Anda di halaman 1dari 9

MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng

Volume 8, Nomor 1, Maret 2023


e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


MINUM OBAT PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KUBUTAMBAHAN II
I Dewa Ayu Rismayanti1, I Made Sundayana2 , Gede Ivan Kresnayana³, Pipit Riatin4
1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng

Email: rismajegeg@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah pada seseorang
dengan tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Tekanan darah tinggi ini terjadi karena adanya
suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat pada Lansia Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Kubutambahan II. Metode: Jenis rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan Cross
Sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 36 dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian
yaitu dengan non probability sampling menggunakan purposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini dengan
kuesioner dukungan keluarga dan Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS-8) untuk mengukur tingkat
kepatuhan. Penelitian ini menggunakan analisa data yaitu Univariat dan Bivariat menggunakan SPSS dengan
uji statistik Spearman-Rank. Hasil: Hasil penelitian menunjukan hasil nilai p value sebesar 0,000 dengan
tingkat signifikansi yang telah di tentukan α (0,05) maka nilai p value <0,05 dengan nilai korelasi sebesar
0,841. Kesimpulan: Hal ini menunjukan bahwa terdapat Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat pada Lansia Penderita Hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Lansia, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat.

Introduction: Hypertension or high blood pressure is an increase in blood pressure in a person with a systolic
pressure >140 mmHg and a diastolic pressure of 90 mmHg. High blood pressure occurs due to an increase in
blood pressure in the arteries. Objective: This study was conducted to examine the relationship between family
support and adherence to medication in the elderly with hypertension at the Kubuaddan II Public Health
Center. Methods: This research design is descriptive analytic with a cross sectional design. The number of
respondents in this study were 36 with the sampling technique in the study, namely by non-probability sampling
using purposive sampling. The measuring instrument in this study was the family support questionnaire and
the Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS-8) to measure the level of adherence. This study uses data
analysis, namely Univariate and Bivariate using SPSS with Spearman-Rank statistical test. Results: The
results showed that the p-value was 0.000 with a predetermined significance level of (0.05), so the p-value
<0.05 with a correlation value of 0.841. Conclusion: This shows that there is a relationship between family
support and adherence to medication in the elderly with hypertension.

Keywords: Hypertension, Elderly, Family Support, Medication Compliance

PENDAHULUAN
Lansia atau lanjut usia merupakan seseorang yang usianya sudah mencapai 60 tahun ke atas (Siti Nur
Kholifah,2016). Lansia atau lanjut usia akan sering mengalami masalah kesehatan akibat dari kemunduran sel–
sel tubuh, salah satunya yaitu masalah kardiovaskuler yang sering dialami lansia adalah penyakit
hipertensi(Devi Widyaningrum & Dwi Retnaningsih, 2019).
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 148
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

Banyaknya lansia yang menderita hipertensi dikarenakan memiliki masalah dalam menjalankan
kepatuhan minum obat. Lansia yang tidak patuh atau tidak mau minum obat biasanya disebabkan oleh
penurunan daya ingat untuk mengkonsumsi obatnya akibat usia yang semakin bertambah dan semakin tua (Siti
Naelal Fadhilah, Tita Rohita, 2020). Faktor lain juga menjadi pemicu memperparah penyakitnya yaitu
pengobatan yang tidak rutin dan pemeriksaan yang tidak lengkap yang disebabkan oleh peranan anggota
keluarga yang tidak mendampingi atau mengawasi penderita yang mengakibatkan penyakitnya menjadi
kambuh (Devi Widyaningrum & Dwi Retnaningsih, 2019).
Menurut World Health Organization(2021) di perkirakan diseluruh dunia terdapat 1,28 miliar orang
dewasa berusia 30-79 tahun yang menderita hipertensi dan diperkirakan sekitar 46% orang dewasa tidak
menyadari menderita penyakit hipertensi (WHO, 2021). Di Indonesia berdasarkan data dari Riskesdas tahun
2018 yaitu 34,1% yang mengalami hipertensi, prevalensi hipertensi pada usia ≥18 tahun yang terdiagnonis
oleh dokter yaitu 8,4 % dan yang rutin minum obat antihipertensi sebanyak 8,8%. Menurut data dari Dinas
Kementrian Kesehatan Kabupaten Buleleng tahun 2020 terdapat 122.524 jumlah yang di perkirakan
mengalami penyakit hipertensi, sekitar 16,2 atau setara dengan jumlah 19.818 orang saja yang sudah
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dalam menyembuhkan dan mengontrol penyakit hipertensi terdapat dua macam terapi yaitu terapi
farmakologi dengan minum obat dan non farmakologi yaitu dengan memodifikasi pola hidup yang sehat dan
menggunakan bahan–bahan alami (Daulay, Arinil Hidayah, 2020). Saat seseorang menjalani program
pengobatan dengan jangka waktu yang panjang, biasanya akan merasakan efek samping obat ataupun biaya
pengobatan, hal ini akan mempengaruhi keberhasilan dan kepatuhan dalam mengokonsumsi obat (Siti Naelal
Fadhilah, Tita Rohita, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Sumarni & Rukmasari (2020) menyebutkan
bahwa lansia penderita penyakit hipertensi tidak akan lepas dari konsumsi minum obat setiap harinya sehingga
lansia memerlukan orang terdekat untuk selalu mengingatkan waktu minum obat. Dukungan keluarga sangat
penting untuk lansia penderita hipertensi, dukungan ini di- berikan dengan cara memberi motivasi atau
semangat dan selalu mengingatkan pasien dalam hal minum obat, serta menjadi pendengar yang baik saat
penderita sedang bercerita, mengawasi penderita untuk minum obat, adanya dukungan keluarga juga membuat
penderita tidak merasakan terbebani karena penyakit yang di alaminya atau dideritanya. Keluarga sangat
berperan penting sebagai orang yang paling dekat dengan pasien yang dapat memberikan dukungan agar
penderita mau patuh untuk menjalani pengobatan dengan waktu yang lama dan dapat menumbuhkan rasa
percaya diri pada penderita hipertensi (Siti Naelal Fadhilah, Tita Rohita, 2020).
Pendapat Fridman (2010) dalam (Sumarni & Rukmasari,2020), menyatakan bahwa dukungan keluarga
yang diberikan kepada seseorang merupakan sikap, fungsi menerima anggota keluarga lain dalam bentuk
dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penilaian, dan keakraban yang bertujuan agar anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi akan merasakan perhatian dari anggota lainnya.
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kubutambahan II pada tanggal 15 Febuari 2022 dengan
8 orang klien pasien hipertensi lansia. Di dapatkan bahwa 4 orang menyatakan tidak patuh meminum obat
karena waktu minum obat yang tidak teratur seperti hanya 3 kali dalam seminggu, pasien juga mengatakan
terkadang bosan dengan efek samping obat yang ditimbulkan seperti pusing, mengantuk,lemas karena
mengganggu aktifitas pasien, dari 4 orang menyatakan patuh meminum obat selama satu minggu pasien selalu
minum obat dan menghabiskannya sesuai dengan waktunya.Dari hasil dukungan keluarga 5 orang memiliki
dukungan keluarga yang kurang karena keluarga tidak memberi semangat pasien untuk sembuh dan tidak
selalu mengantar pasien melakukan pemeriksaan rutin, 3 orang memiliki dukungan keluarga yang baik, karena
keluarga selalu mau mengantarkan pasien untuk berobat dan selalu mensupport.
Dari hasil studi pendahuluan terlihat bahwa kepatuhan pasien untuk meminum obat kurang di sebabkan
oleh dukungan keluarga yang kurang, maka dari itu peneliti menjadi sangat tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi di
Puskesmas Kubutambahan II.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskrptif analitik dengan
menggunakan rancangan Cross Sectional. Cross Sectional ini merupakan penelitian yang membutuhkan waktu
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 149
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

yang relatif singkat, hal ini dilakukan dalam satu waktu sekali main atau secara bersamaan dalam mengukur
data variabel independen dan variabel dependen (Doli Tine Donsu, 2016:57). Pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kubutambahan II.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kubutamban II pada bulan April sampai bulan Mei tahun
2022, pada lansia penderita hipertensi. Populasi dalam penelitian ini yaitu 40 penderita penyakit hipertensi
lansia. Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan non probability sampling dengan
menggunakan teknik purposive sampling atau teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan
tertentu, maka telah didaapatkan 36 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Menurut
Sugiyono (2018:120) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.
Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua dalam populasi, seperti adanya
keterbatasan tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen baku yaitu kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan
minum obat yaitu Morinsky Medication Adhrence Scale (MMAS-8) yang telah di lakukan uji validitas dan
raliabilitas oleh peneliti. Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan
program SPSS versi IBM 25 dengan uji Spearman-Rank.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Lokasi Penelitian
Puskesmas Kubutambahan II terletak atau berlokasi di desa Tamblang tepatnya di jalan raya
Singaraja,Tamblang kecamatan Kubutambahan Kubutambahan. Puskesmas Kubutambahan II ini
dibangun pada tahun 1987 dan berdiri hingga sampai saat ini, Puskesmas Kubutambahan ini terdiri dari 12
ruangan yang ada didalamnya dan terdapat tenaga kesehatan yaitu, dokter umum 2 orang, dokter gigi 1
orang, petugas laboratorium 3 orang, Apotik 2 orang, UGD 3 orang, Konseling 1 orang dan petugas front
office 7 orang. dengan kapasitas tenaga kesehatan yaitu , Dokter umum 2 orang ,Dokter Gigi 1 orang ,
Petugas Laboratorium 3 orang , Apotik 2 orang ,UGD 3 orang, Konseling 1 orang, dan Petugas Front Office
7 orang. Puskesmas Kubutambahan II ini merupakan fasilitas kesehatan non rawat inap.

2. Karakteristik Subjek Penelitian


a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 terdapat ditribusi karakteristik responden berdasarkan usia :

N Mean Std Min Max


Usia 36 67,86 6.095 60 82
(Sumber: Data Primer, 2022)

Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas diketahui dengan menggunakan total 36 responden di dapatkan
usia rata–rata responden yaitu 67,86 tahun dengan standar devisiasinya yaitu 6.095 dan usia yang
tertinggi responden adalah 82 tahun serta usia yang terendah yaitu 60 tahun.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Pendidikan`Terakhir,Pekerjaan,Dukungan


Keluarga,Kepatuhan Minum Obat
Tabel 4.2 Karakteristik Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin,Pendidikan Terakhir, Pekerjaan,
Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 150
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

Variabel Frekuensi Presentase (%)


(N)
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 58,3
Perempuan 15 41,7
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 9 25,0
SD 20 55,6
SMP 7 19,4
Pekerjaan
Tidak Bekerja 3 8,3
Petani 11 30,6
IRT 3 8,3
Pedagang 8 22,2
Buruh 11 30,6

Dukungan Keluarga
Tinggi 28 77,8
Sedang 7 19,4
Rendah 1 2,8
Kepatuhan Minum Obat
Tinggi 28 77,8
Sedang 7 19,4
Rendah 1 2,8
Total 36 100%
(Sumber : Data Primer,2022)

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 36 responden didapatkan bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin laki–laki yaitu 21 orang (58,3%). Pada tingkat pendidikan terkahir
diketahui bahwa presentase tingkat pendidikan responden paling tinggi adalah mayoritas berpendidikan
SD yaitu sebanyak 20 orang (55,6%). Berdasarkan pekerjaan bahwa presentase pekerjaan responden
paling tinggi adalah buruh dan petani yaitu sama–sama sebanyak 11 orang (30,6%).
Sedangkan dari 36 responden lansia penderita hipertensi yang memiliki dukungan keluarga yang
tinggi atau baik sebanyak 28 orang (77,8%). Sedangkan pada kepatuhan minum obat menunjukan hasil
bahwa responden sebagian besar yaitu 28 orang (77,8%) memiliki kepatuhan yang tinggi.

3. Hasil Analisa Data


Hasil analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia
Penderita Hipertensi di Puskesmas Kubutambahan II dengan menggunakan uji Spearman Rank,
didapatkan analisa data berikut ini :

Tabel 4.1 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Penderita
Hipertensi di Puskesmas Kubutambahan II

Uji Korelasi Spearman-Rank


Kepatuhan Minum Obat

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 151
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

Dukungan Keluarga Correlation Coefficient


0,841

Sig.(2-tailed) 0,000
N 36

(Sumber : (Data Primer,2022)

Berdasarkan hasil dari tabel 4.3 menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Kubutambahan
II dengan nilai p<0,05 (p=0,000). Nilai correlation coefficient yaitu sebesar 0,841 yang artinya
menujukan korelasi positif yang sangat kuat.

PEMBAHASAN

a.Karakteristik responden berdasarkan usia


Penelitian ini menujukan hasil bahwa mayoritas usia responden yaitu 67,86 tahun dimana
responden dalam rentan usia lanjut. Hasil ini di dukung oleh pernyataan dari Kemenkes RI, (2019)
yang menyatakan bahwa diperkirakan terdapat 63,2% atau pada rentan usia 65-74 tahun lansia yang
menderita penyakit hipertensi. Dari hasil penelitian oleh (Riamah, 2019) di dapatkan hasil yang berusia
60-74 tahun sebanyak 26 orang (60,5%) dari 43 total responden.
Bertambahnya usia merupakan hal yang sangat dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang,
dimana semakin bertambah maka seseorang akan semakin menua dan akan semakin rentan terserang
penyakit karena aktifitas fisik juga akan semakin berkurang pula yang disebabkan oleh proses penuaan
seseorang.
Menurut Apsari et al (2021) bertambahnya usia seseorang dapat meningkatkan resiko seseorang
terkena penyakit hipertensi karena biasanya tekanan darah meningkat dan fungsi tubuh sudah mulai
menurun, aktivitas mulai menurun, banyak yang dipikirkan dan emosionalnya yang terkadang tinggi
sehingga tekanan darah naik.
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden be-rdasarkan dari jenis kelamin didapatkan bahwa sebagian besar
penderita hipertensi adalah laki–laki yaitu berjumlah 21 responden (58,3%). Didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Elisa Oktavia & Achmad Rizal (2021) bahwa responden laki–laki
berjumlah 60 orang(61,9%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Louisa & Joko (2018) yang
menyatakan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih mudah mengalami penyakit hipertensi
yaitu terdapat 33 orang (60,0%).
Jenis kelamin dapat mempengaruhi resiko seseorang mengalami penyakit salah satunya yaitu
penyakit hipertensi, laki–laki banyak memikirkan suatu hal tentang keluarganya dan banyak sekali
beban yang harus di tanggung dan dipendam serta pola hidup yang kurang sehat seperti meminum
alkohol atau arak yang dapat memicu peningkatan tekanan darah atau hipertensi, kurangnya kontrol
terhadap emosi juga dapat memicu tekanan darah pula. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Taiso
et al., 2021) pada laki–laki sering kali mengalami stres yang berkepanjangan, kurang olahraga dan
berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minuman beralkohol atau kopi hal ini menyebabkan
seseorang mengalami hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Louisa & Joko (2018) angka
istirahat jantung dan indeks kardiak pada pria lebih rendah dan tekanan perioheralnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perempuan pada level tekanan arteri yang sama.
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan terakhir responden pada penelitan ini adalah SD, yaitu sebanyak 20 orang responden
(55,6%), didukung oleh penelitan yang dilakukan Dina Widowati & Edi Purwanto (2019) yaitu
sebagian besar respondennya yang paling banyak berpendidikan terakhir terakhir SD sebanyak 54
orang (87,1%). Penelitian lain juga mendapatkan hasil sebagian besar adalah berpendidikan
sekolah dasar sebanyak 57 orang (58.2%) (Lalu Dedy Supriatna, et al 2021).

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 152
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

Pendidikan dapat mempengaruhi tentang pemahaman seseorang tentang penyakitnya, akan


tetapi orang yang berpendidikan rendah pun dapat memahami penyakitnya dengan baik, jika orang
tersebut rajin mengunjungi fasilitas kesehatan atau mengikuti suatu penyuluhan di desanya yang telah
di selenggarakan oleh fasilitas kesehatan setempat. Menurut Indriana & Swandari, (2020) belum tentu
responden yang berpendidikan rendah mempunyai kepatuhan yang rendah akan tetapi orang yang
berpendidikan rendah dapat memiliki kepatuhan yang tinggi pula untuk menjalani pengobatan. Tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat dengan mudah mempengaruhi seseorang dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan (Lalu Dedy Supriatna, et al 2021).
d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan bahwa presentase pekerjaan responden paling tinggi adalah buruh dan
petani yaitu sama–sama sebanyak 11 orang (30,6%). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurhidayati et al (2018) mendapatkan hasil bahwa setengah respondenya bekerja
sebagai buruh sebanyak 41 responden (48,2%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Winarsi P M
& Ariska, (2019) didapatkan hasil penelitian yang bekerja sebagai petani yaitu berjumlah 25 responden
atau sebesar 26,88 % dari total sampel.
Pekerjaan memiliki pengaruh yang begitu erat dengan status ekonomi dan sosial, sedangkan
berbagai macam jenis penyakit yang timbul dalam keluarga sering berkaitan dengan jenis
pekerjaanNurhidayati et al (2018). Menurut Nurbaiti (2019) pekerjaan merupakan salahsatu gambaran
tingkatan sosial ekonomi dimasyarakat.
e. Hasil identifikasi dukungan keluarga pada lansia penderita hipertensi
Hasil identifikasi dari dukungan keluarga pada responden lansia penderita hipertensi di
Puskesmas Kubutambahan II di dapatkan hasil yaitu dari 36 responden yang menunjukan bahwa,
responden dengan kategori dukungan keluarga tinggi atau baik sebanyak 28 orang (77,8%). Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjana fikih, Hj & Andi Annas (2019) dengan responden
sejumlah 45 responden dan mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 37 responden (82,2%)
mempunyai dukungan keluarga baik.Didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni
& Rukmasari (2020) didapatkan hasil bahwa dari 51 responden, terdapat dukungan keluarga sebagian
besar tinggi yaitu 29 responden (57%).
Diketahui dari jawaban responden dengan pertanyaan pada kuesioner yang telah diberikan,
bahwa keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan penyakit hipertensi ini, keluarga juga
memberikan perhatian serta kepeduliannya sehingga membuat pasien tidak terbebani oleh
penyakitnya. Menurut Devi Widyaningrum (2019) dukungan keluarga dinyatakan baik jika lansia
merasa mendapat bantuan, simpati dan empati yang diberikan oleh keluarga kepadanya seperti berupa
suatu jasa, barang, informasi, nasehat yang membuat lansia merasa di cintai, disayang, dihargai dan
selalu memiliki semangat atau motivasi untuk selalu sehat.
f. Hasil identifikasi kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi
Kepatuhan minum obat lansia penderita Hipertensi di Puskesmas Kubutambahan II di dapatkan
hasil dari 36 responden. Responden yang memiliki tingkat kepatuhan rendah atau tidak patuh yaitu di
dominasi memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi adalah 28 orang (77,8%). Di dukung penelitian yang
dilakukan oleh Caturia Sasti Sulistyana (2019) mendapatkan hasil kepatuhan minum obat lansia yang
terbanyak adalah patuh yaitu 16 responden (57,14 %) dari 28 responden. Didukung juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumarni & Rukmasari (2020) dari 51 responden didapatkan hasil yang
tertinggi ada pada kepatuhan minum obat sebagian besar ada pada patuh yaitu 29 responden (57%).
Kepatuhan merupakan suatu tindakan yang sesuai dengan petunjuk, perintah ataupun arahan dari
petugas kesehatan dalam bentuk terapi, diet sehat atau lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Siti Naelal Fadhilah & Tita Rohita (2020) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
secara langsung pada pasien hipertensi , kepatuhan pasien dalam kepatuhan meminum obat di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya peran aktif pasien dan bentuk suka rela pasien untuk
memeriksakan kesehatannya ke dokter sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta perubahan gaya
hidup sehat yang dianjurkan, serta adanya dukungan dari keluarga.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 153
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

g. Hasil analisa hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia penderita
hipertensi
Hasil uji analisa data hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia
penderita hipertensi dengan menggunakan uji Spearman Rank. Dipatkan hasil didapatkan nilai p value
sebesar 0,000, yang artinya terdapat Hubungann Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat
Pada Lansia Penderita Hipertensi. Dengan nilai kekuatan angka koefisien korelasi yaitu sebesar 0,841
yang menggambarkan hubungan positif yang sangat kuat.
Menurut asumsi dari peneliti, salah satu faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan
atau konsumsi minum obat pada lansia penderita hipertensi yaitu adanya dukungan keluarga yang baik
yang diberikan oleh keluarganya. Dukungan dari keluarga sangat memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan pasien lansia untuk meminum obat. Dimana jika seseorang memiliki dukungan keluarga
yang baik maka akan meningkatkan dan memotivasi pasien tersebut dalam menjalani pengobatan
penyakit hipertensi serta menambah kepatuhannya terhadap minum obat.
Dukungan keluarga juga dapat mengurangi beban pikiran yang pasien tanggung sehingga
menurunkan kecemasan yang akan memperburuk kondisi penyakitnya. Dukungan ini juga sangat
perlu diberikan kepada pasien yang dikarenakan daya ingat lansia yang terus menurun dengan
bertambahnya usia, oleh sebab itu dukungan keluarga akan memmbantu lansia dalam meminum obat
ataupun dalam proses minum obat.
Pernyataan lain juga diungkapkan oleh Sasmita et al (2021) menurutnya dukungan dari anggota
keluarga adalah unsur yang menting juga untuk meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi lansia,
keluarga dapat membantu lansia dalam mengambil sebuah keputusan serta menyelesaikan masalah
bersama, memberikan ruang kebasan dalam perubahan fisik dan juga mental serta memberikan ruang
dan waktu pada anggota keluarga lain. Didukung penelitian yang dilakukan oleh Ningrum,
(2018) kepatuhan pada diri seseorang akan muncul ketika seseorang memiliki kemauan untuk
mencapai segala suatu hal yang mereka harapkan. Kepatuhan pasien ini dapat diartikan sebagai bentuk
aplikasi seorang pasien pada terapi pengobatan yang harus dijalaninya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurbaiti (2019) mendapatkan hasil dukungan keluarga yang baik
yaitu sebanyak 20 responden (57,1%), dan penderita patuh minum obat 22 responden (62,9%). Hasil
dari uji analisis korelasi Spearman Rho yaitu diperoleh nilai p-value = 0,002 yaitu p-value <0,05
dengan nilai keeratan 0,510 termasuk pada kategori sangat kuat. Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Nina Sumarni et al (2020) Penelitian ini mendapatkan hasil dukungan keluarga yang baik
sebanyak dukungan keluarga tinggi 15 responden dan kepatuhan minum obat 29 responden. Hasil
analisis korelasi di dapatkan nilai sig = 0,084 (p ≤ 0,05) yang artinya ada hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi di Pustu kelurahan Muara Sanding.
Penelitian Dina Widowati & Edi Purwanto, (2019) memiliki hasil yang mendukung yaitu
didapatkan nilai dari variabel dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat yaitu p = 0,023. Hasil p
value < 0,05 maka dapat di simpulkan secara statistik adanya hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada lansia Hipertensi. Penelitian tersebut dilakukan di Posyandu
Lansia Puskesmas Lempake Samarinda, dengan menggunakan sampel sebanyak 62 orang.

KESIMPULAN
1. Karakteristik berdasarkan usia dari 36 responden, rata–rata usia respoden yaitu 67,86 tahun dengan
usia yang tertinggi responden 82 tahun dan usia yang terendah yaitu 60 tahun. Berdasarkan jenis
kelamin, diketahui bahwa mayoritas adalah laki–laki yaitu sebanyak 21 responden. Pada tingkat
pendidikan yaitu mayoritas dengan pendidikan SD, sedangkan pada pekerjaan mayoritas responden
bekerja sebagai petani dan buruh.
2. Berdasarkan dari hasil penelitian dukungan keluarga di dapatkan prioritas responden dengan
kategori dukungan keluarga tinggi atau baik yaitu sebanyak 28 orang (77,8%).
3. Berdasarkan hasil penelitian kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi, didapatkan
respoden dengan kepatuhan yang tinggi atau baik adalah sebanyak 28 orang (77,8%).
4. Hasil penelitian hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia
hipertensi, didapatkan hasil uji statistik Spearman Rank didapatkan hasil nilai p value sebesar 0,000
dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan yaitu α (0,05) maka nilai p value <0,05 sehingga
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 154
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

dinyatakan signifikan dengan nilai korelasi sebesar 0,841 yang ber-arti menggambarkan
hubungan positif yang sangat kuat.

SARAN

Diharapkan adanya penelitian ini dapat menambah sebuah ilmu dan informasi terkait dengan
dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi. Bagi peneliti
selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan teori–teori yang lebih lengkap lagi dan menambah
jumlah responden dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Caturia Sasti Sulistyana. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Dan
Kontrol Diit Penderita Hipertensi. 2, 416–423.
Daulay, Arinil Hidayah, F. A. S. (2020). Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa ( JPMA ) Volume 2 No
. 3 Desember 2020 Pemberian Jus Mentimun untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Desa Manunggang Jae Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota
Padangsidimpuan Nanda Masraini Daulay ,. 2(3), 22–26.
Devi Widyaningrum, Dwi Retnaningsih, T. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Penderita Hipertensi. 12, 21–26.
Dina Widowati , Edi Purwanto, N. N. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Lansia Hipertensi Di Posyandu Lansia Puskesmas Lempake Samarinda Dina.
Dinas Kesehatan, & Kabupaten Buleleng. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng.
Doli Tine Donsu, J. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan (1st ed.). PT. Pustaka Baru.
Elisa Oktavia, Achmad Rizal, R. H. (2021). Hubungan Jenis Kelamin, Aktivitas Fisik Dan Pola Makan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Kota
Banjarmasin Tahun 2021.
Indriana, N., & Swandari, M. T. K. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit X Cilacap. Jurnal Ilmiah Jophus : Journal
Of Pharmacy UMUS, 2(01). https://doi.org/10.46772/jophus.v2i01.266
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan RI, 1–5.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi-si-
pembunuh-senyap.pdf
Lalu Dedy Supriatna, Bahjatun Nadrati, Raden Ahmad Dedy Mardani, Zuliardi, Muhammad Alwi
Andi, Suharmanto, Zurriyatun Thoyibah, Z. H. (2021). Model Regresi Ordinal Untuk
Memprediksi Kejadian Hipertensi Pada Lansia Lalu. Jurnal Keperawatan, 13(1), 1–9.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan%0ANURSES
Louisa, M., & Joko, T. (2018). Hubungan Penggunaan Pestisida Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Petani Padi Di Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Marda. Jurna Kesehatan
Masyarakat, 6, 654–661. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm%0Ahubungan
Nina Sumarni, Ema Arum Rukmasari, W. (2020). Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
Obat Pada Lansia Hipertensi Di Muara Sanding. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 8.
Ningrum, S. P. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi Universitas Aisyiyah
Yogyakarta, 1–11. http://digilib.unisayogya.ac.id/4623/
Nurbaiti, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Pada
Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.
Nurhidayati, I., Aniswari, A. Y., Sulistyowati, A. D., & Sutaryono, S. (2018). Penderita Hipertensi
Dewasa Lebih Patuh daripada Lansia dalam Minum Obat Penurun Tekanan Darah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13, 4–8.
Nurjana fikih, Hj. Andi Annas, N. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
Obat Pasien Hipertensi Lansia Di Rw 1 & Puskesmas Batua Makassar. Keperawatan.
Riamah. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di Upt Pstw Khusnul
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 155
MIDWINERSLION Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng
Volume 8, Nomor 1, Maret 2023
e-ISSN : 2685-7901
p-ISSN : 2528-6420

Khotimah.
Sasmita, W., Utomo, W., & Nauli, F. A. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan
Minum Obat Antihipertensi Dengan Kualitas Hidup lansia Pendrita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas. Jurnal Ilmu Kes Umc, 10(2), 1–10. https://e-
journal.umc.ac.id/index.php/JIK/article/view/2570/1512
Siti Naelal Fadhilah, Tita Rohita, & A. S. M. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamarican
Kabupaten Ciamis Tahun 2020.
Siti Nur Kholifah. (2016). Keperawatan Gerontik (1st ed.). Kemenkes.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-
Komprehensif.pdf
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method) (Sutopo (ed.)). Alfabeta. Cv.
Sumarni, N., & Rukmasari, E. A. (2020). Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Lansia Hipertensi Di Muara Sanding. 8(2), 239–246.
Taiso, S. N., Sudayasa, I. P., & Paddo, J. (2021). Analisis Hubungan Sosiodemografis Dengan
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa , Kabupaten Muna. Nursing Care and
Health Technology Journal, 1(2), 102–109.
WHO. (2021). Hypertension: Act Now. Who, 1–2. www.who.int/cardiovascular_diseases/hearts/en/
Winarsi Pricilya Molintao, Ariska, R. O. A. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Puskesmas Towuntu Timur Kabupaten Minahasa
Tenggara.

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 156

Anda mungkin juga menyukai