60 tahun ke atas (Kholifah, 2016). Lansia atau lanjut usia akan sering mengalami
masalah kesehatan akibat dari kemunduran sel– sel tubuh, salah satunya yaitu
memiliki masalah dalam menjalankan kepatuhan minum obat. Lansia yang tidak
patuh atau tidak mau minum obat biasanya disebabkan oleh penurunan daya ingat
untuk mengkonsumsi obatnya akibat usia yang semakin bertambah dan semakin
pengobatan yang tidak rutin dan pemeriksaan yang tidak lengkap yang disebabkan
oleh peranan anggota keluarga yang tidak mendampingi atau mengawasi penderita
Retnaningsih, 2019).
terdapat 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun yang menderita hipertensi
dan diperkirakan sekitar 46% orang dewasa tidak menyadari menderita penyakit
2018 yaitu 34,1% yang mengalami hipertensi, prevalensi hipertensi pada usia ≥18
tahun yang terdiagnonis oleh dokter yaitu 8,4 % dan yang rutin minum obat
yang diperoleh melalui pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun
macam terapi yaitu terapi farmakologi dengan minum obat dan non farmakologi
yaitu dengan memodifikasi pola hidup yang sehat dan menggunakan bahan–bahan
pengobatan dengan jangka waktu yang panjang, biasanya akan merasakan efek
samping obat ataupun biaya pengobatan, hal ini akan mempengaruhi keberhasilan
dan kepatuhan dalam mengokonsumsi obat (Siti, 2020). Penelitian yang dilakukan
oleh Sumarni & Rukmasari (2020) menyebutkan bahwa lansia penderita penyakit
hipertensi tidak akan lepas dari konsumsi minum obat setiap harinya sehingga
lansia memerlukan orang terdekat untuk selalu mengingatkan waktu minum obat.
dukungan ini di- berikan dengan cara memberi motivasi atau semangat dan selalu
mengingatkan pasien dalam hal minum obat, serta menjadi pendengar yang baik
saat penderita sedang bercerita, mengawasi penderita untuk minum obat, adanya
sebagai orang yang paling dekat dengan pasien yang dapat memberikan dukungan
agar penderita mau patuh untuk menjalani pengobatan dengan waktu yang lama
dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada penderita hipertensi (Siti, 2020)
Menurut Rukmasari (2020) menyatakan bahwa dukungan keluarga yang
penilaian, dan keakraban yang bertujuan agar anggota keluarga yang menderita
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan
begitu saja, karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor kontribusi
yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan
pasien (Zainuri, 2015). Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan perilaku dari anggota keluarganya yang sakit. Keluarga juga bersifat
2015)
september 2023 dengan 8 orang klien pasien hipertensi lansia. Di dapatkan bahwa
4 orang menyatakan tidak patuh meminum obat karena waktu minum obat yang
tidak teratur seperti hanya 3 kali dalam seminggu, pasien juga mengatakan
terkadang bosan dengan efek samping obat yang ditimbulkan seperti pusing,
patuh meminum obat selama satu minggu pasien selalu minum obat dan
semangat pasien untuk sembuh dan tidak selalu mengantar pasien melakukan
Dari hasil studi pendahuluan terlihat bahwa kepatuhan pasien untuk meminum
obat kurang di sebabkan oleh dukungan keluarga yang kurang, maka dari itu
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia penderita hipertensi
di Puskesmas Jambu.
Daftar pustaka