Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN

PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS


KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

TAHUN 2021

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


melaksanakan tugas akhir

Disusun oleh :
NISAAUL MAGHFIRAH
NIM : 1807201089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN
PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS
KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

1.1. Latar Belakang


Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik

adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah atau disebut hiperglikemia. Kadar

gula yang tetap tinggi di dalam darah dapat disebabkan karena insulin tidak

diproduksi oleh kelenjar prangkeas atau bisa juga karena hormon insulin yang

sudah diproduksi tidak mencukupi kebutuhan atau tidak bekerja secara efektif

(Jonathan, Kuswinarti, & Mulyani, 2019).

Diperkirakan bahwa jumlah pasien dengan DM akan meningkat dari 171 juta

menjadi 366 juta di tahun 2030. Secara global pada tahun 2014 diperkirakan

sebanyak 442 juta orang dewasa hidup dengan DM sedangkan pada tahun 1980

penderita diabetes hanya mencapai angka 108 juta (Jannoo & Khan, 2019).

Penduduk yang berumur ≥ 15 tahun, prevalensi DM di tahun 2013 sebanyak

6,9% pada tahun 2018 angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 10,9%.

Pada tahun 2018 di provinsi Aceh penderita DM juga mengalami peningkatan,

dalam beberapa dekade terakhir prevalensi DM meningkat lebih cepat di negara

berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara maju yang

berpenghasilan tinggi (Riskesdas, 2018).

DM merupakan jenis penyakit kronis seumur hidup, namun bisa dikontrol

dengan penerapan pola hidup sehat seperti terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik

bersamaan dengan intervensi farmakologis. Dua intervensi farmakologis diabetes,

diantaranya dengan obat antihiperglikemia oral atau antidiabetes oral dan/

suntikan. Suntikan insulin merupakan keharusan bagi penderita DM tipe 1,


sedangkan penderita DM tipe 2 mendapatkan antidiabetes oral untuk penanganan

awal. Pola dan kesesuaian dengan standar antidiabetes oral maupun insulin

merupakan lini pertama terapi farmakologi DM tipe 2 sangat penting agar terapi

tepat. Penanganan yang tepat akan mengurangi risiko komplikasi dan

meningkatkan harapan hidup penderita DM tipe 2 (Jonathan, Kuswinarti, &

Mulyani, 2019).

Pengetahuan merupakan domain penting yang mempengaruhi pembentukan

tindakan seseorang. Pengetahuan dibutuhkan sebagai sikap atau perilaku setiap

hari, sehingga bisa dikatakan bahwa pengetahuan adalah stimulus terhadap

tindakan. Sebuah perilaku yang didasari dengan pengetahuan akan lebih bertahan

lama dibandingan dengan suatu perilaku yang tidak didasari pengetahuan

(Kunaryanti, Andriyani, & Wulandari, 2018).

Pasien yang kurang faham tentang DM dan bagaimana menjalani terapi yang

sesuai bisa menyebabkan kegagalan terapi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan serta pemahaman pasien akibat kurangnya informasi terkait DM

(Kodu , 2018).

Kepatuhan minum obat bisa dipengaruhi oleh beberapan faktor seperti

demografi, faktor pasien, faktor terapi dan hubungan pasien dengan tenaga

kesehatan (Rusnoto & Subagiyo, 2018).

Rata-rata di negara maju memiliki tingkat kepatuhan pengobatan hanya

sebesar 50% dan diperkirakan di negara berkembang memiliki tingkat kepatuhan

pengobatan yang lebih rendah lagi. Sejumlah alasan yang menyebabkan

ketidakpatuhan diantaranya kesadaran pasien yang buruk tentang pentingnya

kepatuhan, pasien kurang memahami manfaat dan resiko ketidakpatuhan


pengobatan, rejimen obat yang terlalu komplek dan pengetahuan pasien tentang

obat-obatan yang kurang (Sarah M. , et al., 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Kassahun

menunjukan bahwa mayoritas pasien DM memiliki level pengetahuan yang

rendah dan kepatuhan pengobatan yang rendah. Dilihat dari pentingnya aspek

pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pada pasien DM dan kebanyakan atau

mayoritas tingkat pengetahuan dan kepatuhan yang dimiliki pasien kurang maka

peneliti ingin melakukan penelitian terkait dengan tingkat pengetahuan dan

kepatuhan pengobatan pada pasien DM di Puskesmas Kota Juang Kabupaten

Bireuen.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat di rumuskan masalah

penelitiannya yaitu adakah hubungan antara tingkat pengetahuan terkait diabetes

dengan kepatuhan pengobatan pasien DM di Puskesmas Kota Juang Kabupaten

Bireuen.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan terkait

diabetes dan kepatuhan pengobatan pasien DM.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien DM tentang diabetes di
Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen.
b. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan pasien DM terhadap pengobatan di
Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan

pengobatan di Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dan

pengetahuan tentang tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien DM.

1.4.2. Bagi Responden

Memberikan informasi kepada pasien terkait seberapa besar tingkat

pengetahuan tentang penyakitnya dan tingkat kepatuhan terapi mereka

serta dapat memotivasi pasien DM untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman terkait DM serta dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah informasi maupun literatur dalam bidang ilmu

keperawatan. Khususnya pada keperawatan klinis mengenai gambaran

tingkat pengetahuan dan kepatuhan pengobatan pasien DM.

1.4.4. Bagi Peneliti Lain

Menambah informasi maupun literatur dalam bidang ilmu

keperawatan mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan

pengobatan pasien DM.

1.5. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Kepatuhan Pengobatan


Pasien Diabetes Mellitus
1.6. Hipotesa

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan

pengobatan pasien diabetes mellitus.

Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan

pasien diabetes mellitus.

1.7. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, karena

tidak adanya intervensi atau manipulasi oleh peneliti terhadap subyek

penelitian (Nursalam, 2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-

sectional yang merupakan jenis penelitian yang mempelajari hubungan

(korelasi) antara paparan (independen) dengan akibat (dependen) dan

menekankan pada waktu observasi atau pengukuran data variabel hanya satu

kali pada satu waktu atau dalam waktu yang bersamaan (Nursalam , 2017).

1.8. Populasi dan Sampel

1.8.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2018). Populasi dalam penelitian ini seluruh penderita Diabetes

Mellitus di Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen.

1.8.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel yang diambil oleh populasi harus representative atau

mewakili (Sugiyono,2018).
1.9. Analisa Data

1.9.1. Analisa univariat

Analisa uniivariat dilakukan secara bertahap tiap variable dari hasil

penelitian, pada umumnya hasil analisa ini hanya menghasilkan distribusi

frequensi (Notoaddmodjo,2010) kemudian ditemukan persentasenya

dengan menggunakan program komputerisasi SPSS.

1.9.2. Analisa bivariat

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara variable

dependen dan variable independen. Analisa bivariat dilakukan terhadap

dua variable yang diduga berhubungan(Notoadmodjo,2010). Teknik

analisa yang digunakan yaitu dengan chi-square dengan menggunakan

derajat kepercayaan 95% dengan α <5%, sehingga jika nilai p value <0,05

berarti hasil perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukkan

ada hubungan variable dependen dengan variable independen, dan apabila

p value >0,05 berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna atau tidak

ada hubungan antara variable dependen dengan variable independen.


DAFTAR PUSTAKA

Kassahun, T., Gesesew, H., Mwanri, L., & Eshetie, T. (2016). BMC endocrine
disorders. Diabetes related knowledge, self-care behavioursand adherence
to medications among diabetic patiens in Southwes Ethiopia: a cross-
sectional survey, 16(1), 28.

Kodu , S. (2018). Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Militus Tipe 2 Tentang


Cara Penggunaan dan Penyimpanan Insulin Pen Di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, AKFAR PIM).

Kunaryanti, Andriyani, A., & Wulandari, R. (2018). HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN
PERILAKU MENGONTROL GULA DARAH PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MEOWARDI
SURAKARTA. Jurnal Kesehatan , 11(1), 49-55.

Mroueh, L., Ayoub, D., El-Hajj, M., Awada, S., Rachidi , S., Zein, S., et al.
(2018). Evaluation of medication adherence among lebanese diabetic
patiens . Pharmacy practice, 16 (4).

Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian


Kesehatan RI. Hasil Riskesdas 2018.

Rusnoto, & Subagiyo, R. A. (2018). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat


dengan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Daiabetes Mellitus di Klinik
Anisah Demak. Proceeding of The URECOL , 508-514.

Sarah M. , K., Mahmoud M. A. , M., Salwa M. Saeed , K., Raghda S. Hyat, A.,
Mulham Fouad , K., Ebtesam Bakheet , A., et al. (2019). Association
between adherence and quality of life of patients with diabetes and
hypertension attending primary care clinics: a cross-sectional survey .
Quality of Life Research , 28(4), 1053-1061.

Jannoo, Z., & Khan, N. M. (2019). Medication Adherence and Diabetes Self-Care
Activities among Patiens with Type 2 Diabetes Mellitus . Value in health
regional issues, 18, 30-35.

Jonathan, K., Kuswinarti, & Mulyani, N. N. (2019). Pola Penggunaan Anti


Diabetes Oral Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dibagian Penyakit
Dalam RSUD Kota Bandung Tahun 2017 . CDK, 407-413.

Anda mungkin juga menyukai