PEMBAHASAN
A. Pengertian emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Tujuan pemakaian emulsi antara lain secara umum untuk mempersiapkan obat yang larut
dalam air maupun minyak dalam satu campuran. Komponen utama emulsi berupa fase disper
(zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal). Fase
kontinu (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar / pendukung) dari emulsi tersebut (fase
eksternal) dan Emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka
emulsi digolongkan menjadi 2 :
Emulsi tipe w/o (emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak,
air berfungsi sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal) dan
Emulsi tipe o/w (emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air).
Emulsi merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan dalam industri dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada kosmetik yaitu krim, lotion, dan lain-lain,
sedangkan dalam pangan contohnya yaitu, susu, mentega dan lain-lain.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi
atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi
kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar. Salah satu emulsi
yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu
terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.Bebera contoh emulsi
yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin.
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena
dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui
zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat
diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat
pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi. Sistem emulsi termasuk
jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cair namun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai emulsi yang menyangkut sediaan obat dalam ruang ringkup
farmasetika.
1. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk
sediaan yang homogen dan stabil
2. Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai
alternatif
3. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak ikan
2. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
Teori terjadinya emulsi terdapat 4 metode yang dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda (Ansel,1989):
Daya tarik menarik molekul (Kohesi (sejenis) dan Adesi (berlainan jenis)). Daya kohesi
tiap zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair (bidang batas antara air dan
udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan gaya kohesi
(tegangan permukaan/surface tension). Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada
bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur.
Tegangan pada air bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa
elektrolit, tetapi berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu seperti sabun.
Teori Interpelasi
Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film
yang akan membungkus partikel fase dispersi menyebabkan partikel sejenis yang akan
tegabung akan terhalang. Untuk memberikan stabilitas maksimum, emulgator harus: Dapat
membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak Jumlahnya cukup utk menutupi semua partikel
fase disperse Dapat membentuk lapisan flm dengan cepat & dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera.
Teori Electric Double Layer (lapisan listrik rangkap).
Terjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yg menyelubungi partikel shg terjadi
tolak-menolak antara partikel sejenis. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu
dari ketiga cara berikut:
Adalah nilai untuk mengukur efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya
maka semakin tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan surfaktan
terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai HLB yang cocok agar
emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu diperlukan perhitungan HLB.
Contoh Soal :
Emulgator 5%
Jawab :
cara pertama pilih nilai HLB surfaktan yang diantara HLB parafin cair (HLB 12), dipilih
melalui data yaitu
Tween 80 = a gram
Persamaan :
10,7a = 38,5
a = 3,6 gram
1. komponen dasar
komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus ada di dalam emosi yang
pertama itu fase terdispersi atau fase dalam yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran
kecil di dalam zat cair lain yang kedua fase pendispersi atau fase luar yaitu zat cair dalam
emulsi yang ketiga emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi
2. komponen tambahan
komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik misalnya originalris pengawet dan antioksidan
Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih
dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan
dengan sisa air yang tersedia.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar
membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk mem-
bentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
Digunakan untuk minyak menguap dan zat –zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol
kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut
dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok
.
Untuk membuat emulsi biasa digunakan :
1. Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus,
hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan
berikutnya.
2. Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan yang
didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut,
partikel akan berbentuk kecil-kecil.
3. Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran dipaksa
melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
4. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur.
Coloid mill digunakan untuk memperoleh derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan