendaki.
Sediaan emulsi yang
penggunaannya dikulit
dengan tujuan
menghasilkan efek
lokal.
THANK YOU
TERIMA KASIH
MATUR NUWUN
HATUR NUHUN
TEGHIMA KASIH
KARENA SUDAH MENDENGARKAN
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai