Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PENDAHULUAN

“ SALEP”

KELOMPOK 3:
 RAHMATIA HANFIRS

 ROSMIATI ANGGRAINI RAHMAN

 A. SYLFIA MUSBATACMA RAHMAN

 FANI GUFRYANI J

 VALENTINA LUZU

 LOTA SILTA KDISE

 DESI SILAWATI PUTRI


1. DEFINISI SALEP
 Menurut FI edisi IV hal 18
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau
selaput lendir
 Menurut Ansel hal 502
Salep (unguenta) adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang
dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata
 Menurut R. Voight hal 314
Salep unguenta adalah gel dengan perubahan plastis yang ditentukan untuk penerapan
pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput lendir (hidung mata)
 Menurut FI edisi III
Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lemak yang mudah dioleskan dan
digunakan untuk pemakaian luar
 Menurut Dom king
Salep adalah sediaan semi padat dermatologi yang menunjukkan aliran dilatasi yang
penting
2. BASIS SALEP
 Menurut Ansel, hal:503-505
1. Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) bebas air, preparation
yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah yang sedikit
saja bila lebih sukar bercampur.
2. Dasar salep diabsorbsi
Yang memungkinkan pencampuran larutan berair hasil dari pembentukan
emulsi air dan minyak. Yang mudah menjadi emulsi air minyak,
memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair.
3. Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air
Merupakan emulsi minyak dalam air yang dapat dicuci dari kulit dan
pemakaian dengan air. Dasar salep ini nampaknya seperti krim dapat
diencerkan dengan air atau larutan berair.
4. Dasar larut dalam air
Tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air, mengandung kedua-
duanya. Komponen yang larut maupun yang tidak larutdalam air dasar
Lanjutan
 Menurut FI ed. 3
1. Basis hidrokarbon
2. Basis absorpsi (basis serap)
3. Basis yang dapatdicucidengan air dan
4. Basis larutdalam air
Lanjutan

 Farmakologi dasar (163-164)


1. Dasar salep hidrokarbon (berlemak)
Dasar salep hidrokarbon hanya sejumlah kecil komponen larut air
yang dapat bercampur.Dasar salep ini sulit dicuci serta mampu
bertahan dipermukaan kulit tanpa mengering
2. Dasar salep serap
a. Dasar salep yang dapat bercampur dengan air, emulsi air
dalam minyak
b. Dasar salep emulsi air dalam minyak

3. Dasar salep dapat dicuci dengan air


4. Dasar salep larut dalam air (tidak berlemak)
3. KOMPOSISI SALEP
 Menurut Lachman : 539
Penggunaan dari bahan-bahan pada kulit yang kasar seperti emolien, pengelmusi, lemak,
minyak, lilin, derivat selulosa, humektan, derivat lanolin, basis absorbsi air mempunyai
pengetahuan khusus dari hasil spesifik.
 Menurut Ansel : 503
1. Petrolatum, USP adalah campuran dari hidrokarbon setengah padat diperoleh dari
minyak bumi. Petrolatum suatu masa yang kelihatannya bagus bermacam macam
warnanya dari kekuning kuningan sampai kuning gading yang mudah. Melebur pada
temperatur antara 38oC dan 60oC. Dapat digunakan secara tunggal atau dalam campuran
dengan zat lain sebagai dasar salep.
2. Petrrolatum putih, adalah petrolatum yang dihilangkan warnanya. Hanya berbeda
dalam hal tidak berwarna dari petrolatum dan digunakan untuk tujuan yang sama.
3. Salep kuning, adalah lilin kuning yang dimurnikan yang dihasilkan dari sarong
tawon.
4. Salep putih, mengandung 5% lilin putih
5. Parafin, campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan diperoleh dari minyak bumi.
6. Minyak mineral, adalah campuran dari hidrokarbon cair yang dihasilkan dari minyak
bumi.
LANJUTAN
 Menurut ARS PRESCIBENDI 2 Edisi 2
Salep didaptkan dengan mencampurkan dua unsur, yaitu :
1. Zat berkhasiat yang dapat berupa zat tunggal atau campuran
beberapa zat, sesuai dengan indikasi penyakit yang diobati.
2. Vetikulum atau dasar salep, pemilihan vetikulum yang tepat
untuk suatu salep sangat penting karena vetikulu,
mempengaruhi efek teraupetik dari suatu salep.
 Menurut R.Voight : 314
Salep terbuat dari dasar salep, yang dapat berupa suatu sitem
sederhana (misalnya vaselin) atau dari komposisi yang lebih
kompleks (misalnya sistem yang mengandung emulgator) dan
bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan lain.
LANJUTAN
 Menurut Scoville : 340
Komposisi, klasifikasi ini didasarkan pada jenis salep yang
digunakan dalam salep. Salep dapat ditempatkan kedalam empat
kelas umum sesuai dengan sifat farmasi umum mereka
1. Minyak basis seperti minyak sayur, petrolatum (vaselin), dan
paraffin.
2. Basis emulsi seperti basis minyak dalam air, dan salep hidrofilik.
3. Basis absorbsi seperti hidrofilik petrolatum.
4. Basis larut dalam air seperti polietilen glikol.
Bahan lain yang digunakan dalam basis salep baik sebagai
pengencer atau zat pengaku.
4. KERUSAKAN SALEP

 Lachman hal 1122


Bahan pengawet ditambahkan pada sediaan semi padat untuk mencegah kontaminasi,
kemunduran, dan kerusakan oleh bakteri serta jamur, karena sebagian besar komponen dalam
sediaan ini dapat bertindak sebagai substrat bagi mikroorganisme
 Scovilles hal 341
Lemak babi memiliki penurunan popularitasnya dan tidak sering digunakan dalam pekerjaan
prescription. Ia mudah rusak oleh sinar cahaya, udara, kelembaban dan panas dan menjadi
tengik.
 Ansel hal 510
Preparat setengah padat harus pula dilindungi melalui kemasan dan penyimpanan yang sesuai
dengan pengaruh pengrusakan oleh udara, cahaya, uap air (lembab), dan panas, serta
kemungkinan terjadinya interaksi kimia antara preparat dengan wadah.
 R.voight hal 319
Pada gel tradisional batas fase tidak terdeteksi baik.Mereka memiliki suatu ketergantungan
suhu viskositas yang nyata yakni pada peningkatan suhu semakin kehilangan karakter gelnya
dan akhirnya dijumpai pencairan, sedangkan pada penurunan suhu berbentuk suatu massa
padat, yang tidak dapat digebarkan lagi.
 Administrasi Farmasi 3 hal 10
5.KEUNTUNGAN DAN KEURUGIAN

A. KEUNTUNGAN
 Menurut Ansel, 496

1. Menghindari kesulitan absorbs obat melalui saluran cerna disebabkan oleh pH saluran
cerna, aktivitas enzim, interaksi obat dengan makanan, minuman atau pemberian secara
oral lainnya
2. Menggunakan pemakaian obat melalui mulut bila tidak sesuai karena muntah dan /atau
diare
3. Menghindari first-pass effect, yaitu pengelepasan pertama suatu bahan obat melalui
sistemik sirkulasi peroral yang menyertai absorbs pada saluran cerna (dengan cara demikian
mungkin menghindari obat nonaktif oleh saluran cerna dan enzim-enzim dalam hati)
4. Menghidari resiko dan ketidaksesuaian terapi secara parenteral dan bermacam-macam
absorbs serta metabolisme yang berhubungan dengan terapi secara oral
5. Menyediakan kemampuan untuk terapi berhari-hari dengan pemakaian tunggal
6. Memperpanjang aktivitas obat yang mempuyai waktu paruh yang pendek
7. Menyediakan kemampuan menghentikan efek obat secara cepat
8. Menyediakan kemudahan identifikasi secara cepat tentang pengobatan dalam keadaan
darurat
LANJUTAN

 Menurut Dom King, hal 80


1. Melindungi area yang terluka dari lingkungan
2. Memberikan hidrasi kulit atau efek emulien
3. Dapat mengingduksi aktifitas topical tertentu dan diserap malalui epidermis
 Menurut prescription, hal 245
1. Basis pada salep tidak meninggalakan minyak residu yang menempel di
wajah
2. Mengandung lemak berat molekul tinggi yang meningkatkan konsistennya
3. Digunakan dalam terapi, untuk mengubah gangguan kulit
 Menurut scovilles, hal 342
1. Stabilitas tinggi dan tidak memiliki lapisan yang terlihat pada kulit
2. Menghambat aktivitas kuman
LANJUTAN

 Menurut ansel, hal 446


1. Cara pemberian melalui kulit tidak sesuai untuk obat-obat yang
menimbulkan iritasi atau peka pada kulit
2. Hanya obat-obat yang relative mempunyai potensi yang sesuai
disampaikan melalui kulit oleh karena sifat impemeabilitas kulit,
sehingga obat yang masuk menembus kulit terbatas
3. Kerusakan teknis sehubungan dengan peleburan dari sistem
pada kulitdengan tipe yang berbeda-beda
 Menurut scovilles, hal 342
1. Basis dari salep contohnya petroleum minyaknya dapat
dihilangkan dari kulit
2. Tidak dapat diterima oleh pasien
LANJUTAN

 Menurut R.Voight, hal 314


1. Dasar salep memiliki kerja sendiri sehingga tidak
netral
2. Dasar salep tidak universal sehingga harus
menyebabkan sifat-sifat fisika dan kimia
 Menurut pesription, hal 242-245
1. Terjadi tengik terutama untuksediaan dengan basis
lemak tak jenuh
2. Terjadi perubahan warna
3. Terbentuk kristal
6. METODE PEMBUATAN SALEP
 Ansel 509-510
1. Pencampuran
Dalam metode pencampuran komponen dari salep dicampurkan bersama-sama
dengan segala cara sampai sediaan rata tercapai.
2. Peleburan
Dalam metode peleburan semua atau beberapa komponen dari salep harus
dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang
konstan sampai mengental komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya
ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan
diaduk.
 Menurut scoville's halaman 353
Salep dibuat dengan tiga metode umumya itu mekanis bahan, fisika dan reaksi
kimia. Metode kedua digunakan ketika lilin dari bahan-bahan dengan titik leleh
yang lebih tinggi harus dimasukkan kemudian metode ketiga metode yang
digunakan untuk membuat salep khusus
LANJUTAN

 Menurut dasar farmasetika halaman 98


Ada beberapa metode pembuatan salep
1. Metode pelelehan, zat pembawa dan zat berkhasiat
dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fase yang
homogen
2. Metode titrasi, zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit
basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu
kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis.
 R.voight
Penghalusan partikel : Terdapat metode yang berlebihan untuk
pematahan bahan padat dan mesin-mesin untuk
mendukungnya sehingga cocok untuk penyerbukan halus :
lumping kasar dengan alunya penggiling palang pemukul,
7. CONTOH SEDIAAN SALEP

 Menurut R.Voight : 314


Gel, adalah dirumuskan sebagai sistem dispersi, yang minimal terdiri dari dua fase – sebuah fase
padat dan fase cair.

 Salep mata, adalah gel dengan perubahan bentuk plastik yang ditentukan untuk penggunaan
pada mata.
 

 Pasta, adalah suspensi konsentrasi tinggi yang ditentukan untuk penggunaan pada kulit atau
selaput lendir.
LANJUTAN

 Menurut Scoville’s : 339


1. Salep epidermik

2. Salep Endodermik

3. Salep diadermik
 
LANJUTAN

 Menurut Prescription
1. Salep epidermik
 

2.Salep Endodermik

3. Salep diadermik
8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIAAN
SALEP

 Menurut FI Edisi IV Hal,18


Dalam pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa factor
seperti yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan,
ketersediaan nabati,stabilitas dan ketahanan Sediaan jadi.
 Lachman hal 1122
Bahan pengawet kimia untuk sediaan semi padat harus
dievaluasi dengan hati-hati mengenai kestabilannya
sehubungan dengan komponen formulasi-formulasinya
demikian juga dengan wadahnya, wadah plastic dapat
menyerap zat pengawet, sehingga kualitas bahan pengawet
berkurang.
LANJUTAN
 Ansel hal 506
Pemilihan dasar salep yang tepat, dimana faktor-faktor yang
termasuk :
1. Laju penglepasan yang diinginkan bahan obat dari dasar
salep
2. Keinginan peningkatan oleh dasar salep absorpsi perkutan
dari obat
3. Kelayanan melindungi lembab dari kulit oleh dasar salep
4. Jangka lama dan pendekny aobat
5. Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal
lainnya dari dasar salep
9. PENGGOLONGAN SALEP

 Menurut R.Voight, hal 315


Menurut titik rendah secara terapetis dan dermalogis salep dibedakan antara:
1. Salep pelindung
2. Salep penetrasi
3. Salep resorpsi
4. Salep penutup
Menurut jenis distribusi bahan obat dalam medium penyangganya maka diberikan perbedaan lebih
lanjut dalam:
1. Salep larutan
2. Salep suspense
3. Salep emulsi
Berdasarkan penggunaanya salep dibedakan menjadi: (hal 369-379)
1. Salep antibiotic
2. Salep kortikosteroid
3. Salep dingin
4. Salep pelindung kulit
LANJUTAN

 Menurut Scoville’s hal 339


a. Berdasarkan tindakan terapinya yang diberikan pada penetrasi
dikomposisikan basis :
1. Salep epidermis
2. Salep endodermis
3. Salep diadermis
b. Berdasarkan tipe basis yang digunakan pada salep, dikelompokkan
kedalam empat kelas yaitu:
1. Basis minyak
2. Basis emulsi
3. Basis absorbs
4. Basis larut dalam air
LANJUTAN

 Menurut prescription hal 230


a. Berdasarkan komposisi basisnya, salep dapat diklasifikasikan sebagai
berikut
1. Basis minyak atau hidrokarbon
2. Basis absorbs
3. Basis emulsi
4. Basis larut dalam air
b. Berdasarkan penetrasinya terhadap pemakainnya pada kulit
1. Salep epidermatik
2. Salep endodermatik
3. Salep diadermatik
10. Pengemasan dan penyimpanan salep

 Scoville's : 360
Wadah yang paling baik untuk menyimpan salep adalah gelas yang
berwarna kuning, hijau, atau oval wadah ini disebut tabung atau pot dan
tersedia dalam kisaran ukuran yang luas dari½- 1.
 prescription hal 25
Salep dapat dibuat dengan pencampuran mekanik harus dikepak dalam
tabung secara seragam untuk mencegah kantung udara.Ukuran wadah salep
harus seperti isi salep pada wadah tidak boleh kontak dengan tepiulis
 Ansel : 58
Salep biasanya dikemas baik dalam botol dan tape, botol dapat dibuat dari
gelas tidak berwarna.Warna hijau, amber atau biru atau buram dan porselin
putih.Botol plastic juga dapat digunakan ukuran ½ ciance – 1 prond. 

Anda mungkin juga menyukai