Anda di halaman 1dari 7

EFIKASI DIRI DENGAN KEJADIAN LUKA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

TIPE 2 : STUDI KORELASI

Usman Usman1), Imran Imran2), Kharisma Pratama3), Wuriani4), Cau Kim Jiu5),Rista
Apriyani6), Nur Ikhwan7)
1,2,3,4,5 Program Studi Keperawatan, Institut Teknologi dan Kesehatan
Muhammadiyah Kalbar
Korespondensi email: usmanudan@stikmuhptk.ac.id

Abstrak
Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang
mengancam kehidupan manusia. Angka kejadian DM terus mengalami peningkatan
secara dramatis dari tahun ke tahun. Salah satu komplikasi yang dapat diakibatkan
oleh DM adalah Luka Kaki Diabetik (LKD). Oleh sebab itu diperlukan efikasi diri pada
pasien untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga dapat meningkatkan
upaya mandiri pasien dalam melakukan perawatan DM. Tujuan: Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kejadian luka pada pasien
dengan DM tipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran variabel efikasi diri menggunakan
kuesioner The Diabetes Management Self Efficacy Scale sedangkan variabel
dependen menggunakan lembar ceklis kejadian luka. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 60 pasien dengan Teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Klinik
Kitamura Pontianak dan di tatanan komunitas Desa Punggur. Hasil: Hasil analisis data
menggunakan spearman rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
secara statistic dengan P= 0.00 < 0,05. Nilai korelasi kedua variabel tersebut tinggi
yakni sebesar 0.471 dan memiliki korelasi positif. Hal ini bermakna bahwa semakin
baik efikasi diri pasien DM tipe 2 maka beresiko rendah mengalami Luka Kaki Diabetik.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa pentingnya efikasi diri pasien dengan DM tipe 2
agar dapat mencegah Luka Kaki Diabetik.

Kata kunci : Efikasi Diri, Kejadian Luka, Diabetes Mellitus, Luka Kaki Diabetik

Abstract
Introduction:Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable disease that threatens
human life. The incidence of DM continues to increase dramatically from year to year.
One of the complications that can be caused by DM is Diabetic Foot Ulcer (DFU).
Therefore self-efficacy is needed in patients to solve the problems they face and
increase the patient's independent efforts in treating it. Aim:To determine the
relationship between self-efficacy and the incidence of DFU patients with type 2 DM.
Method:Used an analytical observational method with a cross sectional approach. The
Diabetes Management Self-Efficacy Scale questionnaire used in this study, while the
dependent variable used a wound occurrence checklist. Total samples were 60
patients with purposive sampling technique. The research was conducted at the
Kitamura Clinic in Pontianak and at the community setting Punggur Village. Result:The
results of data analysis used spearman rank showed that there was a statistically
significant relationship with P= 0.00 < 0.05. The variables correlation is high, it is
0.471, and had possitive effect means that if has hight self-efficacy of DM patients,it
will be low risk of Diabetic Foot Ulcer. This study indicates that the importance of self-
efficacy of patients with DM in order to prevent Diabetic Foot Ulcer.
Keywords : Self-Efficacy, Incidence of Wound, Diabetes Mellitus, Diabetic Foot Ulcer

PENDAHULUAN Diabetes Mellitus di dunia mengalami


Diabetes Melitus (DM) peningkatan secara signifikan dari tahun
merupakan gangguan serius terhadap ketahun. Merujuk pada dokumen
sistem endokrin manusia (Pratama & International Diabetic Federation (IDF),
Phutthikhamin, 2017). Penderita saat ini mengkonfirmasi bahwa diabetes
adalah salah satu kedaruratan mencegah terjadinya komplikasi
kesehatan global yang tumbuh paling neuropati diabetik adalah perawatan
cepat di abad ke-21. Di tahun 2019, kaki. Perawatan kaki merupakan
diperkirakan 463 juta orang menderita kegiatan yang dilakukan oleh penderita
diabetes dan jumlah ini diproyeksikan diabetes melitus yang terdiri dari
mencapai 578 juta pada tahun 2030, memeriksa keadaan kaki setiap hari,
dan 700 juta pada tahun 2045 memotong kuku dengan benar, menjaga
(Ogurtsova et al., 2022). kaki agar tetap bersih, memilih alas kaki
Indonesia adalah negara yang yang tepat, pencegahan trauma pada
masuk ke dalam top ten country dengan kaki, dan penanganan awal trauma
urutan ke-7 negara dengan prevalensi pada kaki. Perawatan kaki yang
tertinggi DM pada usia antara 20-79 dilakukan dengan baik bisa mencegah
tahun yaitu 10,7 juta ditahun 2019, dan mengurangi komplikasi kaki
diprediksi 13,7 juta ditahun 2030 dan diabetes hingga 50% (Pratama and
16,9 juta ditahun 2045 (Pratama et al., Phuttikhamin, 2017) Efikasi diri menjadi
2020). Selanjutnya menempati urutan ke sesuatu yang penting dalam melakukan
5 jumlah penderita DM tidak terdiagnosa manajemen DM yang bertujuan agar
diperkirakan 7,9 juta (73,7%) Jumlah penderita DM melakukan perawatan diri
tersebut signifikan naik dari tahun ke sesuai dengan yang dianjurkan. Nilai
tahun. Indonesia termasuk urutan ke-3 efikasi diri yang rendah berpengaruh
dalam gangguan toleransi glukosa yang terhadap kepatuhan perilaku perawatan
masing masing; 29,1 juta ditahun 2019, diri (Isniyah 2018).
32,8 juta ditahun 2030, dan urutan ke-4 Mempertimbangkan hal tersebut,
dengan 35,7 juta ditahun 2045 (El‐ Efikasi Diri diperlukan untuk
Amawy and Sarsik, 2021) . menentukan strategi yang tepat untuk
Pada tahun 2014 Ndraha meningkatkan Efikasi diri pasien
mengatakan bahwa Penyakit Diabetes sebagai upaya mandiri pasien untuk
Mellitus dapat menimbulkan rasa putus menyelesaikan masalah yang
asa dan stres hal ini dikarenakan dihadapinya. Terdapat bukti bahwa
Diabetes Mellitus merupakan penyakit treatment meningkatkan efikasi diri
dengan waktu yang lama dan umumnya berefek pada perbaikan yang signifikan
perkembangan penyakitnya lambat dalam perilaku manajemen perawatan
(Association American Diabetes, 2014). diri diamati setelah intervensi (Albikawi,
Hal yang dapat memperburuk kondisi Petro-Nustas, and Abuadas, 2015).
serta dapat meningkatkan resiko Sebuah studi korelasi
komplikasi luka kaki diabetik adalah menunjukkan bahwa efikasi diri yang
stres yang berkepanjangan. Luka kaki tinggi pada penderita diabetes melitus
diabetik ini adalah salah satu komplikasi akan meningkatkan perilaku terkait
dari sekian banyak komplikasi yang perawatan kaki, sehingga mengurangi
akan diderita oleh pasien DM tipe 2 risiko perilaku yang merusak kaki (Huda
yaitu terjadi perlukaan pada area et al., 2020) Studi lain intervensi
permukaan kulit yang disertai dengan bibliotherapy dapat meningkatkan
kerusakan hingga pada kematian efikasi diri pasien diabetes (Lutfiah
jaringan, infeksi, atau bahkan terjadi 2021). Untuk itu efikasi diri pasien yang
kematian saraf dan penyakit perifer. tinggi diperlukan untuk mencapai
Prevalensi Luka Kaki Diabetik di kesembuhan dalam perawatan. Pasien
Indonesia sekitar 15% dengan resiko dengan efikasi diri tinggi akan yakin ia
amputasi sebesar 30% dan 37% pasien mampu mengerjakan tugas, mencapai
akan meninggal pasca amputasi selama tujuan, dan merencanakan tindakan
3 tahun. Setiap pasien Diabetes Mellitus untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
akan mengalami stress yang berbeda penelitian ini adalah untuk mengetahui
beda dan juga memiliki strategi koping hubungan antara efikasi diri dengan
yang berbeda pula (Usman et al. 2021; kejadian luka pada pasien DM tipe 2
Alexiadou and Doupis 2012);
Sulistyowati and Indria 2020). Salah BAHAN DAN METODE
satu upaya yang dapat dilakukan untuk
Penelitian ini menggunakan Tabel 1. Karakteristik Responden
metode observational analitik dengan berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, GDS,
pendekatan crossectional. Jumlah dan nilai Ankle Brachial Index.
sampel dalam penelitian ini berjumlah
No Karakteristik f %
60 pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang
1 Usia
dilakukan di Klinik Kitamura Pontianak < 45 Tahun 19 31,7
dan di tatanan komunitas daerah Desa ≥ 45 Tahun 41 68,3
Punggur Kabupaten Kubu Raya 2 Jenis Kelamin
Kalimantan Barat dengan menggunakan Laki-laki 22 36,7
teknik pengambilan sampel adalah Perempuan 38 63.3
pusposive sampling. 3 Gula darah Sewaktu
50-100mg/dl 8 13,3
Pengukuran variabel efikasi diri 100-150mg/dl 16 26,7
150-200mg/dl 15 25
menggunakan kuesioner The Diabetes
>200mg/dl 21 35
Management Self Efficacy Scale 4 Ankle Brachial Index
sedangkan variabel kejadian luka >1.31 (Klasifikasi di 0 0
menggunakan (Depth, Maceration, uji pembuluh darah)
Inflamation, Size, Tissue type of wound 0,91-1,31 (Normal) 2 3,3
bed (DMIST). Nilai uji validitas kuesioner 0.70-0,90 (PAD 24 40
efikasi diri, didapatkan nilai r 0.362 Ringan) 29 48,3
0,40-0,69 (PAD 5 8.4
sedangkan nilai reliabilitas dengan uji
Sedang)
Alpha Cronbach 0.840. Sementara itu ≤ 0,40 (PAD Berat)
lembar ceklist DMIST memiliki nilai 5 Lama Menderita DM
sensivitas sebesar 0.855 dan spesifitas < 5 Tahun 32 53,3
0.786 yang artinya bahwa kuesioner ≥5-10 Tahun 18 30
efikasi diri dan lembar ceklis DMIST >10 Tahun 10 16,7
dapat dinyatakan valid dan reliabel. Tabel 1 menunjukkan bahwa
berdasarkan usia rata-rata responden
Jenis Analisa data yang digunakan pada
berusia ≥45 tahun berjenis kelamin
penelitian ini adalah uji Spearman rank perempuan yang memiliki GDS
dikarenakan data tidak berdistribusi terbanyak adalah >200mg/dl dan
normal. Penelitian ini telah lolos uji etik mengalami PAD sedang yang dibuktikan
dari komite etik penelitian di Sekolah dengan nilai Ankle Brachial Index antara
Tinggi Ilmu Keperawatan 040-0.69 serta lama menderita DM
Muhammadiyah Pontianak dengan paling tinggi adalah < 5 tahun.
nomor 258.A/II.1.AU/KET. ETIK/VIII/
Tabel 2. Karakteristik Responden
2021. berdasarkan efikasi diri dan kejadian
luka
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Karakteristik f %
Lokasi penelitian ini adalah di Klinik
1 Efikasi Diri
PKU Muhammadiyah Kitamura
Baik 22 36,7
Pontianak. Klinik ini merupakan salah
Kurang Baik 38 63,3
satu Klinik Khusus penderita Diabetes
2 Kejadian Luka
Mellitus dengan rata-rata kunjungan
Ya 42 70
pasien rawat jalan berjumlah 30-40
Tidak 18 30
orang setiap harinya. Berikut akan
Tabel 2 menunjukkan bahwa
ditampilkan karakateristik responden
berdasarkan efikasi diri pasien dan
berdasarkan usia, jenis kelamin, Gula
Kejadian luka didapatkan rata-rata
Darah Sewaktu, Ankle Brachial Index,
pasien DM tipe 2 memiliki efikasi diri
Lama mencerita DM, Kejadian Luka,
kurang baik sebesar 63.3% dan memiliki
Efikasi Diri.
luka sebanyak 70%.
dirinya untuk berperilaku positif dalam
Tabel 3. Hubungan antara efikasi diri kehidupannya, sehingga dalam
dengan Kejadian Luka. menjalani penyakit DM tipe 2 yang
Variabel Kajadian Luka dideritanya, ia mampu mempertahankan
Efikasi Ya Tidak dietnya, serta mampu patuh dalam
Diri n % n % melakukan pola hidup sehat sesuai
P: manajemen DM tipe 2 termasuk
Baik 12 20 18 30
0,00 perawatan kaki diabetes sehingga
Kurang 26 43,3 4 6.7
Baik kejadian luka berulang bisa diatasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan sendirinya (Hatmanti, 2017).
mayoritas responden DM tipe 2 memiliki
efikasi diri kurang baik dan terjadi luka Menurut Afrida (2017) pasien DM tipe
sebanyak 43,4% sementara responden 2 yang memiliki efikasi diri rendah
dengan efikasi diri baik dan tidak terjadi cenderung memiliki kualitas hidup yang
luka sebesar 20%. Hasil uji bivariat dari rendah pula. Pernyataan tersebut
kedua variabel tersebut adalah terdapat menguatkan pendapat yang
hubungan yang signifkan secara statitsik dikemukakan oleh Bandura tentang
antara efikasi diri dengan kejadian luka kepercayaan diri seseorang mengenai
pada pasien dengan DM tipe 2 dengan kemampuan dalam melakukan sesuatu.
nilai p value 0.00. Pada umumnya seseorang tidak akan
Hubungan antara kedua variabel melakukan sesuatu sampai ia yakin bisa
tersebut berada pada kategori tinggi dan melakukannya, walaupun seseorang
positif dengan nilai statistik 0,471. hal ini yakin bahwa perubahan yang dilakukan
membuktikan bahwa sebanyak 47,1 % akan bermanfaat tetapi jika seseorang
kejadian luka pada pasien dengan DM tidak yakin bisa melakukannya maka
tipe 2 dipengaruhui oleh efikasi diri yang perubahan tidak akan terjadi.
kurang baik, sementara 42,9% sisanya Pada penelitian ini responden yang
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak memiiki efikasi diri kurang baik dan
dibuktikan dalam penelitian ini. Selain itu mengalami luka sebanyak 26 orang atau
korelasi kedua variabel tersebut positif, 43,3%. selain itu faktor lain keterkaitan
artinya bahwa semakin baik efikasi diri antara efikasi diri dengan kejadian luka
pasien dengan DM tipe 2 maka akan adalah dikarekan nilai Gula Darah
semakin rendah resiko mengalami luka Sewaktu yang rata-rata 35% >200mg/dl,
kaki diabetik. nilai Ankle Brachial Index sebanyak
Efikasi diri adalah keyakinan diri, 48,3% mengalami PAD sedang.
apakah dapat melakukan tindakan yang Hal ini sejalan dengan penelitian
baik atau buruk, tepat atau salah, bisa Pranata and Sari (2021) yang
atau tidak bisa mengerjakan sesuai mengatakan bahwa terdapat hubungan
dengan yang dipersyaratkan (Afrida yang signifikan antara efikasi diri pasien
2017; Alkahfi, Palimbo, and Marlina dengan kadar gula darah pasien
2016). Diabetes Mellitus tipe 2. GDS tersebut
Menurut Ratnawati (2016) akan mempengaruhi nilai Ankle Brachial
menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Index yang rendah dan berdampak pada
efikasi diri pasien DM tipe 2 maka akan Peripheral Arterial Desease (PAD).
semakin tinggi pula tingkat keyakinan Artinya bahwa dengan memiliki efikasi
pasien DM tipe 2 dalam melakukan diri yang baik dimungkinkan pasien
perawatan diri yang berhubungan dapat melakkan control terhadap
dengan diabetes. Seseorang yang makanan sehingga nilai Ankle Brachial
menderita DM tipe 2 dan memiliki skor Index menjadi baik dan tidak terjadi PAD
efikasi diri yang tinggi lebih mungkin yang berakibat pada kejadian luka
untuk melakukan diet, olahraga, kontrol berulang nantinya.
glukosa darah mandiri, konsumsi obat, Adanya efikasi diri yang kurang
dan perawatan kaki diabetes dengan mengakibatkan tidak terjadinya
optimal. Seseorang yang memiliki perubahan perilaku positif terkait
efikasi diri yang baik, akan mendorong tindakan dalam penatalaksanaan DM
tipe 2. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahman, Yulia, and penatalaksanaan DM dengan tepat
Sukmarini (2017); Astuti (2016); sehingga resiko untuk mengalami
(Damayanti, Sitorus, and Sabri 2014), berbagai komplikasi dapat dicegah
yang menyatakan bahwa salah satu seperti komplikasi adanya luka kaki
faktor kunci perubahan perilaku adalah diabetic (Jiu et al. 2021; Anindita, Diani,
efikasi diri. Seseorang dengan efikasi and Hafifah, 2019). Menurut Wu &
diri yang baik mampu melakukan apa Yusra dalam Ningtyas (2013)
yang dianjurkan, hal ini dikarenakan menyatakan bahwa lama menderita DM
terjadi perubahan cara berfikir, motivasi juga berpengaruh terhadap efikasi diri
diri dan kemauan untuk bertindak pasien dalam perawatan yang tentunya
(Afrida, 2017). Adanya efikasi diri baik akan berpengaruh juga terhadap
akan mendorong seseorang untuk kualitas hidup mereka. Pasien yang
berperilaku positif dalam kehidupannya. sudah terdiagnosa DM ≥ 11 tahun
Sebaliknya pada penderita DM tipe 2 memiliki efikasi diri yang baik
dengan efikasi diri kurang akan memiliki dibandingkan dengan pasien yang
komitmen yang rendah dalam terdiagnosa DM < 10 tahun, hal ini
perawatan diri dan kontrolglikemik disebabkan karena pasien sudah
sehingga akan berdampak pada resiko memiliki pengalaman dalam mengelola
mengalami luka kaki diabetic (Rahman penyakitnya serta memiliki koping yang
et al., 2017; Hatmanti, 2017; Ismatika baik.
and Soleha, 2017) Pasien yang sudah lama menderita
Efikasi diri menentukan seseorang diabetes melitus memiliki kualitas hidup
untuk berfikir, merasa, memotivasi dan efikasi diri yang tinggi serta cara
dirinya, dan berperilaku untuk perawatan kaki yang baik karena bisa
mendapatkan tujuan yang diinginkan. mempelajari perilaku dan cara merawat
Efikasi diri berkembang melalui sumber- kesehatannya dari pengalaman yang
sumber yakni pengalaman diri sendiri, sudah dilaluinya selama menjalani
pengalaman orang lain, persuasi verbal penyakit tersebut sehingga pasien dapat
berupa nasihat, saran, dan bimbingan memahami dengan baik hal-hal yang
dari orang lain. Proses terbentuknya mesti dilakukan tentang perawatan kaki
efikasi diri dimulai dari proses berfikir, dalam kehidupannya sehari-hari dan
termasuk cara mendapatkan, melakukan kegiatan tersebut dengan
pengorganisasian dan pemakaian konsisten dan bertanggung jawab yang
informasi, kemudian timbulnya motivasi pada akhirnya kejadian luka berulang
yang dibangkitkan melalui proses dapat diatasi oleh pasien tersebut.
berfikir, pengaturan keadaan emosi dan
reaksi emosional, serta memilih
kegiatan dan situasi yang sesuai SIMPULAN DAN SARAN
dengan kemampuannya. Kesimpulan penelitian ini adalah
Seseorang dengan efikasi diri yang terdapat hubungan yang signifikan
baik mempunyai harapan yang kuat secara statistic antara efikasi diri
terhadap keberhasilan dalam mencapai dengan kejadian luka pada pasien
tujuan, sedangkan seseorang yang dengan DM tipe 2 dan memiliki korelasi
memiliki efikasi diri kurang akan ragu positif yang artinya bahwa semakin baik
dalam mencapai tujuannya. Perubahan efikasi diri maka semakin rendah resiko
perilaku pada pasien DM sangat pasien mengalami luka kai diabetik.
diperlukan untuk mencapai tujuan dari Sumbangan korelasi kedua variabel
manajemen DM yakni kadar glukosa tersebut sebesar 47,1% sementara
yang terkontrol dan mencegah sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
terjadinya komplikasi serta yang tidak dibuktikan pada penelitian ini,
meningkatkan kualitas hidup (Erniantin, untuk itu perlu untuk melakukan
2017). penelitian lanjutan tentang berbagai
Responden yang memiliki efikasi diri faktor yang dapat menyebabkan
baik mempunyai harapan yang muncul penderita DM tipe 2 megalami luka kaki
dari keyakinan bahwa dirinya suatu saat diabetik.
dapat hidup lebih baik jika melakukan KONFLIK KEPENTINGAN
Penelitian ini tidak memiliki konflik Diabetes Tipe 2, 5 (1), 13–18.”
kepentingan dengan pihak Damayanti, Santi, Ratna Sitorus, and
manapun Luknis Sabri. 2014. “Hubungan
UCAPAN TERIMA KASIH Antara Spiritualitas Dan Efikasi Diri
Peneliti mengucapkan terima kasih Dengan Kepatuhan Pasien
kepada ITEKES Muhamamdiyah Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RS
Kalimantan Barat, Majelis Dikti Jogja.” Medika Respati: Jurnal
Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Ilmiah Kesehatan 9(4).
El‐Amawy, Heba Saed and Sameh
KEPUSTAKAAN Magdy Sarsik. 2021. “Saline in
Afrida, Afrida. 2017. “Hubungan Efikasi Dermatology: A Literature Review.”
Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Journal of Cosmetic Dermatology
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di 20(7):2040–51.
Rumah Sakit Labuang Baji Erniantin, Dika. 2017. “Gambaran
Makassar.” Jurnal Ilmiah Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Kesehatan Diagnosis 10(6):595– Melitus (Studi Pada Anggota
99. Komunitas Dan Non Anggota
Albikawi, Zainab Fatehi, Wasileh Petro- Komunitas Diabetes Di Puskesmas
Nustas, and Mohammad Abuadas. Ngrambe Kabupaten Ngawi).”
2015. “THE EFFECT OF Hatmanti, Nety Mawarda. 2017.
DIABETES SELF EFFICACY “Hubungan Antara Self Efficacy
ENHANCING INTERVENTION ON Dengan Quality of Life Pada Pasien
DIABETES SELF CARE Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah
MANAGEMENT BEHAVIORS Kerja Puskesmas Kebonsari
AMONG JORDANIAN TYPE TWO Surabaya.” Journal of Health
DIABETES PATIENTS.” American Sciences 10(2).
International Journal of Huda, Nuh, Nursalam Nursalam, Tintin
Contemporary Scientific Research Sukartini, Sherley Ajeng Pratiwi,
2(8):34–48. and Dedi Irawandi. 2020. “The
Alexiadou, Kleopatra and John Doupis. Impact of Family Confidence on
2012. “Management of Diabetic Foot Care Behavior by Family
Foot Ulcers.” Diabetes Therapy Members Suffering from Diabetes
3(1):4. Mellitus.” International Journal of
Alkahfi, Rina, Adriana Palimbo, and Psychosocial Rehabilitation 24(7).
Marlina Marlina. 2016. “Pengaruh Ismatika, Ismatika and Umdatus Soleha.
Efikasi Diri Dan Dukungan 2017. “Hubungan Self Efficacy
Keluarga Terhadap Pencegahan Dengan Perilaku Self Care Pasien
Kaki Diabetik Pada Pasien Rawat Pasca Stroke Di Rumah Sakit Islam
Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Surabaya.” Journal of Health
Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh Sciences 10(2).
Banjarmasin.” DINAMIKA Isniyah, Faridatul. 2018. “HUBUNGAN
KESEHATAN: JURNAL DEPRESI DENGAN EFIKASI DIRI
KEBIDANAN DAN PADA PASIEN DIABETES
KEPERAWATAN 7(2):332–46. MELITUS (DM) TIPE 2 DI
Anindita, Mia Widha, Noor Diani, and Ifa WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Hafifah. 2019. “Hubungan Efikasi PUGER KABUPATEN JEMBER.”
Diri Dengan Kepatuhan Melakukan Jiu, Cau Kim, Kharisma Pratama, Tisa
Latihan Fisik Pada Pasien Diabetes Gusmiah, Yenni Lukita, Jaka
Mellitus Tipe 2.” Nusantara Medical Pradika, and Gusti Jhoni Putra.
Science Journal 19–24. 2021. “Efikasi Diri Dengan Kualitas
Association American Diabetes. 2014. Hidup Pada Pasien Dengan Luka
“Diagnosis and Classification of Kaki Diabetik: Studi Korelasi.”
Diabetes Mellitus.” Diabetes Care Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
37(Supplement_1):S81–90. 11(2):67–71.
Astuti, N. 2016. “Efikasi Diri Dan Lutfiah, Lulu. 2021. “EMANFAATAN
Manajemen Diri Pada Pasien BIBLIOTERAPI ISLAM PADA
PASIEN PALIATIF: EVIDENCE Kualitas Hidup Pasien Diabetes
BASE NURSING.” Melitus Tipe 2 (Self Efficacy,
Ningtyas, Dwi Wahyu. 2013. “Analisis Adherence, and Quality of Life of
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Patients with Type 2 Diabetes).”
Melitus Tipe II Di RSUD Bangil Pustaka Kesehatan 5(1):108–13.
Kabupaten Pasuruan.” Ratnawati, Novia. 2016. “HUBUNGAN
Ogurtsova, Katherine, Leonor EFIKASI DIRI TERHADAP
Guariguata, Noël C. Barengo, Paz KUALITAS HIDUP PASIEN
Lopez-Doriga Ruiz, Julian W. DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
Sacre, Suvi Karuranga, Hong Sun, PKU MUHAMMADIYAH
Edward J. Boyko, and Dianna J. YOGYAKRTA.”
Magliano. 2022. “IDF Diabetes Sulistyowati, Erna and Dewi Martha
Atlas: Global Estimates of Indria. 2020. “Analisa Pengaruh
Undiagnosed Diabetes in Adults for Tingkat Kecemasan Dan Depresi
2021.” Diabetes Research and Pasien Dengan Keluarga
Clinical Practice 183:109118. (Caregiver) Terhadap Kualitas
Pranata, Johan Ady and Ike Wuri Hidup Pasien Kanker Di Malang.”
Winahyu Sari. 2021. “Hubungan Jurnal Bio Komplementer Medicine
Efikasi Diri Dengan Kontrol Gula 7(1).
Darah Pada Pasien Diabetes Usman, Usman, Wuriani Wuriani, Jaka
Melitus Tipe-2 Di Puskesmas Pradika, Cau Kim Jiu, Gusti Jhoni
Gamping 2 Sleman Yogyakarta.” Putra, Kharisma Pratama, Tisa
Jurnal Penelitian Kesehatan" Gusmiah, and Yenni Lukita. 2021.
SUARA FORIKES"(Journal of “Aspek Spiritualitas Dengan Skor
Health Research" Forikes Voice") Penyembuhan Luka Pada Pasien
12(4):495–98. Homecare Dengan Luka Kaki
Pratama, Kharisma and Nichapatr Diabetik: Studi Korelasi.” Jurnal
Phutthikhamin. 2017. Keperawatan 13(2):321–26.
“Implementation of Diabetic Foot
Ulcer Prevention Program in the
Provincial Hospital, Pontianak,
West Borneo, Indonesia.” in
ASEAN/Asian Academic Society
International Conference
Proceeding Series.
Pratama, Kharisma and Nichapatr
Phuttikhamin. 2017. “Diabetic Foot
Ulcer Prevention: An Evidence
Based Practice.” Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan
8(2):79–84.
Pratama, Kharisma, Gusti Jhoni Putra,
Didik Setiawan, Asmiyenti
Djaliasrin Djalil, Cau Kim Jiu, and
Tisa Gusmiah. 2020. “Nursing
Technology in Vibration Perception
Threshold Testing in Diabetic
Peripheral Neuropathy Patients.”
Pp. 322–25 in 1st International
Conference on Science, Health,
Economics, Education and
Technology (ICoSHEET 2019).
Atlantis Press.
Rahman, Handono Fatkhur, Yulia Yulia,
and Lestari Sukmarini. 2017.
“Efikasi Diri, Kepatuhan, Dan

Anda mungkin juga menyukai