Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

TUGAS PENDAHULUAN

SUSPENSI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANISA

NIM : NH0519010

KELAS :A

ASISTEN : Andi Endang Kusuma Intan S.farm, M.Si

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
1. Defenisi suspensi ?

Jawab :

Sediaan farmasi dimana cairan mengandung bahan yang tidak larut, biasanyaa
dikenal dengan suspensi.Kelas ini bentuk campuran pharmaseutikal yang merupakan
sediaan tertua dan bentuk suspensi dapat diartikan sebagai sediaan kelas besar seperti
produk spesifik suspensi diabsorpsi dari farmakope amerika dan oleh farmakope belanda
yang dimaksudkan untuk beberapa sediaan cair yang mengandung obat dalam (scoville’s,
Hal. 298).

Suspensi adalah sistem dua fase yang terdiri dari serbuk halus, yang terdispersi
dalam padatan, cairan, dan gas (RPS, Hal. 1358).

Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari 2 fase kontinyu atau fase
luar umumnya cairan atau semi padat dan fase terdispersinya atau fase dalam terbuat dari
partiekl-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut tetapi terdispersi seluruhnya dalam
fase kontinyu zat yang tidak larut biasa dimaksudkan untuk absorpsi fisiologis untuk
fungsi pela pisan dalam dan luar (Lachman, Hal. 968).

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut terdispersi dalm cairan pembawa (Farmakope Indonesia edisi III, Hal. 52)

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair (Farmakope Indonesia edisi IV, Hal. 17).

Suspensi pharmaceutical adalah suatu dispersi padatan yang terbagi daam


medium cair.Beberapa suspensi dibuat bubuk kering dimana pertambahan volume cairan
pembawa ditambahkan sebagai cairan pendispersi sebelum terdispersi (Parrot, Hal. 341).

2. Suspensi sebagai termodinamika tidak stabil ?


Jawab :

Suspensi merupakan suatu sediaan yang tidak stabil secara termodinamika (sinila santi,
2016 Hal. 95)
∆F= γSL. ∆A

Di mana:

ΔF = Energi Bebas

γSL= Tegangan Antarmuka antara medium cair dan padat

∆A= Luas permukaan partikel

Prinsip:

a. Terdapat faktor luas permukaan partikel (∆A) dan tegangan antarmuka (γSL)maka
dari rumus di atas, akan terdapat juga nilai dari ΔF (energi bebas permukaan).
b. Jika ΔF = 0 maka sediaan ini akan stabil secara termodinamika.
c. Jika ΔF = Ø maka termodinamika tidak stabil.

3. Kestabilan fisika suspensi ?


Jawab :

Stabilitasfisik suspense farmasidi definisikan sebagai kondisi suspense dimana


partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap
mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang
mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk
membentuk agregat dan selanjutnnya membentuk cimpacted cake dan peristiwa ini
disebut caking (Ummah sholihatul, 2018)
Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana
partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata diseluruh system dispersi.
Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu menambah pernyataan
bahwa jika partikel-partikel tersebut mengendap, maka partikel partikel tersebut harus
dengan mudah disuspen si kembali dengan sedikit pengocokan saja (wahyuni rina, 2017)
4. Keuntungan dan kerugian suspensi ?

Jawab:

a. Keuntungan:

Suspensi merupakan penyebaraan yang lebih baik pada saluran pencernaan


dibandingkan bentuk padatan karena partikel yang kecil antara 1-50 mikron yang
terdistribusi tanpa hambatan beeberapa paasien tidak menerima rasa yang tidak enak,
ini dapat diperbaiki tanpa hambatan.Beberapa pasien tiak menerima rasa yang tidak
enak, ini dapaat diperbaiki dengan suspensi dari derivat yang tidak larut, sebagai
contoh kloramfenikol palmitat dan triasetilleadomian seperti molekul terlarut
merangsang pangkal rasa. Lama menyimpan suspensi dari campuran obat lebih baik
dari pada campuran dalam bentuk campuran (parrot, hal. 334).

Suspensi mempunyai 2 keuntungan, internal dari eksternal.Untuk internal


aksi perlindungan atau aksi yang lebih lama, kedua aksi ini mungkin dipertinggi oleh
ketidaklarutan dalam kasus suspensi injeksi intramuskular ini suspensi bahan obat
digambarkan sehingga cadangan pelepasan eksternal obat diperpanjang suspensi juga
meempunyai keuntungan dalam beberapa bentuk cairan yang cocok untuk
mencampur bahan yang tidak stabil dalam larutan contoh-contoh larutan penisillin
rusak dengan cepat dalam aktivitas bentuknya (scoville’s, hal. 298).

Sediaan yang disebut diatas (suspensi) mengandung beberapa keuntungan


yang lebih dari bentuk padatan obat tidak larut dalam karakteristik cairan, suspensi
menjamin keseragaman dosis.Tetapi ada beberapa masalah dalam mempertahankan
konsentrasi dosis aturan pakai.Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan
menggunakan suspensi obat atau derivat obat.Sebagai contoh kloramfenikol, palmitat,
suspensi dibuat dari resin-resin penukaran ion yang mengandung ion obat dapat
digunakan tidak hanya untuk mengurangi rasa obat tetapi juga menghasilkan produk
yang akssinya diperpanjang sejak obat diubah secara lambat oleh ion-ion lain dalam
saluran pencernaan.Suspensi juga stabil secara kimia dibandingkan larutan terutama
yang penting dengan beberapa antibiotik dari ahlli farmasi sering menyebutnya
suspensi untuk mendispersi bahan obat. Sebagai tambahan suspensi merupakan
bentuk sediaan yang ideal untuk beberapa pasien yang sukar menelan tablet dan
kapsul, dimana dikhususkan pemberian obat untuk anak-anak (RPS, Hal. 1539)

b. Kerugian:

Hampir semua sistem suspensi memisah pada pendiaman obat karena itu,
perlakuan utama membuat formulasi bukanlah untuk mencoba mengeliminasi
pemisah, tetapi untuk mengurangi laju pemindahan dan pemberian kemampuan
tersusun kembali dengan mudah dari tiap partikel kecil yang diendapkan (Lachman,
Hal. 986).

Adapun kerugian lain dari suspensi antara lain (Sinila santi, 2016 Hal : 93 ) :

1) Formulasi dalam pencampuran dimana terdapat pengaruh gaya gravitasi bumi yang
meyebabkan terjadinnya sedimentasi sehingga terjadi ketidakseragaman bobot dan
dosis dari obat.
2) Sedimentasi atau endapan yang ompak akan sulit didispersikan kembali ke dalam
pelarutnnya
3) Produknnya cair dan secara relative massanya berat

Adapun kerugian lain dari suspensi menurut farmakope edisi IV (Dirjen POM Hal. 17-
10) :

1) suspensi yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dan
pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
2) Suspensi tidak boleh diinjeksi secara intravena dan intrarektal
3) Partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada kisar wadah bila
diendapkan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga
terdispersi kembali dalam pengocokan.
5. Ukuran partikel suspensi ?
Jawab :

a. Partikel padat sekecil 1 μ dalam diameter mengandung lebih dari 100 juta setiap
molekul (Scoville’s : 299)
b. Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 1 μ. (RPS18th : 1538)
c. Ukuran partikel suspensi 1 μ−50 μ ¿Parrot : 344)
d. Partikel-partikel tersebut kebanyakan mempunyai diameter lebih dari 0,1 μ (Farmasi
Fisik : 1124)
e. Dimana partikel suspensi berdiameter > 0,2 μ (Lachman : 985)

6. Kriteria suspensi yang baik ?

Jawab :

Adapun kriteria suspeni yang baik antara lain (RPS, Hal 296) :

a. Partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama sehingga tidak cepat
mengendap pada wadah.
b. Endapan yang terjadi tidak membentuk cake yanng keras.
c. Mudah didispersi kembali sehingga memudahkan penggunaan pada pasien.
d. Produk harus mudah tertuang, nyaman digunakan dan tahan terhadap serangan
mikroba.

Kriteria suspensi yang baik menurut fisika farmasi (sinila santi Hal.93) :

a. Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap


b. Bila mengendap, maka bila dikocok harus segera terdispersi
c. Mudah dituang dari botol
d. Mudah mengalir melewati jarum suntik, jadi tidak boleh terlalu kental
e. Dapat tersebar dengan baik di permukaan kulit.
f. Tidak boleh sedemikian mudah bergerak sehingga gampang hilang
g. Dapat kering dengan cepat dan membentuk lapisan pelindung yang elastis
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan yang berhubungan dengan hukum stokes

Jawab:

Kecepatan pengendapan tegantung dari ukuran partikel dan viskositas ketika


ukuran partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan cenderung untuk
membentuk agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat menyebabkan caking dan
bila viskositas besar sulit kluar mengalir dari dalam mulut botol.Kecepatan pengendapan
dinyatakan dalam hokum stokes (Sinila santi,2016 Hal : 95-96 ) :

V = d2 ( ps - po ) g / 18 no

Dimana :

V = kecepatan akhir dalam cm /det

d = diameter partikel dalam cm

ps = kerapatan dari fase terdispersi

po = kerapatan dari fase medium pendispersi

Jumlah partikel yang mengendap dalam suspensi berhubung dengan ukuran


partikelnya dan berat jenis dan kecepatan dari MEC suspensi gerak brown atau alat
mungkin memberikan efek yang signifikan, akan ada atau tidaknya populasi dalam
hukum stokes. Kecepatan sedimentasi yang seragam dari partikel dapat diukur dengan
hukum stokes. Dijelaskan sebagai berikut ( RPS18h : 295) :
2r 2 ( ρ1−ρ ) g
v=
9n
Dimana : v = kecepatan pengendapan (cm/sekon)
r = jari-jari partikel (cm)
g = gaya gravitasi (980,7/cm s2)
ρ 1 = kerapatan fase terdispersi
ρ = medium pendispersi

8. Tipe-tipe aliran ?

Jawab :

Tipe suspensi terbagi atas 2 menurut (RPS, Hal. 295) :

a. Deflokulasi
1) Partikel dari suspensi dalam bentuk yang terpisah-pisah.
2) Kecepatan pengendapan lambat karena tiap partikel mengendap terpisah dan
ukuran partikel yang kecil.
3) Endapan yang terbentuk lambat.
4) Endapan kadang-kadang menjadi sangat rapat (cake) dimana memiliki gaya
berat dari lapisan atas bahan sedimentasi yang mengendap gaya tolak-menolak
antar partikel menjadi hilang dan cake yang keras akan sulit terdispersi kembali.
5) Suspensi mempunyai penampakan yang menyenangkan sejak penambahan bahan
suspensi. Bahan untuk waktu yang lama suspensi akan menjadi seperti kabut
sehingga endapannya tidak terurai.

b. Flokulasi
1) Partikel dalam bentuk agregat yang longgar.
2) Kecepatan pengendapan cepat karena partikel mengendap sebagai flek yang
berbentuk dari partikel.
3) Endapan yang luas dan struktur seperti partikelnya tidak terikat secara kuat.
4) Endapan/cake tidak dapat terbentuk sehingga akan mudah larut untuk terdispersi
kembali sehingga dapat membentuk susepnsi semula.
5) Sesuai kadang-kadang tidak bagus, cepat mengendap sehingga supernate jelas
terlihat. Hal ini dapat terlihat jika volume endapan yang terbentuk, besar idealnya
volume endapan meliputi volume dari suspensi.

Suspensi berdasarkan partikel, suspensi dibagi menjadi dua jenis yaitu (sinila
santi,2016 Hal. 94)
a. Suspensi Flokulas
1) Partikel membentuk agregat bebas (ukurannya besar)
2) Laju pengendapan tinggi karena partikel mengendap sebagai flokulasi
3) Endapan yang terbentuk cepat
4) Partikel tidak mengikat kuat dan keras satu sama lain tidak terbentuk
lempeng. Endapan mudah untuk didispersikan kembali dalam bentuk
suspensi aslinya.
5) Suspensi menjadi keruh karena pengendapan yang optimal dan
supernatannya jernih. Hal ini dapat dikurangi jika volume
endapan dibuat besar, idealnya volume endapan hanya meliputi volume
suspensi.
6) Gambar

b. Suspensi Deflokulasi
1) Partikel berada dalam suspensi dalam wujud yang memisah (ukurannya
kecil)
2) Laju pengendapan lambat karena partikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel minimal
3) Endapan yang terbentuk lambat
4) Endapan biasanya menjadi sangat padat karena berat dari lapisan atas dari
bahan endapan yang mengalami gaya tolak menolak antara partikel
dan cake yang keras terbentuk dimana merupakan kesulitan jika
mungkin didispersi kembali
5) Penampilan suspensi menarik karena tersuspensi untuk waktu yang
lama, supernatannya keruh bahkan ketika pengendapan terjadi
6) Gambar

9. Aliran thiksotropi ?

Jawab :

Aliran thiksotropik bersifat reversible, tergantung waktu gel isothermal transisi.


Aliran thiksotropik mudah mengalir saat rentang relative tinggi. Tetapi ketika tegangan
dipindahkan system perlahan dibentuk ulang dalam struktur larutan. Bhan biasa dari
thiksotropik dihasilkan dari pematahan flokul dibawah tegangan. Jumlah kecil partikel
akan menempatkan hingga system yield value. Procaine penicillin G parenteral suspense,
dalam konsentrasi dibawah 40% aliran thiksotropik.bagaimana pun kebanyakan contoh
thiksotropik suspensi disiapkan untuk oral dan topical digunakan dengan bentonit.
Kolodial magnesium aluminium silika. hidroxystearat dan kombinasi ion kalsium dan
magnesium (Fatmawati aisya,2019 Hal.401).

Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-partikel asimetris yang melalui


titik hubung menyusun kerangka tiga dimensi. Diseluruh sampel tersebut pada keadaan
diam struktur ini mengakibatkan suatu derajat kekakuan pada sistem tersebut dan
menyerupai suatu gel. Thiksotropi meurupakan suatu sifat yang diinginkan dalam suatu
sistem farmasetis yang idealnya harus memiliki konsentrasi tinggi dalam wadah, namun
dapat dituang dan dapat tersebar dalam wadah (Famasi Fisik : 1030)
10. Komposisi suspensi beserta contohnya masing-masing minimal 2 ?

Jawab:

Adapun komposisi suspensi antara lain (fatmawati aisya, 2019 Hal.359-413):

a. Bahan pembasah contohnnya propylene glycol, tween 60, gliserin, sorbitol dan
maltitol
b. Bahan deflokulasicontohnnya gliserin dan propilenglikol
c. Bahan pemflokulasi

Contohnnya:

Bahan Kelas Ion


Sodium laurin Surfaktan Anionik
sulfat
Natrium Surfaktan Anionik
Polyetilenglikol Polimer hidrofilik calay Anionik
Magnesium Polimer hidrofilik calay Anionik
aluminium
Sodium Klorida Elektrolit

d. Bahan pengental dan pelindung koloid contohnnya gelatin,gum(tragakan,xantin dll)


dan drivate selulosa, dan hidroksi profil selulosa, dan hidroksi propil metil serap
e. Bahan pengontrol PH contohnnya ion polivalen seperti sitrat dan fosfat yang di
gunkan sebagai system pembuffer dan garam buffer
f. Bahan osmotik dan penstabil contohnnya pada osmotik (NaCL dan lain-lain) dan
penstabil (dinatrium edetat dan lain-lain)
g. Bahan pewarna (pewarna FD dan C atau pewarna D dan C dalam suspense oral) ,
pengawet (suspense dapat mengandung karbohidrat, clay, polisakarida, gum, drivat
selulosa, surfakaktan dan pelarut polar ) dan parfum
h. Bahan sesquesteren contohnnya asam etilendiamin tetra asetat (EDTA) dan
garamnnya, asam sitrat, asam glutamate, 8- hidroksikuinolin, dan lain-lain.
i. Bahan antioksidan,dikelompokan menjadi dua yaitu antioksidan alami
(hidroksianisolterbutilasi, tokoferol dan alkil gallat) dan antioksidan ideal
Adapun komponen lain dari susupensi antara lain ( Scoville’s Hal.300-306)

a. Bahan pensuspensi
Bahan pensuspensi digunakan untuk memperlambat pengendapan sehingga
keseragaman dosis dapat diukur untuk mencegah pengendapan dari massa
konsentrasi yang sulit untuk tersuspensi kembali dan untuk mencegah koagulasi
dari bahan berlemak.
b. Bahan pembasah
Penambahan bahan yang mengurangi tegangan permukaan air sangat mudah
untuk meningkatkan dispersi bahan tidak larut.
c. Tambahan suspense
Alkohol, gliserin, PEG 400 dan 4000, larutan sorbitol syrup, madu,
campuran polihidran lalu monolog dalam meningkatkan kualitas suspensi dan
memberikan reduksi dan viskositas.\
d. Bahan pengawet
Bahan pengawet digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKA
Alfaso.1980.Rennigton’s Pharmaceutical Science Edisi 18.Mark Publising Company Eston :
Pennyslavania

Badan Pom Ri. 2012. Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Volume 1.
Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia : Jakarta.

Banker, And Rhodes. 1995.Modern Pharmaceutics,Third Edition 576. Marcel Dekker Inc :
New York-Basel

Da’I Muhammad.2016. Pharmaceutical Journal Of Indonesia.Fakultas Farmasi Universitas


Muhammadiyah Surakarta .Blikasihilmiah.Ums.Ac.Idvolume 12 No 1.1 Juni 2016.

Dirjen Pom.1995.Farmakope Indonesia Edisi III Dan IV. Departemen Kesehatan


Republikindonesia : Jakarta

Dirjen Pom. 1978. Formularium Nasional Departemen Kesehatan Republikindonesia : Jakarta

Lachman, Leon, Dkk. 1994.Teori Dan Praktek Farmasi Industriedisi Iii. Universitas Indonesia :
Jakarta

Fatmawaty Aisyah, Dkk.2019. Teknologi Sediaan Farmasi. Deepublish Publisher. Yogyakarta.

Parrot, Aungenel.1971. Pharmaceutical Technology.Burgess Publishing Company: Mineneapolis

Sinila Santi.2016.Farmasi Fisik.Kementrian Kesehatan Republic Indonesia:Jakarta Selatan.

Sprowls,Joseph B. 1970. Prescription Pharmacy Second Edition. Toronto. Philedelpia

Scoville’s.1975. The Art Of Coumpounding Ninth Edition.Magrow Hill Book Company: New
York

Wahyuni, Rina,Dkk.2017. Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen


Menggunakan Kombinasi Polimer Serbuk Gom Arab Dan Natrium
Karboksimetilselulosa.Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang.Volume 9 No 1.
Https://Www.Neliti.Com.30 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai