Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Riview

FARMAKOTERAPI I
Oleh :
Kelompok 4
M. Rois Maulana 052211016
Fanisa Kurnia P. 052211017
Refi Hardianti 052211019
Elfa Sakinah 052211020
Diah Ayu K. 052211021
Judul Jurnal …

“Sakit Kepala Menstruasi pada Wanita dengan Migrain Kronis yang


Diobati dengan Erenumab: Seri Kasus Pengamatan”
(Menstrual Headache in Women with Chronic Migraine Treated with
Erenumab: An Observational Case Series)

Ornello, Raffaele. et.all .2021


PENDAHULUAN

Migrain merupakan sakit kepala dengan prevalensi sebesar 14% orang diseluruh dunia.
Gangguan penyakit ini memiliki tingkatan frekuensi dan keparahan. Pada tipe keparahannya
yang sering terjdi dikenal dengan migrain kronis, sakit kepala dapat terjadi ≥ 15 hari setiap
bulan. Penyakit ini dikaitkan dengan vaskular, kejiwaan, komorbiditas GI yang dimungkinkan
dapat berdampak buruk pada sakit kepalanya. Pada wanita prevalensi migrain dan kecacatan
yang terjadi lebih banyak diderita khususnya pada wanita muda, hal ini dikarenakan pada
wanita terdapat kadar estrogen yang tinggi dan fluktuasi/tidak stabil.
Lanjutan....
Migrain lebih sering diderita pada wanita ketika masa menstruasi dari pada periode lain dari
siklus pada wanita subur, hal ini disebabkan karena adanya penurunan kadar estrogen yang
terjadi secara tiba-tiba "penarikan estrogen". Migrain yang dialami pada wanita menstruasi
dapat terjadi lebih lama, lebih parah, dan lebih tahan pada pengobatan akut dibandingkan
dengan migrain pada kondisi tidak menstruasi. Pola menstruasi migrain sangat khas sehingga
Klasifikasi Internasional Gangguan Sakit Kepala memasukkan definisi "migrain menstruasi
murni" dan "migrain terkait menstruasi" dengan tujuan untuk mengidentifikasi migrain yang
terjadi.
Mekanisme terajadinya migraine secara singkat yaitu terjadi setelah aktivasi system
trigeminovaskular dilepas dan meghasilkan Calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang
merupakan salah satu mediator utama nyeri migrain.
Antibodi monoklonal yang menentang CGRP atau reseptornya adalah spesifik migrain
pertama yang disetujui sebagai agen pencegahan. Pada serangan migraine saat menstruasi
penting untuk menentukan perlunya tindakan pencegahan tambahan seperti perawatan
hormonal.
Dalam penelitian ini, peneliti bergegas untuk menentukan perbedaan antara migrain menstruasi
dan non-menstruasi yang tetap berada di bawah pengobatan dengan agen pencegahan khusus
migrain, peneliti melakukan analisis pada pasien wanita yang diobati dengan erenumab, antibodi
monoklonal yang menentang reseptor CGRP.
METODE PENELITIAN
1. Studi Populasi

Wanita berusia ≥18 tahun yang dirujuk ke Pusat Sakit Kepala tersier pada Januari 2019-Juni
2020 dengan diagnosis migrain kronis, yang melaporkan siklus menstruasi teratur, dan
melaporkan menstruasi sebagai pemicu serangan sakit kepala yang lebih parah.Wanita diobati
dengan erenumab sesuai indikasi klinis, untuk diteliti lebih lanjut, dalam penelitian ini semua
wanita harus bebas dari penyakit penyerta medis. Untuk hanya menilai efek siklus menstruasi
alami, tanpa pengaruh hormon eksogen, peneliti mengecualikan wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral selama masa penelitian dan wanita menopause.
Sampel Erenumab dikeluarkan dari perusahaan manufaktur dan gratis untuk pasien, pasien
memulai erenumab dengan dosis 70 mg setiap bulan; eskalasi ke 140 mg bulanan diperbolehkan
sesuai dengan kebutuhan klinis. Karena ini adalah studi observasional, tidak ada pengobatan
wajib, dan perawatan pencegahan oral bersamaan diperbolehkan. Dalam penelitian ini wanita
didefinisikan sebagai “penanggap” untuk erenumab jika melaporkan a≥50% penurunan hari
sakit kepala bulanan, dibandingkan dengan baseline yang dilaporkan selama lebih dari setengah
tindak lanjut dalam pengobatan.
2. Pengumpulan Data

Pasien diminta untuk memberikan catatan tentang berapa lama sakit kepala yang dirasakan, nilai
skala nyeri yang dirasakan dengan indikator angka 0-10, jumlah obat yang digunakan, dan
berapa lama menstruasi. Penulis memberikan aturan kepada pasien untuk tidak membedakan
penilaian pada sakit kepala migrain dan lainnya. Pada laporan tentang para wanita yang
dirasakan dalam 3 siklus juga harus tercatat untuk diolah pada data buku harian database
terkomputerisasi yang dioperasikan oleh satu operator.

Menurut definisi International Classification of Headache Disorders :


mendefinisikan dua hari sebelum menstruasi sebagai "pramenstruasi" dan tiga hari pertama
menstruasi sebagai "menstruasi"
3. Analisis Statistika
Dari proses pengamatan peneliti mencatat jumlah hari sakit kepala (termasuk migrain dan
non-migrain), jumlah obat akut perhari sakit kepala, dan intensitas sakit kepala. Kemudian
parameter
Kami menganggapyang digunakan
hari pengamatan adalah
sebagai saat menstruasi,
unit statistik. perimenstruasi,
Kami mencatat jumlah haridan non-menstruasi.
sakit Penelitidan
kepala (termasuk migrain
non-migrain), jumlah obat akut per hari sakit kepala, dan intensitas sakit kepala. Parameter tersebut dilaporkan untuk hari-
juga menghitung rasio odds (OR) dan interval kepercayaan 95% dari sakit kepala saat
hari menstruasi, perimenstruasi, dan non-menstruasi. Kami menghitung rasio odds
(OR)menstruasi
dan interval kepercayaan 95% dari
, pramenstruasi danhari-hari sakit kepala menstruasi
non-menstruasi dan pramenstruasi
dengan tingkat keparahan vs non-menstruasi
sakit kepala dan hari-hari
sedang
sakit kepala sedang hingga berat. Kami juga menghitung OR dan interval kepercayaan 95% untuk hari dengan 2penggunaan
obat akut,berat.
hingga selamaPeneliti
total harijuga
pengamatan.
menghitungProporsi hari sakit
interval kepala, hari sakit
kepercayaan 95% kepala sedang
untuk sampai berat,
penggunaan danakut,
obat hari 2
denganpenggunaan obat akut dibandingkan dengan menggunakan uji Chi-square. p-nilai adalah Brain Sci. 2021, 11, 370 3
dariselama pengamatan.
8 ditetapkan pada <0,05 Aspek yang digunakan
untuk signifikansi. adalahdengan
Analisis dilakukan hari menggunakan
saat menderita sakit20.0
SPSS versi kepala sedang NY,
(IBM, Armonk,
USA).
sampai berat, dan hari penggunaan obat akut . Kemudian dibandingkan dengan menggunakan
uji Chi-square. dengan ketentuan jika p-nilai <0,05 maka data yang dihasilkan signifikan. Data
analisis diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20.0.
HASIL & PEMBAHASAN
Peneliti memasukkan data dalam penelitian adalah 18 wanita, dengan usia rata-rata 38 tahun

(kisaran interkuartil, 28-47 tahun), durasi migrain rata-rata 18 tahun (kisaran interkuartil, 12-27

tahun), dan median 19 tahun (kisaran interkuartil, 15-25 tahun) hari sakit kepala bulanan, sebelum

memulai pengobatan erenumab. Para wanita yang disertakan berkontribusi total 2926 hari dan 103

siklus menstruasi, dengan rata-rata (±standar deviasi) panjang siklus 27,3 ± 6,5 hari; 309 hari

dianggap menstruasi, 206 pramenstruasi, dan 2411 non-menstruasi. Sebelas dari 18 wanita

diklasifikasikan sebagai penanggap erenumab dan tujuh sebagai non penanggap erenumab;

responden erenumab mengalami 183 hari menstruasi, 122 hari pramenstruasi, dan 1414 hari tidak

menstruasi, sedangkan responden erenumab mengalami 126 hari menstruasi, 84 hari pramenstruasi,

dan 997 hari tidak menstruasi.


HASIL & PEMBAHASAN

Pada tabel 1 melaporkan karakteristik pasien. Karakteristik penanggap erenumab tidak berbeda

dari non-penanggap erenumab, kecuali dari proporsi yang lebih rendah dari pasien yang diobati

dengan dosis bulanan 140 mg (p = 0,013). Tiga wanita meningkatkan dosis dari 70 mg menjadi 140

mg setiap bulan pada pemberian kedua, dua pada pemberian ketiga, dua pada pemberian keempat,

dan empat pada pemberian kelima.obat yang berlebihan terjadi pada kelima responden erenumab dan

tidak satu pun dari enam non-penanggap erenumab yang melaporkan penggunaan obat secara

berlebihan sebelumnya. Khususnya, non-penanggap menggunakan pencegahan oral bersamaan lebih

sering daripada responden (Tabel.1)


Sedangkan proporsi hari, pada saat sakit kepala lebih tinggi pada hari-hari
menstruasi, dibandingkan pada hari pramenstruasi atau non-menstruasi (49,5% vs
30,6% vs 29,5%, masing-masing; p <0,001). Temuan ini konsisten pada responden

Proporsi harierenumab
sakit kepala(34,4% vspada
lebih tinggi 14,8% vs menstruasi
hari-hari 16,3%, masing-masing;
dibandingkan padap<0,001) dan non- atau non-
hari-hari pramenstruasi
menstruasi (49,5% vs 30,6% vs 29,5%, masing-masing; p
penanggap (71,4% vs 53,6% vs 48,3%, masing-masing; p<0,001) Khususnya OR
menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan hanya antara hari-hari menstruasi
dan non-menstruasi
Gambar 1.
(A) Proporsi hari sakit kepala pada hari-hari menstruasi,
pramenstruasi, dan non-menstruasi pada pasien penelitian menurut
respons terhadap erenumab.
(B) Proporsi hari sakit kepala sedang hingga berat pada hari-hari
menstruasi, pramenstruasi, dan non-menstruasi pada pasien penelitian
Proporsi hari sakit kepala lebih tinggi pada hari-hari menstruasi dibandingkan pada hari-hari pramenstruasi atau non-
menurut respons terhadap erenumab.
menstruasi (49,5% vs 30,6% vs 29,5%, masing-masing; p
(C) Jumlah obat akut per hari sakit kepala pada hari-hari menstruasi,
pramenstruasi, dan non-menstruasi pada pasien penelitian, menurut
respons terhadap erenumab.
Semua perbandingan signifikan (p < 0,001 dan di erenumab non-
penanggap (61,9% vs 47,6% vs 36,8%, masing-masing p < 0,001)
(Gambar 1B).
Sekali lagi, OR menunjukkan bahwa perbedaannya signifikan hanya antara
hari-hari menstruasi dan non-menstruasi Gambar 1C melaporkan jumlah obat yang
digunakan oleh pasien per hari sakit kepala. Proporsi hari sakit kepala dengan 2obat
akut selama total hari sakit kepala lebih tinggi pada menstruasi atau pramenstruasi
dibandingkan pada hari-hari non-menstruasi, pada kelompok keseluruhan (19,0% vs
Proporsi hari20,6%
sakit kepala lebih tinggi
vs 11,4%; pada hari-hari
p = 0,009) dan di menstruasi
erenumab dibandingkan
non-penanggappada(25,6%
hari-harivspramenstruasi
22,2% vs atau non-
menstruasi (49,5% vs 30,6% vs 29,5%, masing-masing; p
12,2%; p = 0,002), tetapi tidak pada responden erenumab (9,5% vs 16,7% vs 9,6%;
p = 0,620). Dibandingkan dengan hari-hari non-menstruasi, perbedaannya
signifikan untuk kedua hari menstruasi dan pramenstruasi di kelompok keseluruhan,
untuk hari-hari menstruasi hanya di erenumab non-penanggap, dan untuk tidak ada
kategori di responden erenumab
KESIMPULAN

Data jurnal menunjukkan bahwa erenumab mungkin memperbaiki migrain

Proporsi harimenstruasi
sakit kepala tetapi menstruasi
lebih tinggi tetapmenstruasi
pada hari-hari menjadi dibandingkan
pemicu terjadinya migrain
pada hari-hari bahkan atau non-
pramenstruasi
setelah pengobatan menstruasi
dengan (49,5%
erenumabvs 30,6% vs 29,5%,pada
dan bahkan masing-masing;
wanita yangp memiliki respon
yang baik terhadap pengobatan.
-THANK YOU-

HAVE A
NICE DAY

Anda mungkin juga menyukai