Anda di halaman 1dari 24

P14.

Sifat-Sifat Biofarmasetika
• Disampaikan oleh :
• apt. Tri Minarsih.,M.Sc

1
2
3
FASE BIOFARMASETIK

• FASE BIOFARMASETIK dimulai saat pemberian obat hingga terjadinya


penyerapan
• Tahapan fase biofarmasetik tergantung pada cara pemberian dan bentuk
sediaan obat  yang berperan dalam proses pre-disposisi obat
• Pre-disposisi obat menentukan nasib obat dalam tubuh (in vivo)
• Pre-disposisi obat meliputi : LIBERASI (Pelepasan), DISOLUSI (Pelarutan),
dan ABSORPSI (Penyerapan)

4
Fase Biofarmasetik Nasib Obat In Vivo dalam Sistem L.D.A

LIBERASI (Pelepasan)
• Tahap pemecahan
• Tahap peluruhan

5
DISOLUSI

• Disolusi merupakan suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat
menjadi terlarut dalam suatu pelarut atau proses melarutnya suatu solid.
• Bentuk sediaan padat terdispersi dalam cairan setelah dikonsumsi kemudian
akan terlepas dari sediaannya dan mengalami disolusi dalam media biologis,
diikuti dengan absorpsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan
menunjukkan respons klinis

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
KOEFISIEN PARTISI

17
KOEFISIEN PARTISI

1. Jika suatu cairan atau padatan berlebih ditambahkan pada campuran dua
cairan tidak bercampur, zat tersebut akan mendistribusikan diri diantara
kedua fase sehingga masing-masing menjadi jenuh
2. Jika jumlah zat yang ditambahkan pada pelarut tidak bercampur, tidak
cukup untuk menjenuhkan larutan, zat tersebut tetap akan terdistribusi di
antara kedua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu

18
KOEFISIEN PARTISI

Konstanta kesetimbangan (K) zat terlarut diantara pelarut yang tidak


bercampur dikenal sebagai perbandingan distribusi, koefisien distribusi, atau
koefisien partisi.
Konstanta kesetimbangan (K) dikenal sebagai hukum distribusi yang dapat
dhitung dengan rumus : K=
C1 = konsentrasi kesetimbangan zat dalam pelarut 1
C2 = konsentrasi kesetimbangan zat dalam pelarut 2

19
KOEFISIEN PARTISI

Contoh soal koefisien distribusi atau koefisien partisi:


Jika asam borat didistribusikan di antara air dan amil alkohol pada 25,
konsentrasi dalam air 0,0510 mol/liter dan dalam amil alkohol adalah 0,0155
mol/liter.
a. Hitunglah nilai koefisien distribusi asam borat menggunakan perbandingan
air dalam amil alkohol !
b. Hitunglah nilai koefisien distribusi asam borat menggunakan perbandingan
amil alkohol dalam air !
20
SISTEM KLASIFIKASI BIOFARMASETIKA

KELAS 1 = Obat melarut secara cepat dan diabsorpsi dengan baik. Masalah
bioavailabilitas tidak diharapkan untuk produk obat pelepasan segera
KELAS 2 = Obat dengan kelarutan terbatas dan diabsorpsi dengan baik.
Bioavailabilitas dikendalikan oleh sediaan dan laju pelepasan bahan obat

KELAS 3 = Obat dengan penembusan terbatas, bioavailabilitas dapat tidak


sempurna jika obat tidak dilepas dan melarut dalam rentang absorpsi
KELAS 4 = Kesulitan dalam formulasi produk obat yang akan melepas
bioavailabilitas obat secara konsisten, mungkin diperlukan rute pemakaian
pengganti 21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai