Anda di halaman 1dari 7

EFIKASI DIRI DENGAN KEJADIAN LUKA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

TIPE 2 : STUDI KORELASI

SELF-EFFICACY WITH INCIDENCE OF WOUND AMONG DIABETES MELLITUS


PATIENT: A CORRELATION STUDY

Abstrak

Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang


mengancam kehidupan manusia. Angka kejadian DM terus mengalami peningkatan
secara dramatis dari tahun ke tahun. Salah satu komplikasi yang dapat diakibatkan
oleh DM adalah Luka Kaki Diabetik (LKD). Oleh sebab itu diperlukan efikasi diri pada
pasien untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga dapat meningkatkan
upaya mandiri pasien dalam melakukan perawatan DM. Tujuan: Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kejadian luka pada pasien
dengan DM tipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran variabel efikasi diri menggunakan
kuesioner The Diabetes Management Self Efficacy Scale sedangkan variabel
dependen menggunakan lembar ceklis kejadian luka. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 60 pasien dengan Teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Klinik
Kitamura Pontianak dan di tatanan komunitas Desa Punggur. Hasil: Hasil analisis data
menggunakan spearman rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
secara statistic dengan P= 0.00 < 0,05. Nilai korelasi kedua variabel tersebut tinggi
yakni sebesar 0.471 dan memiliki korelasi positif. Hal ini bermakna bahwa semakin
baik efikasi diri pasien DM tipe 2 maka beresiko rendah mengalami Luka Kaki Diabetik.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa pentingnya efikasi diri pasien dengan DM tipe 2
agar dapat mencegah Luka Kaki Diabetik.

Kata kunci : Efikasi Diri, Kejadian Luka, Diabetes Mellitus, Luka Kaki Diabetik

Abstract

Introduction:Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable disease that threatens


human life. The incidence of DM continues to increase dramatically from year to year.
One of the complications that can be caused by DM is Diabetic Foot Ulcer (DFU).
Therefore self-efficacy is needed in patients to solve the problems they face and
increase the patient's independent efforts in treating it. Aim:To determine the
relationship between self-efficacy and the incidence of DFU patients with type 2 DM.
Method:Used an analytical observational method with a cross sectional approach. The
Diabetes Management Self-Efficacy Scale questionnaire used in this study, while the
dependent variable used a wound occurrence checklist. Total samples were 60
patients with purposive sampling technique. The research was conducted at the
Kitamura Clinic in Pontianak and at the community setting Punggur Village. Result:The
results of data analysis used spearman rank showed that there was a statistically
significant relationship with P= 0.00 < 0.05. The variables correlation is high, it is
0.471, and had possitive effect means that if has hight self-efficacy of DM patients,it
will be low risk of Diabetic Foot Ulcer. This study indicates that the importance of self-
efficacy of patients with DM in order to prevent Diabetic Foot Ulcer.

Keywords : Self-Efficacy, Incidence of Wound, Diabetes Mellitus, Diabetic Foot Ulcer


PENDAHULUAN Prevalensi Luka Kaki Diabetik di
Diabetes Melitus (DM) Indonesia sekitar 15% dengan resiko
merupakan gangguan serius terhadap amputasi sebesar 30% dan 37% pasien
sistem endokrin manusia (Pratama & akan meninggal pasca amputasi selama
Phutthikhamin, 2017). Penderita 3 tahun. Setiap pasien Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus di dunia mengalami akan mengalami stress yang berbeda
peningkatan secara signifikan dari tahun beda dan juga memiliki strategi koping
ketahun. Merujuk pada dokumen yang berbeda pula (Usman et al. 2021;
International Diabetic Federation (IDF), Alexiadou and Doupis 2012);
saat ini mengkonfirmasi bahwa diabetes Sulistyowati and Indria 2020). Salah
adalah salah satu kedaruratan satu upaya yang dapat dilakukan untuk
kesehatan global yang tumbuh paling mencegah terjadinya komplikasi
cepat di abad ke-21. Di tahun 2019, neuropati diabetik adalah perawatan
diperkirakan 463 juta orang menderita kaki. Perawatan kaki merupakan
diabetes dan jumlah ini diproyeksikan kegiatan yang dilakukan oleh penderita
mencapai 578 juta pada tahun 2030, diabetes melitus yang terdiri dari
dan 700 juta pada tahun 2045 memeriksa keadaan kaki setiap hari,
(Ogurtsova et al., 2022). memotong kuku dengan benar, menjaga
Indonesia adalah negara yang kaki agar tetap bersih, memilih alas kaki
masuk ke dalam top ten country dengan yang tepat, pencegahan trauma pada
urutan ke-7 negara dengan prevalensi kaki, dan penanganan awal trauma
tertinggi DM pada usia antara 20-79 pada kaki. Perawatan kaki yang
tahun yaitu 10,7 juta ditahun 2019, dilakukan dengan baik bisa mencegah
diprediksi 13,7 juta ditahun 2030 dan dan mengurangi komplikasi kaki
16,9 juta ditahun 2045 (Pratama et al., diabetes hingga 50% (Pratama and
2020). Selanjutnya menempati urutan ke Phuttikhamin, 2017) Efikasi diri menjadi
5 jumlah penderita DM tidak terdiagnosa sesuatu yang penting dalam melakukan
diperkirakan 7,9 juta (73,7%) Jumlah manajemen DM yang bertujuan agar
tersebut signifikan naik dari tahun ke penderita DM melakukan perawatan diri
tahun. Indonesia termasuk urutan ke-3 sesuai dengan yang dianjurkan. Nilai
dalam gangguan toleransi glukosa yang efikasi diri yang rendah berpengaruh
masing masing; 29,1 juta ditahun 2019, terhadap kepatuhan perilaku perawatan
32,8 juta ditahun 2030, dan urutan ke-4 diri (Isniyah 2018).
dengan 35,7 juta ditahun 2045 (El‐ Mempertimbangkan hal tersebut,
Amawy and Sarsik, 2021) . Efikasi Diri diperlukan untuk
Pada tahun 2014 Ndraha menentukan strategi yang tepat untuk
mengatakan bahwa Penyakit Diabetes meningkatkan Efikasi diri pasien
Mellitus dapat menimbulkan rasa putus sebagai upaya mandiri pasien untuk
asa dan stres hal ini dikarenakan menyelesaikan masalah yang
Diabetes Mellitus merupakan penyakit dihadapinya. Terdapat bukti bahwa
dengan waktu yang lama dan umumnya treatment meningkatkan efikasi diri
perkembangan penyakitnya lambat berefek pada perbaikan yang signifikan
(Association American Diabetes, 2014). dalam perilaku manajemen perawatan
Hal yang dapat memperburuk kondisi diri diamati setelah intervensi (Albikawi,
serta dapat meningkatkan resiko Petro-Nustas, and Abuadas, 2015).
komplikasi luka kaki diabetik adalah Sebuah studi korelasi
stres yang berkepanjangan. Luka kaki menunjukkan bahwa efikasi diri yang
diabetik ini adalah salah satu komplikasi tinggi pada penderita diabetes melitus
dari sekian banyak komplikasi yang akan meningkatkan perilaku terkait
akan diderita oleh pasien DM tipe 2 perawatan kaki, sehingga mengurangi
yaitu terjadi perlukaan pada area risiko perilaku yang merusak kaki (Huda
permukaan kulit yang disertai dengan et al., 2020) Studi lain intervensi
kerusakan hingga pada kematian bibliotherapy dapat meningkatkan
jaringan, infeksi, atau bahkan terjadi efikasi diri pasien diabetes (Lutfiah
kematian saraf dan penyakit perifer. 2021). Untuk itu efikasi diri pasien yang
tinggi diperlukan untuk mencapai
kesembuhan dalam perawatan. Pasien dikarenakan data tidak berdistribusi
dengan efikasi diri tinggi akan yakin ia normal. Penelitian ini telah lolos uji etik
mampu mengerjakan tugas, mencapai dari komite etik penelitian di Sekolah
tujuan, dan merencanakan tindakan Tinggi Ilmu Keperawatan
untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Muhammadiyah Pontianak dengan
hubungan antara efikasi diri dengan nomor 258.A/II.1.AU/KET. ETIK/VIII/
kejadian luka pada pasien DM tipe 2 2021.

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan Lokasi penelitian ini adalah di Klinik
metode observational analitik dengan PKU Muhammadiyah Kitamura
Pontianak. Klinik ini merupakan salah
pendekatan crossectional. Jumlah
satu Klinik Khusus penderita Diabetes
sampel dalam penelitian ini berjumlah Mellitus dengan rata-rata kunjungan
60 pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang pasien rawat jalan berjumlah 30-40
dilakukan di Klinik Kitamura Pontianak orang setiap harinya. Berikut akan
dan di tatanan komunitas daerah Desa ditampilkan karakateristik responden
Punggur Kabupaten Kubu Raya berdasarkan usia, jenis kelamin, Gula
Kalimantan Barat dengan menggunakan Darah Sewaktu, Ankle Brachial Index,
Lama mencerita DM, Kejadian Luka,
teknik pengambilan sampel adalah
Efikasi Diri.
pusposive sampling. Peneliti
menentukan/ menskrining calon Tabel 1. Karakteristik Responden
partisipan. Partisipan yang memenuhi berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, GDS,
syarat di minta kesediaanya untuk dan nilai Ankle Brachial Index.
menjadi responden penelitian.
Responden diminta mengisi infomed No Karakteristik f %
1 Usia
consent, setelah menandatangani
< 45 Tahun 19 31,7
informed consent, partisipan diminta ≥ 45 Tahun 41 68,3
mengisi minimum data sheet dan 2 Jenis Kelamin
mengisi formulir pengkajian self effikasi. Laki-laki 22 36,7
Untuk responden yang sulit membaca Perempuan 38 63.3
akan dibantu untuk dibacakan dan diisi 3 Gula darah Sewaktu
sesuai dengan jawaban responden. 50-100mg/dl 8 13,3
100-150mg/dl 16 26,7
Pengukuran variabel efikasi diri 150-200mg/dl 15 25
menggunakan kuesioner The Diabetes >200mg/dl 21 35
Management Self Efficacy Scale 4 Ankle Brachial Index
sedangkan variabel kejadian luka >1.31 (Klasifikasi di 0 0
menggunakan (Depth, Maceration, uji pembuluh darah)
Inflamation, Size, Tissue type of wound 0,91-1,31 (Normal) 2 3,3
0.70-0,90 (PAD 24 40
bed (DMIST). Nilai uji validitas kuesioner
Ringan) 29 48,3
efikasi diri, didapatkan nilai r 0.362 0,40-0,69 (PAD 5 8.4
sedangkan nilai reliabilitas dengan uji Sedang)
Alpha Cronbach 0.840. Sementara itu ≤ 0,40 (PAD Berat)
lembar ceklist DMIST memiliki nilai 5 Lama Menderita DM
sensivitas sebesar 0.855 dan spesifitas < 5 Tahun 32 53,3
0.786 yang artinya bahwa kuesioner ≥5-10 Tahun 18 30
>10 Tahun 10 16,7
efikasi diri dan lembar ceklis DMIST
Tabel 1 menunjukkan bahwa
dapat dinyatakan valid dan reliabel. berdasarkan usia rata-rata responden
Jenis Analisa data yang digunakan pada berusia ≥45 tahun berjenis kelamin
penelitian ini adalah uji Spearman rank perempuan yang memiliki GDS
terbanyak adalah >200mg/dl dan semakin rendah resiko mengalami luka
mengalami PAD sedang yang dibuktikan kaki diabetik.
dengan nilai Ankle Brachial Index antara Efikasi diri adalah keyakinan diri,
040-0.69 serta lama menderita DM apakah dapat melakukan tindakan yang
paling tinggi adalah < 5 tahun. baik atau buruk, tepat atau salah, bisa
atau tidak bisa mengerjakan sesuai
Tabel 2. Karakteristik Responden dengan yang dipersyaratkan (Afrida
berdasarkan efikasi diri dan kejadian 2017; Alkahfi, Palimbo, and Marlina
luka 2016).
No Karakteristik f % Menurut Ratnawati (2016)
1 Efikasi Diri menyatakan bahwa semakin tinggi nilai
Baik 22 36,7 efikasi diri pasien DM tipe 2 maka akan
Kurang Baik 38 63,3 semakin tinggi pula tingkat keyakinan
2 Kejadian Luka pasien DM tipe 2 dalam melakukan
Ya 42 70 perawatan diri yang berhubungan
Tidak 18 30 dengan diabetes. Seseorang yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa menderita DM tipe 2 dan memiliki skor
berdasarkan efikasi diri pasien dan efikasi diri yang tinggi lebih mungkin
Kejadian luka didapatkan rata-rata untuk melakukan diet, olahraga, kontrol
pasien DM tipe 2 memiliki efikasi diri glukosa darah mandiri, konsumsi obat,
kurang baik sebesar 63.3% dan memiliki dan perawatan kaki diabetes dengan
luka sebanyak 70%. optimal. Seseorang yang memiliki
efikasi diri yang baik, akan mendorong
Tabel 3. Hubungan antara efikasi diri dirinya untuk berperilaku positif dalam
dengan Kejadian Luka. kehidupannya, sehingga dalam
Variabel Kajadian Luka menjalani penyakit DM tipe 2 yang
Efikasi Ya Tidak dideritanya, ia mampu mempertahankan
Diri n % n % dietnya, serta mampu patuh dalam
P: melakukan pola hidup sehat sesuai
Baik 12 20 18 30
0,00 manajemen DM tipe 2 termasuk
Kurang 26 43,3 4 6.7
Baik perawatan kaki diabetes sehingga
Tabel 3 menunjukkan bahwa kejadian luka berulang bisa diatasi
mayoritas responden DM tipe 2 memiliki dengan sendirinya (Hatmanti, 2017).
efikasi diri kurang baik dan terjadi luka
sebanyak 43,4% sementara responden Menurut Afrida (2017) pasien DM tipe
dengan efikasi diri baik dan tidak terjadi 2 yang memiliki efikasi diri rendah
luka sebesar 20%. Hasil uji bivariat dari cenderung memiliki kualitas hidup yang
kedua variabel tersebut adalah terdapat rendah pula. Pernyataan tersebut
hubungan yang signifkan secara statitsik menguatkan pendapat yang
antara efikasi diri dengan kejadian luka dikemukakan oleh Bandura tentang
pada pasien dengan DM tipe 2 dengan kepercayaan diri seseorang mengenai
nilai p value 0.00. kemampuan dalam melakukan sesuatu.
Hubungan antara kedua variabel Pada umumnya seseorang tidak akan
tersebut berada pada kategori tinggi dan melakukan sesuatu sampai ia yakin bisa
positif dengan nilai statistik 0,471. hal ini melakukannya, walaupun seseorang
membuktikan bahwa sebanyak 47,1 % yakin bahwa perubahan yang dilakukan
kejadian luka pada pasien dengan DM akan bermanfaat tetapi jika seseorang
tipe 2 dipengaruhui oleh efikasi diri yang tidak yakin bisa melakukannya maka
kurang baik, sementara 42,9% sisanya perubahan tidak akan terjadi.
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak Pada penelitian ini responden yang
dibuktikan dalam penelitian ini. Selain itu memiiki efikasi diri kurang baik dan
korelasi kedua variabel tersebut positif, mengalami luka sebanyak 26 orang atau
artinya bahwa semakin baik efikasi diri 43,3%. selain itu faktor lain keterkaitan
pasien dengan DM tipe 2 maka akan antara efikasi diri dengan kejadian luka
adalah dikarekan nilai Gula Darah
Sewaktu yang rata-rata 35% >200mg/dl,
nilai Ankle Brachial Index sebanyak informasi, kemudian timbulnya motivasi
48,3% mengalami PAD sedang. yang dibangkitkan melalui proses
Hal ini sejalan dengan penelitian berfikir, pengaturan keadaan emosi dan
Pranata and Sari (2021) yang reaksi emosional, serta memilih
mengatakan bahwa terdapat hubungan kegiatan dan situasi yang sesuai
yang signifikan antara efikasi diri pasien dengan kemampuannya.
dengan kadar gula darah pasien Seseorang dengan efikasi diri yang
Diabetes Mellitus tipe 2. GDS tersebut baik mempunyai harapan yang kuat
akan mempengaruhi nilai Ankle Brachial terhadap keberhasilan dalam mencapai
Index yang rendah dan berdampak pada tujuan, sedangkan seseorang yang
Peripheral Arterial Desease (PAD). memiliki efikasi diri kurang akan ragu
Artinya bahwa dengan memiliki efikasi dalam mencapai tujuannya. Perubahan
diri yang baik dimungkinkan pasien perilaku pada pasien DM sangat
dapat melakkan control terhadap diperlukan untuk mencapai tujuan dari
makanan sehingga nilai Ankle Brachial manajemen DM yakni kadar glukosa
Index menjadi baik dan tidak terjadi PAD yang terkontrol dan mencegah
yang berakibat pada kejadian luka terjadinya komplikasi serta
berulang nantinya. meningkatkan kualitas hidup (Erniantin,
Adanya efikasi diri yang kurang 2017).
mengakibatkan tidak terjadinya Responden yang memiliki efikasi diri
perubahan perilaku positif terkait baik mempunyai harapan yang muncul
tindakan dalam penatalaksanaan DM dari keyakinan bahwa dirinya suatu saat
tipe 2. Hal ini sejalan dengan penelitian dapat hidup lebih baik jika melakukan
yang dilakukan oleh Rahman, Yulia, and penatalaksanaan DM dengan tepat
Sukmarini (2017); Astuti (2016); sehingga resiko untuk mengalami
(Damayanti, Sitorus, and Sabri 2014), berbagai komplikasi dapat dicegah
yang menyatakan bahwa salah satu seperti komplikasi adanya luka kaki
faktor kunci perubahan perilaku adalah diabetic (Jiu et al. 2021; Anindita, Diani,
efikasi diri. Seseorang dengan efikasi and Hafifah, 2019). Menurut Wu &
diri yang baik mampu melakukan apa Yusra dalam Ningtyas (2013)
yang dianjurkan, hal ini dikarenakan menyatakan bahwa lama menderita DM
terjadi perubahan cara berfikir, motivasi juga berpengaruh terhadap efikasi diri
diri dan kemauan untuk bertindak pasien dalam perawatan yang tentunya
(Afrida, 2017). Adanya efikasi diri baik akan berpengaruh juga terhadap
akan mendorong seseorang untuk kualitas hidup mereka. Pasien yang
berperilaku positif dalam kehidupannya. sudah terdiagnosa DM ≥ 11 tahun
Sebaliknya pada penderita DM tipe 2 memiliki efikasi diri yang baik
dengan efikasi diri kurang akan memiliki dibandingkan dengan pasien yang
komitmen yang rendah dalam terdiagnosa DM < 10 tahun, hal ini
perawatan diri dan kontrolglikemik disebabkan karena pasien sudah
sehingga akan berdampak pada resiko memiliki pengalaman dalam mengelola
mengalami luka kaki diabetic (Rahman penyakitnya serta memiliki koping yang
et al., 2017; Hatmanti, 2017; Ismatika baik.
and Soleha, 2017) Pasien yang sudah lama menderita
Efikasi diri menentukan seseorang diabetes melitus memiliki kualitas hidup
untuk berfikir, merasa, memotivasi dan efikasi diri yang tinggi serta cara
dirinya, dan berperilaku untuk perawatan kaki yang baik karena bisa
mendapatkan tujuan yang diinginkan. mempelajari perilaku dan cara merawat
Efikasi diri berkembang melalui sumber- kesehatannya dari pengalaman yang
sumber yakni pengalaman diri sendiri, sudah dilaluinya selama menjalani
pengalaman orang lain, persuasi verbal penyakit tersebut sehingga pasien dapat
berupa nasihat, saran, dan bimbingan memahami dengan baik hal-hal yang
dari orang lain. Proses terbentuknya mesti dilakukan tentang perawatan kaki
efikasi diri dimulai dari proses berfikir, dalam kehidupannya sehari-hari dan
termasuk cara mendapatkan, melakukan kegiatan tersebut dengan
pengorganisasian dan pemakaian konsisten dan bertanggung jawab yang
pada akhirnya kejadian luka berulang 2012. “Management of Diabetic
dapat diatasi oleh pasien tersebut. Foot Ulcers.” Diabetes Therapy
3(1):4.
Alkahfi, Rina, Adriana Palimbo, and
SIMPULAN DAN SARAN Marlina Marlina. 2016. “Pengaruh
Kesimpulan penelitian ini adalah Efikasi Diri Dan Dukungan
terdapat hubungan yang signifikan Keluarga Terhadap Pencegahan
secara statistic antara efikasi diri Kaki Diabetik Pada Pasien Rawat
dengan kejadian luka pada pasien Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
dengan DM tipe 2 dan memiliki korelasi Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh
positif yang artinya bahwa semakin baik Banjarmasin.” DINAMIKA
efikasi diri maka semakin rendah resiko KESEHATAN: JURNAL
pasien mengalami luka kai diabetik. KEBIDANAN DAN
Sumbangan korelasi kedua variabel KEPERAWATAN 7(2):332–46.
tersebut sebesar 47,1% sementara Anindita, Mia Widha, Noor Diani, and Ifa
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain Hafifah. 2019. “Hubungan Efikasi
yang tidak dibuktikan pada penelitian ini, Diri Dengan Kepatuhan Melakukan
untuk itu perlu untuk melakukan Latihan Fisik Pada Pasien Diabetes
penelitian lanjutan tentang berbagai Mellitus Tipe 2.” Nusantara Medical
faktor yang dapat menyebabkan Science Journal 19–24.
penderita DM tipe 2 megalami luka kaki Association American Diabetes. 2014.
diabetik. “Diagnosis and Classification of
KONFLIK KEPENTINGAN Diabetes Mellitus.” Diabetes Care
Penelitian ini tidak memiliki konflik 37(Supplement_1):S81–90.
kepentingan dengan pihak Astuti, N. 2016. “Efikasi Diri Dan
manapun Manajemen Diri Pada Pasien
UCAPAN TERIMA KASIH Diabetes Tipe 2, 5 (1), 13–18.”
Peneliti mengucapkan terima kasih Damayanti, Santi, Ratna Sitorus, and
kepada ITEKES Muhamamdiyah Luknis Sabri. 2014. “Hubungan
Kalimantan Barat, Majelis Dikti Antara Spiritualitas Dan Efikasi Diri
Litbang Pimpinan Pusat Dengan Kepatuhan Pasien
Muhamamdiyah yang telah Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RS
membantu secara moril dan materil Jogja.” Medika Respati: Jurnal
kegiatan penelitian ini. Ilmiah Kesehatan 9(4).
El‐Amawy, Heba Saed and Sameh
KEPUSTAKAAN Magdy Sarsik. 2021. “Saline in
Afrida, Afrida. 2017. “Hubungan Efikasi Dermatology: A Literature Review.”
Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Journal of Cosmetic Dermatology
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di 20(7):2040–51.
Rumah Sakit Labuang Baji Erniantin, Dika. 2017. “Gambaran
Makassar.” Jurnal Ilmiah Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Kesehatan Diagnosis 10(6):595– Melitus (Studi Pada Anggota
99. Komunitas Dan Non Anggota
Albikawi, Zainab Fatehi, Wasileh Petro- Komunitas Diabetes Di Puskesmas
Nustas, and Mohammad Abuadas. Ngrambe Kabupaten Ngawi).”
2015. “THE EFFECT OF Hatmanti, Nety Mawarda. 2017.
DIABETES SELF EFFICACY “Hubungan Antara Self Efficacy
ENHANCING INTERVENTION ON Dengan Quality of Life Pada Pasien
DIABETES SELF CARE Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
MANAGEMENT BEHAVIORS Kerja Puskesmas Kebonsari
AMONG JORDANIAN TYPE TWO Surabaya.” Journal of Health
DIABETES PATIENTS.” American Sciences 10(2).
International Journal of Huda, Nuh, Nursalam Nursalam, Tintin
Contemporary Scientific Research Sukartini, Sherley Ajeng Pratiwi,
2(8):34–48. and Dedi Irawandi. 2020. “The
Alexiadou, Kleopatra and John Doupis. Impact of Family Confidence on
Foot Care Behavior by Family Provincial Hospital, Pontianak,
Members Suffering from Diabetes West Borneo, Indonesia.” in
Mellitus.” International Journal of ASEAN/Asian Academic Society
Psychosocial Rehabilitation 24(7). International Conference
Ismatika, Ismatika and Umdatus Soleha. Proceeding Series.
2017. “Hubungan Self Efficacy Pratama, Kharisma and Nichapatr
Dengan Perilaku Self Care Pasien Phuttikhamin. 2017. “Diabetic Foot
Pasca Stroke Di Rumah Sakit Islam Ulcer Prevention: An Evidence
Surabaya.” Journal of Health Based Practice.” Jurnal
Sciences 10(2). Keperawatan Dan Kesehatan
Isniyah, Faridatul. 2018. “HUBUNGAN 8(2):79–84.
DEPRESI DENGAN EFIKASI DIRI Pratama, Kharisma, Gusti Jhoni Putra,
PADA PASIEN DIABETES Didik Setiawan, Asmiyenti
MELITUS (DM) TIPE 2 DI Djaliasrin Djalil, Cau Kim Jiu, and
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Tisa Gusmiah. 2020. “Nursing
PUGER KABUPATEN JEMBER.” Technology in Vibration Perception
Jiu, Cau Kim, Kharisma Pratama, Tisa Threshold Testing in Diabetic
Gusmiah, Yenni Lukita, Jaka Peripheral Neuropathy Patients.”
Pradika, and Gusti Jhoni Putra. Pp. 322–25 in 1st International
2021. “Efikasi Diri Dengan Kualitas Conference on Science, Health,
Hidup Pada Pasien Dengan Luka Economics, Education and
Kaki Diabetik: Studi Korelasi.” Technology (ICoSHEET 2019).
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Atlantis Press.
11(2):67–71. Rahman, Handono Fatkhur, Yulia Yulia,
Lutfiah, Lulu. 2021. “EMANFAATAN and Lestari Sukmarini. 2017.
BIBLIOTERAPI ISLAM PADA “Efikasi Diri, Kepatuhan, Dan
PASIEN PALIATIF: EVIDENCE Kualitas Hidup Pasien Diabetes
BASE NURSING.” Melitus Tipe 2 (Self Efficacy,
Ningtyas, Dwi Wahyu. 2013. “Analisis Adherence, and Quality of Life of
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Patients with Type 2 Diabetes).”
Melitus Tipe II Di RSUD Bangil Pustaka Kesehatan 5(1):108–13.
Kabupaten Pasuruan.” Ratnawati, Novia. 2016. “HUBUNGAN
Ogurtsova, Katherine, Leonor EFIKASI DIRI TERHADAP
Guariguata, Noël C. Barengo, Paz KUALITAS HIDUP PASIEN
Lopez-Doriga Ruiz, Julian W. DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
Sacre, Suvi Karuranga, Hong Sun, PKU MUHAMMADIYAH
Edward J. Boyko, and Dianna J. YOGYAKRTA.”
Magliano. 2022. “IDF Diabetes Sulistyowati, Erna and Dewi Martha
Atlas: Global Estimates of Indria. 2020. “Analisa Pengaruh
Undiagnosed Diabetes in Adults for Tingkat Kecemasan Dan Depresi
2021.” Diabetes Research and Pasien Dengan Keluarga
Clinical Practice 183:109118. (Caregiver) Terhadap Kualitas
Pranata, Johan Ady and Ike Wuri Hidup Pasien Kanker Di Malang.”
Winahyu Sari. 2021. “Hubungan Jurnal Bio Komplementer Medicine
Efikasi Diri Dengan Kontrol Gula 7(1).
Darah Pada Pasien Diabetes Usman, Usman, Wuriani Wuriani, Jaka
Melitus Tipe-2 Di Puskesmas Pradika, Cau Kim Jiu, Gusti Jhoni
Gamping 2 Sleman Yogyakarta.” Putra, Kharisma Pratama, Tisa
Jurnal Penelitian Kesehatan" Gusmiah, and Yenni Lukita. 2021.
SUARA FORIKES"(Journal of “Aspek Spiritualitas Dengan Skor
Health Research" Forikes Voice") Penyembuhan Luka Pada Pasien
12(4):495–98. Homecare Dengan Luka Kaki
Pratama, Kharisma and Nichapatr Diabetik: Studi Korelasi.” Jurnal
Phutthikhamin. 2017. Keperawatan 13(2):321–26.
“Implementation of Diabetic Foot
Ulcer Prevention Program in the

Anda mungkin juga menyukai