TENJAUAN PUSTAKA
- Emulsi adalah sistm dua fase yang disiapkan oleh penggabungan dua
diameter yang sama atau lebih besar dari partikel koloidal yang paling
besar
2. LACHMAN ; 502
yang pada dasarnya mengandung dua cairan yang tidak saling campur.
3. FI III ; 9
4. SCOVILLE’S ; 314
Emulsi digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang terdiri dari
dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah satunya terdispersi
5. FARFIS ; 553
dari dua atau lebih fase larutan yang tidak saling bercampur, dimana
pengemulsi.
(Lachman; 504)
antarmuka yang luas dan untuk mnghasilkan hal ini memerlukan kerja yang
sama dengan hasil dari tegangan antarmuka dan perubahan luas. Berbicara
yang dianggap sebagai suatu bentuk bulat (luas permukaan minimum untuk
diberikan volume) dan kemudian membuat tetsan-tetesan tersebut
bergabung (dengan hasil yang menurun dan jumlah tetesan). Ini adalah
Suatu emulsi ada sebagai hasil dari dua proses yang berlawanan,
yaitu dispersi dari salah satu cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan
dan dengan kombinasi dari tetesan ini untuk membentuk kembali cairan
yang kedua untuk menurunkan energi bebas. Karena itu, proses kedua
terjadi secara spontan dan berlanjut hingga pemecahan sempurna atau fase
kestabilan dari sitem emulsi dapat dikompromikan dari awal. Dispersi dibuat
Dianggap 2 fase cair yang tidak saling bercapur dalam tabung uji.
Untuk mendispersikan cairan yang sah sebagai tetesan dalam cairan yang
lain antarmaka antara cairan harus diganggu dan saling memasuki sampai
tingkat yang cukup sehingga jari-jari atau benang dari cairan yang sah
melewati cairan yang ke dua dan sebaliknya. Benang-benang ini tidak stabil
kecepatan geser yang digunakan. Tetesan yang lebih besar juga terpisah
lebih kecil.
menurun secara cepat pada beberap detik pertama dari pengadukan. Range
pengadukan.
Emulgator
Parrot; 313
dalam lapisan kuat mencegah koalesen dan pemisahan dari fase terdispersi.
Ensiklopedia; 144
stabilitas selama shelf life (umur sediaan) dapat bervariasi dari beberapa hati
untuk emulsi yang disiapkan secara sederhana sampai beberapa bulan atau
Stabilitas tetesan. Dua konsep alternatif yang ada untuk membuat emulsi
dan distabilkan dengan menurunkan tegangan antar muka dan atau dengan
untuk koalesens.
mendekatkan partikel.
pada salah satu yang dipertimbangkan banyak bahwa polimer dan padatan
yang terbagi halus, tidak efisien dalam mengurangi tegangan antar muka
yang baik, bereaksi untuk menghindari koalesen dan juga digunakan sebagai
bahan pengemulsi.
pada permukaan tetesan air dan tetesan minyak telah dipelajari secara
pada permukaan dari fase internal suatu emulsi adalah dasar yang penting
Lapisan monomolekuler
terionisasi, adanya muatan yang kuat dan tetesan yang saling tolak
hal ini timbul dari absorpsi dan ion-ion atau ion spesifik dari larutan.
Lapisan multimolekuler
fase cair berair dan tidak berair bertindak sebagai bahan pengmulsi. Jika
partikel-partikel
Lapisan multimolekuler
Minyak = Air =
terdispersi akan ditemukan memiliki muatan listrik. Sifat listrik dari partikel
terdispersi menolong untuk menstabilkan sistem dan mengikat koalesen.
Muatan partikel terdispersi dapat berasal dalam satu dari 3 cara berikut :
Saat ini sangat sukar untuk menandai dengan jaminan nyata bahwa metode
muatan bertanggung jawab untuk muatan dan paling banyak contoh dari
Aspek teoritis dari karakteristik listrik dari tetesan emulsi yang esensial
bulat. Aspek dan teori ini dapat diaplikasikan dalam sistem emulsi.
di bawah 10 dyne/cm.
tingkat yang sama, nyatanya tidak semua emulgator yang baik perlu memiliki
sifat ini. Lebih lanjut lagi, tidak ada bahan pengemulsi yang ideal karena sifat
yang diinginkan tergantung sebagian pada sifat dua fase yang tidak
aktif Sabun
sulfat
Sulfonat
Kationik :
Non ionik :
pengemulsi. Tanpa kecuali, satu dari dua cairan yang tidak bercampur adalah
cairan sementara yang kedua adalah minyak fase air atau fase minyak
digunakan dan jumlah relatif dari 2 fase cairan. Oleh karena itu, suatu emulsi
sebagai tipe minyak dalam air o/w. Saat air adalah fase terdispersi dan
minyak sebagai fase pendispersi, emulsi tersebut tipe air dalam minyak w/o.
Kebanyakan emulsi farmasetik dibuat untuk pemberian oral adalah tipe o/w,
pengemulsi lotio dan krim adalah o/w maupun w/o tergantung pada
dengan sedikit memperlambat pelepasan bahan aktif. Dalam tipe ini, ada tiga
fase emulsi yaitu emulsi yang memiliki bentuk w/o/w atau o/w/o. Dalam hal
ini “emulsi dengan emulsi”, kebanyakan obat ada dalam fase yang paling
dalam yang harus melalui dua fase disekelilinginya untuk mencapai fase
eksternal, kontinyu.
Ini penting bagi ahli farmasi untuk mngetahui tipe emulsi yang
hasil yang tidak berair, dan juga tipe emulsi ditentukan oleh suatu metode
LACHMAN ; 502
Tipe emulsi yang umum dari emulsi farmasetik dan kosmetik
mengandung air sebagai salah satu fase dan minyak atau lemak sebagai
fase lainnya, jika tetesan minyak didispersikan dalam fase kontinu berair
emulsi diistilahkan minyak dalam air (o/w). Jika minyak adalah fase kontinu,
emulsi adalah tipe air dalam minyak (w/o). telah diamati bahwa emulsi o/w
sebagai emulsi ganda. Perhatian diterima dari permukaan kimia. Ini secara
keseluruhan untuk menyiapkan emulsi ganda dengan sifat minyak dalam air
dalam minyak o/w/o, atau air dalam minyak dalam air w/o/w. beberapa
Pengenceran tetesan
Metode III didasarkan pada prinsip bahwa emulsi bercampur dengan fase
luarnya. Akibatnya jika air ditambahkan ke dalam emulsi o/w, air akan
terdispersi secara tepat ke dalam emulsi. Jika minyak ditambahkan
minyak tidak akan terdispersi tanpa pengadukan yang kuat, begitu pula
dalam emulsi, jika pewarna larut dalam fase eksternal. Amaranth pewarna
larut air mewarnai emulsi tipe o/w tetapi tidak pada emulsi tipe w/o.
Sudan (III) larut dalam minyak mewarnai emulsi tipe w/o tetapi tidak pada
emulsi yang terpisah dibanding yang lain. Jika BJ dua fase diketahui,
emulsi ke atas emulsi adalah tipe o/w, sebaliknya jika cream ke bawah
maka emulsi adalah tipe w/o. Ini didasarkan pada anggapan bahwa
Uji ini didasarkan pada prinsip bahwa air menghantarkan arus listrik
Jika sistem tidak menghantarkan arus listrik emulsi adalah tipe w/o.
Uji fluorosensi
Lachman ; 507
ini hampir tidak mungkin dan hanya berupa aturan umum serta aturan
1. Jika amfipil pada dasarnya larut dalam air atau misalnya, sabun kalium
polioksil etilen lebih dari lima unit etilen oksida, amfipil tersebut biasanya
dalam lemak (sabun kalsium, polioksietilen eter dngan kurang dari lima
unit etilen oksida) . Amfipil tersebut dapat menghasilkan emulsi w/o jika
Oleh karena itu emulsi o/w mungkin dapat dibuat dengan volum fase
dalam yang relatif tinggi. Disamping itu emulsi w/o (dimana batas tersebut
merupakan bahan hidrokarbon) dibatasi dalam hal ini dan mengubah atau
menginversi dengan mudah. Jika air terdapat dalam jumlah yang berarti
terjadi demikian jika jumlah air yang terdapat kurang dari 90% volume.
Pada jumlah air yang lebih banyak hanya emulsi o/w yang terbentuk.
3. Walaupun pada konsentrasi 20-30% , emulsi w/o dibentuk hanya jika air
pengemulsi yang larut dalam air secara dahulu membentuk emulsi tipe o/w.
yang larut dalam minyak . Kadang-kadang perlu ditentukan tipe emulsi yang
Uji warna Zat warna padat yang larut bisa gagal jika ada
dalam air hanya mewarnai pengemulsi ionik
dan pengamatan
mikroskopik biasanya
berfluorosensi di bawah
hasil yang tidak tepat dan tipe emulsi yang ditentukan dengan suatu metode
DAFTAR PUSTAKA
2. Ditjen POM., 1975, " Farmakope Indonesi", Edisi III, DEPKES RI. Jakarta.
7. Tjay, T.H. dan Kirana, Raharja, 1991, " Obat-Obat Penting", Edisi IV,
Penerbit Jakarta.
o/w dapat diencerkan dengan air dan emulsi w/o dengan minyak. Saat
minyak ditambahkan dalam emulsi o/w atau air ke emulsi w/o yang
pemisahan nyata. Uji ini telah banyak diperbaiki jika penambahan air atau
Uji kelarutan warna. Pernyataan bahwa suatu pewarna larut air akan larut
dalam emulsi tipe o/w. Sementara zat warna larut minyak akan larut dalam
emulsi minyak, menghasilkan metode ketiga dari penentuan tipe emulsi. Jika
ketiga pengujian mikroskopik menunjukkan bahwa zat warna larut air telah
ditarik untuk fase kontinyu, kita setuju itu adalah emulsi tipe o/w. Jika zat
warna tidak tinggal dalam fase kontinyu, uji ini diulangi mrnggunakan
RPS18th ; 306
tragakan, agar, dan chondrus) pada permukaan. Ada dua metode dasar
untuk membuat emulsi dngan lumpang dan alu yatiu metode gom basah
dalam jumlah kecil dengan triturasi secara kontinyu, tiap ion dari minyak
Akasia 6g
Air q.s 60 ml
yang meningkat dari 1-2 g dan didispersikan. Produk pada tahap ini
adalah 4 : 2 : 1 lagi.
pada tipe minyak yang akan diemulsikan dan bahan pengemulsi yang
tabel.
Penyiapan emulsi dan kedua metode gum basah dan kering dapat
dicampur dalam botol lebih baik daripada dengan lumpang dan alu.
Tabel : Perbandingan dari minyak air dan gum yang digunakan untuk menghasilkan
emulsi.
Gum 1 1
Air 2 20
Gum 1 1
4. Metode lain
dipisahkan kedalam yang larut minyak dan yang larut air, dilarutkan
sampai 75°. Ketika melarut sempurna., dua fase dicampur dan produk
diatur sampai dingin. Metode ini tidak membutuhkan alat lain selain 2
sampel yang mengandung wax dan bahan lain yang mempunyai titik
tipe surfaktan sintetik adalah salah satu faktor penggunaan luas dalam
alam.
disiapkan , fase minyak mengandung semua bahan yang larut dalam minyak
dan dipanaskan pada temperatur yang sama dan kemudian dua fase
dicampur. Beker berisi emulsi panas tersebut mendingin dengan cepat pada
panas mendingin dengan lambat kecuali jika bagian luar didinginkan.Ini salah
fase air kedalam fase minyak. Pada kasus emulsi non ionik menunjukkan PIT
air dan asam lemak dalam fase minyak. Serupa pula, pengemulsi larut
emulsi w/o, paling selalu membutuhkan pnambahan fase air secara lambat
atau parfum lebih disukai ditambahkan pada temperatur yang lebih rendah
55°C).
sempurna dalam fase cair sebelum tahap emulsifikasi. Jika gum yang
disiapkan hanya dibatasi jumlah dan bahan pengemulsi (lihat tabel). Ketika
dibuat setril pada temperatur tinggi tetapi masih menghasilkan emulsi yang
penguapan harus diatur. Ini paling baik dilakukan dengan pengatur “berat
Lactylates TO
Kondensasi polipeptida T
Alkil sulfat TO
Sulfosuksinat TO
Hemiesters
Quartener
Amonium fosfat
Kelompok anionik Polioksietilenalkil/asil eter T
blok polimer
Ester gliseril T
Ester sukrosa
T : Topikal
O : Oral
P : Parenteral
interval waktu yang singkat sehingga kekuatan menyilang antar muka untuk
penyiapan emulsi. Ini adalah teknik yang sangat tidak efisien dan tidak dapat
Mungkin yang paling penting dan nyata adalah emulsi yang memiliki
stabilitas fisik adequate, tanpa ini, emulsi akan segera kembali menjadi dua
karena pembagian efek antara fase minyak dan fase air yang mana
stabilitas fisik diulang pada topik ini setelah dipublikasikan oleh Garret dan
Kitchnrer dan Musseilwhite. Untuk informasi pada pengaruh bahwa
emulsifikasi dapat mempunyai aktivitas biologi dan kimia dari material dalam
emulsi.
percobaan untuk situasi yang dimengerti pada kedua emulsi sederhana o/w
gerakan ke bawah dari partikel. Pada emulsi satu proses atau lebih,
bergantung dari berat jenis dari fase terdispersi dan fase kontinyu. Ini tidak
pmberian dosis yang tepat dan seragam. Kriming dan sedimentasi membawa
suatu cairan diatur oleh hukum Stokes. Sementara persamaan lain telah
dibawah 0,1 μm. Paling sering digunakan untuk meningkatkan viskositas dari
fase kontinyu, meskipun ini dapat dilakukan hanya secara luas pada emulsi
masih dapat dipercepat beberapa derajat dari wadah dan atau diberikan
sedang. Stabilitas serius dari emulsi adalah proses agregat dan koalesens.
bertentangan dengan elastisitas dan kohesif dari lapisan antara dua tetesan.
lapis tipis dan akhirnya hilang, Lapisan multimolekuler dan partikel padat
contoh, emulsi o/w diberikan natrium stearat sebagai pengemulsi yang dapat
pemanasan dan percampuran dua fase saat didinginkan. Ini kira-kira karena
tergantung dari perubahan temperatur dalam larutan dari bahan pengemulsi.
Temperatur fase inversi (PIT) dari surfaktan nonionik telah ditunjukkan oleh
Shinoda dkk, dipengaruhi oleh nilai HLB dan nilai PIT surfaktan yang lebih
Bagian dari nilai PIT kerja metabolit telah dikeluarkan pada proses
Mungkin volume fase terdiri dari seharusnya tidak melebihi 50% dari volume
total emulsi.
Jika suatu emulsi membentuk creaming diatas atau dibwah, emulsi bisa tetap
tidak dapat diterima, karena tiap pemisahan yang tidak bagus dipandang
membuat produk tidak elegan secara kosmetik. Oleh karena itu penting
Kestabilan harus didefnisikan dalam arti yang diberikan oleh barret, yaitu
berdasarkan tujuan objektif murni. Shelf life (umur sediaan) adalah suatu
dari suatu emulsi tidak berubah secara berarti selama periode waktu yang
Gejala ketidakstabilan,
1. Pembentukan krim
2. Flokulasi
3. Penggumpalan
Malah formulator terpaksa harus menunggu pada waktu yang tidak terbatas
pada kondisi lingkungan sebelum tanda shelf life yang buruk tampak jelas
mencari suatu uji atau tipe yang lebih sensitif untuk deteksi ketidakstabilan
meliputi :
1. Umur sediaan
2. Sentrifugasi
Tipe Kimia
telah dikenal. Masalah khas yang meliputi adanya PEG atau derivat-derivat
Tipe Fisika
Tipe yang paling berguna yang biasanya diukur untuk menaksir
1. Pemisahan fase
2. Viskositas
3. Sifat-sifat elektrofonetik
lemak, kotoran dan kulit terkelupas pada permukaan dari rambut dan kulit
kepala tanpa menimbulkan efek merugikan bagi rambut, kulit kepala atau
Fungsi shampo
kepala, kotoran rambut termasuk sekresi alami dari kulit, kulit kepala yang
melapisi rambut dari kotoran tersebut yang terikat pada rambut dan kulit
8. Tidak mengiritasi
dari cairan jernih, lotion, pasta, gel, dan akhirnya aerosol dan produk
kering. Shampo lebih lanjut dibedakan berdasarkan pertimbangan khusus
tersedia, sebagai contoh: Shampo untuk rambut dan kulit kepala dengan
kondisi khusus, shampoo untuk anak-anak, atau bayi, shampoo untuk laki-
laki, dll.
30%. Selain dari persyaratan umum yang harus ditemui pada semua
sediaan terlalu encer, sediaan tersebut terlalu mudah mengalir dari kulit
terlalu kental, sediaan itu sangat lambat (susah dituang dari botol dan
tidak akan mudah tercampur dengan air pada rambut sehingga sediaan
bawah 5oC.
keefektifannya:
a. Bahan pendispersi garam kalsium
pada sabun shampoo. Tapi bahan inijuga digunakan dengan alkil aril
b. Bahan sequestrant
menjadi kompleks larut air yang stabil, dan melalui cara ini
c. Pelarut
Seperti yang telah dilihat pada bab 2, sudah menjadi sifat
yang melekat pada deterjen bahwa deterjen tidak mudah larut dalam
air, dan bagian molekul yang tidak larut dalam air harus cukup kuat
rendah.
d. Bahan pengental
garam ammonium.
f. Bahan finishing
digunakan.
g. Pembentuk busa
padat dan lebih stabil. Bagian kecil dari asam lemak alkil amin
h. pengawet
2. Shampo Krim
dari 5%.
3. Sabun shampoo
digantikan oleh minyak palm yang juga tinggi kadar asam lauratnya tapi
halus, busa lebih stabil dan aksi meredakan iritasi kulit darti sabun
4. Shampo Gel
Jika kandungan bahan pengental dalam shampoo cair atau
transparan. Menurut Djikstra, dasar yang baik untuk tipe ini dari
penyiapannya terdiri dari bagian seimbang dari TEA lauryl sulfat dan
TEA miristat.
5. Shampo Kering
penggunaan dan harga kemasan yang rendah juga lebih praktis, lebih
pasti untuk keuntungan (shampoo cair jernih dan shampoo cair krim
Pada pihak lain, ini adalah keuntungan shampoo kering yang bahan
berikutnya.
shampoo dari kemasan kecil yang agak baik. Perbedaan ini dalam
hanya cocok untuk larutan dari deterjen seperti TEA lauril sulfat
atau lauril eter sulfa; TEA lauril sulfat biasanya digunakan 30-
33% Larutan dan 50 bagian dari ini, parfum, pewarna, dan air
Sementara krim cair secara nyata adalah emulsi, lotion susu ini
Shampo krim cair dan shampoo lotion susu adalah tipe yang
Anatomi Rambut
muncul dalam kulit (akarnya), dan satu bagian keluar dari kulit (batang
rambut), dimulai dari luar, penampang melintang dari rambut dapat dilihat
(1) Kutikula terdiri dari sel keratin tipis pada sebelah dalam dan
tekanan mekanik.
(2) Korteks, terdiri dari serta yang tersusun secara longitudinal yang
dari pigmen rambut dan ruang udara. Korteks dapat ada pada
keriting, ikal).
(3) Medula disusun atas 3-4 lapisan seperti sel kubus yang
permukaan kulit. Batang rambut terdiri dari lapisan luar dari sel-
lapisan sel epitel tipis terdapat pigmen (ke korteks). Pusat dari
korteks dilewati oleh sebuah kolom dari sel yang sangat besar
dalam suatu invasinasi dari kulit yang disebut folikel. Ini terdiri
sebagai papilla.
Folikel tidak berada dalam kulit kepala tetapi folikel duduk pada
kemiringan yang alami dengan yang lain. Ikatan pada sisi bawah pada
kelenjarpenis, kulit khatom, labia minor, dan bagian merah dari bibir.
pengaruh yang baik dalam sekresi. Pada puberitas kelenjar ini akan
pertengahan.
Anionik
Kationik
aksinya, kasar untuk kulit dan mata, dan lebih mahal. Satu
keuntungan bahwa kationik memiliki aktivitas bakterisida.
klorida.
Amfoter
Non ionic
yang sangat baik terhadap air sadah, juga air laut, sama
efektifnya dalam larutan alkali/basa, dan umumnya lembut
pada kulit.
Beberapa zat tambahan yang paling dikenal adalah sebagai berikut menurut
fungsinya:
Pembentuk busa
Bahan pelembut
Bahan pengopak
besar dari konsumsi total shampoo, ada ketertarikan yang besar pada
sepertio stearil dan cetil alkohol, dan asam kuat seperti asam beneat
(22 karbon).
Bahan penjernih
dalam pemilihan seragam dari tipe ini. Bahan ini harus dicek untuk
Bahan sequestrant
lapisan sabun kapur saat rambut bershampo dibilas dengan air sadah.
dengan kulit kepala dalam waktu singkat. Agar menjadi efektif bahan
aktif ini harus bekerja di lingkungan minyak-air pada kulit kepala dan
Bahan pengental
dalam memilih gum sintetik atau gum alam yang tepat. Karena banyak
Pada umumnya gum alam ex. Tragakan, gum akasia, dan gum locust
pada rambut.
Pengawet
asetat, fenil merkuri nitrat,. Alkil anisol, alkil kresol, zat tambahan
Aktivitas antibakteri.
Bahan penstabil lainnya
pH.
kosmetiknya.
Formula I
I. Formula Asli
Cleansing lutio
Parafin cair 50 %
Cetyl alcohol 1 %
Lanolin anhidrat 3 %
Tween 40 ( 51,7 % ) 5 %
Span 40 ( 48,3 % )
Na-CMC 1 %
Tokoferol 0,1 %
Tritrosin 0,5 %
Parafin ( Pembersih )
tissue ( Balsam I : 7 ).
- Dalam lotio, krem dan salep digunkan Cetil alcohol sebagai emolient,
beludru ( exp : 65 ).
- Digunakan dalam formula larut air dan minyak, jika dicampur dengan
mengabsorsi 30 % air
( MD 31 th : 1411).
( Balsam : 182 ).
Asam stearat
membentuk
Gliserin (humektan)
123 )
- Humektan berfungsi sebagai krim tangan dan lotio . zat ini juga adalah
ditentukan oleh jumlah dan tipe padatan ysng prlu disalut. Kriam atau
lotio yang ssalut akan deigunakan dengan baik dan seragam. Dan
inversi yang halus sehingga mencegah emulsi dan rasa berair yang
tidak diinginkan
(Balsam I :199)
Trietanolamin (TEA)
terhadap kulit .
trietanolamin dan
- PH TEA : 8 ( MD 29 th : 49 )
( Amphar : 255 )
secara luas
( Scov : 372 )
( DOM :518)
terurai.
Span 80
pensolubilisasi
( exp : 281 )
Tokoferol (antioksidan)
estetika
( balsam : 208 )
( Parrot : 365 )
Na-CMC (pengental)
( RPS 18 th : 302)
komposisi
standar (Balsam I : 72 ).
V. Uraian bahan
1. Cetyl alcohol
Nama resmi : Cetyl alcohol
RM : CH3(CH2) 14 CH2)H
kloroform,
Dan eter
2. Natrium CMC
RM : ( (C6H7O2(OH)3-x(OCH2-COONa)x )n
BM : 90.000-700.000
Kegunaaan : Pengental
3. Lanolin anhidrat
dalam alcohol
4. Air
berasa
5. Gliserin
6. Metyl paraben
V. Perhitungan bahan
Air = 100 % - ( 50 % + 1 % + 3 % + 10 % + 5 % + 1 % +
0,3 %
= 28,41 g
Perhitungan pengenceran
- Propil paraben
22 mg x 15 = 330 mg
1g ( 22 mg ) = 0,22 g
- Eritrosin
( 0,55 mg x 30 = 16,5 g )
165 mg 10 g air
1g 30 g air
1 g ( 2,55 mg )
A. fase air
- Propilenglikol
- Ween 40
- Na- CMC
- Metil paraben
- Air suling
- Liquit parafin
- Cetyl alcohol ( 40 –50 o C )
- Span 40
- Propil paraben ( 95 – 98 o C )
- Tokoferol
- Eritrosin
CARA KERJA
minyak :
o
Cetyl alcohol dilebur pada suhu 70 C + Lanolin anhidrat + liquid
5. Dilarutkan bahan –bahan larut air dalam sejumlah air yang cukup,
eritrosin.
6. Setelah mencapai 70 o C tambahkan fase internal ( fase minyak
secara intermiten
mawar
Formula II
Pengopak as required
Trietanolamin 3%
Asam sterat 6%
Cetyl alkohol 1%
Na-EDTA 0,1%
Mg stearat 1%
cair /padat dapat diatur sehingga tidak mengalir atau tidak terlalu
(Jellineck;254)
Na Lauril Sulfat
o Deterjen sintetik secara normal diklasifikasikan berdasarkan
akhir (BalsamII;88)
dan berbusa pada bagus pada air sadah. Bahan ini memiliki
9-45% (Exp;272)
o Konsentrasi Na lauril sulfat –shampo krim cair 50% & 49% dalam
Cosmet;303)
Na lauril sulfat pada bentuk yang sangat berat pada aturan umum
(Keithler;195)
mempunyai sifat sebagai deterjen dan emulsi sabun ini TEA dengan
asam lemak bebas adalah netral (pH kira-kira 8,0) dan kemudian
2-5% dari TEA dan 2-5 kali banyaknya asam lemak. Sediaan dibuat
dengan sabun TEA cenderung menjadi gelap pada penyimpanan.
warna (EXP;335)
sintetik. Kerugian dalam air sadah dari shampoo dapat diatasi dan
(Balsam I;21)
Cetyl alkohol
rambut yang membuat rambut terasa kering dan kaku. Efek ini
cocok (Jellineck;243)
o Emolien adalah bahan yang digunakan untuk mencegah kekeringan
I;27)
lemak tak jenuh dalam campuran lemak akan terjadi dalam molekul
rantai (Jellineck;127)
o Reaksi oksidasi dapat dihambat dengan bahan berikut
(Kenneth;39):
besar,
oksidasi obat,
II;101)
32th;1104-1105)
Ester propil adalah hanya satu zat yang diizinkan dalam industri
Cosmet;618)
(Balsam II;93)
(EXP;110)
sinergis (Lachman;522)
antimikroba (Lachman;962)
kombinasi (Presc;275)
pemisahan (Lachman;530)
(Balsam II;349):
pati
(6) Vitamin
yang tidak larut, seerti Mg, Zn, atau Cu stearat; penambahan yang
Jasmin Oil
(parrot;365)
V. Uraian Bahan
RM/BM : C12H25OSO3Na
Pemerian : kristal putih atau kuning muda, memiliki bau yang
khas,
sangat
berkabut, larut
Mg.
RM/BM : C18H36O2/284,47
minyak tanah
dari cahaya
TL : 69 – 70o C
RM/BM : CH3(CH2)14CH2OH
TL : 21,2oC
RM/BM : C8H8O3/152,15
Rumus bangun : COOCH3
OH
rasa tebal
kamar
RM/BM : C10H12O3/180,21
OH
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
TL : 150o
Kelarutan : dalam air 25o = 0,35 g/100 ml; alkohol =103
1,23 g/100 g
garam besi
higroskopik
RM/BM : C10H14N2Na2O8.2H2O/372,24
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau, rasa agak
asam
RM/BM : H2O/18,02
Perhitungan pengenceran
22 mg
x 160 mg = 70,4 mg = 70 mg
50 mg
Ditimbang propil paraben 50 mg di adkan hingga 160 mg dengan
mg
VII.Cara kerja
Na-EDTA Mg stearat