TUGAS PENDAHULUAN
EMULSI
DI SUSUN OLEH :
NAMA : ANISA
NIM : NH0519010
KELAS :A
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
1. Defenisi emulsi ?
Jawab :
Emulsi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat
terdispersi dalam cairan distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (FI
edisi III, Hal. 9).
Emulsi adalah suatu sistem terdispersi yang terdiri dari paling sedikit 2 fase
cairan yang tidak saling bercampur. Sebagian dari emulsi konvesional dalam farmasi
memiliki ukuran partikel terdispersi dalam diameter dari 0,1-100 mm (RPS 18th, Hal.
298).
Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika yang
terdiri dari cairan yang tidak saling bercampur (Lachman, Hal. 1029).
Emulsi adalah suatu sediaan polifase dari 2 campuran yang tidak saling
bercampur salah satunya terdispersi denganbantuan emulgator kee seluruh partikel
lainnya. Ukuran diameter partikelnya 0,2-50 m (Parrot, Hal. 355).
Emulsi adalah sistem 2 fase dimana salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil (FI Edisi IV, Hal. 6).
Emulsi adalah sediaa cair yang tidak stabil secara termodinamika terdiri dari dua
fase yang tidak saling bercampur ,dimana salah satu fase yang terdispersi dalam fase
yang lain sebagai globul-globul dengan diameter 0,1 -50um dandistabilkan dengan
surfektan yang cocok (Fatmawaty aisyah, 2019 Hal 436)
Emulsi yang digunakan dalam farmasi atau sediaan yang mengandung dua
cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul
dalam cairan lainnya (Scoville’s ; 314).
2. Teori emulsifikasi ?
Jawab :
Dalam semua cairan terdapat tekanan yang menyebabkan tetesan dari cairan yang
mempunyai bentuk pada permukaan paling bawah dan hilangnya ukuran bentuk bola,
karena itu jika dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesensi
membentuk suatu tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total
permukaan ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan kembali. Tanggung jawab
kekuatan ini dapat diukur dan dikenal sebagai tegangan permukaan cairan jika kontak
dengan udara atau dengan uapnya sendiri dan tegangan antar muka.Jika cairan kontak
dengan cairan yang lainnya. Bahan yang mana bila ditambhakan kedalam cairan tegangan
antarmukanya lebih rendah pada batas cairan juga surface agen atau bahan pembasah.
Tegangan antarmuka ini dapat diatasi dengan cepat untuk membuat cairan hancur
menjadi globul yang lebih kecil.Bagaimanapun, jika tidak dilakukan suatu untuk
mencegah efek dari tegangan ini. Globul akan berkoalesensi dan emulsi akan pecah.
Dapat dilihat bahwa efeek dari tegangan ini dapat dicegah dengan tiga cara, dengan
maksud agar beberapa bahan yang akan menurunkan tegangan antar muka. Ini dari dua
cairan dan menahannya bersama-sama melalui kekuatannya yang dahsyat atau dengan
maksud agar beberapa bahan akan membentuk lapisan sekitar globul dari fase terdispersi
dan menjaganya secara mekanik dari pembentukan koalesen. Pendek kata, dasar teori ini
adalah bahwa analisis dihasilkan jika beberapa bahan dimasukkan ketegangan antarmuka
yang lebih rendah antar cairan.Teori ini kurang diterima dan membuatnya untuk
menghasilkan sistem dua fase yang stabil.Suatu surfaktan yang memiliki tegangan
antarmuka yang lebih rendah dan menghambat kecenderungan tetesan-tetesan dari
kinebel koalesen dan mempertahankan ukurannya yang kecil. Sebagian gaya penstabil
dalam emulsi. Berdasarkan teori ini bahan pengemulsi disimpan pada permukaan setiap
tetesan dari fase terdispersi dalam membentuk lapisan plastis (Scoville’s, Hal. 316).
a. Kestabilan produk
b. Tipe emulsi yang terbentuk maka kita lihat apa yang terjadi
Jika dua cairan yang tidak dapat bercampur dikocok bersama sehingga satu dari cairan
tersebut terdispersi menjadi tetes-tetes kecil didalam cairan lainnya kecuali dalam hal
emulsi minyak dalam air yang sangat encer.(fatmawaty aisyah,2019 Hal.437-438)
Jawab :
a. Keuntungan emulsi
1) Bioavalaibilitas besar
2) Onset lebih cepat
3) Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak
4) Rasa obat, minyak jeruk bisa ditutupi oleh penambahan zat tambahan lain
5) Formulasi, karena bisa mempertahankan stabilitas obat yang larut dalam minyak.
Adapun Keuntungan emulsi menurut farmasi fisik antara lain ( sinila santi Hal : 99 ) :
1) Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan
dan dapat dibuat lebih enak. Pada pemberian oral bila diformulasikan
menjadiemulsi.
2) Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorbsi bila obat-obat tersebut diberikan
secara oral dalam bentuk emulsi.
3) Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan
4) Formulator dapat megontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran dari emulsi
kosmetik maupun emulsi dermal
5) Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intraven
akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi
6) Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien yang lebih besar dari pada jika
dibandingkan dengan sediaan lain .
1) Konsistensi emulsi sangat beragam mulai dari cairan yang mudah dituang
hingga cream setengah padat
2) Tidak diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap fase eksternal
yang sangat tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat
3) Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi yaitu penyatuan tetesan kecil mejadi tetesa besar dan
akhirnnya menjadi satu fase tunggal yang memisah
b. Kerugian emulsi
kerugian lain dari emulsi menurut farmasi fisik adalah emulsi kadang-
kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemrosesan dan keahlian khusus
(sinila santi, 2016 Hal : 99 )
4. Tipe emulsi ?
Jawab :
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu maka
emulsi disebut minyak dalam air, jika minyak merupakan tipe air dalam minyak
(A/M).Dua tipe emulsi yang tambahan yang digolongkan sebagai fase emulsi ganda,
tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk
membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak dalam air dalam minyak (M/A/M)
atau air dalam minyak dalam air (A/M/A) (Lachman, hal. 1030)
Dalam farmasi, cairan yang biasa digunakan dalam pembuatan emulsi adalah
air minyak, berturut-turut baik emulsi minyak dalm air (M/A) atau air dalaam minya
(A/M).Setiap tipe emulsi memiliki tempat tertentu dalam farmasi.Tipe minyak dalam air
digunakan untuk pemakaian dalam sedangkan tipe air dalam minyak biasanya dirancang
sebagai lotio atau krim secara umum untuk pemakaian luar (Scoville’s, hal. 315)
Jawab :
e. Tipe fluoresensi
Banyak minyak jika dibiarkan pada sinar UV berfluoresensi.jika suatu
tetesan emulsi menghasilkan fluoresensi ysng luas,emulsi A/M didapatkan .tetapi
jika emulsi M/A berfluoresensi bintik-bintik ataubercak-bercak.
Adapun cara lain untuk menentukan tipe emulsi yaitu (sinila santi Hal : 100 -101 )
a. Uji pengenceran
Metode ini berdasarkan bahwa suatu emulsi m/a dapat diencerkan dengan air
dan emulsi a/m dengan minyak. Saat ini minyak ditambahkan, tidak akan
bercampur ke dalam emulsi m/a dan akan Nampak nyata pemisahannya jika diamati
secara mikroskop.
b. Uji konduktivitas
Emulsi ketia fase kontinyu adalah air dapat dianggap memiliki konduktivitas
yang tinggi disbanding emulsi yang fase kontinynnya adalah minyak. Keika
sepasang electrode dihubungkan dengan sebuah lampu dan sumber listrik,
dimasukkan dalam emulsi m/a , lampu akan menyala karena menghantarkan arus
untuk kedua electrode.jika lampu tidak menyala, diasumsikan bahwa sitem a/m.
c. Uji kelarutan warna
Jika suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi.
Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh faseminyak. Jadi, ketika
pengujian mikroskopik menunjukan bahwa zat warna larut air dapat menyebar
dalam fase kontinyu maka dapat diasumsikan bahwa tipe m/a dan sebaliknnya bila
menggunakan sejumlah kecil pewarna larut minyak, dan terjadi pewarnaan fase
kontinnyu maka menunjukan tipe a/m
d. Tes fluoresensi
Banyak minyak jika dipaparkan pada sinar uv,maka akan berfluoresensi,
jika tetesan emulsi dibentangkan dalam lampu fluoresensi dibawah mikroskop dan
semuannya berfluoresensi,menunjukan emulsi a/m.tapi jika emulsi m/a,
fluoresensinnya berbintik-bintik
e. Uji arah creaming
Creaming adalah fenomena antar dua emulsi yang terpisah dari cairan
aslinnya ketika salah satunnya mengapung pada permukaan lainnya.konsentrasi fase
terdispersi adalah lebih tinggi dalam emulsi yang terpisah.
f. Metode kertas saring/CoCl2n
Kertas saring dijenuhkan dengan CoCl2 dan keringkan.warna awal adalah
biru berubah menjadi merah muda bila emulsi m/a ditambahkan.
Uji pengencer Emulsi dapat diencerkan hanya dengan fa Hanya digunakan untuk e
fase luar emulsi cairan
Uji warna Zat warna padat yang larut dalam air hanya Bisa gagal jika ada
mewarnai emulsi m/a dan sebaliknya pengemulsi nonionic
CaCl2?Kertas Kertas saring dijenuhkan dengan CaCl2 dan Bisa gagal jika emulsi tidak
saring dikeringkan (biru) berubah menjadi merah stabil/pecah dengan adanya
madu bila emulsi m/a ditambahkan elektrolit
Karena minyak berfluoresensi
Flouresense dibawah sinar uv, emulsi m/a menunjukkan Tidak terlalu dapat
titik. ditercipkan
Daya hantar Emulsi m/a berfouresense seluruhnya Gagal dalam emulsi m/a
Aliran listrik dihantarkan oleh emulsi m/a, an ionik
karena adanya zat ionic dalam air
6. Pembentukan dan pemecahan tetesan fase tersdispersi ?
Jawab :
Suatu emulsi ada sebagai suatu hasil dari dua proses yang berlawanan, yaitu
dispersi dari salah satu cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan dan dengan
kombinasi dari tetesan ini membentuk kembali cairan massa awal, proses pertama
menigkatkan energi bebas. Karena itu proses kedua terjadsi secara spontan dan berlanjut
hingga pemecahan sempurna atau fase massa terbentuk kembali. Hal ini sedikit
digunakan untuk membentuk emulsi yang terdispersi dengan baik jika pemecahannya
cepat. Demikian pula, keculai perhatian cukup diberikan untuk mencapai dispersi yang
optimal selama penyediaan, kestabilan dari sistem emulsi dapat dikompromikan dari
awal. Dispersi dibuat dengan mesin yang didesain dan dioperasikan dengan baik, mampu
menghasilkan tetesan dalam periode waktu yang relatif pendek. (RPS 18th : 229)
Jawab:
a. Kriming
Adalah gerakan keatas zat terdispersi terhadap kontinue, sedangkan
sedimentasi adalah proses pembalikan yaitu gerakan kebawah dari
partikel.dalam beberapa emulsi ,satu proses atau lebih tergantung pada densitas
dari fase terdispersi dan fase continue.sementara persamaaan hokum stoke
untuk system bermassa telah dikembangan ,hokum inisangat berguna untuk
meunjukan faktor yang mempengaruhi kecepatan sedimentasi atau
kriming,antara lain diameter tetesan yang terdispersi, viskositas medium
pendispersi dan perbedaan BJ antara fase terdispersi,dan dengan medium
pendispersi.pengurangan ukuran partakel yang terdistribusi mengurangi
kriming.
b. Agregasi dan koalesensi
Dalam agregasi tetesan yang terdispersi terhadap bersama-sama namun
tidak bercampur .koalesensi komplit,penyatuan tetesan mengarahpada
pengurangan jumlah tetesan dan pemisahandua fase yang tidak bercampur
.agregasi mendahului koalesensi dalam emulsi. Agregasi dalam beberapa hal
bersifat reversible.sementara agregasi dihubungkan dengan potensial elektrik
tetesan.koalesensi tergantung pada sifat struktur lapaninterfase.emulsi yang di
stabilkan dengan emulgator tipe surfaktan membentuk lapisan
monomolekuler.koalensi dilawan dengan elastisitas dan juga kohesilapisan film
antara 2 tetesan.
c. Inversi
Inversi dapat dilihat ketika emulsi dibuat dengan pemanasan dan
pencampuran 2 fase kemudian didinginkan .halini mungkin terjadi karena daya
larut emulgator tergantung pada perubahan temperature .semakin tinggi nilai
TIF (suhu inversi vase) semakin besar tahanan untuk berubah (inversi)
Ketidakstabilan suatu emulsi ketika dua cairan yang terpisah pecah atau
retak.ini memberi beberapa pendekatan proses.bebberapa bersifat irreversible
seperti kriming danflokulasi yang lain bersifat tidak berkebalikannya itu
koalesensi.dalam fase inversi ,emulsi minyak dalam air berubah menjadi air
dalam minyak atau inversi,ini adalah sifat khusus ketidakstabilan irreversible
yang terjadi.
8. Pengertian emulgator ?
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan antar muka
antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan
yang kuat untukmencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi (Fatmawaty
aisyah , 2019 Hal. 446-447)
Emulgator adalah bahan aktif yang menurunkan tegangan antar muka antar
minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat
untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdipersi ( sinila santi, 2016 Hal : 105 )
Jawab:
a. Harus aktif pada permukaan dan menguragi tegangan antar muka sampai dibawah 10
dyne /cm
b. Harus diabsorbsi cepat disekitar tetesan sebagai lapisan kentalmonoadheren yang
dapat mencegah koalesens
c. Memeberikan tetesan-tetesan yang potensial listrik yang cukup sehingga terjadi
tolak-menolak
d. Harus meningkatkan viskositas emulsi
e. Harus efektif pada konsentrasi rendah
Adapun sifat lain emulgator yang diinginkan antara lain (sinila santi, 2016 Hal : 105) :
a. Harus efektif pada permukaan dan mengurangi tegangan antar muka sampai dibawah
10 dyne/cm
b. Harus diabsorbsi cepat disekitar tetesan terdispersi sebagailapisan kental
mengadheren yang dapat mencegah koalesensi
c. Memberikan tetesan- tetesan yang potensial listriknnya cukup sehingga terjadi saling
tolak – menolak
d. Harus meningkatkan viskositas emulsi
e. Harus efektif pada konsentrasi rendah
Adanya emulsi sebagai hasil dari proses – proses yang berlawanan, dispersi
dari salah satu cairan melalui cairan yang lain dalam bentuk tetesan – tetesan dan
gabungan dari tekanan ini untuk membentuk kembali massa awal. Proses pertama
meningkatkan energi bebas, karena itu proses kedua terjadi secara spontan dan
berlarut hingga pemecahan sempurna atau fase massa terbentuk kembali. Hal ini
sedikit digunakan untuk membentuk emulsi yang terdispersi dengan baik jika
pemecahannya cepat, demikian pula kecuali diberikan perhatian yang cukup untuk
mencapai dispersi yang optimal selama penyediaan. Kestabilan dari system emulsi
dapat dikompromikan dari awal. Pendispersian dengan desain yang baik dan
pendispersian mesin yang baik, mampu menghasilkan produk tetesan dalam waktu
yang relatif singkat (Rps 18 Th : 299)
Jawab :
Jawab:
Adapun pembagian emulgator berdasarkan struktur kimiannya (RPS 18th, Hal. 300) :
1) Karbohidrat
GOM dan bahan-bahan mucilago cocok untuk digunakan dalam emulsi
farmasetik.Mereka mempunyai kemampuan pengemulsi murni dan
menghasilkan emulsi yang biasanya bekerja baik jika dilindugi dari fermentasi
dengan pengawet.Namun demikian, alkali, sediaan berat, cairan garam metalik
haruss ditambahkan ke dalam GOM sangat kationik dan encer mencegah
pemecahan. Karbohidrat yang banyak digunakan adalah akasia, tragakan, agar,
chondrus, dextrum, molt ekstrak, dan pectin membentuk minyak dalam air.
2) Protein
a) Gelatin
mengemulsi cairan petrolatum dengan mudah dibandingkan minyak
lain dan membuat sutau sediaan yang sangat putih dan lambat serta rasa yang
enak. Protein juga membentuk emulsi yang jika digunakan dalam konsentrasi
rendah.
b) Kuning telur
Keuntungan adalah emulsi yang dibuat dengan kuning telur stabil
dengan asam dalam/dengan garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat
membentuk sediaan (emulsi) yang creaming yang menunjukkan sedikit
kecenderungan untuk memisah.Kerugian adalah jika digunakan kuning telur,
emulsi dapat membentuk koalesen dan dapat mewarnai lebih dalam.
c) Albumin dan putih telur
Keuntungan adalah serbuk putih telur lebih baik dari pada putih telur
segar karena lebih kental. Kerugian adalah diendapkan oleh banyak bahan.
d) Kasein
Protein dan susu telah banyak digunakan sebagai bahan pengemulsi
tetapi tidak memiliki keuntungan dibandingkan akasia tidak digunakan untuk
tujuan berarti.
e) Susu kondensasi
merupakan emulgator yang memiliki kemampuan mengemulsi
sebanyak 15 kali beratnya sendiri terhadap campuran minyak atau sekitar 5
kali lebih besar dari minyak menguap.
f) Sabun atau basa
Keuntungan adalah sering digunakan dalam dermatologi untuk
penggunaan luar.Sabun adalah emulgator yang lebih kuat khususnya sabun
lembut sebagai bahan yang mengurangi tegangan permukaan dari air.
Kerugian adalah menghasilkan sediaan yang tidak bercampur dengan asam
dengan berbagai tipe.
g) Alkohol
Ada beberapa alkohol berberat molekul tinggi yang ditambahkan
untuk mengemulsi meski tidak digunakan sebagai emulgator.Termassuk etil
dan gliseril nonstearat.
1) Emulgator alam
Gelatin, Kuning telur dan kasein, Lemak bulu domba dan kolestero
1) emulgator alam
Jawab :
jawab:
Interaksi antara pengocokan dan waktu diperlihatkan lebih dari 50 tahun lalu oleh
Brigs. Dalam sebagian cara pembuatan emulsi, dua cairan yang tidak bercampur dengan
wadah yang cocok dengan adannya emulgator kemudian dikocok hingga terbentuk
emulsi.Briggs menunjukan bahwa cara baik pembentukan emulsi dengan menggunakan
teknik pengocokan berselang.dia menemukan bahwa dia dapat mengemulsikan 60%
benzena dalam 1% larutan Na oleat dengan pengocokan mekanik sebanyak 750 kali
dalam priode 4-5 menit. Pencampurannya yang sama dapat, dapat tereliminasi sempurna
dengan hanya 5 kali pengocokan tangan dalam 2 menit,jika emulsi tersebut dibiarkan
selama 20-30 detik seteleh tiap pengocokan. Alasan stabilitas tetesan yang tergantung
waktu, mungkin menyebabkan distribusi pengemulsi antara fase, pembentukan lapisan
(lapisan listrik ganda) pada permukaan tetesan benzena, atau gangguan pembentukan
tetesan dengan pengocokan terus menerus.(fatmawaty aisyah, 2019 Hal.465)
jawab :
Adapun metode pembuatan emulsi antara lain (Fatmawaty aisyah, 2019 Hal.463-464) :
a. Metode botol
Dalam pembuatan emulsi dari minyak menguap dan minyak-minyak tidak
kental lainnya,metode botol seringkali memberikan prosedur yang paling
efisien,karena metodr botol dapat menghindari percikan secara normal tergantung
dengan lumpang dan stanfer dengan cairan-cairan yang berkonsistensi rendah .dalam
metode yang telah digunakan sebelumnnya,emulgator selalu digunakan dalam
jumlah yang sama untuk 1-4 dari minyak.bagaimanapun kecuali ini di dasarkan pada
komposisi minyak dan emulgator khusus yang digunakan .ini harus diingat bahwa
tragakan yang digunakan dalam jumlah 1-10 dari akasia dan karena minyak
menguap,cairan petrolatum dan minyak biji kapas membutuhkan sejumlah besar
emulgator dari pada lebanyakan minyak lemak
b. Metode beker
Ketika emulgator sintetik di gunakan sediaan dibagi dalam 2 komponen yaitu
yang larut dalam air dan yang larut dalam minyak,kemudian dilarutkan emulgator
dalam fase dimana ia terlarut.jika ini membutuhkan pelelehan beberapa bahan
komponen dari 2 fase diletakkan dalam 2 beker terpisah dalam waterbath dan
dipanaskan 70 derajat selsius.jika temperatur sama di capai,fase internal dimasukkan
ke fase eksternal dengan pengocokan.ini penting bahwa emulsi dikocok selama
proses pendinhinan .laposan minyak dapat mencapai puncak/bagian atas capuran dan
padatan sebagai cake dalam di atas permukaan membuat tidak mungkin untuk
mendisperai minyak secara seragam dalam sediaan akhir.
Pebentukan emulsi dalam skala kecil dapat menggunakan empat metode yaitu
(Anselmdan loyd, 2014) :
a. Metode gom kering (dry gum method) atau juga dikenal sebagai 4:2:1 metode
karena setiapa 4 bagian (volume) minyak, 2 bagian air, dan 1 bagian gom
ditambahkan dalam pembuatan dasar emulsi.
b. Metode gom basah (wet gum method)memiliki proporsi sama untuk minyak, air
dan gomyang digunakan dalam dry gom method.
c. Metode botol (forbes bottle method) digunakan untuk minyak yang kurang
menguap atau kurang kental.
Adapun metode yang digunakan Pembuatan emulsi skala kecil menurut (RPS 18th :
306) :
Badan Pom Ri. 2012. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Volume 1.
Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia : Jakarta.
Banker, And Rhodes. 1995.Modern Pharmaceutics,Third Edition 576. Marcel Dekker Inc :
New York-Basel
Hisprastin, yasarah dan rina fajri nuwarda.2018.perbedaan emulsi dan mikroemulsi pada minyak
nabati. fakultas farmasi universitas padjajaran. volume 16 nomor 1. Jurnal.unpad.ac.id. 4
agustus 2018
Lachman, Leon, Dkk. 1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industriedisi Iii. Universitas Indonesia :
Jakarta
Scoville’s.1975. The Art Of Coumpounding Ninth Edition.Magrow Hill Book Company: New
York