a. Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
b. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. (FI Edisi 3)
c. Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan
penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
(Farmakope Edisi IV)
d. Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana stu diantaranya sebagai
bola-bola dalam fase cair lain. Sistem dibuat stabil dengan adanya suatu zat pengemulsi.
(Martin, A. 2008 : 1143)
e. Emulsi merupakan dispersi tetes-tetes kecil satu cairan tak larut dalam cairan lain.
Kedua itu disebut fase terdispersi dan fase kontinyu. Fase terdispersinya tetes-tetes tadi,
fase kontinyunya ialah yang menampung tetes-tetes tersebut. (A.J. Hartomo, M.C.
Widiatmoko, 1993)
1. Teori Emulsifikasi
Umumnya untuk memahami emulsi dan teori yang berhubungan dengan teknologi
emulsifikasi dan stabilitas beberapa sifat kimia permukaan harus ditinjau kembali. Antarmuka
antara dua cairan yang mana memainkan aturan yang dominan dalam mempertahankan sifat
dispersi penambahan bahan emulsi atau bahan yang mempengaruhi antarmuka dalam cara
seperti emulsi untuk stabil dicapai. Dalam larutan yang murni molekul dalam massa dari
larutan adalah tarik –menarik seimbang pada semua sisi atau molekul yang mengelilinginya
sebaliknya molekul pada permukaan larutan adalah ditarik masuk kedalam oleh cairan
karena ketidak seimbangan gaya tarik – menarik. Permukaan molekul ditarik masuk pada
massa cairan , tegangan yang dihasilkan disebut tegangan permukaan. Pendapat dari segi
termodinamika tegangan permukaan mungkin dianggap sebagai penyebab kecenderungan
dari larutan untuk mengurangi permukaan pada titik air energi potensial minimum.
( lachman : 503 )
2. Teori emulsifikasi
Jawaban
A. Keuntungan dan kerugian sedian emulsi (Santi sinila 2016 Farmasi fisika Hal 99)
1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan
dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara
oral dalam bentuk emulsi.
3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih
mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika
dibandingkan dengan sediaan lain.
Kerugian bentuk emulsi adalah emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik
pemprosesan dan keahlian khusus.
B.Keuntungan dan kerugian sediaan emulsi (lachman 2008 Teori dan praktek farmasi industri Hal
1031)
Keuntungan emulsi:
Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat
di buat lebih enak dalam pemberian.
C.keuntungan dan kerugian sediaan emulsi (Paulina 2020 Buku ajar farmasetika Hal 134)
Tipe emulsi .Hanya emulsi m/a dan a/m telah mencapai kepentingan komersial dan
praktis.Untuk mengerti bermacam-macam faktor yang menentukan apakah suatu emulsi m/a
atau a/m tang akan diperoleh,seseorang harus sekali lagi berpikir dalam dua cara berpikir
kritis(1) Pembentukan tetesan dan (2)Pembentukan suatu batas antarmuka
Basahi kertas saring dengan larutan kobal klorida dan biarkan kering. Untuk emulsi minyak
dalam air akan terjadi perubahan dari biru ke merah muda . uji ini tidak dapat dipakai pada
emulsi yang tidak stabil atau adanya elektrolit .
b) Uji konduktivitas
Emulsi diuji terhadap penghantar listrik. Emulsi M/A dapat menghantarkan arus
listrik,sedangkan emulsi A/M tidak dapat menghantarkan listri.
c) Uji pengenceran
Hanya dapat digunakan untuk menguji emulsi cair saja.Emulsi M/A dapat diencerkan dengan
pelarut aquades,sedangkan emulsi A/ M tidak dapat diencerkan dengan pelarut
aquades.Pengujian ini harus dilakukan dengan hati -hati karena inversi fasa dapat terjadi.
e) Uji pewarnaan
Emulsi M/A :Jika dicampur dengan pewarna larut air (mis Amaranth) lalu dilihat dibawa
mikroskop,maka fasa kontinuenya (fasa pendispersi)akan terlihat berwarna.Emulsi A/M :Jika
dicampur dengan pewarna larut minyak (mis sudan IH) lalu dilihat dibawa mikroskop maka
fasa continue akan terlihat berwarna.
Emulsi M/A :akan menyebar dengan cepat ketika setitik emulsi M/A diletakkan dalam kertas
saring.
g) Uji fluoresensiSetitik sampel emulsi yang akan diuji dipaparkan pada sinar UV dan dilihat di
bawah mikroskop.Karena kebanyakan minyak berflouresensi di bawah lampu UV ,maka
emulsi A/M menunjukkan perhitungan HLB.
- Emulgator adalah zat yg di tambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair dan
atau cair dalam padat) yg bertujuan agar menjaga campuran tersebut tidak terpisah,
contohnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air, (Drs. Joko Untoro)
-Emulgator adalah zat pembentuk emulsi, sebuah emulsi tidak akan jadi tanpa emulgator.
Contoh zat emulgator yaitu sabun, deterjen dan lesitin. Minyak dan air dapat bercampur jika
di tambahkan emulgator berupa sabun atau deterjen, (Nana Sutresna).
-Emulgator adalah bagian penting untuk membentuk emulsifikasi suatu sediaan emulsi dan
di ketahui terbagi menjadi 2 jenis yaitu di tinjau dari dasar bahan yakni bahan yg berasal dari
alam dan bahan yg sintesis, (Mochamad Lazuardi)
-Emulgator adalah zat yg di tambahkan pada suatu emulsi (cair dalam cair atau cair dalam
padat) untuk menjaga koloid agar tidak mudah terpisah, (Mulyani)
1. Santi sinila, 2016. Farmasi fisik. Pusdik SDM kesehatan : Jakarta Hal : 105
Peranan emolgator adalah sebagai pemberi batas antar muka masing- masing cairan dan
mencegah pengabungan antar partake- partikel sehingga dapat mencegah flokulasi.
Pengemulsi membentuk lapisan tipis monomolekuler pada permukaan fase terdispersi. Hal
ini berdasarkan sifat amfifit (suka minyak dan air) dan pengemulsi yang cenderung untuk
menempatkan dirinya pada tempat yang disukai. Bagian hidrofilik mengarah ke minyak
sehingga dengan adanya lapisan tipis kaku ini akan memebentuk suatu penghalang mekanik
terhadap adhesi dan flokulasi, sehingga dapat dibentuk emulsi stabil.
c. Penolakan elektrik
Hal : 448
Menyetakan bahwa peranan bahan pengemulsi sebagai pengahalang antar muka sangat
penting. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada banyak polimer dan padatan terbagi tidak
efisien dalam mengahalangi tegangan permukaan. Pembentukan lapisan antara muka oleh
bahan- bahan penegemulsi oleh permukaan air dan tetesan minyak dimulai pada
permukaan dari fase internal suatu emulsi. Hal ini menjadi dasar teori emulsifikasi
menggambarkan bagaimana bahann pengemulsi mengelilingi tetesan fase internal.
b) Pembentukan lapisan antar muka yang kaku
Adanya emulsi sebagai dua proses yang saling berkoalesensi, dispersi salah satu cairan
melalui cairan yang lain dalam bentuk tetesan dan dengan kombinasi dari tetesan ini
membentuk kembali cairan. Proses disperse untuk membentuk tetesan dianggap dua fase
cairan yang tidak saling bercampur dalam tabung uji. Untuk mendispersikan cairan yang satu
sebagai tetesan dalam cairan yang lain, antar muka ciran harus diganggu dan saling
memasuki sampai pada tingakat yang cukup sebagai jari- jari dan benang dari cairan yang
satu dengan cairan yang lain. Benang- benang ini tidak stabil dan menjadi tetesan atau
bulatan dengan bulatan ini akhirnya memisah, tergantung dari pengadukan kecepatan geser
yang diigunakan. Tetesena- tetesan yang lebih besar juga membentuk benang- benang kecil
yang kemudian mengahsilkan tetesan yang lebih kecil.
1. Santi sinila, 2016. Farmasi fisik. Pusdik SDM kesehatan : Jakarta Hal : 106 – 107
A. Berdasarkan struktur kimianya, emulgator dibagi menjadi:
a. Bahan pengemulsi sintetik
• Aniok pada sub bagian ini ialah surfaktan bermuatan (-), contoh:
Na, K dan garam- garam ammonium dari asam oleat dan laurat
yang larut dalam air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe
O/W. Bahan pengemulsi ini rasanya tidak menyenangkan dan
mengiritasi saluran pencernaan,
• Kationik
Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan (+). Komponen ini bertindak sebagai
bakterisid dan juga menghasilkan emulsi antiinfeksi seperti pada lation kulit dan krim.
• Non ionic
Merupakan surfaktan yang digunakan sebagai bahan pengemulsi untuk kerja keseimbangan
molekul hidrifik dan lipofilik.
b. Emulgator alam
• Berasal dari hewan yaitu, gelatin, kuning telur dan kasein serta
lemak bulu domba dan kolestrol.
c. Padatan terbagi halus
Bagian emulgator ini membentuk bagian laipsan khusus disekeliling tetsan terdispersi dan
menghasilkan emulsi yang meskipun berbutir kasar, mempunyai stabilitas fisik. Hal ini dapat
menyebabkan padatan bekerja sebagai emulgator.
Emulgator ini mampu menghasilkan emulsi dengan membentuk lapisan dari molekul atau
ino antar muka air atau minyak yang diabsorbsi.
b. Lapisan multimolekuler
Lapisan iofilik yang terhidrasi membentuk lapisan multimolekuler disekeliling tetesan dari
minyak yang terdispersi.
Partikel padat yang kecil di basahi baik oleh fase cair yang bereaksi sebagai emulgator. Jika
paertikel terlalu hidrofilik, partikel tersebut tinggal dalam fase cair, tetapi jika terlalu
hidrofilik partikel tersebut terdispersi dengan sempurna dalam fase minyak.
Hal : 451
1. Emulgator alam
• Emulgator alam yang membentuk film multimolekuler,
misalnya,akasia, gelatin,.
• Emulgator alam yang membentuk film monomulekuler,
misalnya lesitin, dan kolestrol.
• Emulgator yang membentuk film berupa partikel padat misalnya
bentonite dan veegum.
2. Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film
monomulekuler, kelompok bahan aktif permukaan ini dibagi menjadi
anionic, kationik dan nonionic, tergantung dari muatan yang dimiliki
oleh surfaktan.
3. Anionik
Merupakan kelas komponen dari bagian molekul hidrofobik berupa anion. Kelas anionic
mencakup karboksil, sulfat, sulfonate, fosfat dan lainnya yang secra langsung atau melalui
ikatan tengah.