Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Tujuan pemakaian emulsi antara lain secara umum untuk mempersiapkan obat yang larut
dalam air maupun minyak dalam satu campuran. Komponen utama emulsi berupa fase disper
(zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal). Fase
kontinu (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar / pendukung) dari emulsi tersebut (fase
eksternal) dan Emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).

Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka
emulsi digolongkan menjadi 2 :

 Emulsi tipe w/o (emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak,
air berfungsi sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal) dan
 Emulsi tipe o/w (emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air).

Emulsi merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan dalam industri dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada kosmetik yaitu krim, lotion, dan lain-lain,
sedangkan dalam pangan contohnya yaitu, susu, mentega dan lain-lain.

Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehinggkan dibutuhkan zat pengemulsi
atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi
kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar. Salah satu emulsi
yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu
terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.Bebera contoh emulsi
yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi gelatin.

Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena
dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui
zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat
diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat
pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi. Sistem emulsi termasuk
jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cair namun dalam makalah ini kita hanya
akan membahas mengenai emulsi yang menyangkut sediaan obat dalam ruang ringkup
farmasetika.

B. Beberapa keuntungan dan kerugian sediaan emulsi

Beberapa keuntungan dan kerugian sediaan emulsi

1. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk
sediaan yang homogen dan stabil
2. Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai
alternatif

3. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak ikan

4. Meningkatkan penerimaan oleh pasien

Beberapa kerugian emulsi adalah sebagai berikut

1. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet

2. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

3. Takaran dosisnya kurang teliti

Beberapa keuntungan emulsi adalah sebagai berikut

C. Teori terjadinya Emulsi

Teori terjadinya emulsi terdapat 4 metode yang dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda (Ansel,1989):

 Teori tegangan permukaan (Teori Surface Tension)

Daya tarik menarik molekul (Kohesi (sejenis) dan Adesi (berlainan jenis)). Daya kohesi
tiap zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair (bidang batas antara air dan
udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan gaya kohesi
(tegangan permukaan/surface tension). Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada
bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur.
Tegangan pada air bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa
elektrolit, tetapi berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu seperti sabun.

 Teori Oriented Wedengane, Emulgator terbagi 2:

Hidrofilik : bagian emulgator yg suka pada air

Lipofilik: bagian emulgator yg suka pd minyak Emulgator dapat dikatakan pengikat


antara air dan minyak yang membentuk suatu keseimbangan (HLB) antara kelompok hidrofil
& lipofil. Makin besar HLB makin hidrofil (emulgator mudah larut dalam air & sebaliknya).

 Teori Interpelasi

Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film
yang akan membungkus partikel fase dispersi menyebabkan partikel sejenis yang akan
tegabung akan terhalang. Untuk memberikan stabilitas maksimum, emulgator harus: Dapat
membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak Jumlahnya cukup utk menutupi semua partikel
fase disperse Dapat membentuk lapisan flm dengan cepat & dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera.
 Teori Electric Double Layer (lapisan listrik rangkap).

Terjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yg menyelubungi partikel shg terjadi
tolak-menolak antara partikel sejenis. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu
dari ketiga cara berikut:

Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel

Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan sekitarnya

Terjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitarnya.

D. HLB (Hydrophylic-Lipophylic Balance)

Adalah nilai untuk mengukur efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya
maka semakin tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan surfaktan
terdapat nilai HLB yang disebut HLB butuh minyak, diperlukan nilai HLB yang cocok agar
emulsi menjadi stabil, oleh sebab itu diperlukan perhitungan HLB.

 cara perhitungan HBL

1. Metode perhitungan HLB Melalui Persamaan

Contoh Soal :

R/ Parafin cair 30% (HLB : 12)

Emulgator 5%

Air ad 100 gram

Jawab :

cara pertama pilih nilai HLB surfaktan yang diantara HLB parafin cair (HLB 12), dipilih
melalui data yaitu

span 80 (HLB 4,3) dan tween 80 (HLB 15) ).

Jumlah emulgator yang diperlukan = 5% x 100 = 5 gram

kemudian buat pemisalan untuk persamaan :

Tween 80 = a gram

Span 80 = (5-a) gram

Persamaan :

(a x HLB) + ((5-a) x HLB ) = (5 x HLB) :

(a x 15) + ((5-a) x 4,3) = (5 x 12)


15a + 21,5 - 4,3a = 60

10,7a = 38,5

a = 3,6 gram

Jadi tween 80 yang dibutuhkan = 3,6 gram

sedangkan span 80 yang dibutuhkan = (5-3,6 gram) = 1,4 gram

E. komposisi emulsi terdiri dari dua yaitu

komposisi dasar dan komposisi tambahan

1. komponen dasar

komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus ada di dalam emosi yang
pertama itu fase terdispersi atau fase dalam yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran
kecil di dalam zat cair lain yang kedua fase pendispersi atau fase luar yaitu zat cair dalam
emulsi yang ketiga emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi

2. komponen tambahan

komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik misalnya originalris pengawet dan antioksidan

F. Metode Pembuatan Emulsi

Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi , secara singkat dapat dijelaskan:

1. Metode gom kering atau metode kontinental.

Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih
dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan
dengan sisa air yang tersedia.

2. Metode gom basah atau metode Inggris.

Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar
membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk mem-
bentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.

3. Metode botol atau metode botol forbes.

Digunakan untuk minyak menguap dan zat –zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol
kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut
dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok

.
Untuk membuat emulsi biasa digunakan :

1. Botol

Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus,
hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan
berikutnya.

2. Mixer, blender

Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan yang
didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut,
partikel akan berbentuk kecil-kecil.

3. Homogeniser

Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran dipaksa
melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.

4. Colloid Mill

Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur.
Coloid mill digunakan untuk memperoleh derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan

Anda mungkin juga menyukai

  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen33 halaman
    Emulsi
    bpr.citrahalim
    Belum ada peringkat
  • EMULSI OPTIMAL
    EMULSI OPTIMAL
    Dokumen21 halaman
    EMULSI OPTIMAL
    Agus Tia
    Belum ada peringkat
  • HLB EMULSI
    HLB EMULSI
    Dokumen8 halaman
    HLB EMULSI
    Nachma Eilish
    Belum ada peringkat
  • Dispersi Kasar Emulsi
    Dispersi Kasar Emulsi
    Dokumen53 halaman
    Dispersi Kasar Emulsi
    Rahayu Maulida R
    100% (1)
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen7 halaman
    EMULSI
    Bie Nv
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi
    Glory Claudia Karundeng
    Belum ada peringkat
  • Emulsi: F Haryanto Susanto
    Emulsi: F Haryanto Susanto
    Dokumen29 halaman
    Emulsi: F Haryanto Susanto
    Irene Caya
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen6 halaman
    EMULSI
    Riry Ambarsary
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Emulsi
    Contoh Soal Emulsi
    Dokumen5 halaman
    Contoh Soal Emulsi
    Nadia Aulia Oktaviani
    100% (1)
  • Fts Emulsi
    Fts Emulsi
    Dokumen18 halaman
    Fts Emulsi
    jeni
    Belum ada peringkat
  • Emulsi & Suspensi
    Emulsi & Suspensi
    Dokumen13 halaman
    Emulsi & Suspensi
    Rina Nur Azizah
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen30 halaman
    EMULSI
    Putry Indah Rini
    0% (1)
  • Afrizal Emulsi
    Afrizal Emulsi
    Dokumen9 halaman
    Afrizal Emulsi
    Afrizal Thezxemoeng
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Fisik Emulsi
    Tugas Kimia Fisik Emulsi
    Dokumen6 halaman
    Tugas Kimia Fisik Emulsi
    Chindy Aulia Agustin
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Emulsi
    Sediaan Emulsi
    Dokumen31 halaman
    Sediaan Emulsi
    Prima Ekawati Wahyuni
    75% (4)
  • Modul Emulsi
    Modul Emulsi
    Dokumen8 halaman
    Modul Emulsi
    Aan Hartati
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen14 halaman
    EMULSI
    Habib Primalio Pharmacistow
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen16 halaman
    EMULSI
    Retri Atika
    Belum ada peringkat
  • Percoban Emulsiffikasi Part 1
    Percoban Emulsiffikasi Part 1
    Dokumen33 halaman
    Percoban Emulsiffikasi Part 1
    Andi Tahir
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH FARMASETIKA DASAR TENTANG EMULSI
    MAKALAH FARMASETIKA DASAR TENTANG EMULSI
    Dokumen9 halaman
    MAKALAH FARMASETIKA DASAR TENTANG EMULSI
    deska z elzuela
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi
    Laporan Emulsi
    Dokumen21 halaman
    Laporan Emulsi
    hasfie aini
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen20 halaman
    EMULSI
    FiqiDaynulIqbal
    Belum ada peringkat
  • EMULSI Teodas
    EMULSI Teodas
    Dokumen12 halaman
    EMULSI Teodas
    Mutiara Citra Arifin
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen6 halaman
    EMULSI
    Sherly Wibianti Part II
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsifikasi
    Laporan Emulsifikasi
    Dokumen19 halaman
    Laporan Emulsifikasi
    sulastri wulandari
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Dock 1
    Emulsi Dock 1
    Dokumen13 halaman
    Emulsi Dock 1
    Sara Yunita Purba
    Belum ada peringkat
  • Formulasi Emulsi
    Formulasi Emulsi
    Dokumen24 halaman
    Formulasi Emulsi
    Izil Napu
    100% (3)
  • Bab I Emulsifikasi
    Bab I Emulsifikasi
    Dokumen9 halaman
    Bab I Emulsifikasi
    ryuzaki razak
    Belum ada peringkat
  • Emulsa
    Emulsa
    Dokumen66 halaman
    Emulsa
    Ribkha Phoenicha
    Belum ada peringkat
  • RANCANGAN FORMULASI EMULSI PARAFFIN
    RANCANGAN FORMULASI EMULSI PARAFFIN
    Dokumen15 halaman
    RANCANGAN FORMULASI EMULSI PARAFFIN
    Rahma
    Belum ada peringkat
  • Teori Dasar, Alat Bahan, Dapus
    Teori Dasar, Alat Bahan, Dapus
    Dokumen4 halaman
    Teori Dasar, Alat Bahan, Dapus
    fadhila fitri
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Emulsi
    Pembahasan Emulsi
    Dokumen58 halaman
    Pembahasan Emulsi
    AngelAnfa
    67% (3)
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen25 halaman
    EMULSI
    Reny C Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsifikasi Farfis I
    Laporan Emulsifikasi Farfis I
    Dokumen21 halaman
    Laporan Emulsifikasi Farfis I
    irmaretna
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN EMULSIFIKASI Docx
    LAPORAN EMULSIFIKASI Docx
    Dokumen19 halaman
    LAPORAN EMULSIFIKASI Docx
    ayu00443
    Belum ada peringkat
  • Menerapkan Pembuatan Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    Menerapkan Pembuatan Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    Dokumen5 halaman
    Menerapkan Pembuatan Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    nina
    Belum ada peringkat
  • PEMBENTUKAN EMULSI
    PEMBENTUKAN EMULSI
    Dokumen34 halaman
    PEMBENTUKAN EMULSI
    Fdlahapy
    Belum ada peringkat
  • Emulsa
    Emulsa
    Dokumen66 halaman
    Emulsa
    RAW 47
    Belum ada peringkat
  • Oleum Ricini 2
    Oleum Ricini 2
    Dokumen18 halaman
    Oleum Ricini 2
    putri
    100% (1)
  • Emulsifikasi
    Emulsifikasi
    Dokumen17 halaman
    Emulsifikasi
    Irsan Jaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsifikasi
    Laporan Emulsifikasi
    Dokumen19 halaman
    Laporan Emulsifikasi
    FA2 Stfb
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi
    Dwi Handayani
    Belum ada peringkat
  • Teori Emulsi
    Teori Emulsi
    Dokumen9 halaman
    Teori Emulsi
    AchmadJa'farShodiqShahab
    Belum ada peringkat
  • Farmasi Fisik Emulsi
    Farmasi Fisik Emulsi
    Dokumen4 halaman
    Farmasi Fisik Emulsi
    Lilis Tasnia
    Belum ada peringkat
  • Emul Suspen
    Emul Suspen
    Dokumen34 halaman
    Emul Suspen
    Putra Juna
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Castor Oil
    Emulsi Castor Oil
    Dokumen22 halaman
    Emulsi Castor Oil
    Cintia marlita
    Belum ada peringkat
  • SEDIAAN EMULSI OPTIMAL
    SEDIAAN EMULSI OPTIMAL
    Dokumen34 halaman
    SEDIAAN EMULSI OPTIMAL
    mayang utari
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Dan Suspensi
    Emulsi Dan Suspensi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi Dan Suspensi
    nofi
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Emulsi-1
    Teknologi Emulsi-1
    Dokumen13 halaman
    Teknologi Emulsi-1
    Rizky Herliana Niswita
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Acc
    Emulsi Acc
    Dokumen24 halaman
    Emulsi Acc
    Rahmatiya Abdullah
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Fix
    Emulsi Fix
    Dokumen24 halaman
    Emulsi Fix
    Back Rhytm Maman
    0% (1)
  • Emulsi Paraffin Liquidum
    Emulsi Paraffin Liquidum
    Dokumen25 halaman
    Emulsi Paraffin Liquidum
    Anggun
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen8 halaman
    EMULSI
    pramudita
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi Fix
    Laporan Emulsi Fix
    Dokumen24 halaman
    Laporan Emulsi Fix
    Ekwan Prasetyo Azlin
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen36 halaman
    EMULSI
    Hardyanti Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen33 halaman
    Emulsi
    lyna lestari indrayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen13 halaman
    Bab 1
    Isnawati Marwan Daud
    Belum ada peringkat