Anda di halaman 1dari 19

EMULSIFIKASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang

mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana

satu diantaranya sebagai bola-bola dalam fase cair lain. Sistem dibuat satabil

dengan adanya suatu zat pengemulsi. (Martin, A. 2008 : 1143).

Emulsifikasi banyak digunakan dalam pembuatan produk obat dan

kosmetik untuk penggunaan luar, khususnya pada losion dan krim dermatologik

dan kosmetik karena produk yang diinginkan adalah produk yang mudah

menyebar dan benar-benar menutupi area yang dioleskan. Dalam produk aerosol,

emulsifikasi digunakan untuk menghasilkan busa. Propelan yang merupakan

fase cair terdispersi didalam wadah akan menguap jika emulsi dikeluarkan dari

wadah. Hal ini menghasilkan pembentukan busa dengan cepat (Sinko, 2015:

642).

Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan

antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan

membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase

terdispersi (Parrot 1970: 313).

Dalam bidang farmasi, pengetahuan tentang emulsi sebagai pengamatan

tentang beberapa senyawa yang larut dalam dalam lemak, seperti vitami,

diabsorbsi sempurna jika diemulsikan daripada jika diberi per olarl dalam suatu

larutan berminyak. Penggunaan emulsi intravena telah diteliti sebagai suatu cara

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004 1
2
EMULSIFIKASI

untuk merawat pasien lemah yang tidak bisa menerima obat- obatan yang

diberikan secara oral. (Martin, A. 2008)

Oleh karena itu sebagai calon farmasis, perlunya kita mempelajari tentang

emulsifikasi agar dapat mempermudah kita dalam membuat suatu produk yang

terdiri dari dua zat yang tidak dapat bercampur.

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah

emulgator golongan surfaktan yang akan digunakan dalam pembuatan emulsi,

dan mengetahui dan memehami emulsi, membuat emulsi dengan menggunakan

emulgator dengan menggunakan emulgator surfaktan.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum emulsifikasi ini adalah menghitung jumlah

emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi.,

membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan. mengevaluasi

ketidakstabilan suatu emulsi. Dan menentukan HLB butuh minyak yang

digunakan dalam pembuatan emulsi.

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul

kecil suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama lain

tidak saling campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal

dan medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinyu. Emulsi adalah suatu

dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul kecil suatu cairan yang

terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama lain tidak saling campur. Dalam

istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal dan medium dispersi adalah

fase eksternal atau kontinyu (Allen 2013 : 421).

Suatu emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik

yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, dimana

satu di antaranya didispersi sebagai bola-bola dalam fase cair lain (Martin,A.

2008 : 1143).

Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi

minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “m/a”.Sebaliknya

emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air

dalam minyak dan dikenal sebagai emulsi “a/m”. Karena fase luar dari suatu

emulsi bersifat kontinyu, suatu emulsi minyak dalam air bisa diencerkan atau

ditambah dengan air atau suatu preparat dalam air (Ansel 1989: 376).

Adapun teori emulsifikasi dalam semua cairan terdapat tekanan yang

menyebabkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada permukaan

paling bawah dengan hubungannya dengan ukuran yaitu bentuk bola. Karena itu,

jika dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesen membentuk
3
MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm
15020170004
4

EMULSIFIKASI

saru tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total permukaan

ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan kembali. (Wartel, Lund, 1994 :

365).

Dalam pertimbangan-pertimbangan ini, ketidakstabilan dari emulsi farmasi

dapat digolongkan sebagai berikut (Martin, A. 2008 : 1154):

a. Flokulasi dan creaming

b. Penggabungan dan pemecahan

c. Berbagai jenis perubahan kimia dan fisika

d. Inversi fase

Pada umumnya, setiap bahan pengemulsi memiliki bagian hidrofilik dan

lipofilik, dengan satu atau lain lebih atau kurang dominan. Sebuah metode yang

dirancang untuk pengemulsi atau bahan permukaan aktif dapat dikategorikan

berdasarkan pada penyusun kimia untuk keseimbangan hidrofil-lipofil, atau HLB

( ). Dimana umumnya, bahan permukaan aktif yang

memiliki nilai HLB 3 sampai 6 lebih lipofil dan menghasilkan emulsi m/a, dan

bahan dengan nilai HLB 8 sampai 18 menghasilkan emulsi m/a (Allen 2013 :

425).

Manfaat atau kegunaan HLB yaitu nilai HLB dari fase minyak suatu emulsi,

misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan pertama adalah

penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator atau campuran emulgator yang

dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang stabil (Lachman 2012 : 1055).

Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan ahli farmasi dapat

membuat suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang

saling tidak bisa bercampur. Dalam hal ini obat diberikan dalam bentuk bola-bola

kecil bukan dalam bulk (Ansel 1989 :377).

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
5

EMULSIFIKASI

Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar

(contoh:air/a), sedangkan lainnya relatif nonpolar (contoh: minyak/m).

Berdasarkan jenisnya, emulsi dibagi dalam empat golongan, yaitu emulsi minyak

dalam air (m/a), emulsi air dalam minyak (a/m), emulsi minyak dalam air dalam

minyak (m/a/m) dan emulsi air dalam minyak dalam air (a/m/a) (Lachman 2012:

1030). Adapun jenis jenis emulsi (Lachman, 2012 : 1030):

a. Emulsi jenis minyak dalam air (m/a). Bila fase minyak didispersikan sebagai

bola-bolake seluruh fase kontinu air, sistem tersebut sebagai suatu emulsi

minyakdalam air (m/a)

b. Emulsi jenis air dalam minyak (a/m). Bila fase minyak bertindak sebagai fase

kontinu, emulsi tersebut dikenal sebagai produk air dalam minyak (a/m).

c. Emulsi jenis minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi minyak dalam

air dalam minyak (m/a/m), juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat

dengan mencampurkan suatu pengemulsi m/a dengan suatu fase air dalam

suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase minyak untuk

membentuk suatu emulsi minyak dalam air.

d. Emulsi jenis air dalam minyak dalam air (a/m/a). Emulsi a/m/a juga dikenal

sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan mancampurkan suatu

pengemulsi a/m dengan suatu fase minyak dalam suatu mikser dan perlahan-

lahan menambahkan fase air untuk membentuk suatu emulsi air dalam

minyak. Emulsi a/m tersebut kemudian didispersikan dalam suatu larutan air

dari suatu zat pengemulsi m/a, seperti polisorbat 80 (Tween 80), sehinggga

membentuk emulsi air dalam minyak dalam air. Pembuatan emulsi m/a ini

untuk obat yang ditempatkan dalam tubuh serta untuk memperpanjang kerja

obat untuk makanan-makanan serta untuk kosmetik

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

Jenis jenis emulgator antara lain (Winarno 1992 : 431) :

a. Emulgator alam. Emulgator alam yaitu emulgator yang diperoleh dari alam

tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu

1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan

Pada umumnya termasuk karbohidrat dan merupakan emulgator tipe

o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggim juga dapat

dirusak bakteri. Oleh sebab itu, pada pembuatan emulsi dengan emulgator

ini harus selalu ditambah bahan pengawet.

2. Emulgator alam dari hewan

a) Kuning telur

Kuning telur mengandung lecitin (golongan protein/asam amino) dan

kolesterol yang keasamannya dapat berfungsi sebagai emulgator. Lecitin

merupakan emulgator tipe o/w. Tetapi kemampuan lecitin lebih besar dari

kolesterol sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe

o/w. Zat ini mempu mengemulsikan minyak lemak empat kali beratnya

dan minyak menguap dua kali beratnya.

b) Adeps Lanae

Zat ini banyak mengandung kolesterol merupakan emulgator tipe

w/o dan banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahan

emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air.

Dalam keadaan kering dapat menyerap dua kali beratnya.


7

b. Emulgator alam dari tanah mineral

1. Magnesium Aluminium Silikat/Veegum

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

Merupakan senyaw anorganik yang terdiri dari garam-garam

megnesium dam aluminium. Dengan emulgator ini, emulsi yang terbentuk

adalah emulsi tipe o/w, sedangkan pemakaian yang lazim adalah

sebanyak 1%. Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar.

2. Bentonit

Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang dapat

mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa seperti

gel sebagai emulgator dipakai sebanyak 5%.

c. Emulgator buatan

Disamping emulsifier alami telah dilakukan sintesis buatan seperti ester

dari polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang dikenal sebagai tween

yang dapat membentuk emulsi m/a. Sabun juga merupakan emulsifier buatan

yang terdiri dari garam natrium dengan asam lemak. Sabun juga dapat

menurunkan tegangan permukaan air dan meningkatkan daya pembersih air.

B. Uraian Bahan

a. Air Suling (Ditjen POM 1979: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

RM / BM / BJ : H2O / 18,0 / 1

Rumus Bangun :H–O–H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau.


8
Kegunaan : Sebagai pelarut.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

b. Parafin Cair (Ditjen POM 1979: 475)

Nama resmi : Paraffinum Liquidum


MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm
15020170004
EMULSIFIKASI

Nama lain : Paraffin cair

Rumus molekul : C3H8O3

Berat molekul : 92,09

Bobot jenis :0,870 g sampai 0,890 g.

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,

hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

(95%) p; larut dalam kloroform, dan dalam eter p.

Kegunaan : Laksativum

c. Span 80 (Ditjen POM 1979: 714)

Nama Resmi : SORBOTIN MONOOLEAT

Nama lain : Span 80

Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari

asam lemak.

Kelarutan : Praktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat

bercampur dengan alkohol, sedikit larut dalam minyak

kapas.

Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai emulgator tipe minyak.

d. Tween 80 (Ditjen POM 1979: 509)

Nama Resmi : POLYSORBATUM


9
Nama lain : Tween 80

Pemerian : Cairan kentalseperti minyak, jernih kuning, bau

karakteristik dari asam lemak.

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95 % P, dalam

etanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam

minyak biji kapas P.

Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai emulgator tipe air.

C. Prosedur Kerja (ANONIM,2018)

1. Hitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB

butuh

2. Timbang masing-masing bahan yang diperlukan

3. Campurkan minyak dengan span, campurkan air dengan tween, panaskan

keduanya diatas tangas air bersuhu 60˚ C.

4. Tambahkan campuran minyak kedalam campuran air dan segera diaduk

menggunakan pengaduk elektrik selama lima menit

5. Masukkan emulsi kedalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai

HLB masing-masing

6. Tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama dan catat waktu mulai

memasukan emulsi kedalam tabung

7. Amati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 6 hari. Bila terjadi

kriming, ukur tinggi emulsi yang membentuk cream

8. Tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.

BAB III

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

METODE KERJA

A. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Batang

pengaduk, Botol semprot, Cawan Porselin, Gelas kimia, Gelas ukur, Mixer,

Stopwatch, dan Termometer.

B. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Aquades,

Aluminium foil, Parafin cair , Span 80, dan Tween 80.

C. Cara Kerja

Pertama, hitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai

HLB butuh. Selanjutnya, timbang masing-masing bahan yang diperlukan. Lalu,

campurkan paraffin cair dengan span, campurkan air dengan tween, panaskan

keduanya diatas tangas air bersuhu 60°C. Tambahkan campuran paraffin cair

kedalam campuran air dan segera diaduk menggunakan pengaduk elektrik

selama 5 menit. Lalu, masukkan emulsi kedalam tabung sedimentasi dan beri

tanda sesuai nilai HLB masig-masing. Usahakan, tinggi emulsi dengan tabung

sama dan catat waktu mulai memasukkan emulsi kedalam tabung. Terakhir,

Amati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 2 hari. Bila terjadi

kriming, ukur emulsi yang membentuk cream. Tentukan pada nilai HLB berapa

emulsi tampak relative paling stabil.

10

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Jumlah span dan tween yang dibutuhkan dari masing-masing HLB butuh

HLB butuh Fase Parafin Fase Air

HLB 5 Parafin 20 gram Air

Span 80 (2,81 gr) Tween 80 (0,19 gr)

HLB 6 Parafin 20 gram Air

Span 80 (2,53 gr) Tween 80 (0,47 gr)

HLB 7 Parafin 20 gram Air

Span 80 (2,24 gr) Tween 80 (0,76 gr)

HLB 8 Parafin 20 gram Air

Span 80 (1,96 gr) Tween 80 (1,04 gr)

HLB 9 Parafin 20 gram Air

Span 80 (1,68 gr) Tween 80 (1,32 gr)

HLB 10 Parafin 20 gram Air

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

Span 80 (1,41 gr) Tween 80 (1,59 gr)

HLB 11 Parafin 20 gram Air

Span 80 (1,12 gr) Tween 80 (1,88 gr)

HLB 12 Parafin 20 gram Span Air

80 (0,84 gr)
Tween 80 (2,16 gr)

Perhitungan :

Dik.: Jumlah elmugator yang dibutuhkan = 3% x 100gr = 3 gr

Misalkan jumlah tween 80 = a span 80 = (3-a) gr

a. Untuk HLB 5

(a x 15) + ((3 - a) 4,3) = 3x5

15a + 12,9 - 4,3a = 15

10,7a = 15 – 12,9

10,7a = 2,1

a = 0,19

jadi tween 80 = 0,19 gr

untuk span 80 = 3 – 0,19 = 2,81 gr

b. Untuk HLB 6

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3x6

15a + 12,9 - 4,3a = 18

10,7a = 18 – 12,9

10,7a = 5,1

a = 0,47

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

jadi tween 80 = 0,47 gr

untuk span 80 = 3 – 0,47 = 2,53 gr

c. Untuk HLB 7

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3x7

15a + 12,9 - 4,3a = 21

10,7a = 21 – 12,9

10,7a = 8,1

a = 0,75 gr

jadi tween 80 = 0,75 gr

untuk span 80 = 3 – 0,75 = 2,25 gr

d. Untuk HLB 8

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3x8

15a + 12,9 - 4,3a = 24

10,7a = 24 – 12,9

10,7a = 11,1

a = 1,037 gr

jadi tween 80 = 1,037 gr

untuk span 80 = 3 – 1,037 = 1,963 gr

e. Untuk HLB 9

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3x9

15a + 12,9 - 4,3a = 27

10,7a = 27 – 12,9

10,7a = 14,1

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

a = 1,317 gr

jadi tween 80 = 1,317 gr

untuk span 80 = 3 – 1,317 = 1,83 gr

f. Untuk HLB 10

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 10

15a + 12,9 - 4,3a = 30

10,7a = 30 – 12,9

10,7a = 17,1

a = 1,59 gr

jadi tween 80 = 1,59 gr

untuk span 80 = 3 – 1,59 = 1,41 gr

g. Untuk HLB 11

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 11

15a + 12,9 - 4,3a = 33

10,7a = 33 – 12,9

10,7a = 20,1

a = 1,87 gr

jadi tween 80 = 1,87 gr

untuk span 80 = 3 – 1,87 = 1,13 gr

h. Untuk HLB 12

(a x 15) + (3 - a) 4,3 = 3 x 12

15a + 12,9 - 4,3a = 36

10,7a = 36 – 12,9

10,7a = 23,1

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

a = 2,15 gr

jadi tween 80 = 2,15 gr

untuk span 80 = 3 – 2,15 = 0,85 gr

2. Hasil pengamatan volume criming HLB lebar

HLB KREAMING

I II III IV

(pagi) (sore) (pagi) (sore)

5 6,6 cm 6,3 cm 6,1 cm 5,8 cm

6 6,5 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,5 cm

7 6,5 cm 6,6 cm 6,5 cm 6,6 cm

8 7,3 cm 7,5 cm 7,5 cm 7,6 cm

9 10,2 cm 11 cm 11 cm 10,5 cm

10 7,3 cm 8 cm 8 cm 6,3 cm

11 6,2 cm 5,7 cm 6,5 cm 5,5 cm

12 6,3 cm 6,2 cm 5,8 cm 5,8 cm

B. Pembahasan

Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun atas globul

kecil suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa yang satu sama lain

tidak saling campur. Dalam istilah emulsi fase terdispersi adalah fase internal

dan medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinu.

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

Adapun tujuan pada praktikum emulsifikasi ini adalah menghitung jumlah

emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi.,

membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan. mengevaluasi

ketidakstabilan suatu emulsi. Dan menentukan HLB butuh minyak yang

digunakan dalam pembuatan emulsi.

Pada praktikum ini Pada percobaan emulsi, disiapkan alat dan bahan,

kemudian dibuat satu seri emulsi dengan nilai HLB butuh masing-masing 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, dan 12, setelah itu dihitung jumlah tween dan span yang diperlukan

untuk setiap masing-masing nilai HLB butuh, kemudian ditimbang 20 gram

paraffin cair dan span,lalu di campurkan air dengan twen dan parafin dan span di

dalam gelas ukur, kemudian di panaskan sampai di tangas air sampai bersuhu

60 oC. di campurkan campuran parafin ke dalam campuran air, setelah itu di

aduk menggunakan mixer kurang lebih selama 04.30 menit di antara itu terdapat

waktu jeda atau fase istirahat ( ) selama 30 detik. Masukkan

masing-masing emulsi ke dalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai

HLB masing-masing, kemudian tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama

dan lalu di catat waktu mulai memasukkan emulsi ke dalam tabung, kemudian

diamati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 2 hari, bila terjadi

kriming, diukur tinggi emulsi yang membentuk cream, kemudian tentukan pada

nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.

Pada praktikum ini adapun hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan

untuk mengetahui berat yang harus ditimbang dari bahan tween dan span

masing-masing nilai HLB menggunakan paraffin 20%, emulgator 3% dan air 100%

adalah untuk nilai HLB butuh 5 jumlah tween yang dibutuhkan 0,19 gram dan

span 2,81 gram, untuk nilai HLB butuh 6 jumlah tween yang dibutuhkan 0,47

gram dan span 2,53 gram, untuk nilai HLB butuh 7 jumlah tween yang dibutuhkan

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

0,75 gram dan span 2,25 gram, untuk nilai HLB butuh 8 jumlah tween yang

dibutuhkan 1,037 gram dan span 1,963 gram, untuk nilai HLB butuh 9 jumlah

tween yang dibutuhkan 1,317 gram dan span 1,683 gram, untuk nilai HLB butuh

10 jumlah tween yang dibutuhkan 1,59 gram dan span 1,41 gram, untuk nilai HLB

butuh 11 jumlah tween yang dibutuhkan 1,87 gram dan span 1,13 gram, dan

untuk nilai HLB butuh 12 jumlah tween yang dibutuhkan 2,15 gram dan span 0,85

gram. Masing-masing nilai HLB butuh terbentuk creaming yang berbeda-beda,

yang berarti bahwa terjadi ketidakstabilan emulsi.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 hari menunjukkan HLB yang

paling relatif yaitu HLB 6 dan HLB 9. Pada HLB 6 dengan ketinggian

pada pengamatan pertama (pagi hari pertama) yaitu 6,5 cm; pengamatan kedua

(sore hari pertama) 6,2 cm; pengamatan ketiga (pagi hari kedua) 5,8 cm; dan

pengamatan keempat (sore hari kedua) 5,5 cm. Sedangkan pada Pada HLB 11

dengan ketinggian pada pengamatan pertama (pagi hari pertama) yaitu

6,2 cm; pengamatan kedua (sore hari pertama) 5,7 cm; pengamatan ketiga (pagi

hari kedua) 6,5 cm; dan pengamatan keempat (sore hari kedua) 5,5 cm.

Alasan digunakannya tween dengan mencampurkannya ke air, karena

tween mempunyai gugus polar yang lebih besar dari pada gugus non polar

sehingga tween ini lebih mengarah ke air. Sedangkan span digunakan pada

minyak karena minyak mempunyai gugus non polar lebih besar dari pada gugus

polarnya sehingga span lebih cenderung ke minyak.

Adapun faktor kesalahan dari percobaan ini adalah kurang telitinya

praktikan dalam menimbang bahan dan mencampurkannya sehingga volume

yang emulsi setelah dimixer tidak sesuai dengan seharusnya.

Penerapan emulsi pada bidang farmasi telah digunakan dalam produk

farmasi dan kosmetik untuk pemakaian luar. Terutama untuk lotion dermatologic

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

dan lotion kosmetik serta krim karna dikehendakinya suatu produk yang

menyebar dengan mudah dan sempurna pada areal dimana ia digunakan.

BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu bahwa nilai HLB butuh yang

relative paling stabil adalah HLB 6 dan 11 karena yang terbentuk paling

sedikit yaitu 5,5 cm.

B. Saran

Adapun saran dari praktikum ini seharusnya praktikan harus lebih

berhati-hati dan agar tidak terjadi kesalahan sekecil apapun itu. Dan juga

sebaiknya alat-alat yang dipakai pada saat praktikum dilengkapi oleh lab.

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004
EMULSIFIKASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. . Universitas Muslim Indonesia :


Makassar

Ansel, Howard C. 1989. . UI Press :


Jakarta

Allen, Loyd. Et all. 2013.


EGC: Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Departemen Kesehatan RI:


Jakarta

Lachman, Leon dkk. 2012, . UI-Press :


Jakarta.

Martin, Alfred dkk. 2008. . UI-Press: Jakarta

Parrot, 1970 .
Mineneapolis

Sinko, Patrick J. 2015. EGC: Jakarta

Wartel, Lund. 1994 . Press : London

Winarno, F.G. 1992. . PT. Gramedia Pustaka Utama :


Jakarta

MILA ADENIA IBRAHIM ANDI AMALIA DWI UTAMI S.Farm


15020170004

Anda mungkin juga menyukai