Anda di halaman 1dari 15

www.lppm-mfh.

com ISSN-e: 2541-1128


lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

ANALISA TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HOME CARE DALAM MINUM OBAT


ANTI HIPERTENSI

Adriyan Suhada1*, Musparlin Halid2


1
Program Studi Farmasi, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
2
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
*
Authors Correspondence: adriyansuhada2016@gmail.com
2
Email: musparlinhalid@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi sering disebut sebagai penyakit pembunuh tersembunyi karena penyakit ini biasanya
tidak memberikan gejala yang spesifik pada penderitanya dan sangat berbahaya. Kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat hipertensi menjadi masalah utama bagi pasien sehingga banyak pasien yang
mengalami serangan mendadak ketika tekanan darahnya naik. Pemberian perawatan di rumah
dengan konseling dilaporkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pasien
mengenai penyakitnya dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien home care dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi di
Apotek Mitra Dasan Cermen, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
pasien home care dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi. Metode penelitian yang digunakan
adalah cross sectional dengan menggunakan kuesioner tingkat kepatuhan dan kuesioner faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan, data dianalisis dengan uji korelasi rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,6% responden memiliki tingkat kepatuhan sedang 42,4%
responden memiliki tingkat kepatuhan sedang, 3 faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan yang
memiliki hubungan yaitu jenis kelamin p=0,001), tingkat pendidikan (p=0,000), dukungan keluarga
(p=0,001), 4 faktor tingkat kepatuhan yang tidak memiliki hubungan yaitu status pekerjaan
(p=0,189), lama menderita hipertensi (p=0,805), keikutsertaan asuransi kesehatan (p=0,065).
Kata kunci: Perawatan di rumah; Obat antihipertensi

ABSTRACT
Hypertension is often referred to as a hidden killer disease because this disease usually does not
give specific symptoms to sufferers and is very dangerous. Compliance in taking hypertension
medication is a major problem for patients so that many patients experience sudden attacks when
their blood pressure rises. Providing home care with counseling is reported to provide patients with
a better understanding of the disease and can improve the patient's quality of life. The purpose of
this study was to determine the level of compliance of home care patients in taking anti-
hypertensive drugs at Mitra Dasan Cermen Pharmacy, to determine the factors that influence the
compliance of home care patients in taking anti-hypertensive drugs. The research method used was
cross sectional using a compliance level questionnaire and a questionnaire of factors affecting the
level of compliance, the data were analyzed by the spearman rank correlation test. The results
showed that 57.6% of respondents had a moderate level of compliance 42.4% of respondents had a
moderate level of compliance, 3 factors affecting the level of compliance that had a relationship,
namely gender p = 0.001), education level (p = 0.000), family support (p = 0.001), 4 factors of
compliance level that did not have a relationship, namely employment status (p = 0.189), duration
of hypertension (p = 0.805), health insurance participation (p = 0.065).
Keywords: Home care; Antihypertensive drugs

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 112
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

PENDAHULUAN 2021). Namun demikian, penggunaan anti


Hipertensi sering disebut sebagai hipertensi saja tidak cukup untuk
pembunuh terselubung. Pada umumnya semua menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah
gangguan kesehatan yang timbul biasanya jangka panjang apabila tidak di dukung dengan
diikuti dengan tanda dan gejala. Namun hal ini kepatuhan dalam menggunakan antihipertensi
tidak berlaku pada hipertensi, hipertensi tidak tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
memberikan gejala kepada penderita, namun dilakukan oleh Chaerul Y et al. (2019) yang
bukan berarti tidak berbahaya. Menurut World menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Health Organitation tahun 2014 dalam Putri bermakna antara tingkat kepatuhan minum
dan Meriyani (2020) mengatakan bahwa obat anti hipertensi dengan tekanan darah
sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia terkontrol (Chaerul Y et al., 2019).
menderita hipertensi dimana dua pertiganya Kepatuhan meminum obat pasien dengan
terdapat di negara-negara berkembang. penyakit kronis di negara maju hanya 50%,
Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di kemungkinan tingkat kepatuhan di negara
seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, berkembang akan lebih rendah. Penelitian
hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat yang dilakukan Nuratiga et al. (2020) yang
di kawasan Asia Tenggara (Putri C & menyatakan dalam penelitiannya responden
Meriyani, 2020). yang jarak rumahnya dekat terhadap pelayanan
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar kesehatan yang patuh melakukan pengobatan
Indonesia tahun 2018 prevalensi hipertensi di sebanyak 52,4% sedangkan yang tidak patuh
Indonesia yang didapat melalui pengukuran sebanyak 47,6%, hal ini berbanding dengan
pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tetapi jarak rumah responden yang jauh dari
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan yang patuh melakukan
riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal pengobatan 0% dan yang tidak patuh
ini menandakan bahwa sebagian besar kasus melakukan pengobatan 100% (Nuratiqa et al.,
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis 2020).
dan terjangkau pelayananan kesehatan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan
Hipertensi juga merupakan penyebab kematian Wahyudi et al. (2017), diketahui angka
ke-3 di Indonesia pada semua umur dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi selama
proporsi kematian 6,8% (Kemenkes RI, 2018). tahun 2014 adalah 13% (82 pasien). Observasi
Hipertensi dapat mengakibatkan gagal ginjal, lanjutan peneliti lakukan untuk mengetahui
gagal jantung, stroke dan kematian jika tidak alasan tidak kembali melakukan pengobatan
di deteksi secara dini dan ditangani dengan serta faktor yang paling berpengaruh terhadap
tepat (Utaminingrum et al., 2017). Hipertensi kepatuhan pengobatan pasien hipertensi
merupakan pemicu beragam penyakit seperti dengan melakukan wawancara kepada 20
stroke, diabetes, dan gagal ginjal. Terlalu responden. Dari hasil observasi diketahui
benyak mengkonsumsi garam, kegemukan, bahwa 65% (13 responden) memiliki tingkat
sembelit, merokok, alkohol, stress kepatuhan yang rendah dan jarang melakukan
berkelanjutan dapat menjadi pemicu terjadinya kontrol pengobatan dengan alasan 62% (8
hipertensi (Triguna & Sudhana, 2015). responden) menyatakan tidak merasakan
Problem ketidakpatuhan umum dijumpai adanya keluhan kembali/merasa sehat (over
dalam pengobatan penyakit kronis yang estimated), 23% (3 responden) lupa mengingat
memerlukan pengobatan jangka panjang waktu kontrol pengobatan dan 15% (2
seperti hipertensi. Obat-obat anti hipertensi responden) sibuk dengan aktivitas atau
yang ada saat ini telah terbukti dapat pekerjaanya. Dari hasil studi pendahuluan juga
mengontrol tekanan darah pada pasien diketahui 55% (12 responden) memiliki
hipertensi, dan juga sangat berperan dalam pengetahuan yang rendah tentang penyakit
menurunkan resiko berkembangnya hipertensi dan 70% responden memiliki
komplikasi kardiovascular (Wulandari et al., tingkat pendidikan yang rendah (10 responden
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 113
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

tamat SD dan 4 responden tidak tamat SD) yang diderita dan dapat meningkatkan kualitas
(Wahyudi et al., 2017). hidup pasien. Berdasarkan latar belakang yang
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan telah dijabarkan di atas, penelitian ini
oleh Tumundo et al. (2021) menyebutkan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa
bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
klien hipertensi dalam menjalani pengobatan kepatuhan pasien home care dalam minum
hipertensi yaitu pendidikan, pengetahuan, dan obat anti hipertensi. Tujuan penelitian untuk
tingkat motivasi (Tumundo et al., 2021). Hal mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor-
ini sependapat dengan penelitian yang faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien
dilakukan oleh Dewi et al. (2021) bahwa home care dalam minum obat antihipertensi di
faktor pendidikan dan pengetahuan Apotek Mitra, Dasan Cermen.
mempunyai hubungan yang signifikan dengan
motivasi melakukan kontrol tekanan darah BAHAN DAN METODE
pasien hipertensi dan faktor jenis kelamin dan Penelitian ini merupakan penelitian
pekerjaan tidak menunjukan hubungan yang observasional analitik dengan rancangan
bermakna (Dewi et al., 2021). Namun dalam penelitian cross sectional. Peneliti
penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan menggunakan rancangan cross sectional
Perwitasari (2017) menunjukan jenis kelamin karena dalam penelitian ini observasi atau
memiliki hubungan yang signifikan dengan pengukuran variable dilakukan dalam satu
kepatuhan pengobatan pasien hipertensi waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti
(Pratiwi & Perwitasari, 2017), serta penelitian serta dapat menjelaskan faktor-faktor yang
yang dilakukan oleh Warnidah et al. (2021) berhubungan dengan tingkat kepatuhan
pekerjaan memiliki hubungan dengan penderita hipertensi dengan menjalani
kepatuhan pengobatan pasien hipertensi. Dari pengobatan karena penelitian cross sectional.
beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan Penelitian dilaksanakan pada Januari –
bahwa faktor pendidikan, pengetahuan, jenis Agustus 2022 di Apotek Mitra Dasan Cermen
kelamin, dan pekerjaan menunjukan hasil yang Mataram. Variabel bebas berupa tingkat pasien
berbeda-beda sehingga peneliti merasa tertarik home care dengan Riwayat hipertensi di
untuk meneliti kembali faktor-faktor tersebut Apotek Mitra Dasan Cermen dan variabel
(Warnidah et al., 2021). terikat berupa tingkat kepatuhan pasien dalam
Pelayanan kefarmasian yang bersifat minum obat antihipertensi, tingkat
kunjungan rumah (home care) oleh apoteker pengetahuan tentang hipertensi,
dapat memberikan pendidikan dan pemahaman keterjangkauan akses pelayanan kesesehatan,
lebih dalam mengenai pengobatan, dan dapat dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan,
memastikan bahwa pasien yang telah berada di motivasi berobat.
rumah menggunakan obat dengan benar, Populasi dalam penelitian ini adalah
sehingga akan meningkatkan kepatuhan pada pasien penderita hipertensi yang mendapatkan
pasien (Pramana et al., 2019). Jenis pelayanan Home Care pada Mei–September 2019 yang
kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan berjumlah 50 orang yang bertempat tinggal di
oleh apoteker yaitu meliputi assessment wilayah kerja Apotek Mitra Dasan Cermen,
permasalahan terapi, identifikasi kepatuhan Kelurahan Dasan Cermen Mataram. Sampel
dari pasien, pendampingan dalam pengelolaan yang digunakan adalah pasien hipertensi yang
obat, konsultasi masalah obat, memonitor mendapatkan Home Care yang ada di Jln.
pelaksanaan, efektivitas dan keamanan Parburangkasari Kelurahan Dasan Cermen
penggunaan obat serta dokumentasi pelayanan periode Mei - September 2021 dan berjumlah
kefarmasian di rumah (Tumole et al., 2021). 33 orang dan memenuhi kriteria penelitian.
Pemberian home care dengan konseling Dari jumlah sampel tersebut, responden
dilaporkan dapat memberikan pemahaman memiliki dua kriteria. Adapun kriterianya
yang lebih kepada pasien tentang penyakit adalah sebagai berikut:
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 114
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

1. Kriteria Inklusi bentuk tabel distribusi frekuensi dan


a. Pasien yang mendapatkan Home Care persentase.
dari Apoteker Apotek Mitra Dasan b. Analisa bivariat adalah analisis yang
Cermen digunakan terhadap dua variabel yang
b. Pasien hipertensi tanpa komplikasi diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu
c. Pasien bersedia menjadi responden antara variabel bebas dan variabel terikat.
2. Kriteria eksklusi Analisa ini dilakukan untuk mengetahui
a. Pasien yang tidak mendapatkan Home hubungan jenis kelamin, tingkat
Care dari Apoteker Apotek Mitra pendidikan, status pekerjaan, lama
Dasan Cermen menderita hipertensi, keikutsertaan
b. Pasien tidak bersedia menjadi asuransi kesehatan, tingkat pengetahuan
responden tentang hipertensi, keterjangkauan akses
c. Pasien tidak berada pelayanan kesehatan, dukungan keluarga,
ditempat/meninggal peran tenaga kesehatan, motivasi berobat
Instrumen dalam penelitian ini berupa dengan kepatuhan penderita hipertensi
kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi dalam minum obat antihipertensi. Analisa
tingkat kepatuhan dan kuisioner Modifed dalam penelitian ini dimulai dengan uji
Morisky Adherence Scale (MMAS). Data normalitas menggunakan uji kolmogorov
primer diperoleh melalui kuisioner yang smirnov karena pada penelitian ini akan
diambil dengan mengikuti apoteker mengukur dua variable yang sudah diolah
melakukaan home care dan setelah itu ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
memberikan lembar informed consent pada melalui analisa univariat, penelitian ini
pasien yang diberi home care, yang bertujuan tidak menggunakan uji Shapiro wilk, uji
meminta persetujuan bersedia untuk menjadi homogenitas menggunakan uji levene test
responden dan mau mengisi kuisioner yang dan syarat untuk data yang terdistribusi
akan diberikan, dan peneliti juga akan normal dan homogen adalah nilai
membantu mengisi data responden untuk signifikansi p > 0,05, apabila data terbukti
mengetahui nama, usia, jenis kelamin, tingkat tidak normal dan tidak homogen data
pendidikan terakhir, status pekerjaan, lama dilanjutkan ke non parametrik rank
menderita hipertensi, keikutsertaan asuransi spearman, syarat dari uji korelasi rank
kesehatan, tingkat pengetahuan tentang spearman adalah nilai signifikansi data <
hipertensi, keterjangkauan akses pelayanan 0,05, artinya Ho ditolak.
kesehatan, dukungan keluarga, peran tenaga
kesehatan, motivasi berobat. Kuisioner HASIL
bertujuan untuk mengetahui informasi 1. Karakteristik Subjek Penelitian
mengenai tingkat kepatuhan pasien home care Penelitian dilakukan pada Januari sampai
beserta faktor-faktor yang kemungkinan dengan Agustus 2022 di Kelurahan Dasan
berpengaruh pada tingkat kepatuhan tersebut. Cermen, Kota Mataram dengan jumlah sampel
Analisis data dilakukan dengan 2 cara sebagai 33 orang.
berikut:
a. Analisa univariat bertujuan untuk Tabel 1. Distibusi Frekuensi Berdasarkan Jenis
Kelamin
menjelaskan atau mendeskripsikan
Jenis Kelamin N=33 %
karakteristik setiap variabel yang meliputi Laki-Laki 13 39,4
data demografi, tingkat kepatuhan dengan Perempuan 20 60,6
faktor-faktor yang mempengaruhi. Dalam
analisa ini menggunakan analisisi cross Tabel 1 menunjukkan frekuensi jenis
tabulasi data yang menghasilkan frekuensi kelamin dari 33 responden yang terbanyak
dan persentase dari tiap variabel. Data adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 20
hasil penelitian dideskripsikan dalam orang (60,6%).
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 115
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Tabel 2. Distribusi Tingkat Kepatuhan Tabel 5 menunjukkan distribusi hasil


Tingkat Kepatuhan N=33 % tingkat kepatuhan dan status pekerjaan yang
Kepatuhan sedang 19 57,6
terbanyak adalah yang bekerja 15 (78,9%)
Kepatuhan rendah 14 42,4
Kepatuhan Tinggi 0 0 responden memiliki tingkat kepatuhan sedang.

Tabel 6. Distribusi Tingkat Kepatuhan dan Lama


Tabel 2 menunjukkan distribusi hasil Menderita Hipertensi
tingkat kepatuhan dari 33 responden dan Lama Menderita
terbanyak adalah responden yang memiliki Tingkat
Hipertensi Total
Kepatuhan
kepatuhan sedang. Dari hasil kuisioner tidak ≤ 5 Tahun > 5 Tahun
didapatkan hasil responden yang memiliki N 6 8 14
Rendah
tingkat kepatuhan tinggi. % 42,9 57,1 100
N 9 10 19
Sedang
% 47,4 52,6 100
Tabel 3. Distribusi Hasil Penelitian Tingkat
Kepatuhan dan Jenis Kelamin
Tingkat Jenis Kelamin Tabel 6 menunjukkan distribusi hasil
Total
Kepatuhan Laki-laki Perempuan tingkat kepatuhan dan lama menderita
Rendah
n 1 13 14 hipertensi, responden yang menderita
% 7,1 92,9 100 hipertensi > 5 tahun sebanyak 10 (52,6%) dan
n 12 7 19
Sedang masih dalam tingkat kepatuhan sedang.
% 63,2 36,8 100
Tabel 7. Distribusi Tingkat Kepatuhan dan
Tabel 3 menunjukkan distribusi hasil Keikutsertaan Asuransi Kesehatan
tingkat kepatuhan dan jenis kelamin, dari Keikutsertaan
responden sebanyak 33 orang yang memiliki Tingkat
Asuransi Kesehatan Total
Kepatuhan
kepatuhan sedang adalah laki-laki sebanyak 12 Tidak Ya
(63,2%) responden. N 10 4 14
Rendah
% 71,4 28,6 100
Tabel 4. Distibusi Tingkat Kepatuhan dan Tingkat N 10 9 19
Sedang
Pendidikan % 52,6 47,4 100
Tingkat Tingkat Pendidikan
Total Tabel 7 menunjukkan distribusi hasil
Kepatuhan Rendah Tinggi
Rendah N 12 2 14 tingkat kepatuhan dan keikutsertaan asuransi
% 85,7 14,3 100 kesehatan dan responden yang tidak mengikuti
Sedang N 3 16 19 asuransi sama banyak yaitu 10 (71,4%)
% 15,8 84,2 100
responden memiliki tingkat kepatuhan sedang
dan 10 (52,6%) responden memilki kepatuhan
Tabel 4. menunjukkan distribusi hasil
sedang.
tingkat kepatuhan dan tingkat pendidikan, dari
33 responden yang terbanyak adalah Tabel 8. Distribusi Tingkt Kepatuhan dan Tingkat
responden yang tingkat pendidikannya tinggi Pengetahuan Tentang Hipertensi
16 (84,2%) memiliki kepatuhan sedang dalam Tingkat
menjalani pengobatan. Tingkat Pengetahuan
Total
Kepatuhan Tentang Hipertensi
Tabel 5. Distribusi Hasil Penelitian Tingkat Rendah Tinggi
Kepatuhan dan Status Pekerjaan N 9 5 14
Rendah
Status Pekerjaan % 64,3 35,7 100
Tingkat
Tidak Total N 6 13 19
Kepatuhan Bekerja
Bekerja Sedang
% 31,6 68,4 100
N 6 8 14
Rendah
% 42,9 57,1 100
N 4 15 19 Tabel 8 menunjukkan distribusi hasil
Sedang
% 21,1 78,9 100 tingkat kepatuhan dan tingkat pengetahuan
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 116
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

tentang hipertensi dari responden sebanyak Kepatuhan Ksehatan


33 responden, responden dengan tingkat Rendah Tinggi
N 0 14 14
pengetahuan tinggi sebanyak 68,4% Rendah
% 0 100 100
responden memilki tingkat kepatuhan N 0 19 19
sedang. Sedang
% 0 100 100

Tabel 9. Distribusi Tingkat Kepatuhan dan Tabel 11 menunjukkan distribusi hasil


Dukungan Keluarga
tingkat kepatuhan dan peran tenaga ksehatan.
Dukungan
Tingkat Pada kategori pasien tidak patuh terdapat 14
Keluarga Total
Kepatuhan orang dengan peran tenaga ksehatan tinggi
Rendah Tinggi
N 12 2 14 (100%). Pada kategori pasien patuh terdapat
Rendah 19 orang dengan peran tenaga ksehatan tinggi
% 85,7 14,3 100
N 9 10 19 (100%).
Sedang
% 47,4 52,6 100
Tabel 12. Distribusi Hasil Penelitian Tingkat
Kepatuhan dan Motivasi Berobat
Tabel 9 menunjukkan distribusi hasil Tingkat Motivasi Berobat
Total
tingkat kepatuhan dan dukungan keluarga, Kepatuhan Rendah Tinggi
dimana responden memilki tingkat kepatuhan N 0 14 14
Rendah
rendah karena rendahnya dukungan dari % 0 100 100
keluarga yaitu sebanyak 12 (85,7%). N 0 19 19
Sedang
% 0 100 100
Tabel 10. Distribusi Tingkat Kepatuhn dan
Keterjangkauan Akses Pelayanan Kesehatan
Keterjangkauan Tabel 12 menunjukkan distribusi hasil
Tingkat Akses Ke Pelayanan tingkat kepatuhan dan motivasi berobat. Pada
Total
Kepatuhan Kesehatan kategori pasien tidak patuh terdapat 14 orang
Kurang Baik dengan motivasi berobat tinggi (100%). Pada
N 0 14 14
Rendah
% 0 100 100
kategori pasien patuh terdapat 19 orang
N 0 19 19 dengan motivasi berobat tinggi (100%).
Sedang Data yang didapat setelah melewati uji
% 0 100 100
normalitas dan uji homogentias terbukti bahwa
Tabel 10 menunjukkan distribusi hasil data terdistribusi tidak normal dan tidak
tingkat kepatuhan dan keterjangkauan akses ke homogen dengan nilai signifikansi yaitu p =
pelayanan kesehatan dimana akses yang dilalui 0,000 < 0,05, kemudian data dilanjutkan
pasien dalam keadaan baik. dengan uji korelasiRank Spearman.

Tabel 11. Distribusi Tingkat Kepatuhan Dan Peran


Tenaga Kesehatan
Tingkat Peran Tenaga Total

Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Jenis Kelamin
Tingkat
Korelasi Jenis kelamin
kepatuhan
Tingkat Koefisien korelasi 1.000 -.567**
kepatuhan Sig . 0.000
N 33 33
Spearman’s
Jenis
rho Koefisien korelasi -.567** 1.000
kelamin
Sig 0.000 .
N 33 33

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 117
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Tabel 13 menunjukkan hasil uji korelasi artinya data tersebut terbukti memiliki korelasi
Rank Spearman test pada data tingkat yang signifikan atau dapat dinyatakan
kepatuhan dan jenis kelamin memiliki nilai berhubungan.
signifikansi yaitu sebesar 0,001 < 0,05 yang

Tabel 14. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Pendidikan
Tingkat Tingkat
Korelasi
kepatuhan pendidikan
Koefisien 1.000 .694**
Tingkat korelasi
kepatuhan Sig . .000
Spearman’s N 33 33
rho Koefisien .694** 1.000
Tingkat korelasi
pendidikan Sig .000 33
N 33 33

Tabel 14 menunjukkan hasil uji korelasi yang artinya data tersebut terbukti memiliki
Rank Spearman Test pada data tingkat korelasi yang signifikan atau dapat dinyatakan
kepatuhan dan tingkat pendidikan memiliki berhubungan.
nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 < 0,05

Tabel 15. Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Status Pekerjaan
Tingkat Status
Korelasi
kepatuhan Pekerjaan
Koefisien korelasi 1.000 .234
Tingkat
Sig . .189
keatuhan
N 33 33
Spearman’s
Koefisien .234
rho
Status Korelasi
Pekerjaan Sig .189
N 33 33

Tabel 15 menunjukkan hasil uji korelasi artinya data tersebut terbukti tidak memiliki
Rank Spearman Test pada data tingkat korelasi yang signifikan atau dapat dinyatakan
kepatuhan dan jenis kelamin memiliki nilai tidak berhubungan.
signifikansi yaitu sebesar 0,189 > 0,05 yang

Tabel 16. Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Lama Menderita Hipertensi
Lama
Tingkat
Korelasi Menderita
Kepatuhan
Hipertensi
Spearman’s Tingkat Koefisien korelasi 1.000 -.045
rho kepatuhan Sig . .805
N 33 33
Lama Koefisien korelasi -.045 1.000
menderita Sig .805 .
hipertensi N 33 33

Tabel 16 menunjukkan hasil uji korelasi > 0,05 yang artinya data tersebut terbukti tidak
Rank Spearman Test pada data tingkat memiliki korelasi yang signifikan atau dapat
kepatuhan dan lama menderita hipertensi dinyatakan tidak berhubungan.
memiliki nilai signifikansi yaitu sebesar 0,805

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 118
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Tabel 17. Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Keikutsertaan Asuransi Kesehatan
Keikutsertaan
Tingkat
Korelasi Asuransi
kepatuhan
Kesehatan
Spearman’s Tingkat Koefisien 1.000 .190
rho kepatuhan korelasi
Sig . .289
N 33 33

Keikutsertaan Koefisien .190 1.000


Asuransi Korelasi
Kesehatan Sig .289 .
N 33 33

Tabel 17 menunjukkan hasil uji korelasi terbukti tidak memiliki korelasi yang
Rank Spearman Test pada data tingkat signifikan atau dapat dinyatakan tidak
kepatuhan dan Keikutsertaan Asuransi berhubungan.
Kesehatan memiliki nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,289 > 0,05 yang artinya data tersebut

Tabel 18. Uji Korelasi Rank Speraman Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi
Tingkat
Tingkat Pengetahuan
Korelasi
Kepatuhan Tentang
Hipertensi
Spearman’s Tingkat Koefisien 1.000 .325
rho Kepatuhan Korelasasi
Sig . .065
N 33 33
Tingkat Koefisien .325 1.000
Pengetahuan Korelasi
Tentang Sig .065 .
Hipertensi N 33 33

Tabel 18 menunjukkan hasil uji korelasi terbukti tidak memiliki korelasi yang
Rank Spearman Test pada data tingkat signifikan atau dapat dinyatakan tidak
kepatuhan dan tingkat pengetahuan tentang berhubungan.
hipertensi memiliki nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,065 > 0,05 yang artinya data tersebut

Tabel 19. Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga.
Tingkat Dukungan
Korelasi
Kepatuhan Keluarga
Spearman’s Tingkat Koefisien Korelasi 1.000 .394*
rho Kepatuhan Sig . .023
N 33 33
Dukungan Koefisien Korelasi .394* 1.000
Keluarga Sig .023 .
N 33 33

Tabel 19 menunjukkan hasil uji korelasi < 0,05 yang artinya data tersebut terbukti
Rank Spearman Test pada data tingkat memiliki korelasi yang signifikan atau dapat
kepatuhan dan dukungan keluarga memiliki dinyatakan berhubungan.
nilai signifikansi (Sig.2-tai yaitu sebesar 0,023

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 119
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Tabel 20. Hasil Uji Korelasi Rank Spearmantingkat Kepatuhan dan Keterjangkauan Akses Pelayanan
Kesehatan
Keterjangkauan
Tingkat
Korelasi Akses Pelayanan
Kepatuhan
Kesehatan
Spearman’s rho Koefisien Korelasi 1.000 .
Sig . .
N 33 33
Koefisien Korelasi . .
Sig . .
N 33 33

Tabel 20 menunjukkan hasil uji korelasi signifikansi dikarenakan pada data memiliki
Rank Spearman Test pada data tingkat nilai yang konstan sehingga tidak dapat
kepatuhan dan keterjangkauan akses ke dilanjutkan pengujiannya.
pelayanan kesehatan tidak memiliki nilai

Tabel 21. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Peran Tenaga Kesehatan
Tingkat Peran Tenaga
Korelasi
Kepatuhan Kesehatan
Spearman’s Tingkat Koefisien 1.000 .
rho Kepatuhan Korelasi
Sig ..
N 33 33
Peran Tenaga Koefisien . .
Kesehatan korelasi
Sig . .
N 33 33

Tabel 21 menunjukkan hasil uji korelasi tabel data memiliki nilai yang konstan
Rank Spearman Test pada data tingkat sehingga tidak dapat dilanjutkan pengujiannya.
kepatuhan dan peran tenaga kesehatan tidak
memiliki nilai signifikansi dikarenakan pada

Tabel 22. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Tingkat Kepatuhan dan Motivasi Berobat
Tingkat Motivasi
Korelasi
Kepatuhan Berobat
Spearman’s Tingkat Koefisien Korelasi 1.000 .
rho Kepatuhan Sig . .
N 33 33
Motivasi Koefisien Korelasi . .
Berobat Sig . .
N 33 33

Tabel 22 menunjukkan hasil uji korelasi Hasil dari pengolahan data yang didapatkan
Rank Spearman Test pada data tingkat melalui kuisioner maka data dalam penelitian
kepatuhan dan motivasi berobat tidak memiliki ini kemudian dilanjutka pengujiannya melalui
nilai signifikansi dikarenakan data tersebut perangkat komputer dengan menggunakan
memiliki nilai yang konstan sehingga tidak program SPSS kolmogorov smirnov. Uji
dapat dilanjutkan pengujiannya. kolmogorov smirnov dipakai karena data sudah
dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi
PEMBAHASAN menggunakan uji univariat, setelah uji
normalitas lalu data akan diuji
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 120
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

homogenitasnya menggunakan uji levene test, menunjukkan bahwa responden dengan


uji menunjukkan bahwa data terbukti pendidikan rendah tidak patuh dalam minum
terdistribusi tidak normal dan tidak homogen obat hipertensi. Hal tersebut, disebabkan oleh
maka data dalam penelitian ini dilanjutkan sulitnya responden menerima penjelasan
dengan uji korelasi non parametrik Rank tentang informasi dan memahami pentingnya
Spearman. kepatuhan minum obat hipertensi yang
Uji statistik menunjukkan bahwa diberikan oleh tenaga medis selama ini, artinya
karakteristik jenis kelamin memiliki hubungan apabila semakin tinggi pendidikan responden
secara statistik dengan tingkat kepatuhan maka responden semakin mudah menerima
dengan nilai p = 0,01 (p = < 0,05). Responden informasi yang diberikan, penelitian ini sejalan
laki-laki memiliki tingkat kepatuhan sedang dengan Apriliyani dan Ramatillah (2020),
dibandingkan dengan responden perempuan. mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan
responden berjenis kelamin laki-laki lebih dalam menjalani pengobatan hipertensi dengan
patuh daripada responden berjenis kelamin nilai p = 0,001 (Apriliyani & Ramatillah,
perempuan. Hasil tersebut sesuai dengan 2020).
penelitian yang dilakukan oleh Putri et al. Uji statistik menunjukkan bahwa faktor
(2022), bahwa jenis kelamin berhubungan dukungan keluarga memiliki hubungan secara
dengan kepatuhan pengobatan pasien statistik dengan tingkat kepatuhan dengan nilai
hipertensi dengan nilai p = 0.044 (A. S. Putri p = 0,023 (p = < 0,05). Responden dengan
et al., 2022). Pada penelitian yang dilakukan dukungan keluarga yang rendah, memiliki
oleh Utami et al. (2019), responden adalah tingkat kepatuhan yang rendah dibandingkan
pasien hipertensi yang berusia 18 tahun keatas, dengan responden yang mendapatkan
sehingga rentang usia lebih luas. Sedangkan dukungan keluarga yang tinggi, memiliki
pada penelitian, memfokuskan pada pasien tingkat kepatuhan sedang, artinya responden
hipertensi dengan rentang usia 45-64 tahun, yang memiliki dukungan rendah dari keluarga
sehingga hasil yang diperoleh berbeda (Utami tidak patuh dalam minum obat hipertensi, hasil
et al., 2019). Penelitian yang dilakukan oleh dari penelitian ini terlihat sangatlah penting
Fahlevi dan Rahim (2020) menyebutkan dalam memberikan dukungan terhadap
bahwa impotensi adalah efek samping obat responden agar responden memiliki semangat
hipertensi yang kemungkinan mempengaruhi untuk selalu sehat sehingga responden bisa
kepatuhan minum obat pada responden laki- lebih patuh dalam minum obat, diakui
laki, sedangkan penemuan dalam penelitian ini kurangnya dukungan dari keluarga membuat
pekerjaan diduga menjadi alasan mengapa responden kurang mendapatkan perhatian
laki-laki (84,2%) cenderung tidak patuh untuk (Marlisa, 2019). Hal tersebut disebabkan
melakukan pengobatan, hal ini dikarenakan karena kesibukan yang dimiliki pihak keluarga
(78%) laki-laki yang dinyatakan tidak patuh dalam hal ini istri dan anak-anaknya, sehingga
adalah mereka yang memiliki pekerjaan keluarga memiliki waktu yang sedikit dalam
sehingga tidak memilki cukup waktu untuk hal bertemu dan berkomunikasi untuk sekedar
melakukan pemeriksaan kesehatan (Fahlevi & memberikan perhatian dan dukungan (S. S.
Rahim, 2020). Putri et al., 2020). Hasil penelitian ini sesuai
Uji statistik menunjukkan bahwa dengan penelitian yang dilakukan oleh
karakteristik tingkat pendidikan memiliki Syamsudin & Septia (2019) menunjukkan
hubungan secara statistik dengan tingkat bahwa ada hubungan antara dukungan
kepatuhan dengan nilai p = 0,000 (p = < 0,05). keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien
Responden yang berpendidikan rendah hipertensi terhadap pengobatan dengan nilai p
memiliki tingkat kepatuhan rendah = 0,000 (Syamsudin & Septia, 2019).
dibandingkan dengan responden yang Uji statistik menunjukkan bahwa
berpendidikan tinggi. Hasil penelitian karakteristik status pekerjaan tidak memiliki
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 121
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

hubungan secara statistik dengan tingkat Uji statistik menunjukkan bahwa


kepatuhan dengan nilai p = 0,189 (p = > 0,05). karakteristik keikutsertaan asuransi tidak
Responden yang bekerja memiliki tingkat memiliki hubungan secara statistik terhadap
kepatuhan sedang dibandingkan dengan yang tingkat kepatuhan dengan nilai p = 0,289 (p =
tidak bekerja memiliki tingkat kepatuhan > 0,05). Responden tidak memiliki asuransi
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan memiliki tingkat kepatuhan rendah
responden yang bekerja lebih patuh dalam dibandingkan dengan responden yang
minum obat hipertensi karena responden mengikuti asuransi. Hasil penelitian ini
memiliki kesadaran bahwa jika mereka dalam menunjukkan bahwa responden yang tidak
keadaan sakit maka mereka akan kesulitan mengikuti asuransi tidak patuh dalam minum
melakukan aktivitas bekerja. Namun, obat hipertensi, sebenarnya dalam hal ini
dilapangan terlihat bahwa yang tidak bekerja walaupun responden tidak memiliki asuransi
lebih memiliki banyak waktu untuk bisa untuk mendapatkan obat secara gratis tetapi
mengingatkan diri dalam minum obat karena responden masih bisa membeli obat dari
tidak terganggu oleh banyaknya aktivitas dan golongan obat generik dengan harga yang
kesibukan yang dikerjakan. Penelitian ini lebih terjangkau (Prabowo & Agustina, 2022),
sejalan dengan penelitian Rusminingsih & tetapi semua kembali lagi kepada pihak
Dian (2018) mengungkapkan bahwa tidak ada responden itu sendiri. Kebanyakan dari
hubungan antara status pekerjaan dengan responden disini membeli dan meminum obat
tingkat kepatuhan dimana nilai signifikansinya disaat mereka merasakan gejala saja.
p = 0,872 (Rusminingsih & Dian, 2018). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Uji statistik menunjukkan bahwa dilakukan oleh Otawa et al. (2022) bahwa
karakteristik lamanya menderita hipertensi tidak adanya hubungan antara keikutsertaan
tidak memiliki hubungan secara statistik asuransi dengan tingkat kepatuhan dalam
dengan tingkat kepatuhan dengan nilai p = pengobatan hipertensi dengan nilai p = 0,143
0,289 (p = > 0,05). Hasil dari penelitian ini (Otawa et al., 2022).
menunjukkan bahwa responden yang Uji statistik menunjukkan bahwa faktor
menderita hipertensi > 5 tahun memiliki tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan
tingkat kepatuhan rendah dalam hal minum secara statistik dengan tingkat kepatuhan
obat hipertensi dibandingkan dengan yang dengan nilai p = 0,065 (p = > 0,05).
menderita hipertensi ≤ 5 tahun memiliki Responden yang tingkat pengetahuan tinggi,
tingkat kepatuhan sedang, artinya bahwa memiliki tingkat kepatuhan sedang
responden yang menderita hipertensi > 5 tahun dibandingkan dengan responden yang
tidak patuh dalam minum obat hipertensi hal memiliki pengetahuan rendah, memiliki
ini dikarenakan responden memiliki rasa bosan tingkat kepatuhan rendah. Hasil dari penelitian
atau jenuh minum obat hipertensi dalam ini terlihat bahwa responden dengan tingkat
jangka waktu yang lama. Penelitian ini sesuai pengetahuan tinggi patuh dalam minum obat
dengan yang dilakukan oleh Anggraini et al. hipertensi tetapi masih ada responden yang
(2021) menyatakan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tinggi memiliki tingkat
antara lama menderita hipertensi dengan kepatuhan rendah disebabkan karena walaupun
tingkat kepatuhan dalam perawatan hipertensi responden memiliki pengetahuan tinggi
(Anggraini et al., 2021). Hasil penelitian ini tentang hipertensi (Ifrohatis et al., 2019).
juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Selain itu, responden masih memikirkan dan
Timburas et al. (2022) bahwa kebanyakan takut akan efek samping dari obat hipertensi
penderita merasa jenuh dalam menjalani yang ditimbulkan, sehingga responden
pengobatan sedangkan tingkat kesembuhan meminum obat tidak teratur atau saat
tidak sesuai dengan yang diharapkan merasakan gejala saja. Penelitian ini diperkuat
(Timburas et al., 2022). dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rikmasari et al. (2020) yang menunjukkan
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 122
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

bahwa pengetahuan tidak mempunyai pihak keluarga terdekat (Masnah & Daryono,
pengaruh terhadap penggunaan obat 2022). Memberikan edukasi tentang arti
antihipertensi (Rikmasari et al., 2020). pentingnya kepatuhan dalam minum obat anti
Beberapa faktor yaitu keterjangkauan akses hipertensi bagi responden dan menyarankan
pelayanan kesehatan terlihat bahwa dengan agar keluarga bisa menjadi PMO (Pengawas
tingkat kepatuhan rendah dan tingkat Minum Obat) bagi responden agar responden
kepatuhan sedang dan sama-sama memiliki lebih merasa mendapatkan perhatian dan
akses pelayanan kesehatan yang baik. Peran dukungan dari pihak keluarga, sehingga
tenaga kesehatan yang tinggi juga sama-sama kepatuhan minum obat bisa sejalan dengan
didapatkan oleh responden yang memiliki tingginya motivasi responden untuk bisa
tingkat kepatuhan rendah dan responden merasa sehat (Saputri et al., 2016).
dengan tingkat kepatuhan sedang, serta
motivasi berobat yang tinggi dimiliki oleh KESIMPULAN
responden dengan tingkat kepatuhan rendah Jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
dan responden dengan tingkat kepatuhan dukungan keluarga mempunyai hubungan
sedang. Untuk ketiga faktor ini uji korelasi dengan tingkat kepatuhan minum obat anti
tidak dapat dilanjutkan karena memiliki nilai hipertensi.
data yang sama atau konstan (Supriyana &
Prasetyawati, 2020). REFERENSI
Penelitian yang dilakukan di Apotek Mitra Anggraini, M., Meiriza, W., & Kartika, K.
Dasan Cermen terhadap 33 responden yang (2021). Hubungan Derajat Hipertensi
mendapatkan home care, diharapkan bisa Dengan Kepatuhan Dalam Pengobatan
melakukan pendekatan terhadap responden Pada Program Indonesia Sehat
dan menyarankan untuk tidak bosan, tidak Pendekatan Keluarga (PISPK). Jurnal
jenuh dalam minum obat hipertensi, Kesehatan Tambusai, 2(4), 329–334.
menyarankan responden untuk mengikuti Apriliyani, W., & Ramatillah, D. L. (2020).
asuransi kesehatan mandiri yang diprogramkan Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan
oleh pemerintah agar biaya lebih murah Antihipertensi pada Pasien Hipertensi
dibandingkan asuransi mandiri yang dimiliki menggunakan Kuesioner MMAS-8 di
pihak swasta atau menyarankan untuk Penang Malaysia. Social Clinical
menggunakan obat generik dalam pengobatan Pharmacy Indonesia Journal, 5(1), 23–
hipertensi karena memiliki harga lebih 33.
terjangkau, dan menjelaskan bahwa obat Berek, P. A. L. (2021). Efektifitas Smartphone
generik juga memiliki efek terapi yang baik, Terhadap Kontrol Tekanan Darah Dan
bagi pasien yang memiliki pengetahuan tinggi Kepatuhan Pasien Hipertensi. Jurnal
tetapi tingkat kepatuhan rendah diharapkan Sahabat Keperawatan, 3(01), 28–34.
pihak apotek meyakinkan responden bahwa https://doi.org/10.32938/jsk.v3i01.917
obat hipertensi yang dikonsumsi lebih baik Chaerul Y, R., Utami R, H., Anggriani, Y., &
diminum secara teratur karena tentunya dokter Saragih, S. (2019). Pengaruh Pelayanan
tidak akan meresepkan obat yang tidak tepat Home Care Apoteker Terhadap Tingkat
terhadap responden (Berek, 2021). Kepatuhan, Kepuasan Dan Outcome
Apoteker bisa menjelaskan kepada Klinis Pasien Hipertensi Di Apotek.
responden masih banyak pilihan obat Healthy Tadulako Journal (Jurnal
hipertensi yang lain dan aman, menyarankan Kesehatan Tadulako), 5(3), 64.
untuk keluarga responden untuk selalu https://doi.org/10.22487/j25020749.2019.
memberi dukungan kepada keluarga yang v5.i3.14059
menderita hipertensi, untuk bisa membantu Dewi, R., R, I. F., Sagita, D., Mera, F., Puspa,
memberikan semangat terhadap responden P., Ria, S., Riska, D., Siska, D., Sri, R., &
yang menderita hipertensi, komunikasikan ke Nur, V. (2021). Pelayanan Kesehatan
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 123
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Berupa Konseling Secara Farmakologi Otawa, C. O., Hasballah, K., & Kamarlis, R.
Dan Non Farmakologi Penyakit K. (2022). Gambaran tingkat kepatuhan
Hipertensi Secara Home Care Di Rt. 08 penggunaan obat antihipertensi pada
Dan 11 Kelurahan Pakuan Baru. Civitas penderita hipertensi di puskesmas pante
Academica : Jurnal Ilmiah Mahasiswa, raya kabupaten Bener Meriah periode
1(2), 2–7. bulan Agustus 2020. Jurnal Kedokteran
Fahlevi, M. R., & Rahim, A. (2020). Syiah Kuala, 21(3), 7–11.
Penggunaan Metode Brief Counseling https://doi.org/10.24815/jks.v21i3.19821
Untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum Prabowo, W. C., & Agustina, R. (2022).
Obat Dan Keberhasilan Terapi Pasien Review: TINGKAT KEPATUHAN DAN
Hipertensi Di Apotek Khanza Farma PERILAKU SOSIAL TERHADAP
Gambut. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS) PENINGKATAN KESEHATAN
Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 5(2), 397– MASYARAKAT SAMARINDA. Jurnal
406. Riset Inossa, 4(1), 51–63.
https://doi.org/10.36387/jiis.v5i2.538 https://doi.org/10.54902/jri.v4i1.71
Ifrohatis, S., Nurhasanah, & Juanita. (2019). Pramana, G. A., Dianingati, R. S., & Saputri,
Dukungan Sosial Keluarga Dan N. E. (2019). Faktor-Faktor yang
Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
Hipertensi. Idea Nursing Journal, 10(2), Pasien Hipertensi Peserta Prolanis di
9–14. Puskesmas Pringapus Kabupaten
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Semarang. Indonesian Journal of
Dasar Tahun 2018. Kementrian Pharmacy and Natural Product, 2(1), 52–
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699. 58.
Marlisa, E. M. P. (2019). Hubungan https://doi.org/10.35473/ijpnp.v2i1.196
Pengetahuan Penderita Hipertensi Pratiwi, R. I., & Perwitasari, M. (2017).
Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Poli Analisis Faktor-Faktor Yang
Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Mempengaruhi Kepatuhan Pasien
Tahun 2019. Journal of Chemical Hipertensi Dalam Penggunaan Obat di
Information and Modeling, 27, 1–10. RSUD Kardinah. 2nd Seminar Nasional
http://repo.poltekkes- IPTEK Terapan (SENIT), 204–208.
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2 Putri, A. S., Laksmitawati, D. R., & Saragi, S.
047/1/JURNAL EVI METTI PURBA.pdf (2022). Peran Farmasis Terhadap Tingkat
Masnah, C., & Daryono. (2022). Kepatuhan Minum Obat, Pengetahuan,
PENINGKATAN KEPATUHAN dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi
BEROBAT HIPERTENSI MELALUI Prolanis di Puskesmas Kecamatan
EDUKASI DENGAN MEDIA Pulogadung. Poltekita : Jurnal Ilmu
BOOKLET DI DESA PEMATANG Kesehatan, 16(1), 41–48.
RAHIM PUSKESMAS https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.1104
SIMPANGTUAN. [JURNAL Putri C, N. N., & Meriyani, I. (2020).
KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA Gambaran Tekanan Darah Pada Lansia
MASYARAKAT (PKM), 5(12), 4290– Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
4301. Kademangan Kabupaten Cianjur. Jurnal
Nuratiqa, N., Risnah, R., Hafid, M. A., Keperawatan Komprehensif, 6(1), 69.
Paharani, A., & Irwan, M. (2020). Faktor Putri, S. S., Suryati, C., & Nandini, N. (2020).
Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Hubungan Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Anti Hipertensi. BIMIKI Penggunaan Obat Antihipertensi pada
(Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Keperawatan Indonesia), 8(1), 16–24. Lanjutan. Jurnal Sains Dan Kesehatan,
https://doi.org/10.53345/bimiki.v8i1.122 3(1), 242–247.
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 124
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Rikmasari, Y., Rendowati, A., & Putri, A. Gambaran kepatuhan minum obat
(2020). Faktor-faktor yang antihipertensi pada pasien hipertensi di
mempengaruhi kepatuhan menggunakan wilayah kerja puskesmas petang ii
obat antihipertensi: Cross Sectional Study kabupaten bandung periode juli-agustus
di Puskesmas Sosial Palembang. Jurnal 2013. Fakultas Kedokteran Universitas
Penelitian Sains, 22(2), 87. Udayana, 4(6), 1–12.
https://doi.org/10.56064/jps.v22i2.561 Tumole, O., Mongi, J., & Karauwan, F. A.
Rusminingsih, E., & Dian, M. (2018). (2021). Evaluasi Kepatuhan Minum Obat
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM Pasien Hipertensi Program Rujuk Balik
OBAT PASIEN HIPERTENSI BPJS di Apotek My Life Farma
DENGAN KEJADIAN STROKE Dendengan Dalam Kota Manado.
ISKEMIK DI RSJD DR. RM. Biofarmasetikal Tropis, 4(1), 102–108.
SOEDJARWADI PROVINSI JAWA https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v4i1
TENGAH. MOTORIK, 13(27), 188–198. .316
Saputri, Z. G., Akrom, A., & Darmawan, E. Tumundo, D. G., Wiyono, W. I., & Jayanti, M.
(2016). Tingkat Kepatuhan Antihipertensi (2021). Tingkat Kepatuhan Penggunaan
dan Pengontrolan Tekanan Darah Pasien Obat Antihipertensi Pada Pasien
Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Hipertensi Di Puskesmas Kema
Bantul, Yogyakarta yang Mendapatkan Kabupaten Minahasa Utara. Pharmacon,
Brief Counseling-5A dan SMS 10(4), 1121–1128.
Motivasional. Journal of Pharmaceutical Utami, P., Rahajeng, B., & Soraya, C. (2019).
Sciences and Community, 13(02), 67–72. Pengaruh Edukasi Home Pharmacy Care
https://doi.org/10.24071/jpsc.2016.13020 Terhadap Kualitas Hidup Pasien
4 Hipertensi di Puskesmas. Jurnal Farmasi
Supriyana, D. S., & Prasetyawati, A. E. Sains Dan Praktis, 5(1), 41–51.
(2020). Pendekatan Home Care untuk Utaminingrum, W., Pranitasari, R., & Kusuma,
Meningkatkan Dukungan Keluarga dalam A. M. (2017). Effect of Pharmacist Home
Manajemen Tuberkulosis Paru pada Care on Adherence of Hypertensive
Pasien Lanjut Usia : Laporan Kasus A Patients. Indonesian Journal of Clinical
Home Care Approach to Improving Pharmacy, 6(4), 240–246.
Family Support in Pulmonary https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.24
Tuberculosis Management for Elderly : A 0
Case Report. Stethoscope, 1(1), 23–31. Wahyudi, C. T., Ratnawati, D., & Made, S. A.
Syamsudin, & Septia, H. I. (2019). Taking (2017). The effect of demographic,
Medication Compliance of Hypertension psychosocial and long suffering primary
Clients in. Jurnal Keperawatan, 5(2), 14– hypertension on compliance with
18. antihypertension medicine treatment.
Timburas, M. W., Tambalean, F. E., & Jurnal JKFT: Universitas
Kahiking, G. M. (2022). Hubungan Muhammadiyah Tangerang, 2(2), 14–28.
Kepatuhan Minum Obat Dengan Warnidah, H., Helmidanora, R., Sentat, T.,
Keberhasilan Terapi Pada Pasien Sukawaty, Y., & Handayani, E. (2021).
Hipertensi Geriatri Peserta Program Profil Kepatuhan Minum Obat Pada
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Muara
Keluarga Di Puskesmas Ulu Kabupaten Wis. Ahmar Metastasis Health Journal,
Siau Relationship of Drug Compliance 1(3), 118–123.
With the Success of Therapy in Geriatric https://doi.org/10.53770/amhj.v1i3.67
Hy. Jurnal Dunia Farmasi, 6(3), 138– Wulandari, S., Herliawati Herliawati, & Fuji
146. Rahmawati. (2021). Hubungan
Triguna, I. P. B., & Sudhana, I. W. (2015). Pengetahuan Dan Self Care Management
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 125
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada


Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Indralaya. Proceeding
Seminar Nasional Keperawatan, 1(7),
140–148.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 126
Volume 8. No. 2 – Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai