Anda di halaman 1dari 64

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN LENGKAP

ANALISIS FARMASI I

OLEH :
KELOMPOK I KELAS L
MUAMMAR FAWWAZ 150 240 142
RIDA SAPUTRA 150 240 193
AHMAD SALEH 150 240 046
FIRMAN MAHJUD 150 240 203
DARWIS DAMIS 150 240 230
ANDI WIRAWAN 150 240
ABD. CHALIQ 150 240
MUH. FURQAN 150 240

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2006
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN

ALKALOID, SULFONAMID DAN ANTIBIOTIK

OLEH :
NAMA : MUH. WAHDI AMIR
KELOMPOK I
KELAS L
ASISTEN : EMMI KARTIKA, S. Farm

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2009
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan

komposisi kimiawi suatu materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan

utama seorang ahli kimia analitik. Tetapi dalam kimia analitik modern

aspeknya yang meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi struktur, dan

analisis kuantitatif komposisinya. Tugas yang sulit bagi seorang ahli

kimia analitik adalah menerangkan sesungguhnya kimia analitik itu

adalah suatu cabang ilmu pengetahuan dimana analisis bahan kimia

menjadi sangat penting dalam kehidupan. Dalam rangka penerapan ini

maka dalam skala laboratorium dilakukan pula analisis bahan-bahan

kimia yang meliputi pemeriksaan pendahuluan, dan reaksi uji

berdasarkan golongan dan uji penegasan.

Pada percobaan kali ini akan dilakukan uji identifikasi

senyawa-senyawa golongan alkaloid dan golongan sulfonamid. Untuk

golongan alkaloid diantaranya antipirin, coffein, neuralgin, pyrimidin

dan teofilin. Untuk golongan sulfonamid diantaranya sulfametazin,

sulfanilamide, sulfadiazine, trisulfa dan sulfamerazin, sedangkan

golongan antibiotik diantaranya chloramfenicol, penicillin, ampicillin,

eritromicin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin dan

rifamfisin.
I.2. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yaitu mengetahui dan

memahami cara penentuan senyawa-senyawa dari golongan alkaloid,

golongan sulfonamide, dan golongan antibiotik secara analisis

kualitatif.

I.3. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi

senyawa obat golongan sulfonamide, alkaloid, dan antibiotik dengan

menggunakan beberapa metode pengujian, yaitu uji pendahuluan,

penentuan unsur, penentuan gugus fungsi, uji golongan dan uji reaksi

spesifik.

I.4. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan senyawa kimia

dari senyawa obat golongan sulfonamide, alkaloid, dan antibiotik

dengan melakukan uji organoleptik, uji pemijaran dan penambahan

beberapa pereaksi spesifik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Sejarah Alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia

telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam

minuman, kedokteran, teh, tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak

ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-

obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas (Cordell, 1981).

Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena

itu, suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kunin,

morfin dan stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran in yang

mencirikan alkaloida. (Cordell, 1981).

Klasifikasi alkaloida berdasarkan jenis cincin heterosiklik

nitrogen dibedakan atas (Cordell, 1981):

Alkaloida pirolidin

Alkaloida piperidin

Alkaloida isokuinolin

Alkaloida kuinolin

Alkaloida indol.
Struktur masing-masing alkaloida tersebut adalah sebagai berikut :

NH N
N
H
Pirolidin Piperidin Isokuinolin

N N
H
Kuinolin Indol

Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur tetrasiklin

yang mengandung atom N di dalam intinya dan bersifat basa, karena ini

dapat larut dalam asam-asam serta membentuk garamnya kebanyakan

alkaloid adalah produk alam yang dibuat dengan beberapa sintesis, antara

lain dienolid, enodal, apanartin dan lain-lain (Anonim, 2005).

Pembagian alkaloid menurut asalnya, yaitu (Ars praeparandi,

1979):

1. Alkaloid Opium

- Turunan fenantren : heroin, morfin, codein dan lain-lain.

- Turunan isochinolin : papaverin, narkotika, morfin.

2. Alkaloid solanaceae

- Golongan atropine : atropine, hyoscyamin, homatropin.

- Golongan nicotin : nikotin dan turunannya.

3. Alkaloid scale cornutum

Ergotamin, ergotoxin.
4. Alkaloid Cortex Chinae

- Alam : chinin, chinidin, dan cinchonin

- Sintesis : suchinin, aristhocin, dan eptochin

5. Alkaloid radix hydrastin

Hidrastin dan berberin

6. Alkaloid semen strichnin

Strichnin dan grucin

7. Alkaloid radix peace

Ametin dan cephaelin

8. Alkaloid amin alifatik dengan antiaromatik

ephedrine, ephenetrin, benzedrin, pruitin dan adrenalin.

9. Alkaloid turunan xanthin

Cofein, theobromin, dan theophillin

10. Alkaloid turunan pyrazolon

Antipirin, pyramidan dan novalgin

11. Alkaloid turunan alinin

Acetanilide, pheacetin, lactophen, dan atophan.

12. Alkaloid turunan halogen

Chloralhidrat, chloretan, dan vioform.

13. Alkaloid untuk lokal anestetik

Ortoform, benzocain, dan novacain.


Sulfonamida adalah kemoterapetik yang digunakan secara

sistematik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada

manusia. Sulfonamide berupa kristal putih yang umunya sukar larut

dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah

sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO 2NHR)

dan subtitusi gugus amino (NH 2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia

dan daya antibakteri sulfonamide (Ars praeparandi, 1979).

Sebagai kemoterapetikum dalam resep, biasanya sulfa

dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitras untuk

mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam suasana alkalis

maka sulfa-sulfa akan menghablur dalam saluran air kencing, hal ini akan

menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan. Tapi tidak semua sulfa

dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya

trisulfa dan elkosin. Hal ini karena pHnya sudah alkalis, maka kristal urea

dapat dihindari (Ganiswara, 1995).

Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup) adalh zat-zat kimia yang

dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau

menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia

relatif kecil. Turunan zat tersebut yang dibuat secara semi-sintesis

termasuk kelompok ini; begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat

antibakteri lazimnya disebut antibiotik (Tan Hoan Tjay, 2002).

II.2 Uraian Bahan


A. Golongan alkaloid

1. Teofilin (FI.III: 203)

Nama resmi : Theophylinum

Sinonim : Teofilin

RM/BM : C7H8NaO2.H2O / 195,8

Rumus bangun : CH2

O N . H 2O

Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berbau, rasa pahit,

stabil diudara.

Kelarutan : sukar larut dalam air, tetapi larut dalam air

panas

Kegunaan : Sebagai sampel

2. Coffein (FI.III: 175)

Nama resmi : Coffeinum

Sinonim : Kafein

BM / RM : 194,19 / C6H10N4O2

Rumus Bangun: CH2 O N

O N
CH3
Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilap,

menggumpal, putih tidak berasa atau rasa

pahit.

Kelarutan : agak sukar larut dalam air, dan dalam etanol

95% P, mudah larut dalam kloroform P dan

sukar larut dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Antipirin (FI.III: 674)

Nama resmi : Feniazon

Sinonim : Anthypirin, Fenazin

RK/BM : C11H12N2O / 185,23

Rumus bangun : CH3

CH2 C C

CH N H2O

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak

berbau, rasa agak pahit.

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 1 bagian air dan

dalam 1 bagian etanol 95% P.

Kegunaan : Sebagai sampel.

4. Pyramidon (Card System : 168)


Nama resmi : Amidophyrinum

Sinonim : Dimethylamdoantipyrin

Rumus bangun : H3C C C N (CH3)2

N C=O

CH3 N

C6H5

Pemerian : Bubuk hablur putih, tidak berbau, agak pahit

Kelarutan : Dalam air 1:10, spiritus 1:1,5 larut baik

dalam eterdan kloroform.

Titik lebur : 106 109OC

Kegunaan : Sebagai sampel

5. Theobromin (Card system : 175)

Nama resmi : Theobrominum

Sinonim : Teobromin

RK/BM : C7H8O2H4 / 180

Rumus bangun : CH3 = O

HN O N CH3

C C CH

O N N

CH3
Pemerian : Bubuk hablur putih.

Kelarutan : Air 1:0,03 ; spiritus 1:0,02 ; eter 1:0,004

Titik lebur : 3400C

B. Golongan Sulfonamida

1. Sulfadiazin (FI.IV:768)

Nama resmi : Sulfadiazinum

Sinonim : Sulfadiazin

RK/BM : C10H10N4O2S

Rumus Bangun : N N

NH2 SO2NH

Pemerian : serbuk putih sampai agak kuning, tidak


berbau atau hampir tidak berbau, stabil di
udara tetapi pada pemaparan terhadap
cahaya perlahan-lahan menjadi hitam.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut
dalam asam mineral encer dan dalam alkali
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol
95%P dan dalam aseton P.
Kegunaan : Sebagai sampel.
2. Sulfaguanidin (FI.III:583)
Nama resmi : Sulfaguanidinum
Sinonim : Sulfaguanidin
RM/BM : C7H10N4O2S.H2O / 232,8
Rumus bangun : NH
NH2 SO2NHCNH2
Pemerian : Hablur atau serbuk; putih atau hampir putih;

tidak berbau atau hampir tidak berbau; oleh

pengaruh cahaya lambat laun warna

berubah menjadi gelap.

Kelarutan : Mudah larut dalam air mendidih dan dalam

asam mineral encer; sukar larut dalam etanol

(95%)P dan dalam aseton P; sangat sukar

larut dalam air; praktis tidak larut dalam

larutan alkali hidroksida.

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Sulfamerazin (FI.III:584)

Nama resmi : Sulfamerazinum

Sinonim : Sulfamerazina

RK / BM : C11H12N4O2S / 264,31

Rumus bangun : N
H2N SO2NH

N
CH3
Pemerian : Serbuk atau hablu; putih atau putih agak

kekuningan; tidak berbau atau hampir tidak

berbau, rasa agak pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P; sukar larut

dalam etanol (95%)P; agak sukar lrut dalam

aseton P, mudah larut dalam suasana


mineral encer dan dalam larutan alkali

hidroksida.

Kegunaan : Sebagai sampel

4. Sulfanilamid (FI.III:587)

Nama resmi : Sulfanilamidum

Sinonim : Sulfanilamida

RM / BM : C6H8N2O2S / 172,21

Rumus bangun :
H2N SO2NH2

Pemerian : Hablur, serbuk hablur atau butiran; putih;

tidak berbau; rasa agak pahit kemudian

manis.

Kelarutan : Larut dalam 200 bagian ai; sangat mudah

larut dalam air mendidih, agak sukar larut

dalam etanol etanol (95%)P; sangat sukar

larut dalam kloroform P, dalam eter P dan

dalam benzen P,mudah larut dalam aseton

P; larut dalam gliserol P, dalam asam klorida

P dan dalam alkali hidroksida.

Kegunaan : Sebagai sampel

C. Golongan Antibiotik

1. Cloramfenikol (FI III : 143)


Nama resmi : Cloramphenicolum

Sinonim : Kloramfenikol, ecloramyetin, kemicithine

RK/BM : C11H12C12N2O5 / 323,13


OH C
Rumus Bangun : C C CH2OH
H NHCOCHCl2
O2N

Pemerian : Hablur harus berbentuk jarum atau

lempeng memanjang, putih sampai kelabu

atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa

sangat pahit. Dalam larutan asam lemah,

mantap.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air,

dalam 8,5 bagian etanol 95 % P dan dalam

7 bagian profilen girkol P, sukar larut dalam

kloroform dan dalam eter p.

Indikasi : Antibiotikum

Farmakokinetik : Setelah Pemberian oral, Kloramfenikol

diserap dengan cepat, kadar puncak dalam

darah tercapai dalam 2 jam untuk anak-

anak biasanya di berikan bentuk ester

kloramfenikol palmitat, untuk stearat yang

rasanya tidak pahit (F & T : 657) 1 g 4

minggu oral, pada infeksi parah dianjurkan

injeksi.
12. Penisilin (FI III : 487)

Nama resmi : Phenoxmethyl penicillum

Sinonim : Pnisilina - fenoksimetilsilina

RK / BM : C16H18N2O55 / 350,40
COCH
O CH3
Rumus bangun : N
OCH2 - CONH CH3

Pemerian : Serbuk hablur halus ; putih

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut

dalam etanol 95 % P, praktis tidak larut

dalam parafin cair P dan dalam minyak

lemak.

Farmakokinetik : Penisilin mudah rusak dalam suasana

asam, cairan lambung dan pH 4 tidak

terlalu penisilin (F& T : 626).

Dosis : Infeksi berat diberikan 8-12 g / hari dengan

inpus intermitter.

13. Ampisilin ( FI III : 90)

Nama resmi : Ampicillinum

Sinonim : Ampisilina

RK/BM : C16H10N3O2S

Pemerian : Serbuk hablur, renik, putih ; tidak berbau

atau bau tak berbau, rasa pahit.


Kelarutan : Larut dalam bagian air, praktis tidak larut

dalam etanol 95% P, dalam kloroporm P,

dalam eter P, dalam osetod P dan dalam

minyak lemak.

Kegunaan : Antibiotikum

14. Tetrasiklin (FI III : 994, card System : 236)

Nama resmi : Tetrasyclinum

Sinonim : Ambromya, adromycin, tetrasiklin

Rumus Kimia : C22H24N2O8


OH O OH O
Rumus Bangun : OH COHH4

OH
OH H CH3 NaCH3I2
H H

Pemerian : Serbuk hablur, kuning, tidak berbau atau

sedikit berbau lemah, sangat higroskopik,

kuning jingga.

Kelarutan : Sangat sukar larutdalam air, larut dalam 50

bagian etanol 95% P, praktis tidak larut

dalam as. Encer, larut dalam alkali disertai

penguraian.

Farmakokinetik : Sehari 30 - 80 %. Tetrasiklin diserap dalam

saluran cerna, absorpsi ini sebagian besar

berlangsung di lambung dan usus halus

bagian atas tetrasiklin fosfat kompletis tidak


terbukti lebih baik absorpsinya dari sediaan

biasa.

Dosis : Oral 4 x sehari 250 - 500 mg untuk anak-

anak 20-40 mg/kg BB sehari, injeksi I-V 1-3

kali sehari 275 mg

Khasiat : Antibiotikum

15. Eritromisin (FI III : 247, Card Sustem : 234)

Nama resmi : Erytrommicinum

Sinonim : Eritromisina

Rumus kimia : C37H67Cl3N

Berat molekul : 733, 95

Rumus bangun :
OH
(CH3)N CH3 CH3 CH3

C CH3

OH3 O
CH3 O
OH O
CO
CH2 CH3

CH3
OH
O OH C2HS

Pemerian : Serbuk untuk hablur, putih agak

kekuningan, tidak berbau atau hapit tidak

berbau, rasa pahit, agak hidroskopik

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 1000 bag. Air,

dalam etanol 95% P, dalam kloroform P,

dan dalam eter P.


Farmakoktinetik : Basa eritromisin diserap untuk usus kecil

bagian atas, aktivitasnya hilang atau cairan

lambung dan absurpsi diperlambat adanya

makanan dalam lambung hanya 25 %

ertiromisin yang diekskresi dalam bentuk

aktif molekul urin.

Khasiat : Antibiotikum

16. Rifampisin (FI. III, 1979)

Nama resmi : Rifamfycinum

Sinonim : Rifamfisin

RK/BM : C23H58N4O12/ 822,95

Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut

dalam morform P, larut dalam etil asetat P,

dan dalam methanol P.

Khasiat : Antibiotikum

17. Steptomisin (FI III : 371, Card System : 235)

Nama resmi : Streptamicin Sulfas

Sinonim : Streptomiani Sulfat


NH NH
Streptomicini Hcl (P,1) Streptomicin at Cacl2
NHCNH NH (NH2)
Rumus bangun : OH H
H OH
H CH
OH H

O
N OH
3H2SO4
CH3 CHO H H

CH CH

OH OH

CH3CH

H H C3OH H
CH
OH H
RK/BM : C48 H78 N14 O24 . 3 H2O / 1457, 40

Pemerian : Zat padat, putih atau hamper putih, tidak

berbau atau berbau lemah, rasa agak pakit.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air. Praktis tidak

larut dalam etanol 95 % P, dalam kloroform

P, dan dalam eter P.

Khasiat : Antibiotikum

Dosis : 20 mg /kg BB (Garam sulfat) sehari dalam 3

x injeksi injeksi intravena sanga

berbahaya karena pernapasan dapat

berhenti akibat blockade neuromuscular.

BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Pemeriksaan Pendahuluan
1. Pemeriksaan Organoleptik

No. Senyawa Obat bentuk warna bau rasa


1. Tertasiklin Serbuk hablur Kuning - -

2. Penisillin Hablur halus Putih - -

3. Eritromicin Serbuk/hablur Agak kuning - Sangat pahit

4. Ampicillin Serbuk hablur Putih - Pahit

5. Amoxicillin Serbuk hablur Putih - -

6. Streptomycin Zat padat Hampir putih - Agak pahit

7. Sulfamerazin Serbuk Agak kuning - Agak pahit

8. Sulfadiazin Serbuk Putih agak kuning - -

9. Sulfanilamid Serbuk/butiran Putih - Agak pahit

10. Sulfaguanidin Kristal Putih - Pahit

11. Kafein Serbuk Putih - Pahit

12. Antipirin Serbuk hablur Putih - Agak pahit

13. Teobromin Bubuk hablur Putih - -

14. Teofilin Serbuk halus Putih - Pahit

15. Pyramidon Bubuk hablur Putih - Agak pahit

2. Kelarutan

No Senyawa Etanol Air Eter Kloroform

Obat
1. Tertasiklin Dlm 60 bag. Sgt sukar larut Prak. larut Prak. larut

2. Penisillin Mudah larut Sgt sukar larut - -

3. Eritromicin Larut Dlm 100 bag. Larut Larut

4. Ampicillin Prak. larut Dlm 170 bag. Prak. larut Prak. larut

5. Amoxicillin Prak. larut Dlm 170 bag Prak. larut Prak. larut

6. Streptomycin Prak. larut Sgt mdh larut Prak. larut Prak. larut

7. Sulfamerazin Larut Sukar larut Prak. larut -

8. Sulfadiazin Larut Larut Sgt skr larut -

9. Sulfanilamid Agk skr larut Mudah larut Sgt skr larut Sgt skr larut

10. Sulfaguanidin Sukar larut Mudah larut - -

11. Kafein Agk skr larut Agk skr larut sukar larut Mudah larut

12. Antipirin Dlm 1 bag. Dlm 1 bag - -

13. Teobromin 1 : 0,02 1 : 0,3 1 : 0,004 -

14. Teofilin 1 : 80 1 : 180 - Sukar larut

15. Pyramidon 1 : 1,5 1 : 18 Larut baik Larut baik

B. Penentuan Unsur

1. Analisis karbon (c)

Zat dipanaskan perlahan-lahan mula-mula dengan api kecil.

Keluaran pemanasa yang kuat, jika ada karbon mula-mula akan


berwarna coklat kemudian hitam, ini dapat dianggap sebagai

orange dan jik dipanaskan terus akan hilang warna hitam dan

karbon dapat terganggu, misalnya adanya aksidasi besi yang

berasal dari persenyawaan besi.

2. Analisis N,S,P dan halogen dengan cara castellana filtrate

diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut :

Nitrogen (N)

- Filtrat + FeS04 + beberapa tetes Hcl encer hijau

- Filtrat dipanaskan mendidih denan pengocokan, lalu

didinginkan dan diasamkan biru atau hijau (frossion)

- Filtrat + FeCl3 sedikit biru atau hijau.

- Filtrat + FeSO4 hitam. Berarti ada nitrogen.

Belerang (S)

- Filtrat + Na. nitroprossida ungu / violet biru

- Filtrat + as. asetat + P6 asetat coklat hitam


Fosfat (P)

- Filtrat + ammonium molibat kuning

- Fitrat + HNO3 P + ammonium molibdat diencerkan

dengan amerium nitrat kristal.

Halogen (H)

Untuk membedakan halogen

Filtrat + CCl 4 + Na. Hipokrit encer dipanaskan sample

filtrate merah ke gelas kimia berisi air dan disaring.

C. Penentuan Gugus Fungsi

1. Ikatan rangkap

Dengan KMn O4

Zat + air / aseton 2 ml + KMnO 4 2 % tetes (> 11 ml) warna

ungu hilang.

2. Alkohol

a. Primer : zat + KMnO4 + H2SO4 warna

+ Schiff merah violet

b. Sekunder : zat + aqua gram + Na nitrofrusado + NH 4 Cl3

merah coklat / ungu.

c. Tersier : zat + HgO + H2SO4 kuning abu-abu

3. Fenol

a. Zat + FeCl3 larutan ungu + etanol kuning

4. Uji benzene

Zat + HNO3P dingin + alcohol + 2 n. + HCl


NaNO2 + - naftol dalam NH4OH cincin merah

D. Penentuan Golongan

a. Golongan alkaloid

1. Pereaksi mayer

- Antipirin : + dalam HCl 0,5 N

- Novalgin : +

2. Pereaksi Bauchardat

- Antipirin : + pereaksi harus banyak

- Noralgin : +

3. Murexide

- Teofilis : + ungu zat + HCl 25% + KClO3

panaskan di atas WB : sisa kuning

coklat + NH3 : ungu

- Trobromin : + ungu zat + HCl 25% + KClO3

panaskan di atas WB : sisa kuning

coklat + NH3 : ungu

- Caffein : zat + 1 gram 3% H2O3 atau KCl3 padat

+ 1 g + HCl 25%. Panaskan di atas WB

sampai kuning : agak jingga + NH4OH :

ungu.

b. Golongan Sulfonamida

1. Reaksi korek api


a. Batang korek api dicelupkan zat dalam HCl dll, lalu

dibasahi dengan HCl caile.

b. Batang korek api dibasahi dengan HCl encer, keringkan

lalu celupkan ke dalam larutan, zat dalam HCl dilarutkan

sulfonamida : jingga (dipanaskan di penangas air selama

10 menit).

2. DAB HCl

Zat atau larutan encer zat + pereaksi air

Setara FeCl3 + H2O2 biru intensif

- Sulfonamida (kecuali certosin) = kuning

- Sulfomerasin = kuning

- Sulfamesotin = jingga

- Sulfadiazin = kuning jingga

- Sulfomezathin = jingga

3. Dacri

Zat (disekat dulu) + CO(NO3)2 1% dalam metanol absolut 1

tetes lalu ditiupkan dengan uap amonia = ungu

- Sulfametazin = +

- Sulfamerazin = +

- Sulfaphyridin = +

- Sulfanilamid = +

- Sulfaguminidin = -

4. Vanilin H2SO4
Pada kaca objek, zat + tetes H2SO4 (+ kristal vanilin

panaskan di atas api nyala kecil (bila perlu terbentuk warna).

- Sulfanomida = kuning / hijau muda kecuali alkasin

- Sulfamerazin = merah

- Sulfamezatin = merah

5. KBrO3 (jenuh)

10 mg zat dalam H2SO4 4 M + 1 tetes KbrO3 (larutan jenuh)

- Sulfathizol = ungu coklat tua (larutan kuning)

- Sulfasuecidin = ungu coklat tua

- Sulfamezatin = ungu muda ungu coklat

kuning

- Sulfanilamid = ungu (cepat) merah coklat kesuh

- Sulfamerasin = kuning jingga merah coklat

- Sulfaguanidin = ungu muda (lambat) kuning

- Sulfopiridin = ungu muda kuning coklat kuning -

jingga

6. CuSO4

Zat + 2 ml air, didihkan + NaOH setelah dingin + CuSO 4 lalu

+ HCl ad netral/asam lemah.

- Sulfanilamid = putih

- Sulfaguanidin = biru ungu (alkalis)

- Sulfaguaccidin= kelabu ungu

- Sulfadiazin = ungu
- Sulfamerazin = kelabu coklat

- Sulfamerazin = kelabu coklat

- Sulfapiridin = hijau kelabu

c. Golongan antibiotik

a. Warna

- Tidak berwarna

Streptomisin

Kloramfenikol

Penisilin dan turunannya

Karamisin, spitamisin dan turunannya

- Kuning

Tetrasiklin

- Coklat merah

Refompisin

b. Rasa : pahit sekali kloramfenikol

c. Bau : penisilina

d. Piralisa : bau khas penisilina

e. Higroskopik : streptomizin, kanamizin, refampisin

f. Kelarutan : mudah larut dalam air asam sulfat

Tidak larut dalam air garam palmitat dan stearat.


A. Penentuan Reaksi Spesifik

1.Sulfametazin

- Sampel + P DAB HCl jingga merah

- Sampel + Roux ungu biru

- Sampel + CuSO4 coklat abu - abu

- Sampel + Indofenol rasa

- Sampel + Vanilin merah statit

2.Sulfadiazin

- DAB HCl + sampel kuning jingga

- Sampel + Roux ungu biru biru

- Sampel + CuSO4 ungu ada kristal

- Sampel + Indofenol merah rasa

- Sampel + Vanilin merah statit

3.Sulfanilamid

- Sampel + P - DAB HCl kuning jingga

- Sampel + vanilin kuning hijau

- Sampel + KbrO3 ungu merah coklat

- Sampel indofenol biru langit

- Sampel + CuSO4 biru

- Sampel + K2SO4 + air biru tinta

- Sampel + Pyrolisa biru violet = gas NH3


4.Teofilin

- Sampel + NH4OH + AgNO3 seperti sela

- Sampel + Roux hijau

- Sampel + aqua gram putih stabil

- Sampel + Diazo A + Diazo B + NaOH merah

5.Caffein

- Sampel + I2 + HCl coklat larut dalam NaOH

- Sampel + HBCl 5% putih reoskristal dengan pemanasan

tampak kristal jarum panjang

- Reaksi zwikker

1 ml pindin 10% + CUSO 4 larutan dalam air : batang panjang

tidak berwarna

- Sampel + aqua brom kuning stabil

6.Theobromin

- Sampel + murexide +

- Sampel + HNO3 + AgNO3 kristal jarum panjang

- Sampel + HCl + Ag Iod coklat hijau tua

- Sampel + larutan tanium putih

- Sampel + Vanilin merah statit


7.Atipirin

- Sampel + agua gram putih

- Sampel + P DAB HCl rasa berang

- Sampel + mayer dalam HCl 0,5 N

- Sampel + gauchordat + peraksi harus banyak

- Sampel + FeCl3 merah darah + H2SO4 kuning

- Sampel + air + NaNO2 + HCl hijau dan kristal hijau (Lama)

- Sampel + pyramidan + HNO3 encer merah coklat

8.Novalgin

- Sampel + FeCl3 biru hijau hijau kuning

- Sampel + HNO3 biru biru hijau kuning

- Sampel + KmnO4 warna kuning

- Sampel + mayer +

- Sampel + bauchardat +

- Sampel + HCl + nypclorit biru hijau

- Sampel + AgNO3 kristal

- Sampel + reduksi KmnO4 warna hilang

- Sampel + diazotasi HCl + NaNO2 + naftol/alkali

jingga coklat hijau.

9.Kloramfenikol
- Sampel + H2SO4 P kuning muda

- Sampel + 2 n + HCl + NaNO3 + b naftol basa merah

10. Tetrasiklin

- Sampel + H2SO4 P merah

- Sampel + 2 n + HCl + NaNO3 + b naftol basa ungu

11. Streptomisin

- Sampel + NaOH + FeCl3 violet tua

- Sampel + fehling

- Sampel + H2SO4

- Sampel HCl

12. Eritromisin

- Sampel 2 ml + 2 ml H2SO4, kocok kuning

- Sampel 2 ml + 5 gtt Cu (NO3)2, amoniakan, biarkan 5 menit

panaskan abu abu.

13. Penisilin

- Sampel + H2SO4 P kuning coklat, jingga

- Sampel + frohde ungu

- Sampel + marquis

- Bau spesifik

14. Oksitetrasiklin
- Sampel + H2SO4 P kuning

- Sampel + FeCl3 coklat muda

- Sampel Fehling merah

- Sampel + vanilin + H2SO4 merah hijau

15. Klortetrasiklin

- Sampel + H2SO4 P kuning

- Sampel + FeCl3 coklat muda

- Sampel Fehling merah bata

- Sampel + marevis coklat

16. Pyramidon

- Sampel + HCl + NaNO2 ungu biru

- Sampel + Mayer (+)

- Sampel Bauchardat (+)

17. Sulfaguanidin

- Sampel + P SAB HCl jingga

- Sampel + Roux kuning, hijau-hijau

- Sampel + CuSO4 alkalis biru ungu, netral negatif

18. Sulfamerazin

- Sampel + CuSO4 coklat abu-abu

- Sampel + Vanilin merah stabil

BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1. Kesimpulan

IV.2. Saran

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

OLEH :

KELOMPOK I V
KELAS W3
ASISTEN : PRATIWI RAMLAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2007

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam ilmu kefarmasian, selalu diidentikkan dengan hal yang

berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia, baik reaksi kimia senyawa

alam mapun sintetik, baik secara kualitatif mapun secara kuantitatif.

Pada praktikum kali ini berhubungan dengan reaksi identifikasi

secara kualitatif zat-zat atau senyawa obat baik obat tunggal, bahan

tambahan farmasetik serta sediaan obat jadi berdasarkan sifat fisika

kimia bahan-bahan tersebut.

Reaksi identifikasi secara kualitatif hanyalah bertujuan untuk

mengetahui apa kandungan dari sampel uji, dengan hanya

mengambil sedkit sampel kemudian dilakukan pengujian lanjutan,

berupa pemeriksaan organoleptik, penentuan gugus fungsi,

penentuan golongan, dan melakukan reaksi penegasan dengan

menggunakan pereaksi yang spesifik.

Dasar yang melatarbelakangi sehingga praktikum ini dilakukan

yaitu, diharapkan agar seorang farmasis mampu mengidentifikasi

obat-obat yang akan beredar di masyarakat, dalam rangka

pengendalian kalitas dari bahan-bahan farmasi dan sediaan obat

lainnya, demi untuk menjamin keselamatan penggunaan obat.

I.2. Maksud percobaan


Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami cara penentuan suatu zat dari golongan vitamin,

mineral dan zat tambahan lainnya.

I.3. Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk melakukan identifikasi

kualitatif terhadap senyawa obat golongan vitamin, mineral dan zat

tambahan lainnya dengan menggunakan beberapa metode

pengujian, yaitu uji pendahuluan, penentuan unsur, penentuan

gugus fungsi, uji golongan dan uji reaksi spesifik.

I.4. Prinsip percobaan

Penentuan senyawa kimia dalam senyawa obat golongan

vitamin, mineral dan zat tambahan lainnya berdasarkan uji

pendahuluan, penentuan unsur, penentuan gugus fungsi, uji

golongan dan uji reaksi spesifik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Vitamin adalah zat-zat kimia agonis dengan komposisi

beraneka ragam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh

manusia untuk memelihara fungsi metabolisme normal. Vitamin

bukan merupakan bahan bakar atau bahan untuk membangun tubuh,

kebutuhannya berkisar dari beberapa mcg (microgram), misalnya

vitamin B12 sampai ratusan mg. Tubuh manusia memiliki persediaan

tertentu yang tergantung dari jenis-jenisnya adalah cukup untuk

kebutuhan beberapa minggu sampai beberapa tahun. (Obat-obat

Penting : 792).

Vitamin dibagi menjadi dua golongan, yaitu vitamin larut lemak

dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak misalnya vitamin A, D, E,

dan K, sedangkan vitamin larut air misalnya vitamin B kompleks dan

vitamin C. Vitamin larut air disimpan dalam tubuh, untuk

mempertahankannya perlu sering di konsumsi. (Farmakologi dan

Terapi : 279).

Gangguan absorbsi vitamin dapat terjadi misalnya pada

penyakit hati dan saluran empedu, diare kronik, macam-macam

gangguan system pencernaan dan penggunaan antibiotic jangka

panjang meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin, terjadi selama

proses pertumbuhan, hamil, laksasi, dan kerja titik yang berat, stress
dan pada penyakit yang disertai dengan peningkatan metabolisme,

misalnya imfodisme dan demam. (Farmakologi dan Terapi : 716).

Beberapa vitamin tidak aktiv setelah mengalami aktivasi in

vivo. Aktivitas vitamin larut air dapat berupa fosforilasi dan juga

membutuhkan ikatan dengan nukleotida putih atau pirimidin. Vitamin

larut air berperan rheologi utnuk enzim tetentu, sedangkan vitamin D

dan A mempunyai sifat menyerupai korneum dan mengadakan

interaksi dengan reseptor spesifik. (Farmakologi dan Terapi : 716).

Mineral adalah senyawa organic yang merupakan bagian

penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologi dan

dibutuhkan untuk pertumbuhan, dan pemeliharaan jaringan termasuk

tulang. (Farmakologi dan Terapi : 213).

Unsur mineral juga dikenal sebagai zat organic atau kadar

abu. Dalam proses pembakaran bahan-bahan organic terbakar,

tetapi zat-zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu,

meskipun banyak dari elemen-elemen mineral tidak jelas diketahui

fungsinya pada makanan lemak, belum banyak penelitian sejenis

dilakukan pada manusia kerana itu unsur mineral masih belum

spenuhnya diketahui. (Farmakologi dan Terapi : 213).


II.2. Uraian Bahan

1. Vitamin A (F I IV : 119, F & T : 724 726)

Nama resmi : Axerophtolum

Sinonim : Akseroftol, retinol

Rumus Bangun :

CH3 CH3 CH3 CN3

OH
CH3

Pemerian : Dalam bentuk cairan berupa minyak

berwarna kuning muda sampai merah

yang dapat memadat pada pendinginan.

Dalam bentuk padat mempunyai

penampilan seperti pengencer yang

ditambahkan, praktis tidak berbau atau

sedikit berbau ikan. Tetapi tidak berasa

atau berbau tengik.

Kelarutan : Dalam bentuk cair, tidak larut dalam air,

dan dalam gliserin, sangat larut dalam

kloroform dan dalam eter, larut dalam

etanol mutlak dan dalam minyak nabati.

Farmakodinamik : Vitamin A dosis kecil tidak menunjukkan

efek farmakodinamik yang berarti.

Sebaliknya pemberian dosis besar,


Vitamin A menimbulkan keracunan,

Vitamin A diperlukan untuk regenerasi

pigmen retina mata dalam proses adaptasi

gelap.

Farmakokinetik : Vitamin A diabsorbsi sempurna melalui

saluran cerna dan kadarnya dalam plasma

mencapai puncak setelah 4 jam, tetapi

absorbsi dosis besar, vitamin A kurang

efisien.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Vitamin B1 (FI. IV, 1995)

Nama resmi : Thiamin nydrocloridum

Sinonim : Tiamina hidroklorida, aneurin

RK/BM : C12H17ClN4O5 HCl / 337,27

Rumus Bangun :
CH3
N NH2 SS CH2 CH2 OH

+ Cl + HCl
N
CH3 CH3

Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur putih, bau

khas lemah mirip ragi, rasa pahit.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam

etanol 95% P, praktis tidak larut dalam eter


P, dan dalam halogen P dan larut dalam

gliserol P.

Farmakodinamik : Pada dosis kecil atau dosis terapi namun

tidak memperlihatkan efek farmakodinamik

yang nyata.

Farmakokinetik : Pemberian parenteral, absorbsi

berlangsung cepat dan sempurna.

Absorbsi per oral dan berlangsung dalam

usus halus dan maksimal 8 15 mg/hari

yang mencapai dengan pemberian oral

sebanyak 40 mg.

Dosis : Pola defisiensi oral 3 x sehari 5 10 mg

2 5 mg/hari (gram HCl)

Kegunaan : Antineutikum

3. Vitamin B2 (F I III :557 dan F & T : 718)

Nama resmi : Riboflainum

Sinonim : Riboflarina, laktofianin

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, oleh

serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa

asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam

etanol 95% P dan tidak larut dalam eter P.

Farmakodinamik : Pemberian pirodoksin secara oral dan

parenteral tidak menunjukkan efek


farmakodinamik yang nyata dosis sangat

besar yaitu 3-4 g / kg BB menyebabkan

kejang dan kematian pada hewan coba.

Farmakokinetik : Pirodoksin, piridoksal, dan piridoksanin

mudah diabsorbsi melalui saluran cerna,

dan metabolik terpenting.

Dosis : Oral selama terapi dengan antagonis

4. Vitamin B6

Nama resmi : Pyrodoxini hydrocloridum

Sinonim : Piridoksin, adermin

Rumus Bangun :
CH2OH

OH CH2OH

CH3

Pemerian : Hablur putih, tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam

etanol 95% P, tidak larut dalam eter P.

Farmakodinamik : Pemberian piridoksin secara oral dan

parenteral tidak menunjukkan efek

farmakodinamik yang nyata. Dosis sangat


besar yaitu 3-4 g/kg BB menyebabkan

kejang dan kelemahan pada hewan coba.

Farmakokinetik : Pirifoksin, piridoksial dan piridoksamin

mudah diabsorbsi melalui saluran cerna,

metabolik terpenting dari ketiga bentuk

tersebut adalah 4 asam piridoksal.

Dosis : Oral selama terapi dengan antagonis

piridoksin 10 100 mg (HCl) sehari,

profilaksis 2 10 mg, mual hamil 50 mg

dan pada depresi filanthi hamil 125 mg

sehari selama 7 hari sebelum pemakaian.

5. Vitamin B12 (FI IV : 263, F dan T : 742)

Nama resmi : Cyanocobulaminum

Sinonim : Sianokobalamino

RK/BM : C63H88CON14 P / 1355,38

Pemerian : Hablur atau amorf merah tua atau serbuk

hablur merah. Bentuk anhidrat sangat

higroskopik.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam

etanol, tidak larut dalam aseton, dan

kloramfenikol dan dalam eter.

Farmakokinetik : Absorbsi, sianokobalamin diabsorbsi baik

dan larut setelah pemberian 1 M dan 5 K


kadar dalam plasma mencapai puncak

dalam.

Dosis : 1 M a/s.c (dalam) 2 x seminggu 1 mg

selama 6 minggu, lalu 1 x sebelum 1 mg

(oral : bersama intrinsic faktor 1 2 x

sehari 0,1 mg)

Kegunaaan : Sebagai vitamin

6. Vitamin C (FI IV : 39, F & T : 722)

Nama resmi : Acidum ascarbicum

Sinonim : Asam askorbat

Kelarutan : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning,

oleh pengaruh cahaya lambat laun

menjadi berwarna gelap.

Rumus Bangun :

H C - OH

O
H
OH
OH
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning,

oleh pengaruh cahaya lambat laun

menjadi berwarna gelap.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol, tidak larut dalam kloroform,

dalam eter dan dalam benzena.


Farmakokinetik : Vitamin C mudah diabsorpsi melalui zat

cerna pada keadaan normal tanpa

kenaikan kadar dalam darah setelah

diabsorbsi.

Dosis : Pada defesiensi oral 2 x sehari 250 mg

bagi 100 mg sehari, seecara profilaktik 50

100 mg sehari.

Indikasi : Pengobatan sorbat.

7. Vitamin D (FI IV ; 352 dan F & T : 728)

Nama resmi : Ergocalciferolum

Sinonim : Ergocalciferol

RK/BM : C28H44O / 396,65

Rumus Bangun :
H CH2
CH3 H
CH3
H

CH3
H CH3
H
CH2

H
H
OH
H

Pemerian : Hablur putih, tidak berbau dapat

terpengaruh oleh cahaya dari udara.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol,

dalam kloroform, dan eter dan dalam eter

dan dalam minyak lemak.


Farmakokinetik : Absorpsi Vitamin D melalui saluran cerna

vitamin B3 diabsorpsi lebih cepat dan lebih

mudah, gangguan fungsi hati, kandung

empedu.

Indikasi : Pencegahan dan pengobatan praktis, vit.

D antara lain digunakan untuk

ostemolansia.

8. Vitamin E (F I IV : 769, F dan T : 730)

Nama resmi : Tocopherolum

Sinonim : Alfa tocoperol

RK/BM : C29H50O2
CH3 CH3 CH3
Rumus Bangun : CH3
(CH2)3 CH (OH2)3 CH (OH2)3 CHOH3
CH3 O

CH3

OH

CH3

Pemerian : Praktis tidak berbau, tidak berasa, berupa

minyak kental jernih, warna kuning atau

kuning kehijauan.

Kelarutan : Tidak larut dalam air,m sukar latu dalam

larutan alkali, larut dalam etanol, dalam

eter, dalam aseton dan dalam minyak


nabati, sangat mudah larut dalam

kloroform.

Farmakodinamik : Mengenai efek dan mekanisme Vit. E

masih banyak pertentangan pendapat,

sebagai antioksidan vit. E agaknya

mencegah antioksidasi bagian sel penting.

Farmakokinetik : Diabsorpsi baik melalui saluran cerna,

dalam darah terutama terikat dengan

ketalipoprotein dan didistribusikan ke

semua jaringan. Sukar melewati saluran

urin sehingga bayi yagn baru lahir hanya

mempunyai kadar tokoferol plasma yang

kadar tokoferol plasma ibunya.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

9. Talkum (F I IV : 771)

Nama resmi : Talcum

Sinonim : Talk

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau

putih kelabu, mengkilat mudah melekat

pada kulit dan bebas dari butiran.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampur semua pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Khasiat : Zat tambahan

10. Alkohol (F I III : 80)

Nama resmi : Aluminii Hydroxydum Colloidale

Sinonim : Aluminium hidroksida koloidal

Rumus Kimia : Al2C3

Pemerian : Serbuk halus, mengandung sedikit

gumpalan, putih, tidak berbau, tidak

berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol 95% P, larut dalam asam mineral

encer dan dalam larutan alkali hidroksida

berlebihan.

11. Seng Oksida (F I III : 636)

Nama resmi : Zirci oksidum

Sinonim : Seng Oksida

RK/BM : ZnO/81,38

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus; putih atau

putih kekuningan, tidak berbau, tidak

berasa, lambat laun menyerap

karbondioksida dari udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol 95% P, larut dalam asam mineral

encer dalam larutan alkali hidroksida.


Khasiat : Zat tambahan (antiseptikum lokal)

12. Magnesium Oksida (F I III : 353)

Nama resmi : Magnesii oxidum

Sinonim : Magnesium oksidum

RK/BM : MgO / 40,30

Pemerian : Serbut sangat ringan, putih, tidak berbau,

rasa agak basa, volume 5 g antara 40 ml

hingga 50 ml.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak

larut dalam etanol 95% P; larut dalam

asam encer

Khasiat : Zat tambahan

13. Klorfeniramin maleat (F I III : 153)

Nama resmi : Chlorpheniramini maleas

Sinonim : Klorfeniramina maleat

RK/BM : C16H19ClN2. C4H4O4 / 390,87

Rumus Bangun :

HC COH
N
CH

CH2CH2CCH3)2 HC - COOH
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa

pahit.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air dan 10 bagian

etanol 95% P dan dalam 10 bagian

kloroform P, sukar larut dalam eter P.

Khasiat : Zat tambahan (antihistaminikum).

14. Setaseum (F I III : 141)

Nama resmi : Cetaceum

Sinonim : Spermaceti, setaceum

Pemerian : Massa hablur, bening, licin, putih mutiara,

bau dan rasa lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol 95% P, dingin, larut dalam 20

bagian etanol 95% P mendidih, dalam

kloroform P dan dalam eter P, dalam

karbondisulfida P, dalam minyak lemak

dan dalam minyak atsiri.

Khasiat : Sebagai zat tambahan

15. Parafin Cair (F I III : 494)

Nama resmi : Paraffinum liquidum

Sinonim : Parafin cair

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak

berfluorensensi, tidak berwarna, hampir


tidak berbau, hampir tidak mempunyai

rasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol

95% P, larut dalam kloroform P, dan eter P.

Khasiat : Zat tambahan

16. Vaselin Putih (F I III : 633)

Nama resmi : Vaselinum album

Sinonim : Vaselin putih

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat

ini tetap setelah zat dileburkan dan

dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol

95% P, larut dalam kloroform P, dan eter P

dan dalam minyak tanah P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

17. Cera Flava (F I III : 140)

Nama resmi : Cera flava

Sinonim : Malam Kuning

Pemerian : Zat padat, coklat kekuningan; bau enak

seperti agak rapuh jika dingin, menjadi

elastis jika hangat dan bekas patahan

buram dan berbutir butir.


Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut

dalam etanol 95% P, larut dalam kloroform

P, dan eter P hangat, dalam minyak lemak

dan dalam minyak atsiri.

Kegunaan : Zat tambahan

18. Cera Album (F I III : 140)

Nama resmi : Cera Album

Sinonim : Malam putih (Cera alba)

Pemerian : Zat padat, lapisan tipis bening, putih

kekuningan, bau khas lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agar sukar

larut dalam etanol 95% P dingin, larut

dalam kloroform P, dalam eter P hangat,

dalam minyak lemak dan dalam minyak

atsiri.

Khasiat : Zat tambahan

19. Vaselin (FI III : 633)

Nama resmi : Vaselinum Album


Sinonim : Vaselin putih

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat

ini tetap setelah zat dileburkan dan

dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol 95% P, larut dalam kloroform P,

dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah

P, larutan kadang kadang berfluoresensi

lemah.

Khasiat : Zat tambahan

BAB III

PROSEDUR KERJA
A. Pemeriksaan pendahuluan

N
Senyawa Obat Bentuk Warna Bau Rasa
o
1 Vitamin A Cairan seperti Kuning muda berbau
minyak Hingga
2 Vitamin B1 Hablur kecil, merah Bau khas Pahit
serbuk kecil Putih lemah
3 Vitamin B2 Serbuk Bau lemah Agak
4 Vitamin B6 hablur/hablur Kuning- berbau pahit
5 Vitamin B12 putih jingga berbau Asin
Hablur/serbuk Putih
6 Vitamin C hablur Merah tua Berbau Asam
Serbuk/hablur
7 Vitamin D Hablur/serbuk Putih dan berbau berasa
8 Vitamin E Cairan kental agak kuning berasa
berbau
9 Talkum Serbuk hablur Putih
Kuning
10 Alkohol Putih/putih
11 Seng Oksida kelabu
12 Magnesium Oksid
13 Klorfeniramin Mlt
14 Setaseum
15 Adeps Lanae
16 Cera Flava
17 Cera Alba
18 Parafin
19 Vaselin

Kelarutan : Lihat Uraian Bahan

B. Penentuan unsur

A. Analisis Karbon (C)


Zat dalam cawan porselin dipanaskan perlahan lahan mula

mula api kecil, kemudian dengan pemanasan lebih kuat, jika ada

karbon mula mula akan berwarna coklat kemudian hitam.

B. Analisis N, S, P, dan halogen dengan cara castellana. Cara ini

mengggunakan Na2SO3 dan logam Na dalam perbandingan (2 : 1)

zat dicampurkan dengan castellana ( 1: 3) kemudian dalam tabung

ke bahan zat. Panaskan sampai pijar ( merah )dan dalam keadaan

pijar di masukkan dalam gelas piala yang berisi air dan disaring.

Filtrat di ambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.

1. a. Nitrogen dalam bentuk NaCN

- Filtrat + FeSO4 P + HCl encer beberapa tetes hijau

- Filtrat + dipanaskan sampai mendidih dengan

pengocokan, didinginkan, asamkan biru / hijau /

biru (prosin segera)

- Filtrat + FeCl3 biru / hijau

- Filtrat + FeCl3 (sedikit) biru prosing

b. Nitrogen dalam bentuk NaOH5

- Filtrat + FeSO4 hitam

2. Belerang dalam bentuk NaOH5 (5)

- Filtrat + Na. Nitroprosida ungu

- Filtrat + asam asetat + larutan P6 asetat coklat hitam

3. Fosfor (P)

- Filtrat + amonia molibdat kuning


- Filtrat + HNO3 P + amonia molibdat, panaskan dan

encerkan dengan ammonium nitrat lihat kristalnya

dengan bentuk bundar-bundar.

4. Halogen

- Filtrat + HNO3 encer selama 2 menit untuk

menghilangkan CN dan CN5 + AgNO3 filtrat merah.

C. Penentuan Gugus Fungsi

a. Ikatan rangkap

Dengan KMnO4

Zat + air/aseton 2 ml + KmnO 2% tetets (> 1 ml) warna

ungu hilang.

b. Alkohol

- Primer : zat + KMnO4 + H2SO4 warna + schiff merah

violet

- Sekunder : zat + aqua brom + Na. Nitrofrosida + NH 4Cl

merah coklat/ungu

- Tersier : zat + HgO + H2SO4 kuning abu abu.

c. Fenol

Zat + FeCl3 larutan ungu tetanol kuning

d. Uji benzena

Zat + HNO3 P alkohol + 2 n + HCl NaNO3 + naftol

dalam NH4OH cincin merah.


D. Penentuan Golongan

1. Vitamin A (Retinol)

- Zat + AgNO3 rose

- Zat berflouresensi : hijau kuning

- Zat + CHCl3 + 56Cl3 ungu coklat

2. Vitamin B1

- Zat + pereaksi cuprifit hijau ada sedikit biru.

- Zat + NaOH pekat kuning muda + KmnO4 hijau

- Zat + asam. pikrat terbentuk kristal. Amati secara

mikroskopis.

- Zat + NaOH + K3FeCN6 + Amylalkohol berfluoresensi

ungu

- Zat + pereaksi nessler kuning

- Zat dipijarkan menunjukkan warna : putih kuning coklat

hitam.

3. Vitamin B2 (Riboflavina)

- Zat sebanyak 1 mg dalam 100 ml air dalam tabung reaksi,

kemudian dilewatkan cahaya dan amati cahaya yang

diteruskan larutan.

Berwarna kuning pucat kehijauan

Berfluoresensi hijau kekuningan intensif

Penambahan asam mineral/alkali, fluoresensi hilang.

4. Vitamin B6 (Piridoksin HCl)


- Zat + pereaksi diazo A + diazo B + NaOH kuning - jingga

merah.

- Zat FeCl3 merah darah.

- Fluoresensi ungu (bentuk serbuk/padat)

5. Vitamin B12 (cyanocobalamin)

- Larutan zat dalam air + asam askorbat biru

6. Vitamin C (asam askorbat)

- Zat + NaOH merah

- Zat + CuSO4 + H2SO4 biru

7. Vitamin D (ergocalsiferol)

- Zat + CHCl3 + 56Cl3 biru

- Larutan zat dalam CHCl3 + 56Cl3 kuning jingga.

8. Vitamin E (alfa tokoferol)

- Larutan zat dalam etanol absolut + HNO 3 merah.

E. Penentuan Reaksi Spesifik

a. Vitamin A

Reaksi cair dan price


Larutan dalam CHCl3 bebas air + 56Cl3 dalam CHCl3

Bebas air biru

b. Vitamin B1

- Zat + pereaksi diazo A + diazo B + pereaksi yang terdiri dari

5,8 gr Na asetat dalam 100 ml air dan NaOH 1 N 100 ml

kocok + 1 gtt formalin kocok merah.

- Dengan pereaksi formaldehid biru

- Dengan pereaksi DAB + asam asetat, keringkan di atas

penangas air, sisa ditarik dengan sedikit asam asetat

merah.

c. Vitamin B2

- Sampel + AgNO3 merah

d. Vitamin B6

- Zat + FeCl3 merah darah

e. Vitamin B12

- Tidak ada yang spesifik dapat dinyatakan gugusan, akan

tetapi lebih baik dengan spektrofotometri.

f. Vitamin C

- Sampel + Ag iod warna segera hilang

- Sampel + CuSO4 + H2SO4 warna biru

- Sampel + NaOH merah

- Sampel Fehling hijau merah


g. Vitamin D

- Larutan dalam CHCl3 + 5Hj asam cukablong + H 2SO4 P

cincin merah sampai ungu.

h. Vitamin E

- Daya reduksi kuat

- Larutan dalam alkohol + HNO3 merah.

BAB IV

PEMBAHASAN
Vitamin adalah senyawa organik yang penting bagi kehidupan aktif

secara fisiologik. Di dalam tubuh manusia tidak dibentuk atau dibentuk

sangat sedikit dengan bantuan faktor luar tertentu. Namun pada orang

dewasa yang sehat jarang terjadi defesiensi karena jumlah vitamin yang

dibutuhkan sangat sedikit.

Yang dimaksud dengan mineral adalah unsur unsur yang berada

dalam bentuk sederhana yang sering disebut dengan nutrient. Mineral

yang terdapat dalam tubuh dan makanan terutama terdapat dalam bentuk

ion ion yang mana ion ion mineral dalam tubuh berfungsi untuk

mengatur proses metabolisme, mengatur keseimbangan asam basa,

membantu transpor senyawa senyawa penting, dan lain lain.

BAB V

PENUTUP
V.1. Kesimpulan

V.2. Saran

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN

OBAT-OBAT CAMPURAN

OLEH :
KELOMPOK I
KELAS L
ASISTEN : JAMALUDDIN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2006

Anda mungkin juga menyukai