PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan tentang tahap – tahap asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. ”R” di Desa Mura Kecamatan
penerapan asuhan pada kasus yang ada sesuai dengan Evidence Based Nursing
Penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering m
enyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih serta lansia. Hal ini d
isebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.
Namun, jika perubahan ini disertai dengan faktor resiko maka dapat memicu t
aan pengobatan yang telah disepakati oleh klien dan petugas kesehatan untuk
University of south Australia, 1998 antara lain; (1) tidak meminum obat sama
sekali, (2) tidak meminum obat dalam dosis yang tepat (terlalu kecil atau besa
r), (3) meminum obat untuk alasan yang salah, (4) jarak waktu meminum obat
yang kurang tepat, (5) meminum obat lain disaat yang sama sehingga menimb
h yang baik. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi resiko terjadinya p
enyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (WHO, 2010;
kan bahwa rentang usia tidak patuh dalam menjalankan terapi hipertensi baik
obat maupun diet adalah usia 56-60 tahun. Sedangkan Shermock (2009) dalam
menghentikan terapi pada tahun pertama, dan 50% dari pasien yang tersisa me
njadi tidak patuh pada terapi hipertensi dalam waktu lama. Sedangkan hasil ka
g dilakukan Ramadona (2011) dan Evadevi & Sukmayanti (2013), bahwa pasi
en yang telah mengalami hipertensi selama satu hingga lima tahun cenderung l
ebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah meng
ah ke tingkat normal dan kepatuhan ≤ 50% tidak efektif dan adekuat untuk me
pat hubungan antara kepatuhan terhadap pengobatan dan kontrol tekanan dara
h; semakin tinggi kepatuhan, akan semakin baik kontrol. Penelitian lainnya dil
akukan oleh Pratiwi (2011) yang meneliti tentang pengaruh konseling terhada
onseling obat terhadap kepatuhan penderita hipertensi. Hal ini mendukung per
melalui pendekatan kognitif maupun perilaku agar kesadaran pasien untuk pat
an obat yang salah dan bisa mengakibatkan memburuknya keadaan pasien ters
onen utama yaitu survailan penyakit hipertensi, promosi dan pencegahan peny
ehatan yang bertujuan membantu individu mengambil keputusan dan sikap ata
madai.
mpengaruhi orang lain agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan (Fi
kan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik in
ivasi dengan mengubah tiga faktor penentu perilaku yaitu sikap, pengaruh sosi
i pemberian informasi tentang sebab akibat dari faktor- faktor yang menurunk
rima dan merespon stimulus yang berbeda. Perilaku yang tidak didasari oleh p
empengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukan atau input juga dipe
ngaruhi oleh materi pesan, pendidikan atau petugas yang melakukannya, serta
menurut Sujana dan Rivai (2005) diantaranya ketepatan media dengan tujuan
ntaranya adalah penggunaan leaflet, buklet, video dan lain-lain. Yulianti (201
kasi tertulis yang berbentuk buku cetakan terdiri dari beberapa halaman kertas
yang dijilid menyerupai buku dengan ukuran yang lebih kecil dibanding denga
n buku bacaan pada umumnya (Wardah, 2014). Penelitian di Yunani oleh Icon
katan kepuasan terhadap informasi yang diterima dan membantu dalam mengi
ngat informasi pada kelompok intervensi. Hal ini mendukung pernyataan Mou
lt, Franck & Brady (2004) bahwa pasien dan keluarga mungkin melupakan set
engah dari informasi dalam waktu lima menit setelah dilakukan konsultasi kes
ehatan, dan hanya mengingat 20% dari keseluruhan informasi yang diberikan.
rut National Health Service (NHS) di Inggris bahwa pemberian informasi seca
ra tertulis bertujuan untuk menyediakan informasi secara bebas kepada pasien,
keluarga ataupun orang yang bertanggung jawab terhadap pasien, yang memu
penggunaan pill card atau Kartu Minum Obat juga bisa meningkatkan
an kartu pengobatan yang digunakan sebagai kartu pengingat agar pasien patuh
minum obat dan memiliki motivasi dalam menjalani terapi dan mencapai outco
me terapi. Dimana pill card yang merupakan sebuah kartu pengobatan ini digu
nakan sebagai media dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien secara
t kepada pasien.
ma obat yang dikonsumsi pasien, kegunaan obat, aturan pakai, serta waktu yan
embar pill card pada saat wawancara pertama setelah selesai melakukan peng
obatan dan sudah mendapatkan obat serta informasi penggunaan obat dari apot
eker di instalasi farmasi, kemudian peneliti memberikan lembar pill card dan
membantu mencatat sesuai dengan obat yang diterima oleh pasien. Peneliti jug
a memastikan bahwa informasi yang diterima oleh pasien pada saat konseling d
engan apoteker sudah sesuai dengan informasi yang dituliskan pada lembar pill
card.
Setelah memastikan informasi yang diterima pasien peneliti mengulan
gi informasi yang sudah lengkap tertuliskan di lembar pill card kepada pasien un
tuk memastikan bahwa pasien telah memahami lembar pill card yang diberikan.
Peneliti juga menyarankan jika dikemudian hari pasien memiliki kendala dala
peneliti melalui kontak yang sudah tertera pada lembar pill card yang dimiliki.
dan kartu minum obat dalam waktu 3 hari dinilai efektif dalam meningkatkan
Pada pasien Ny “R” yang telah diberikan intervensi didapatkan hasil bahwa
obat yang sudah diisi sesuai petunjuk serta adanya penurunan tekanan darah
pada pasien Ny “R” dimana pada saat sebelum pemberian intervensi 160/90
B. KETERBATASAN
Keterbatasan dalam KIA ini adalah kurangnya waktu dalam