Anda di halaman 1dari 7

SCIENTIA J. Far.

Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan


Diterbitkan oleh Universitas Perintis Indonesia setiap bulan Februari danAgustus
Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

11 (1) ; 49 - 55, 2021

Pengaruh Pemberian Self Reminder Card terhadap Tingkat Kepatuhan


Pasien dan Keberhasilan TerapiI Obat Diabetes Mellitus Tipe II di
Puskesmas Wilayah Surabaya
Selly Septi Fandinata, Iin Ernawati
Akademi Farmasi Surabaya
Email: sellyfandinata@akfarsurabaya.ac.id

Diterima : 07-07-2020 ; Direvisi : 12-01-2021; Diterbitkan : 19-02-2021

ABSTRAK
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan gangguan metabolisme gejala hiperglikemia kronik akibat resistensi
insulin atau defisiensi sekresi insulin. Kepatuhan minum obat penting dalam mencapai target keberhasilan terapi.
Self reminder card merupakan alat bantu untuk meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh Self reminder card terhadap tingkat kepatuhan pasien dan keberhasilan terapi pada
diabetes mellitus tipe II di puskesmas wilayah Surabaya. Rancangan penelitian Quasi Eksperimental dengan
pendekatan Eksperimental two group pre post menggunakan analisa uji chi square dengan instrument kuisioner
MGLS dengan valid (p<0,05) dan reability (KR-20 = 0,6612), Self reminder card dan kadar gula darah. Hasil
penelitian diperoleh 113 pasien (kelompok kontrol 57 pasien dan intervensi 56 pasien. Tingkat kepatuhan minum
obat pre dan post kelompok intervensi p value 0.000, pengaruh kedua kelompok p value 0.000 sehingga
menunjukkan ada pengaruh Self reminder card terhadap tingkat kepatuhan minum obat pasien. Keberhasilan
terapi pre post kelompok intervensi p value 0.000, pengaruh kedua kelompok p value 0.346 sehingga tidak ada
pengaruh Self reminder card terhadap keberhasilan terapi pasien dalam penurunan gula darah. pasien Diabetes
Mellitus Tipe II.
Kata kunci : Self Reminder Card, Diabetes Mellitus Tipe II, Tingkat Kepatuhan minum obat

ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus is metabolic disorder of chronic hyperglycemia symptoms to insulin resistance
or deficiency of insulin secretion. Adherence medication is important therapeutic success target. Self reminder
card is a tool to increase the level of medication compliance. The purpose to effect of self reminder cards on the
level compliance and therapeutic success in type II diabetes mellitus in the Surabaya health center. The research
design of Quasi Experimental with two group pre post uses chi square test analysis with MGLS questionnaire
valid (p <0.05) and reability (KR-20 = 0.6612), Self reminder card and blood sugar levels. The results obtained
113 patients (control group 57 and 56 intervention patients. The level of adherence to take medication pre and
post intervention group of p value 0,000, the influence of both groups p value 0,000 so that is an effect of Self
reminder card on the level of patient compliance medication. Therapeutic success to pre post intervention group p
value 0.000, the influence of both groups p value 0346 so that there is no effect of Self reminder card on the
success of therapy in reducing blood sugar patients.
Keywords: Self Reminder Card, Diabetes Mellitus type II, medication adherence level

49
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

kolom yang tersedia pada medication reminder


PENDAHULUAN
chart setelah meminum obatnya. Self
reminder card yang diberikan merupakan
Berkembangnya pola makan dan gaya pengembangan dari kartu pengingat mandiri
hidup masyarakat seiring perkembangan dunia minum obat pasien pada pedoman konseling
menyebabkan transisi epidemiologi penyakit pelayanan kefarmasian di sarana kesehatan
diantaranya penyakit tidak menular seperti yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Diabetes Mellitus. Menurut WHO, penyakit pada tahun 2017 serta penelitian lain yang
tidak menular (PTM) 3,4 kali meningkat lebih sejenis. Pengembangan Self reminder card pada
pesat dari sebelumnya (WHO, 2020) Penyakit penelitian melalui penambahan alat bantu
Tidak Menular (PTM) adalah penyebab berupa gambar dari aturan minum obat yang
kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
dimana penyakit menular masih merupakan pasien tentang jadwal minum obat dan
masalah kesehatan penting dan dalam waktu dirancang oleh peneliti sebagai identitas
bersamaan morbiditas dan pengobatan pasien yang dapat di bawah pasien
mortalitas.(Kemenkes RI, 2018) Proporsi angka dalam berpergian, karena berisi riwayat
kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pengobatan pasien, sehingga dapat membantu
pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun dokter dalam meresepkan pengobatan untuk
2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab pasien tersebut.
kematian tertinggi dari seluruh penyebab Pengukuran tingkat kepatuhan minum
kematian adalah stroke (15,4%), disusul obat dengan menggunakan kuesioner memiliki
hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru kelebihan yakni praktis, murah, dan efisien
obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi (Paschal et al., 2008; Ernawati, Islamiyah and -
diperkotaan dan perdesaan. (Kementerian , 2018). Penelitian pengukuran kepatuhan pada
Kesehatan RI, 2011) penelitian ini menggunakan kuesioner MGLS
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan (Morisky, Green, Levine Adherence Scale).
gangguan metabolisme dengan gejala Kuesioner MGLS merupakan kuesioner yang
hiperglikemia kronik akibat resistensi insulin digunakan untuk mengukur kepatuhan yang
atau defisiensi sekresi insulin. Kadar glukosa menggunakan 4 pertanyaan, dimana dari
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pertanyaan tersebut dapat menggambarkan
disfungsi dan kegagalan berbagai organ tingkat kepatuhan pasien menjadi 3 kategori
(Eliana, 2015). Keberhasilan pengobatan diantaranya patuh tinggi, sedang dan rendah
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan versi bahasa Indonesia dan telah di uji validasi
dan kepatuhan pasien ( H s u e t a l . , dan reliabilitas.Pada penelitian ini identifikasi
2014). kepatuhan pasien dilakukan menggunakan
Menurut laporan WHO pada tahun instrument kuesioner MGLS (Morisky, Green,
2003, rata-rata pasien yang menjalani terapi Levine Adherence Scale) yang sebelumnya
jangka panjang di negara maju hanya telah dilakukan alih bahasa ke versi bahasa
sebesar 50% yang menjalani terapinya dengan Indonesia dan telah di uji validasi dan
optimal, sedangkan di negara berkembang, reliabilitas (Beyhaghi et al., 2016)(Ernawati,
jumlah tersebut bahkan lebih rendah . Salah Islamiyah and -, 2018)
satu faktor yang berperan dalam kegagalan Puskesmas merupakan fasilitas
pengontrolan glukosa darah pasien DM adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama sehingga
ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan merupakan ujung tombak dalam program
(Paraidathathu et al., 2013) promotif dan preventif dalam menunjang
Ada beberapa cara yang tepat yang dapat keberhasilan pengobatan terapi pasien. Kota
digunakan untuk membantu meningkatkan Surabaya mempunyai 61 puskesmas yang
kepatuhan minum obat pada pasien, salah satu tersebar di beberapa wilayah, sehingga
intervensi yang dapat diberikan oleh farmasis puskemas wilayah Surabaya ini juga
dalam meningkatkan kepatuhan dengan memegang peran penting. Berdasarkan hal
menggunakan Self reminder card. Self tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
reminder card adalah sebuah alat yang dapat mengetahui apakah pemberian Self reminder
membantu untuk mengatasi pasien lupa minum card berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
obat, dengan cara memberikan tanda pada pasien dan keberhasilan terapi pada
50
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

penggunaan terapi obat diabetes mellitus tipe II 1. Pasien yang telah masuk kriteria inklusi
di puskesmas wilayah Surabaya. Hasil tetapi drop out pada waktu yang telah
penelitian ini dapat menjadi referensi untuk ditentukan
menunjang pelayanan kefarmasian yang 2. Pasien yang telah masuk kriteria inklusi
dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat dan yang berubah rejimen terapi obat
juga pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kefarmasian terutama untuk Data kepatuhan minum obat dikumpulkan
meningkatkan kepatuhan minum obat pasien dengan menggunakan kuisioner MGLS.
DM tipe 2. Kuisioner MGLS ini terdiri dari 4 pertanyaan,
dimana dari pertanyaan tersebut dapat
METODE PENELITIAN menggambarkan tingkat kepatuhan pasien
menjadi 3 kategori diantaranya patuh tinggi
Penelitian ini menggunakan rancangan (skor 0), sedang (skor 1-2) dan rendah (skor 3-
Quasi Eksperimental dengan pendekatan 4). Data keberhasilan terapi adalah data kadar
Eksperimental two group (control and Self gula darah pre post pada kelompok kontrol dan
reminder card group) pre post dengan intervensi.
mengambil data primer dan sekunder pasien Analisis statistik pada penelitian ini untuk
secara prospektif. Data yang diamati adalah mengetahui pengaruh Self reminder card
tingkat kepatuhan minum obat dan keberhasilan terhadap tingkat kepatuhan pasien dan
terapi pasien diabetes mellitus berupa keberhasilan terapi pada penggunaan terapi
penurunan kadar gula darah. Penelitian obat diabetes mellitus dilakukan analisa
dilakukan di di 10 puskesmas di wilayah Kota berpasangan jika data yang dihasilkan tidak
Surabaya pada periode April - Juni 2020 terdistribusi secara normal menggunakan uji
Data primer diperoleh dengan cara dua sampel independen t-test (Wilcoxon),
wawancara dan pengisian kuesioner MGLS sedangkan data tidak berpasangan
melalui link google form yang sudah di uji (independent) dan tidak terdistribusi normal
validasi dan reabilitas dengan nilai (p<0,05) dianalisis dengan dua sampel t-test independen
dan (KR-20 = 0,6612) sedangkan data (Mann- Whitney).
sekunder diambil dari catatan medis pasien.
Pemilihan sampel pada penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode purrposive sampling
yang terdistribusi pada kelompok kontrol dan Karakteristik Sampel Penelitian
intervensi Yaitu seluruh pasien dewasa Data sampel pada penelitian ini
dengan diagnosis diabetes mellitus tipe II terdapat 113 pasien penelitian dengan
dan mendapatkan terapi obat anti diabetes yang pertimbangan kriteria inklusi dan eksluusi
sesuai dengan kriteria penelitian antara lain : penelitian, yang terbagi menjadi 2 kelompok
Kriteria Inklusi kontrol (57 pasien) dan intervensi (56 pasien)
1. Pasien (20-80) tahun diagnosa DM tipe II yang diberikan Self reminder card. Data
yang mendapatkan terapi obat oral anti karakteristik sampel penelitian seperti tabel 1.
diabetes mellitus
2. Pasien dengan data lengkap (rekam medik Tabel 1. Karakteristik Data Pasien pada kelompok
dan resep obat). Self Reminder Card dan Kelompok Kontrol
3. Pasien yang berkunjung ke puskesmas Karakteristika pasien Kelompok
minimal 2 kali kunjungan Kontrol Intervensi
(N=57) (N=56)
4. Pasien yang bersedia dihubungi melalui
telephone atau wa (WhatsApp) N % N %
Jenis Perempuan 41 72 42 75
Kriteria Eksklusi kelamin Laki-laki 16 28 14 25
Usia 30 – 39 0 0 1 1.79
1. Pasien anak-anak
(Tahun) 40 – 49 8 14.04 18 32.1
2. Pasien yang tidak lengkap data rekam 4
medis 50 – 59 32 56.14 17 30.3
3. Pasien Hamil 6
Kriteria Drop Out 60 - 69 14 24.56 15 26.7
9

51
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

>70 3 5.26 5 8.93 intervensi usia 40 – 49 tahun. Semakin


Pendidika Tidak 0 0 5 8.93 bertambahnya usia maka kemampuan sel
n Sekolah
SD 21 36.84 29 51.7
pankreas untuk memproduksi insulin menurun.
9 Penurunan produksi insulin menyebabkan
SMP 10 17.54 11 19.6 kapasitas pengangkutan gula darah dari dalam
4 pembuluh darah menuju sel berkurang dan juga
SMA 22 38.60 9 16.0 penuaan menyebabkan menurunnya fungsi
7
tubuh untuk metabolisme glukosa, glukosa
Sarjana 4 7.12 2 3.57
Pekerjaan Tidak 2 3.51 5 8.93 yang tidak dimetabolisme menjadi energi akan
Bekerja tertumpuk dalam darah sehingga kadar gula
Ibu Rumah 28 49.12 24 42.8 darah menjadi tinggi (Trisnawati and
Tangga 6 Setyorogo, 2013).
Karyawan 12 21.05 11 19.8
6 Untuk karakteristik pasien dilihat dari
Buruh 1 1.75 1 1.79 segi pendidikan untuk kelompok kontrol dan
Petani 0 0 3 5.36 intervensi mayoritas pendidikan terakhir adalah
Guru 0 0 1 1.79 SD. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau
Pedagang 9 15.79 9 16.0 proses pembelajaran untuk mengembangkan
7
Pensiunan 5 8.77 2 3.57 atau meningkatkan kemampuan tertentu
Lama <1 4 7.02 10 17.8 sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri
terdiagnos 6 sendiri (Notoatmodjo, 2012). Responden yang
a DM tipe 1-5 38 66.67 39 69.6 berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
II (Tahun) 4 pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
6 -10 12 21.05 6 10.7
1
dengan responden yang tingkat pendidikanya
11 – 20 3 5.26 0 0 rendah. Penelitian sebelumnya juga
>20 0 0 1 1.79 menyatakan tingkat pendidikan dapat
Pengobatan Tunggal 15 26 16 29 mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan
Kombinasi 42 74 40 71 seseorang dalam menerapkan perilaku hidup
Berdasarkan data karakteristik sampel sehat, terutama mencegah penyakit
penelitian, jenis kelamin pada kelompok hipertensi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
kontrol dan intervensi didominasi oleh maka akan semakin tinggi pula kemampuan
perempuan. Hal ini disebabkan karena pada seseorang dalam menjaga pola hidupnya agar
perempuan memiliki LDL dan tingkat tetap sehat (Sugiharto, 2007) .
trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan Apabila karakteristik sampel penelitian
dengan laki–laki, dan juga terdapat perbedaan dilihat dari sisi pekerjaan, kedua kelompok
dalam melakukan semua aktivitas dan gaya sampel pada penelitian ini didominasi oleh
hidup sehari–hari yang sangat mempengaruhi pasien dengan pekerjaan sebagai ibu rumah
kejadian suatu penyakit, dan hal tersebut tangga. Hal ini bisa terjadi karena sampel pada
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penelitian ini juga didominasi oleh jenis
penyakit diabetes mellitus. Jumlah lemak pada kelamin perempuan. Ibu rumah tangga
laki–laki dewasa rata– rata berkisar antara 15– cenderung mempunyai pekerjaan yang tidak
20 % dari berat badan total, dan pada memerlukan energi yang besar, gula yang ada
perempuan sekitar 20–25 %. Jadi peningkatan di dalam darah tidak semuanya diubah menjadi
kadar lipid (lemak darah) pada perempuan energi sehingga tertumpuk dalam darah dan
lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki, dapat meningkatkan kadar gula darah.
sehingga faktor risiko terjadinya diabetes Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukan
mellitus pada perempuan 3-7 kali lebih tinggi bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
dibandingkan pada laki–laki yaitu 2-3 kali. antara status pekerjaan dengan kepatuhan
Selain itu wanita memiliki peluang naiknya dalam menjalani pengobatan hipertensi dengan
indeks masa tubuh yang lebih besar daripada nilai p=0,872 Hasil penelitian juga
laki-laki (Fandinata, Darmawan and Surabaya, menunjukan mayoritas responden adalah
2020) mereka yang tidak bekerja (61,9%) dan 38,1%
Mayoritas pasien diabetes mellitus lainya memiliki pekerjaan. (Fandinata and
pada kelompok kontrol adalah pasien dengan Darmawan, 2020)
usia 50 – 59 tahun, sedangkan pada kelompok
52
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

Karakteristik sampel penelitian dilihat Rendah 34(60%) 43(75%)


dari sisi lama terdiagnosa Diabetes Mellitus Intervensi Tinggi 9(16%) 43(77%)
Tipe II pada hasil penelitian ini pada kelompok Sedang 33(59%) 13(23%)
kontrol dan intervensi mayoritas 1-5 tahun. Rendah 14(25%) 0(0%)
Berdasarkan penelitian dilapangan responden
yang menderita Diabetes ≤5 tahun 64,9% patuh Hasil data tingkat kepatuhan minum
dalam menjalani pengobatanya, sedangkan obat yang terlihat pada tabel 2 menunjukkan
pada responden yang sudah menderita tingkat kepatuhan tinggi pada kelompok
hipertensi >5 tahun hanya 31,9% saja yang intervensi (setelah pemberian Self reminder
patuh menjalani pengobatan. Hasil penelitian card (77%) dibandingkan kelompok kontrol
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa (9%). Hal ini menunjukkan bahwa Self
semakin lama seseorang menderita Diabetes reminder card yang diberikan ke pasien dapat
mellitus maka tingkat kepatuhanya makin memberikan dampak positif dalam
rendah Hal ini disebabkan kebanyakan peningkatan kepatuhan pasien pada kelompok
penderita akan merasa jenuh menjalani intervensi. Reminder card secara efektif dan
pengobatan sedangkan tingkat kesembuhan efisien berguna untuk meningkatkan kepatuhan
yang telah dicapai tidak sesuai dengan yang minum obat karena itu bisa sebagai alat bantu
diharapkan. Hal ini juga terkait dengan jumlah pengingat minum obat sehingga senantiasa
obat yang diminum, pada umumnya pasien dapat mengingatkan waktu untuk minum obat
yang telah lama menderita hipertensi tapi (Mohan et al., 2018). (Fandinata and Ernawati,
belum kunjung mencapai kesembuhan, maka 2020a) (Fandinata and Ernawati, 2020b)
dokter yang menangani pasien tersebut
biasanya akan menambah jenis obat ataupun Tabel 3. Analisa Statistika Pengaruh Self reminder
akan meningkatkan sedikit dosisnya. Akibatnya card Terhadap Tingkat Kepatuhan Minum Obat
pasien tersebut cenderung untuk tidak patuh Analisa Statistika p value
Kelompok Intervensi pre post 0.000
untuk berobat. (Fandinata and Ernawati, 2020a)
(Wilcoxon Signed Rank test)
Kelompok kontrok vs Kelompok 0.000
Penilaian Tingkat Kepatuhan minum obat Intervensi (Mann-Whitney test)
Kepatuhan dalam pengobatan
memegang peranan penting dalam mencapai Hasil analisa berdasarkan table 3.
target keberhasilan terapi, terutama untuk Tingkat k pre dan post kelompok intervensi
penyakit kronis seperti diabetes mellitus. dengan nilai p value 0.000 menunjukkan bahwa
Rendahnya kepatuhan pasien terhadap signifikan terdapat perbedaan bermakna antara
pengobatan diabetes mellitus merupakan salah tingkat kepatuhan minum obat pada pre dan
satu penyebab rendahnya kontrol kadar gula post study. Tingkat kepatuhan minum obat pada
darah. (Adikusuma and Qiyaam, 2018). Pada kedua kelompok juga dilakukan analisa
penelitian ini, tingkat kepatuhan minum obat menggunakan uji Mann Whitney dengan nilai p
pasien diabetes mellitus diukur menggunakan value 0.000 sehingga menunjukkan bahwa
kuesioner Morisky, Green, Levine Adherence terdapat pengaruh Self reminder card terhadap
Scale (MGLS). Kuisioner MGLS ini dipilih tingkat kepatuhan minum obat pasien Diabetes
sebagai instrument untuk mengukur tingkat Mellitus Tipe II. Peningkatan kepatuhan
kepatuhan minum obat karena kuisioner ini minum obat tersebut dapat menunjang
hanya memiliki 4 pertanyaan, dimana dari keberhasilan terapi. Reminder card minum obat
pertanyaan tersebut dapat menggambarkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
tingkat kepatuhan pasien menjadi 3 kategori intervensi pada pelayanan kefarmasian
diantaranya patuh tinggi, sedang dan rendah sehingga tujuan terapi bagi pasien dapat
sehingga akan efisien dalam hal waktu tercapai (Baker et al., 1997; Mohan et al.,
pengambilan data. 2018). (Fandinata and Ernawati, 2020a)
Tabel 2. Data Tingkat Kepatuhan Minum Obat
Penilaian Keberhasilan Terapi
Kelompok Kategori Kepatuhan
Keberhasilan terapi pada pasien
Pre Post
Kontrol Tinggi 3(5%) 5(9%)
diabetes mellitus menunjukkan adanya
Sedang 20(35%) 9(16%) peningkatan kualitas hidup pasien serta
terhindar dari adanya penyakit komplikasi.
53
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh adanya KESIMPULAN


kepatuhan, motivasi, serta dukungan keluarga. Self reminder card yang diberikan ke
Keberhasilan terapi diabetes mellitus dapat pasien diabetes mellitus terbukti efektif
ditingkatkan dengan cara mengatur diet, meningkatkan kepatuhan minum obat. Tetapi
memonitor kadar gula darah, merawat belum efektif menurunkan kadar gula darah
kebersihan kaki dan porsi olah raga (AlShareef sebagai keberhasilan terapi pasien Diabetes
et al., 2017). Mellitus Tipe II

Tabel 4. Data Kategori Keberhasilan Terapi


pasien Diabetes Mellitus Tipe II UCAPAN TERIMAKASIH
Kelompok Tingkat Keberhasilan Terapi Ucapan terima kasih disampaikan
Kepatuhan Turun Tetap Naik kepada Direktur Kementerian Riset, Teknologi,
Kontrol Tinggi 4 (7%) 1(2%) 0(0%) dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Sedang 7(12%) 0(0%) 2(4%) sebagai pemberi dana Penelitian Dosen Pemula
Rendah 37(65%) 0(0%) 6(11%) dan Direktur dan civitas Akademi Farmasi
Interven- Tinggi 35(63%) 1(2%) 10(18%) Surabaya yang sudah mendukung penelitian ini
si Sedang 6(11%) 1(2%) 3(5%)
Rendah 0(0%) 0(0%) 0(0%) DAFTAR PUSTAKA
Adikusuma, W. and Qiyaam, N. (2018)
Hasil data keberhasilan terapi
‘Adherence level and blood sugar control
berdarakan kadar gula darah yang terlihat pada
of type 2 diabetes mellitus patients who
tabel 4 menunjukkan kadar gula turun pada
gets counseling and short messages
tingkat kepatuhan tinggi, pada kelompok
service as reminder and motivation’,
intervensi (setelah pemberian Self reminder
Asian Journal of Pharmaceutical and
card (63%) dibandingkan kelompok kontrol
Clinical Research. doi:
(7%). Hal ini menunjukkan secara deskriptif
10.22159/ajpcr.2018.v11i2.22988.
bahwa kelompok intervensi yaitu pemberian
Self reminder card yang diberikan ke pasien ini AlShareef, S. M. et al. (2017) ‘Glycemic
memberikan dampak keberhasilan terapi dalam Control in Diabetic Patients in Saudi
menurunkankadar gula darah pasien. Arabia: The Role of Knowledge and Self-
Management - A Cross-Sectional Study’,
Tabel 5. Analisa Statistika Pengaruh Self reminder Global Journal of Health Science. doi:
card Terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Diabetes 10.5539/gjhs.v9n12p25.
Mellitus Tipe II
Analisa Statistika p value Baker, R. et al. (1997) ‘Randomised controlled
Kelompok Intervensi pre post 0.000 trial of reminders to enhance the impact of
(Wilcoxon Signed Rank test) audit in general practice on management
Kelompok kontrok vs Kelompok 0.346 of patients who use benzodiazepines.’,
Intervensi (Mann-Whitney test) Quality and Safety in Health Care, 6(1),
pp. 14–18. doi: 10.1136/qshc.6.1.14.
Hasil analisa berdasarkan table 5
Beyhaghi, H. et al. (2016) ‘Psychometric
bahwa Keberhasilan terapi kadar gula darah
Properties of the Four-Item Morisky
pasien pre dan post kelompok intervensi
Green Levine Medication Adherence
dengan nilai p value 0.000 menunjukkan bahwa
Scale among Atherosclerosis Risk in
signifikan terdapat perbedaan bermakna antara
Communities (ARIC) Study Participants’,
tingkat kepatuhan minum obat pada pre dan
Value in Health, 19(8), pp. 996–1001. doi:
post study. Kemudian keberhasilan terapi
10.1016/j.jval.2016.07.001.
tersebut dilakukan analisa berdasarkan kedua
kelompok tersebut dengan menggunakan uji Eliana, F. (2015) ‘Penatalaksanaan DM Sesuai
Mann Whitney dengan nilai p value 0.346 Konsensus Perkeni 2015’, SATELIT
sehingga menunjukkan bahwa tidak ada SIMPOSIUM 6.1 DM UPDATE DAN
pengaruh Self reminder card terhadap Hb1C.
keberhasilan terapi pasien dalam penurunan Ernawati, I., Islamiyah, W. R. and -, S. (2018)
gula darah. pasien Diabetes Mellitus Tipe II. ‘How to Improve Clinical Outcome of
54
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 11 NO. 1, Februari 2021

Epileptic Seizure Control Based on Desember 2013.


Medication Adherence? A Literature
Kementerian Kesehatan RI (2011) Penyakit
Review’, Open Access Macedonian
Tidak Menular (PTM) Penyebab
Journal of Medical Sciences, 6(6), pp.
Kematian Terbanyak di Indonesia,
1174–1179. doi:
Kementerian Kesehatan Republik
10.3889/oamjms.2018.235.
Indonesia. Available at:
Fandinata, S. S. and Darmawan, R. (2020) http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2
‘Pengaruh Kepatuhan Minum Obat Oral %25id=1637.
Anti Diabetik Terhadap Kadar Gula
Mohan, P. L. et al. (2018) ‘Effectiveness of a
Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
reminder card system versus a mobile
II’, Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan.
application to improve medication
Fandinata, S. S., Darmawan, R. and Surabaya, adherence among asthma patients in a
A. F. (2020) ‘PERBEDAAN tertiary care hospital’, Journal of Taibah
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA University Medical Sciences. Elsevier Ltd,
PASIEN YANG BARU TERDIAGNOSA 13(6), pp. 541–546. doi:
DAN SUDAH LAMA TERDIAGNOSA 10.1016/j.jtumed.2018.10.001.
PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE
Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan
2’, jurnal.akfarsam.ac.id.
dan Perilaku Kesehatan (edisi revisi
Fandinata, S. S. and Ernawati, I. (2020a) ‘The 2012), Jakarta: rineka cipta.
effect of self-reminder card to the level of
Paraidathathu, T. et al. (2013) ‘Medication
adherence of hypertension patients in
adherence in patients with type 2 diabetes
community health center in surabaya’,
mellitus treated at primary health clinics
Open Access Macedonian Journal of
in Malaysia’, Patient Preference and
Medical Sciences. doi:
Adherence, p. 525. doi:
10.3889/oamjms.2020.5389.
10.2147/PPA.S44698.
Fandinata, S. S. and Ernawati, I. (2020b) ‘The
Paschal, A. M. et al. (2008) ‘Measures of
Effects of Self Reminder Card to the
adherence to epilepsy treatment: Review
Successful Treatment of Blood Pressure
of present practices and recommendations
of Hypertension Patients in Community
for future directions’, Epilepsia, 49(7), pp.
Health Centers in Surabaya’, STRADA
1115–1122. doi: 10.1111/j.1528-
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), pp. 831–
1167.2008.01645.x.
839. doi: 10.30994/sjik.v9i2.395.
Sugiharto, A. (2007) Faktor-Faktor Risiko
Hsu, C. et al. (2014) ‘Factors affecting
Hipertensi Grade Ii, Tesis.
medication adherence: Patient
perspectives from five veterans affairs Trisnawati, S. K. and Setyorogo, S. (2013)
facilities’, BMC Health Services ‘Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus
Research. doi: 10.1186/s12913-014-0533- Tipe II Di Puskesmas Kecamatan
1. Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012’,
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Kemenkes RI (2018) ‘Hasil Utama Riset
Kesehatan Dasar 2018’, Kementrian WHO (2020) ‘Advice for public’, Who.
Kesehatan Republik Indonesia. doi: 1

55
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee

Anda mungkin juga menyukai