A. Pengertian emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan pembawa yang lain dalam bentuk tetesan kecil (FI ed IV). Jika minyak
yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem
ini disebut emulsi minyak dalam air dan sebaliknya.Emulsi adalah suatu sistem
heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari sebuah fase cair yang tidak
bercampur, yang terdispersi dalam fase cair lainnya, dalam bentuk tetesan-tetesan,
dengan diameter secara umum, lebih dari 0,1 μm.
Secara umum, emulsi merupakan sistem yang terdiri dari dua fase cair yang
tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).Emulsi
adalah suatu sistem termodinamik yang stabil, suatu sistem heterogen yang terdiri
dari paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya sebagai
fase dalam fase terdispersi (fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk
tetesan – tetesan kecil pada medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan
dengan emulgator yang cocok.
Secara umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang
tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).
Komponen emulsi :
Fase dalam (internal)
Fase luar (eksternal)
Emulsifiying Agent (emulgator)
2. Kerugian Emulsi
Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan
khusus
Tipe Emulsi
1. O/W = M/A
→ fasa minyak terdispersi dalam fasa air
2. W/O = A/M
Multiple Emulsi
3. W/O/W = A/M/A
→ fasa air teremulsi didalam fasa minyak emulsi yg terjadi teremulsi lagi
didalam air
4. 4. O/W/O = M/A/M
E. Teori Emulsifikasi
Terjadinya emulsifikasi dapat terjadi karena 2 proses :
1. Proses pertama, terjadin dispersi salah satu cairan sebagai tetes dalam cairan
lainnya (menaikkan energi bebas sistem).
2. Proses kedua, terjadinya penggabungan tetes untuk membentuk kembali
cairan semula.
Proses yang nampaknya bertentangan ini berlangsung spontan sampai emulsi
terpisah menjadi dua fase. Proses kedua dapat diperkecil kecepatannya dengan
menambahkan bahan ketiga yaitu emulgator.Bahan pengemulsi (surfaktan)
menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan dan
fase eksternal dan dengan membuat batasan fisik di sekeliling partikel yang akan
berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase
sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.
Pemilihan bahan pengemulsi penting dalam menghasilkan kestabilan emulsi
yang optimum dengan penyimpanan selama berbulan-bulan atau lebih dari
setahun.
a. Teori tentang terbentuknya emulsi
1. Teori tegangan permukaan
Teori ini dapat menjelaskan bahwa emulsi terjadi bila di tambah suatu
substansi yang menurunkan tegangan antar muka diantara dua cairan yang tak
tercampur.
2. Teori orientasi bentuk baji (oriented wedge theory)
Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi dengan dasar
adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator, ada bagian yang
bersifat suka air atau mudah larut dalam air dan adanya bagian yang suka
minyak atau mudah larut dalam minyak.
3. Teori film plastic (teori lapisan antar muka)
Teori ini menjelaskan bahwa emulgator mengendap pada permukaan
masing-masing butir tetesan fase dispersi dalam bentuk film yang plastis.
Lapisan ini mencegah terjadinya kontak atau berkumpulnya butir-butir tetes
cairan yang sama. Efek emulgator disini adalah murni mekanis dan tidak
tergantung adanya tegangan permukaan.
4. Teori Electric Double Layer (lapisan listrik rangkap)
Emulsi terjadi krn ada susunan listrik yg menyelubungi partikel shg tjd tolak
menolak antar partikel sejenis. Adanya muatan listrik :
Ionisasi molekul pd permukaan partikel
Absorpsi ion oleh partikel cairan sekitarnya
Gesekan partikel dgn cairan sekitarnya
F. Uji Emulsi
Uji emulsi dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Bahan pewarna yang dapat larut dalam air dan minyak dapat digunakan
sebagai penguji tipe emulsi. Sejumlah penambahan bahan pewarna dalam
jumlah kecil bila ditaburkan di atas permukaan emulsi, apabila pewarna
tersebut larut dan mewarnai emulsi berarti fase luar melarutkan pewarna.
2. Garam global (CoCl2. X H2O) . Apabila dilarutkan dalam air berwarna pink,
bila diteteskan pada kertas saring kemudian dikeringkan bercak merah akan
berubah menjadi biru (garam Co anhidrat), dan apabilan ditetesi emulsi
berubah kembali menjadi pink, berarti emulsi merupakan tipe M/A.
3. Uji hantaran listrik : prinsinya air apabila sebagai fase luar akan
menghantarkan arus listrik dan dapat diperlihatkan dengan nyala lampu.
~EMULGATOR~
A. Pengertian Emulgator
Emulgator (bahan pengemulsi) adalah komponen yang ditambahkan untuk
mereduksi bergabungnya tetesan terdispersi (ke arah koalesensi) sampai batas
tidak nyata.
Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar
permukaan antar tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik
disekeliling partikel yang akan berkoalesensi juga mengurangi tegangan
antarmuka antarfase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama
pencampuran.
B. Kegunaan Emulgator
Emulgator bersifat sebagai surfaktan, maka emulgator akan menurunkan
tegangan antar muka, energi bebas permukaan bertambah karena pembentukan
tetesan (penambahan luas permukaan) juga akan tereduksi. Emulgator membantu
mempertahankan luas permukaan yang dihasilkan selama proses dispersi.
Secara kimia, molekul surfaktan terdiri dari gugus polar dan nonpolar.
Apabila surfaktan dimasukkan kedalam sistem yang terdiri dari air dan minyak,
maka gugus polar akan terarah ke fase air sedangkan gugus nonpolar akan
mengarah ke fase minyak. Surfaktan yang mempunyai gugus polar yang lebih kuat
akan cenderung membentuk emulsi air dalam minyak. Metode yang dapat
digunakan untuk menilai efisiensi surfaktan atau emulgator yang ditambahkan
adalah metode HLB
Rumus :
Keterangan :
E. PEMBUATAN EMULSI
Pada pembuatan emulsi dengan metode dispersi (memecah fase-fase
penyusun emulsi) diperlukan serangkaian urutan proses dalam memecah fase
dalam menjadi tetesan dan menstabilkan tetesan ini dalam fase luar.Keseluruhan
proses tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga kedua langkah dapat
terselesaikan sebelum fase dalam dapat bergabung (berkoalesensi).
Biasanyapemecahan fase luar (secara fisika) agak cepat, tetapi
dianggap bahwa tahap stabilitasi dan laju penggabungan tergantung waktu dan
temperatur. Oleh karena itu merupakan suatu persyaratan dalam rancangan tiap
proses emulsifikasi bahwa variabel tolak ukur disika dan kimia dipilih dan diatur
untuk membantu pembentukan emulsi.