Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product

http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Evaluasi Ketepatan Dosis dan Obat Antihipertensi Terhadap Pada Pasien


Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang

Evaluation Of The Dose and Antihypertensive Drugs In Outpatient Hypertension at


Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang

Wycidalesma(1), Richa Yuswantina(2)


Program Studi Farmasi, Universitas Ngudi waluyo
(1)(2)

Email: wycidalesma@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah
diastolik >90 mmHg dan merupakan faktor terbesar penyebab mobiditas dan mortalisis.
Ketidaktepatan terapi hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang dapat
memperburuk keadaan penderita.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan
penggunaan obat dan dosis obat antihipertensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel 90
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil secara purposive sampling.
Analisis data menggunakan program SPSS (Statistic Package for the Social Science)
meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan
obat terjadi pada 85 pasien (94,44%). Ketepatan dosis obat terjadi pada 90 pasien
(100%)
Kata Kunci : Ketepatan, Hipertensi, Obat, Dosis

Abstract
Hypertension is a increased in systolic blood pressure >140 mmHg and diastolic blood
pressure >90 mmHg and the biggest factor causing mobidity and mortality. The
inaccuracy in hypertension therapy can cause complication and make if worse. The
objective of the study is to determine the accuracy and the dose of antihypertensive
drugs.This research was non-experimental descriptive research using a retrospective
approach. The number of samples 90 who met the inclusion and exclusion criteria
taken by purposive sampling. Data analysis used the SPSS program (Statistical Package
for the Social Science) included univariate and bivariate analysis. The results show that
the accuracy of the drug is in 85 patients (94,44%), and the inaccuracy of the drug is in
5 patients (5,56%). Whereas the accuracy of drug dosage is in 90 patients (100%). The
accuracy of antihypertensive drug is 85 patients (94,44%), while the accuracy of the
dose is 90 patients (100%).
Keywords: Accuracy, Hypertension, Drug, Dose

penyebab mobiditas dan mortalitas.


PENDAHULUAN Ketidaktepatan terapi hipertensi dapat
1. Latar Belakang menyebabkan terjadinya komplikasi
Hipertensi adalah peningkatan yang dapat memperburuk keadaan
tekanan darah sistolik >140 mmHg penderita.Terapi hipertensi menurut
dan tekanan darah diastolik >90 guideline JNC 8 adalah perubahan
mmHg dan merupakan faktor terbesar target tekanan darah sistolik pada

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 134
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

pasien berusia 60 tahun ke atas penggunaan obat yang rasional sangat


menjadi <150/90 mmHg dan target penting untuk meningkatkan
tekanan darah pada pasien berusia 60 keberhasilan terapi (WHO, 2013).
tahun ke bawah berubah menjadi Ketepatan pemilihan obat
<140/90 mmHg. Sedangkan pasien tersebut bertujuan agar penggunaan
dewasa dengan diabetes atau penyakit obat sebagai tanggung jawab bersama
ginjal kronik Joint National dapat menghasilkan outcome terapi
Commission (JNC VIII), rekomendasi yang optimal (Kusumadewi, 2011).
target tekanan darah yang harus Keberhasilan (outcome) terapi adalah
dicapai adalah <140/90 mmHg (JNC pengobatan hipertensi di rumah sakit
VIII, 2014). salah satunya dapat dilihat dari
Prevalensi hipertensi di penurunan tekanan darah pasien
Indonesia menurut Riskesdas tahun mencapai target dan keadaan pasien
2013 sekitar 25,8% dan mengalami dari perkembangan tanda – tanda fisik
peningkatan pada tahun 2018 sekitar pasien selama pasien menjalani
34,1%. Pada umur ≥18 tahun di pengobatan di Rumah Sakit Bhakti
Indonesia yang didapatkan melalui Wira Tamtama Semarang pada
jawaban pernah di diagnosis tenaga Periode Januari-Maret tahun 2019.
kesehatan sebesar 9,4. Jadi cakupan Berdasarkan uraian maka
tenaga kesehatan hanya 36,8%, peneliti ingin melakukan penelitian
sebagian besar 63,2% kasus hipertensi mengenai “Evaluasi Ketepatan Obat
di masyarakat tidak terdiagnosis. dan Dosis Obat Antihipertensi
Pemberian obat dikatakan tepat terhadap Keberhasilan Terapi pada
apabila jenis obat yang dipilih Pasien Hipertensi Rawat Jalan di
berdasarkan pertimbangan manfaat Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama
dan risiko. Ketepatan obat dinilai Semarang Periode Januari-Maret 2019.
berdasarkan kesesuaian pemilihan 2. Tujuan Penelitian
obat dengan mempertimbangkan a. Untuk mengetahui ketepatan
diagnosa yang tertulis dalam rekam penggunaan obat antihipertensi.
medik dan dibandingkan dengan b. Untuk mengetahui ketepatan dosis
standar yang digunakan pemberian obat antihipertensi.
obat antihipertensi tanpa penyakit
penyerta dengan menggunakan METODE PENELITIAN
monoterapi. Sedangkan kriteria tepat Penelitian ini merupakan
dosis adalah tepat dalam frekuensi penelitian non eksperimental dengan
pemberian, dosis yang diberikan dan pendekatan deskriptif. Pengambilan data
jalur pemberian obat kepada pasien. dilakukan secara retrospektif yang
Bila peresepan obat antihipertensi dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Wira
berada pada rentang dosis minimal Tamtama Semarang. Pengambilan data
dan dosis per hari yang dianjurkan dengan melakukan penelusuran catatan
maka peresepan dikatakan tepat dosis pengobatan pasien pada kartu rekam
(Kemenkes RI, 2011). medik pasien. Kemudian menggunakan
Evaluasi ketepatan penggunaan analisa data univariat dan analisa data
obat dan dosis obat antihipertensi bivariat dengan SPSS menggunakan uji
bertujuan untuk memastikan statistik chi-square dengan tingkat
penggunaan obat yang rasional kepada kepercayaan 95% dan tingkat signifikan
penderita hipertensi. Dimana (a) < 0,05. Penelitian dilakukan pada

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 135
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

bulan Juni tahun 2019 dengan jumlah 18-60 tahun, pasien hipertensi tetap
sampel yang masuk kriteria inklusi dan selama 3 bulan diterapi, pasien hipertensi
eksklusi sebanyak 90 sampel. Kriteria yang mendapatkan obat dengan terapi
inklusi adalah kriteria dimana subjek yang sama di Rumah Sakit Bhakti Wira
penelitian dapat mewakili dalam sampel Tamtama Semarang. Kriteria Eksklusi
penelitian, memenuhi syarat sebagai adalah data rekam medis dan resep pasien
sampel yaitu, pasien yang didiagnosa hipertensi rawat jalan pada tahun 2019
hipertensi tanpa penyakit penyerta yang tidak lengkap dan tidak dapat terbaca
kardiovaskuler, pasien hipertensi umur jelas, dan pasien ibu hamil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Pasien
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi Tanpa Penyakit Penyerta
Kardiovaskuler yang Menerima Obat Hipertensi Berdasarkan Kelompok Usia
dan Jenis Kelamin
Jumlah Persentase (%)
18-36 0 0
Usia (tahun) 37-50 43 47,8
51-60 47 52,2
Perempuan 59 65,6
Jenis Kelamin
Laki-Laki 31 34,4
Total 90 100
Karakteristik pasien hipertensi adanya pengaruh Sindrom withdrawal
berdasarkan jenis kelamin bertujuan esterogen pada wanita yang telah
untuk mengetahui perbandingan mengalami masa menopause. Hal ini
jumlah pasien perempuan dan laki- dikarenakan wanita memiliki faktor
laki yang menderita hipertensi tanpa resiko yang beragam diantaranya
penyakit penyerta kardiovaskuler. obesitas sentral, tingginya kolesterol
Hasil penelitian pada 90 pasien total, dan rendahnya HDL yang dapat
hipertensi tanpa penyakit penyerta mencetuskan terjadinya hipertensi.
kardiovaskuler paling banyak terjadi Berdasarkan umur yang paling
pada pasien perempuan sekitar 59 banyak terjadi pada umur (37-50
pasien (65,6%) dan 31 pasien (34,4%) tahun) sebanyak 43 pasien (47,8%),
terjadi pada pasien laki-laki. Hal ini dan kategori umur (51-60) sebanyak
kemungkinan dapat terjadi karena 47 pasien (52,2%).
2. Karakteristik Obat
Tabel 2. Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal pada Pasien Hipertensi
Tanpa Penyakit Penyerta Kardiovaskuler

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 136
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Keterangan :
Diuretik :
ARB : Angiotensin II Reseptor Blocker
CCB : Calcium Channel Blocker
ACEI : Angiotensin Converting Enzym Inhibitor
β-Blocker : Penyekat β-Adreno Reseptor

Berdasarkan tabel 2, Pengobatan hipertensi menjadi


penggunaan obat antihipertensi salah satu ukuran keberhasilan terapi
tunggal yang banyak digunakan pengobatan hipertensi. Menurut
adalah obat golongan CCB (Calcium pedoman joint National Committee
Channel Blocker) yaitu Amlodipin (JNC VIII) penderita hipertensi
sebanyak 30 pasien dengan persentase dengan diabetes mellitus dan CKD
sebanyak 68,18%. Dan pengobatan disarankan untuk memulai terapi
hipertensi kombinasi obat yang farmakologi untuk menurunkan
banyak diresepkan adalah antara CCB tekanan darah pada tekanan darah
dengan ARB (Amlodipin dengan sistolik atau tekanan darah diastolik,
Candesartan) yaitu sebanyak 22,2%. dan memberikan terapi hingga target
Pengobatan hipertensi berbeda-beda tekanan darah mencapai. Untuk
antara satu pasien dengan pasien lain, kombinasi obat antihipertensi
pengobatan tersebut bersifat sebaiknya dipilihkan dari golongan
individual dengan memperhatikan yang berbeda, dimulai dari dosis yang
bahwa efek obat terkadang tidak sama lebih rendah untuk meningkatkan
bagi setiap individu (Kowalski, 2010). keefektifan dan mengurangi insidens
terjadinya efek samping.
3. Evaluasi Ketepatan Obat Antihipertensi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tepat Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Tanpa
Penyakit Penyerta Kardiovaskuler Berdasarkan Joint National Committee VII dan
American Heart Associantion (AHA) 2017.

Keterangan :
ARB : Angiotensin II Reseptor Blocker
CCB : Calcium Channel Blocker
ACEI : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
Berdasarkan tabel 3, obat diagnosa yang telah ditegakkan.
antihipertensi tunggal yang tepat obat Pemilihan obat yang tepat dapat
pada pasien hipertensi tanpa penyakit dipertimbangkan dari ketepatan kelas
penyerta kardiovaskuler yaitu lini terapi dan jenis obat yang sesuai
sebanyak 100% tepat. Tepat obat dan terbukti manfaat dan
menurut Depkes RI (2015) adalah keamanannya. Evaluasi ketepatan
pemberian obat sesuai dengan kelas pemilihan obat hipertensi merupakan
lini terapi yang sesuai dengan salah satu proses penilaian pemilihan

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 137
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

obat yang sesuai dengan yang amlodipin memiliki kemampuan


dibutuhkan pasien disesuaikan memperbaiki efek vasokontriksi vasa
dengan jumlah kunjungan pasien dan eferen arteri ginjal, hiperplansia, dan
pola penyakitnya, formularium, serta hipertropi pembuluh darah akibat
Buku Standar diagnose dan terapi induksis angiotensin II (dispogen dan
(Kusumadewi, 2011). hormone oligopeptida di dalam serum
Terapi obat dalam penelitian darah yang menyebabkan pembuluh
ini adalah ketepatan pemilihan obat darah mengkerut hingga
antihipertensi pada pasien hipertensi menyebabkan kenaikan tekanan
tanpa penyakit penyerta darah), sehingga CCB efekttif untuk
kardiovaskuler yang memiliki efek proteksi terhadap ginjal, jantung dan
terapi yang sesuai dengan standar penyakit pembuluh darah (Kabo,
terapi joint National Committee (JNC 2011).
VIII) 2014 dan american Heart Berdasarkan obat antihipertensi
Association(AHA) 2017. Berdasakan kombinasi yang tepat obat untuk
data yang diperoleh dari 90 kasus pasien hipertensi tanpa penyakit
yang diteliti didapatkan hasil penyerta kardiovaskuler adalah
ketepatan obat sebesar 94,44% dan sebanyak 89,13%, sedangkan untuk
ketidaktepatan obat sebesar 5,56%. kombinasi obat yang tidak tepat
Obat golongan CCB digunakan pada sebanyak 10,87%. Pada penelitian ini
pasien yang tekanan darahnya tidak obat kombinasi yang paling banyak
terkontrol baik dengan ACEI atau adalah kombinasi antara obat
ARB, karena CCB dihidropiridin golongan CCB dengan ARB untuk
mempunyai kemampuan yang baik jenis obat amlodipin-candesartan
dalam waktu yang singkat. CCB (43,48%).
golongan dihidropiridin termasuk
4. Evaluasi Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi
Tabel 4. Distribusi Penggunaan Dosis Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Tanpa
Penyakit Penyerta kardiovaskuler Berdasarkan Drug Information Handbook (DIH)
2017.

Keterangan :
ACEI : Angiotensin Converting Enzym inhibitor
ARB : Angiotensin II Reseptor Blocker
CCB : Calcium Channel Blocker
β-Blocker : Penyekat β-Adreno Reseptor
Berdasarkan tabel 4, Dosis obat evaluasi ketepatan dosis obat harus
antihipertensi yang tepat sebanyak sesuai dengan range terapi obat yang
100%. Berdasarkan Drug akan digunakan. Obat mempunyai
Information handbook (DIH) 2017 karakteristik farmakokinetik maupun

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 138
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

farmakodinamik yang akan (Kemenkes, 2011). Tepat dosis


mempengaruhi kadar obat dalam meliputi besarnya takaran dosis dan
darah dan efek terapi obat. Dosis juga untuk frekuensi pemberian dosis
harus disesuaikan berdasarkan usia, perhari. Hasil penelitian menunjukkan
berat badan dan status kesehatan tepat dosis pemberian obat
pasien (pertimbangan fisiologis) antihipertensi tunggal dan kombinasi
(Rahman et al, 2014). Dosis, cara dan sebanyak 100% tepat berdasarkan
lama pemberian obat sangat buku standar Drug Infoemation
mempengaruhi efek terapi obat. Handbook (DIH 2017). Tanpa
Pemberian dosis yang berlebih, melihat pertimbangan-pertimbangan
khususnya obat dengan rentang terapi medis, karena metode pengambilan
yang sempit, akan sangat beresiko data yang digunakan yaitu metode
terhadap timbulnya efaek samping, retrospektif (pengambilan data
sebaiknya dosis yang terlalu kecil sekunder). Untuk frekuensi
tidak akan menjamin tercapainya pemberian obat antihipertensi dosis
kadar terapi yang diharapkan perhari yang tepat 100%.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pemberian Dosis Obat Antihipertensi

Berdasarkan tabel 5 frekuensi pemberian dosis yang sesuai 100% dari jumlah
keseluruhan 90 pasien yang diambil datanya.

Analisis Univariat
1. Obat Antihipertensi

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketepatan Obat Antihipertensi yang Digunakan


pada Pasien Hipertensi Tanpa Penyakit Penyerta Kardiovaskuler
Obat Jumlah Pasien Persentase % (N=31)
Tepat 85 94,44
Tidak tepat 5 5,56
Total 90 100
kardiovaskuler di Rumah Sakit Bhakti
Wira Tamtama Semarang tahun 2019
Berdasarkan tabel 6, dapat sebesar 94,44%, sedangkan kasus
dilihat bahwa ketepatan pemilihan terapi antihipertensi yang tidak tepat
obat antihipertensi pada pasien sebesar 5,56%.
hipertensi tanpa penyakit penyerta

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 139
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

2. Dosis Obat antihipertensi


Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ketepatan Penggunaan Dosis Antihipertensi yang Digunakan
pada Pasien Hipertensi Tanpa Penyakit Penyerta Kardiovaskuler
Dosis Jumlah Persentase %
Tepat 90 100
Tidak Tepat 0 0
Total 90 100
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa besaran dosis antihipertensi yang
digunakan secara tepat adalah 100%.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Tanpa
penyakit penyerta Kardiovaskuler
Tekanan Darah Jumlah Persentase %
Terkontrol 32 42,22
Tidak Terkontrol 52 57,78
Total 90 100
Berdasarkan tabel 8, Ketepatan SARAN
obat dan dosis obat terhadap Perlu dilakukan penelitian
keberhasilan terapi pada pasien prospektif lebih lanjut mengenai
hipertensi tanpa penyakit penyerta ketepatan obat dan dosis obat
kardiovaskuler adalah pasien yang antihipertensi terhadap keberhasilan
tidak terkontrolnya tekanan darahnya terapi pasien hipertensi sehingga dapat
sebanyak 38 pasien yaitu 42,22% dan dilihat efek yang akan terjadi dan
pasien yang terkontrol tekanan kepatuhan pasien minum obat.
darahnya sebanyak 52 pasien yaitu
57,78%. Pengobatan hipertensi DAFTAR PUSTAKA
seharusnya dilakukan secara American Heart Association (AHA). 2017.
berkelanjutan dan dalam jangka waktu Cardiovascular Disease : A Costly
yang panjang hingga tekanan darah Burden For America Projections
dapat terkontrol. Walaupun keluhan Through 2035. The American
sudah hilang, pasien hipertensi tetap Heart Association Office of
harus mengkonsumsi obat hingga Federal Advocacy : Washington
tekanan darahnya benar - benar DC;2017.
terkontrol. Hal ini diakibatkan karena Depkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
hipertensi sering tidak menimbulkan Jakarta: Badan Penelitian dan
gejala dan keluhan yang khas, pengembangan Kesehatan
sehingga sulit disadari oleh penderita Kementrian Kesehatan RI.
(Mathavan dan Pinatih, 2017). Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah.
SIMPULAN Drug Information Handbook. 2017. Edisi
Obat antihipertensi yang tepat adalah 85 26th
pasien (94,44%), sedangkan yang tidak James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L,
tepat 5 pasien (5,56%) dari 90 pasien. Cushman, W.C., Dennison-
Pemberian dosis pada 90 pasien Himelfarb, C., Handler et al., 2014.
mengalami ketepatan sebanyak (100%) Evidence-Based Guideline for The
yang didalamnya termasuk dalam Management of High Blood
frekuensi pemberian yang sesuai. Dosis Pressure in Adults Report from
terapi sesuai dengan DIH (Drug The Panel Members Appointed to
Information Handbook) tahun 2017. The Eighth Joint National

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 140
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
volume 04, Nomor 02 , September 2021
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Committee (JNC 8). JAMA. Innovation-Jourlan, Vol. 3. No.


311(5), 507-520. 1:11-17.
JNC 8 Hypertension Guideline: An In- World Health Organization. 2013. A
Depth Guide [published online global brief on
January 21, 2014]. The American Hypertension :Silent Kliller,
Journal of Managed Care. 2014. global public healthcrisis, 9, 20,
Kabo, P., 2011, Bagaimana Menggunakan World Health Organization Press,
Obat-obat Kardiovaskuler Secara Gene
Rasional, Halaman 63-98. Jakarta,
Balai Penerbit FKUI.
Kementerian kesehatan RI, 2011. Tentang
Standar Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat di Rumah Sakit.
Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI, 2015.
Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019.
Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan
Dasar : Riskesdas 2013, 177-132,
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Kusumadewi S. W., 2011. Uji Efek
Senyawa Eugenol terhadap Kultur
Sel Kanker Servuks (Hella Cell
Line). Skripsi. Fakultas
Kedokteran UIN Jakarta.
Mathavan J, Pinantih GNI. 2017.
Gambaran Tingkat Pengetahuan
Terhadap Hipertensi dan
Kepatuhan Berobat pada Pasien
Hipertensi di Puskesmas Ranotana
Weru. e-journal Keperawatan (e-
Kp). Universitas Sam Ratulangi.
Notoatmodjo, S., 2012. Pengolahandan
Analisa Data. Dalam:
Notoatmodjo, S., Edisi revisi
cetakan kedua. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Rahman ZU, Irshad M, Khan I, Baig Alija,
and Khan FA. 2014. Calculating
Drug Dosage, Creatinine
Clearance and Enteral-Parenteral
Nutrition. The Pharma

Submitted: 30 March 2021 Revised : 5 July 2021 Accepted :1 September 2021 141

Anda mungkin juga menyukai