Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA SELF CARE DENGAN KUALITAS HIDUP

PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG NAS I


RS SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI

Anita Novitriawati1, Erna Safariyah2, Egi Mulyadi3


Email: anitaa30@ummi.ac.id
1
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
3
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Sukabumi

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa
darah (hiperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin
atau keduanya. Penyakit diabetes melitus ini akan menyertai penderita selama seumur hidup
sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup pasien diabetes melitus
rata-rata memiliki kualitas hidup yang kurang baik akibat dari perubahan fisik. Perubahan fisik
yang dirasakan pasien diabetes melitus seperti lelah dan adanya gangguan saat berktivitas. Salah
satu upaya untuk memelihara kualitas hidup pasien Diabetes Melitus (DM) yaitu dengan Self
Care yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara self care
dengan kuliatas hidup pada pasien diabetes melitus di Ruang NAS I RS Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif desain korelasi dengan metode pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 27 responden di Ruang NAS I RS
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p value
0,000 (<0,050). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara self care
dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus di Ruang NAS I RS Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi. Diharapkan kepada responden agar mampu lebih meningkatkan self care agar
kualitas hidup semakin baik.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Self Care, Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus

A RELATIONSHIP BETWEEN SELF CARE AND QUALITY OF LIFE IN THE


DIABETIC MELITUS PATIENTS IN SPACE NAS I SUKABUMI DISTRICT MEMORIAL
HOSPITAL
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by high levels of blood glucose
(hyperglycemia) as a result of a lack of insulin secretion, impaired insulin activity or both. This
diabetes mellitus disease will accompany sufferers for a lifetime so that it greatly affects a
person's quality of life. The quality of life of diabetes mellitus patients on average has a poor
quality of life due to physical changes. Physical changes felt by patients with diabetes mellitus
such as delah and the presence of disturbances during activities. One of the efforts to maintain
the quality of life of Diabetes Mellitus (DM) patients is with good Self Care. The purpose of this
study was to identify the relationship between self-care and living quality in diabetes mellitus
patients in The Room NAS I of Sekarwangi Hospital, Sukabumi Regency. This type of research is
quantitative correlation design with cross sectional approach method. The sample in this study
was 27 respondents in the Room NAS I of Sekarwangi Hospital, Sukabumi Regency. The
measuring instrument used in this study was a questionnaire. Data analysis was carried out
using a chi-square test with a p value of 0.000 (<0.050). The results of this study show that there
is a relationship between self-care and quality of life in diabetes mellitus patients in the Room
NAS I of Sekarwangi Hospital, Sukabumi Regency. It is hoped that respondents will be able to
further improve self-care so that the quality of life will be better.
Keywords: Diabetes Mellitus, Self Care, Quality of Life of Diabetes Mellitus Patients

PENDAHULUAN Prevalensi Diabetes Melitus di Jawa


Barat naik dari 1,3% menjadi total sebanyak
Indonesia mengalami peningkatan 1,7%, dimana Jawa Barat ini berada diurutan
beban akibat Penyakit Tidak Menular ke 10 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia
(PTM), Kenaikan prevalensi Penyakit Tidak (Kementerian Kesehatan RI., 2020).
Menular (PTM) ini berhubungan dengan Berdasarkan hasil survei yang didapat pada
pola hidup, antara lain seperti merokok, Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten
aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan Sukabumi bahwa terdapat data 81 pasien
sayur. Salah satu penyakit tidak menular terkena penyakit Diabetes Melitus pada 3
yang angka kejadiannya meningkat adalah bulan terakhir yaitu bulan Juli, bulan
Diabetes Melitus (DM). Internasional Agustus dan bulan September di Ruang Nyi
Diabetes Federation (IDF) memperkirakan Ageng Serang Lt I pada tahun 2022.
angka prevalensi sebesar 9,3% dari total Kebanyakan pasien DM tersebut dirawat
penduduk pada usia yang sama. Prevalensi diruangan Nyi Ageng Serang Lt I setelah
diabetes diperkirakan meningkat seiring ditelusuri dari beberapa ruangan bahwa
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% penyakit DM ini mengalami komplikasi
atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 seperti hipertensi, stroeke dan jantung.
tahun. Daerah Asia Tenggara dimana
Indonesia ini menempati peringkat ke- 3 Diabetes melitus (DM) merupakan
dengan prevalensi sebesar 11, 3%. penyakit metabolik yang diisyarati dengan
Internasional Diabet Federation (IDF) pula tingginya kandungan glukosa darah
memproyeksikan jumlah pengidap Diabetes (hiperglikemia) selaku akibat dari
paling tinggi ialah Tiongkok, India serta kekurangan sekresi insulin, kendala kegiatan
Amerika Serikat yang menempati urutan 3 insulin ataupun keduanya. Klasifikasi DM
paling atas dengan jumlah pengidap 116, 4 antara lain DM jenis 1, DM jenis 2, DM
juta, 77 juta serta 31 juta. Indonesia terletak gestasional serta DM jenis lain. Aspek
pada tingkatan ke- 7 diantara 10 negeri resiko Desimeter anatara lain genetik,
dengan jumlah pengidap paling banyak ialah kegemukan, umur, kegiatan raga, kandungan
sebesar 10, 7 juta (Kementerian Kesehatan kolesterol, tekanan darah, tekanan pikiran,
RI., 2020). riwayat DM gestasional. Diabetes Melitus
ini dapat menyerang hampir seluruh sistem hormon adrenalin, yang menyebabkan
tubuh manusia, mulai dari kulit sampai ke jantung berdetak cepat, yang meningkatkan
jantung. Komplikasi akut ditandai dengan tekanan darah, yang dapat menyebabkan
infeksi, sebaliknya komplikasi kronis penyakit jantung, stroke, dan memperparah
berhubungan dengan kehancuran bilik DM. Semua kondisi tersebut menurunkan
pembuluh darah yang akan memunculkan kualitas hidup penderita DM
aterosklerosis khas pada pembuluh darah
kecil dibagian ujung organ yang disebut Studi pendahuluan yang dilakukan
mikroangiapati. Faktor yang mengakibatkan peneliti terhadap pasien diabetes yang
terjadinya DM yaitu virus, bakteri, faktor dirawat di Ruang 1 Rumah Sakit NAS.
keturunan, bahan beracun, dan nutrisi. Hal Informasi dari beberapa responden
itu dikarenakan kadar gula darah dalam menunjukkan bahwa perawatan diri mereka
tubuh manusia bersumber dari makanan masih kurang optimal. Hasil dari responden
yang dikonsumsi, selain itu riwayat yang sedang pengobatan menunjukkan
keturunan serta obesitas dianggap menjadi bahwa self care seperti diet, berolah dan
faktor pencetus DM tipe 2 dikarenakan minum obat yang dapat dilakukan,
lemak yang ada di dalam tubuh dapat sedangkan pengukuran glukosa darah
menghalangi jalan insulin apalagi jika biasanya dilakukan selama kunjungan.
diperburuk dengan kurang melakukan Hanya sedikit responden yang mampu
olahraga (Novitasari, 2012). melakukan perawatan kaki secara mandiri.
Selain itu, kualitas hidup banyak pasien
Kualitas hidup adalah respon diabetes yang dirawat memburuk. Pasien
emosional dari penderitaan hingga kepuasan yang menerima pengobatan mengatakan
hidup, yang merupakan tujuan akhir dari bahwa hidup mereka diubah oleh diabetes
semua intervensi pada penderita DM tipe 2. dan mereka merasa bahwa penyakit tersebut
Diabetes menyertai penderita sepanjang membatasi hidup.
hidupnya, sehingga sangat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup Berdasarkan latar belakang, peneliti
memberikan penilaian menyeluruh terhadap tertarik untuk melakukan penelitian dengan
kemampuan fungsional, kecacatan dan judul “Hubungan Antara Self Care dengan
masalah terkait penyakit, yang terdiri dari Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes
beberapa dimensi yang dapat diukur, antara Melitus Di Ruang NAS I RS Sekarwangi
lain kesehatan fisik, psikologi, hubungan Kabupaten Sukabumi”.
sosial dan lingkungan. Kualitas hidup yang METODE PENELITIAN
buruk dapat memperburuk komplikasi dan
menyebabkan kecacatan atau kematian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
(Siregar Ardilla Maya et al., 2020). desain korelasi dengan metode pendekatan
cross sectional. Pada penelitian ini yang
Pada data Penyakit DM di Rumah menjadi populasi adalah rata-rata penderita
Sakit Sekarwangi, kebanyakan pasien diabetes di dalam ruangan Nyi Ageng
diabetes melitus tersebut dirawat diruangan Serang Lt I RS Sekarwangi Kabupaten
rawat inap. Setelah beberapa ruangan Sukabumi. Dalam perhitungan Mean (rata-
diidentifikasi, diabetes dikaitkan dengan rata) maka populasi berjumlah 27
komplikasi seperti hipertensi, stroke dan responden. Dasar penentuan Rumus mencari
penyakit jantung. Efek lainnya adalah Mean dalam populasi yaitu bersumber dari
insomnia, pergerakan usus (knstipasi diare) penelitian (Safariyah et al., 2021) yang
juga dapat melepaskan terlalu banyak berjudul Correlation Between Pre-
Operating Patient Anxiety and Increasing Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan
Blood Glucose in Patients with Diabetes bahwa sebagian besar dengan kategori jenis
Mellitus at X Room in X Hospital Sukabumi. kelamin perempuan sebanyak 16 orang
Adapun metode pengambilan sampel dalam (59,3%) sedangkan laki-laki sebanyak 11
penelitian ini yaitu menggunakan non- orang (40,7%).
Probality Sampling dengan teknik total
sampling. Berdasarkan jumlah sampel yang Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan
diambil dari populasi terdapat 27 responden. Persentase terkait Karakteristik Demografi
Lama Menderita Diabetes Melitus Pasien
Alat ukur yang digunakan dalam Diabetes Melitus di Ruang NAS I Rumah
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner Sakit Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
untuk self care terdiri dari 17 pertayaan dan
untuk keuesioner kualitas hidup terdiri dari Lama Menderita F %
22 pernyataan. Hasil uji homogenitas DM
dengan variabel self care memiliki cronbach < 5 Tahun 12 44,4
alpha sebesar 0,870, sedangkan variabel 5-10 Tahun 15 55,6
kualitas hidup memiliki cronbach alpha Total 27 100,0
sebesar 0,884. Analisa data dalam penelitian Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan
menggunakan analisis data secara univariat bahwa sebagian besar lama responden
dan bivariat yang dilakukan dengan menderita diabetes melitus yaitu dengan
menggunakan uji chi-square. rentang lama 5-10 tahun 15 orang (55,6%)
dan < 5 tahun 12 orang (44,4%).
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan
Persentase terkait Karakteristik Demografi Persentase Self Care Pasien Diabetes
Usia Pasien Diabetes Melitus di Ruang NAS Melitus di Ruang NAS I Rumah Sakit
I Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Sukabumi Self Care F %
Baik 1 3,7
Usia F %
Cukup 12 44,4
45-59 17 63,0
Kurang 14 51,9
60-74 10 37,0
Total 27 100,0
Total 27 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dari hasil
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan
penelitian dengan menggunakan kuesioner
bahwa sebagian besar usia responden yaitu
yang dilakukan 27 responden Ruang NAS 1
dengan rentang usia pertengahan 45-59
Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten
tahun dengan jumlah 17 orang (63,0%).
Sukabumi didapatkan hasil bahwa mayoritas
responden 14 orang memiliki nilai kurang
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan
dengan persentase (51,9%).
Persentase terkait Karakteristik Demografi
Jenis Kelamin Pasien Diabetes Melitus di
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan
Ruang NAS I Rumah Sakit Sekarwangi
Persentase Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Kabupaten Sukabumi
Melitus di Ruang NAS I Rumah Sakit
Jenis Kelamin F % Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Laki-laki 11 40,7
Perempuan 16 59,3 Kualitas Hidup F %
Total 27 100,0 Baik 0 0,0
Cukup 15 55,6 responden kelompok lanjut usia
Kurang 12 44,4 dengan rentang 60-74 yaitu sebesar
Total 27 100,0 10 orang (37,0). Hasil penelitian ini
Berdasarkan tabel 4.5 dari hasil sejalan dengan penelitian (Abedini
penelitian dengan menggunakan kuesioner M et al., 2020) yang membahas usia
yang dilakukan 27 responden Ruang NAS I mempengaruhi kualitas hidup. Hasil
Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten penelitian tersebut membuktikan
Sukabumi didapatkan hasil bahwa mayoritas bahwa ada hubungan antara usia
responden memiliki nilai cukup sebanyak 15 dengan kualitas hidup pada pasien
orang (55,6%). diabetes dengan nilai ρ value sebesar
0,05. Studi tersebut menyimpulkan
Tabel 4.6 Hubungan Antara Self Care bahwa responden usia muda
dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes memiliki kualitas hidup yang lebih
Melitus Di Ruang NAS I RS Sekarwangi baik daripada responden yang
Kabupaten Sukabumi berusia di atas 50 tahun. Karena pada
Kualita Hidup Total P usia 50 tahun ke atas, fungsi tubuh
Self Cukup Kurang Val mulai menurun, terutama fungsi
Care ue produksi insulin pankreas mulai
F % f % f % menurun dan menyebabkan kadar
Baik 1 3,7 0 0,0 1 3,7 gula darah yang tidak terkendali
% % % 0,00 mengakibatkan menurunnya kualitas
Cuk 1 44,4 0 0,0 1 44,4 0 hidup.
up 2 % % 2 % Berdasarkan analisa peneliti
Kura 2 7,4 1 44,4 1 51,9 bahwa usia lanjut mengalami
ng % 2 % 4 % penurunan atau perubahan anatomi,
Tota 1 55,6 1 44,4 2 100,
fisiologi dan biokimia. Dengan
l 5 % 2 % 7 0%
bertambahnya usia seseorang, pada
Berdasarkan tabel 4.6 bahwa hasil uji
penderita diabetes melitus ini
statistic dengan chi-square nilai P value
menyebabkan perubahan penglihatan
yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05,
secara bertahap. Dari bertambahnya
dimana dapat disimpulkan bahwa ada
umur semakin meningkat pula
hubungan antara self care dengan kualitas
kemungkinan terkena DM, hal ini
hidup pada pasien diabetes melitus di Ruang
disebabkan karena dengan semakin
NAS I RS Sekarwangi Kabupaten
bertambahnya usia maka semakin
Sukabumi.
meningkat pula kadar gula darah,
PEMBAHASAN selain itu peningkatan gula darah
dapat terjadi karena batas toleransi
Karakteristik Responden pada kadar gula seseorang akan
1. Usia semakin tinggi. Usia dengan self
Hasil penelitian didapatkan care pada pasien DM.
dari 27 responden menunjukan Kecenderungan yang terjadi adalah
bahwa mayoritas responden adalah pasien usia lansia cenderung
kelompok dengan rentang usia memiliki self care yang lebih baik
pertengahan (middle age) 45-59 dibandingkan dengan pasien usia
tahun yaitu sebanyak 17 orang muda. Usia tidak mempengaruhi
(63,0%). Setelah itu disusul oleh seseorang dalam membangun
kualitas hidup, hal ini disebabkan menderita diabetes melitus dengan
karena usia tidak berkontribusi rentang 5-10 tahun sebanyak 15
mengenai pemenuhan kualitas hidup. orang (55,6%) kemudian disusul oleh
Responden dengan usia muda lamanya diabetes melitus dengan
maupun tua sama-sama memiliki lama <5 tahun sebanyak 12 (44,4%).
pengetahuan yang cukup dan Lama menderita DM
memadai dengan dibantu era modern merupakan durasi waktu sejak awal
yang mudah menjangkau akses didiagnosa sampai saat penelitian
internet sehingga mampu melakukan dilakukan. Hasil penelitian (Arda et
perawatan secara mandiri. al., 2020) responden yang telah lama
2. Jenis Kelamin menderita DM (≥10 tahun) sebanyak
Hasil penelitian didapatkan 79,2% memiliki kualitas hidup yang
dari 27 responden menunjukan tinggi. Sedangkan responden yang
bahwa sebagian besar responden baru menderita DM (<10tahun)
adalah berjenis kelamin perempuan sebnyak 61,5% memiliki kualitas
sebanyak 16 orang (59,3%). hidup yang rendah. Hasil uji chi
Sementara itu, responden dengan square menunjukkan nilai p=0,000
jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 yang berarti ada hubungan yang
orang (40,7%). Hasil pada penelitian signifikan antara lama menderita
ini sesuai dengan penelitian (Teli, dengan kualitas hidup diabetes
2017) bahwa jenis kelamin mellitus Responden yang lama
mempengaruhi kualitas hidup menderita ≥ 10 tahun memiliki
penderita diabetes. Penelitian ini efikasi diri yang baik, karena
menghasilkan nilai ρ value sebesar semakin lama seseorang menderita
0,000 yang menunjukkan bahwa maka berarti semakin lama
jenis kelamin laki-laki memiliki kesempatan untuk belajar
kualitas hidup yang lebih baik. menghadapi masalah yang timbul
Dalam penelitian tersebut, sebagian terkait penyakitnya sehingga hal
besar responden adalah perempuan itulah yang bisa meningkatkan
dan sebagian besar bekerja sebagai kualitas hidupnya dibanding
ibu rumah tangga dengan berbagai seseorang yang menderita < 10
peran dan tanggung jawab yang tahun. Berdasarkan analisa peneliti
mempengaruhi kualitas hidup. bahwa semakin lama lansia
Berdasarkan analisa peneliti menderita diabetes mellitus maka
bahwa lebih tingginya angka semakin menurun kualitas hidup
kejadian DM pada perempuan pada lansia. Hal ini disebabkan
dibandingkan dengan laki-laki karena lamanya menderita diabetes
dikarenakan secara fisik perempuan mellitus dan terapi atau pengobatan
memiliki peluang mengalami yang dilakukan dapat menyebabkan
peningkatan indeks masa tubuh terganggunya psikologis, fungsional,
(IMT) lebih besar yang kemudian kesehatan dan kesejahteraan pasien.
akan beresiko mengalami
kegemukan (obesitas). Gambaran Self Care Pasien Diabetes
3. Lama Menderita Diabetes Melitus Melitus di Ruang NAS I
Hasil penelitian didapatkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dari 27 responden terdiagnosa peneliti dari 27 responden di Ruang NAS I
Rumah Sakit Sekarwangi tentang self care mengukur kadar gula darah sesuai anjuran
pasien diabetes melitus yang dilakukan tenaga kesehatan dan pemeriksaan gula
dengan menggunakan kuesioner yang darah secara rutin. Penelitian ini
menunjukkan bahwa self care pasien menemukan bahwa hampir semua responden
diabetes melitus kategori yang kurang melakukan perawatan diri dalam kategori
sebanyak 14 orang (51,9%). Setelah itu pemantauan gula darah rendah. Dalam
disusul dengan responden kategori cukup penelitian ini, pasien diabetes jarang
sebanyak 12 orang (44,4%). Sedangkan nilai memeriksakan gula darahnya karena
kategori yang paling sedikit yaitu sebanyak keadaan ekonomi mereka, sehingga
1 orang (3,7%) dengan kategori baik. penderita diabetes ingin lebih memenuhi
keuangan atau kebutuhan pokoknya
Berdasarkan hasil penelitian ini, daripada memeriksa status kesehatannya.
ditemukan bahwa menjaga porsi diet adalah Bahwa mayoritas penderita diabetes akan
porsi diet yang lebih sedikit. Diet (diet) memantau kesehatan dan kadar gula
merupakan salah satu cara pengobatan darahnya dengan pelayanan tenaga
diabetes yang termasuk dalam pengobatan kesehatan jika kondisinya memburuk.
non medis yaitu perubahan gaya hidup
melalui kebiasaan makan yang sehat. Hasil penelitian dibuktikan oleh
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang (Chaidir et al., 2017) dalam penelitiannya
dilakukan oleh (Herdani, 2018) bahwa diambil dari 89 responden menunjukan
penderita diabetes tidak mengikuti pola bahwa terdapat 37 (41,6%) responden yang
makan yang baik. Berdasarkan penelitian melakukan self care rendah dan dari 89
tersebut 54% pasien memenuhi kebutuhan responden dengan kualitas hidup buruk
kalori hariannya dalam waktu yang lebih sebanyak 47 (52,8%). Ternyata perawatan
singkat, bahkan 70% pasien tidak diri yang dilakukan pada pasien diabetes
memperhatikan waktu makan, bahkan 68% melitus mempengaruhi suatu kualitas hidup
masih sering mengonsumsi makanan manis.. yang didapat yaitu dengan ditemukannya
(21%) yang memiliki kualitas hidup baik.
Self Care yang merupakan bagian
dari pengobatan diabetes, termasuk Berdasarkan analisa peneliti bahwa
penggunaan obat hipoglikemik oral (OHD) Self care dengan komponen makanan
dan penggunaan suntik insulin yang tersebut memiliki beberapa aspek, antara
direkomendasikan oleh para profesional lain merencanakan pola makan atau diet,
medis. Berdasarkan hasil penelitian dapat mengonsumsi buah dan sayur, mengonsumsi
disimpulkan bahwa sebagian besar makanan berlemak, mengontrol karbohidrat,
responden belum secara optimal atau rutin mengonsumsi makanan sehat dan
menerapkan perilaku penatalaksanaan mengurangi camilan manis.
diabetes. (Rusnoto & Subagiyo, 2018)
menjelaskan bahwa ada hubungan yang Gambaran Kualitas Hidup Pasien
signifikan antara kadar glukosa darah Diabetes Melitus di Ruang NAS I
penderita diabetes yang minum obat diabetes Pada hasil penelitian yang dilakukan
dengan yang tidak. Tujuan utama oleh peneliti dari 27 responden di Ruang
pengobatan bagi penderita diabetes adalah NAS I Rumah Sakit Sekarwangi mengenai
untuk mencegah komplikasi lain dan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus
meningkatkan kualitas hidup pasien. yang dilakukan dengan menggunakan
Pada kategori pemantauan kadar gula kuesioner yang menunjukkan bahwa kualitas
darah, self care meliputi komponen seperti hidup pasien diabetes melitus dengan
mayoritas kategori cukup sebanyak 15 orang Self care merupakan suatu gambaran
(55,6%). Setelah itu disusul dengan perilaku seorang individu yang dilakukan
responden kategori kurang sebanyak 12 dengan sadar, bersifat universal dan terbatas
orang (44,4%). Sedangkan nilai kategori pada diri sendiri. Self care yang dilakukan
baik adalah 0. Hasil penelitian ini sejalan pada pasien diabetes melitus meliputi
dengan teori (Mandagi dalam larasati, 2012) pengaturan pola makan (diet), pemantauan
hal yang mendorong perlunya pengukuran kadar gula darah, terapi obat, perawatan kaki
kualitas hidup, khususnya pada penderita serta latihan fisik (olahraga). Kualitas hidup
DM adalah karena kualitas hidup merupakan merupakan konsep yang sangat luas yang
salah satu tujuan utama proses keperawatan, dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikologis
karena DM merupakan penyakit kronis ysng individu, tingkat kemandirian dan hubungan
sulit di sembuhkan. Dengan kualitas hidup individu dengan lingkungan (Nursalam,
yang rendah serta problem psikologis dapat 2016). Hasil penelitian (Taswin et al., 2022)
memperburuk gangguan metabolik, baik dengan judul “Hubungan Self Care dengan
secara langsung melalui reaksi stress Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus di
hormonal maupun secara tidak langsung Wilayah Kerja Puskesmas Bungi di Kota
melalui komplikasi. Berdasarkan hasil Baubau”. Hasil penelitian (Siregar et al.,
penelitian (Hudatul Umam et al., 2020) 2022) dengan judul “Self Care dan Kualitas
diketahui bahwa sebagian besar penderita Hidup Pada Pasien Diabetes Melitus”. Hasil
diabetes di Puskesmas Wanaraja memiliki bivariat didapatkan bahwa ada hubungan
kualitas hidup rata-rata sebanyak 58 orang antara self care dengan kualitas hidup pasien
(63,7%), yang ditandai dengan pengendalian diabetes melitus dengan hasil nilai (p) = 0,00
fisik mulai dari 61,5% hingga psikologis < 0,05. Jenis kelamin merupakan salah satu
60,4%, hubungan sosial 58,2% lingkungan faktor yang mempengaruhi hubungan antara
53,8%. perawatan diri dan kualitas hidup. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa wanita
Berdasarkan analisa peneliti bahwa
penderita DM memiliki kualitas hidup yang
kualitas hidup merupakan salah satu tujuan
lebih rendah dibandingkan pria. Sesuai pada
utama pengobatan terutama pada penderita
penelitian ini menunjukan responden laki-
DM. Jika kadar gula darah dikontrol dengan
laki merasa puas dengan kualitas hidup
baik, penyakit fisik akibat komplikasi akut
dibandingkan dengan perempuan yang
atau kronis dapat dicegah.
cukup puas dengan kualitas hidup. Sebagian
Hubungan Antara Self Care dengan besar partisipan dalam penelitian ini adalah
Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes wanita, yang merasa kurang tertarik dengan
Melitus Di Ruang NAS I RS Sekarwangi status kesehatannya, sehingga berkontribusi
Kabupaten Sukabumi terhadap implementasi perawatan diri yang
kurang baik. Kualitas hidup penderita DM
Hasil uji statistik chi-square pada berhubungan dengan komplikasi yang
hubungan self care dengan kualitas hidup melibatkan nyeri dan gangguan aktivitas
pasien diabetes di Ruang NAS I RSUD sehari-hari.
Sekarwang Kabupaten Sukabumi didapatkan
nilai p-value 0,000 (≤0,050) dari 27 Hasil penelitian yang didapatkan self
responden. Dengan demikian, hasilnya care dengan kategori kurang. Dimana
diterima, artinya ada hubungan penting mayoritas responden tidak dapat
antara self care dengan kualitas hidup pasien merencanakan pola makan diet, responden
diabetes di Ruang NAS I Rumah Sakit juga mengatakan sulit untuk menghindari
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. jajanan atau camilan manis. Hasil penelitian
ini mengungkapkan bahwa sebagian besar Bagi peneliti selanjutnya dapat
responden kurang melakukan aktivitas mengembangkan penelitian ini lebih luas
fisik/olahraga setiap hari pada minggu dengan upaya dalam meningkatkan self care
sebelumnya, sedangkan sebagian responden dan kualitas hidup. Dan kepada responden
mampu melakukan aktivitas fisik seperti agar mampu lebih meningkatkan self care
menyapu, mengepel, mencuci, dll. Pada agar kualitas hidup semakin baik
penelitian ini dari hasil monitoring gula
darah dengan beberapa responden tidak DAFTAR PUSTAKA
melakukannya pengecekan insulin hanya Abedini M, Bijari B, Miri Z, Shakhs F, &
saja mereka lakukan terkadang satu bulan Abbasi A. (2020). The quality of life of
sekali. the patients with diabetes type 2 using
Berdasarkan analisa peneliti bahwa EQ-5D-5 L in Birjand. Health and
self care adalah suatu bentuk pekerjaan Quality of Life Outcomes [revista en
keperawatan yang memungkinkan Internet] 2020 [acceso 15 de noviembre
terpenuhinya kebutuhan dasar individu, yang de 2021]; 18(1): 1-9. Health and
tujuannya adalah mempertahankan Quality of Life Outcome, 8, 1–9.
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
sesuai dengan kondisi sehat dan tidak sehat, cles/PMC6990543/pdf/12955_2020_Ar
menurut pada keinginan dan kemampuan. ticle_1277.pdf
mempraktikkan perawatan diri yang benar. Arda, Z. A., Hanapi, S., Paramata, Y., &
KESIMPULAN Ngobuto, A. R. (2020). Kualitas Hidup
Penderita Diabetes Mellitus dan
Dari hasil penelitian yang telah Determinannya di Kabupaten
dilakukan oleh peneliti pada 27 responden Gorontalo. Jurnal Promotif Preventif,
pada penelitian mengenai self care dan 3(1), 14–21.
kualitashidup pada pasien diabetesmelitus di https://doi.org/10.47650/jpp.v3i1.145
Ruang nas I Rumah Sakit Sekarwangi
Kabupaten Sukabumi. Maka peneliti dapat Chaidir, R., Wahyuni, A. S., & Furkhani, D.
menarik kesimpulan bahwa Adanya W. (2017). Hubungan Self Care
Hubungan Antara Self Care dengan Kualitas Dengan Kualitas Hidup Pasien
Hidup Pada Pasien Diabetes Melitus Di Diabetes Melitus. Jurnal Endurance,
Ruang NAS I RS Sekarwangi Kabupaten 2(2), 132.
Sukabumi dengan hasil anailis korelasi https://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1357
variabel dengan uji statistic Chi-square yang Hudatul Umam, M., Solehati, T., &
didapatkan nilai p value 0,000 (<0,050). Purnama, D. (2020). Gambaran
SARAN Kualitas Hidup Pasien Dengan
Diabetes Melitus Di Puskesmas
Pada hasil penelitian ini, peneliti Wanaraja. Jurnal Kesehatan Kusuma
mengharapkan bagi Rumah Sakit dapat Husada, January, 70–80.
memberikan motivasi tambahan, intervensi https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.419
dan endidikan kesehatan untuk perawatan
diri penderita diabetes melitus untuk Kementerian Kesehatan RI. (2020).
meningkatkan status kesehatan dan kualitas Infodatin tetap produktif, cegah, dan
hidup. Bagi keperawatan dapat dijadikan atasi Diabetes Melitus 2020. In Pusat
acuan untuk pengembangan self care Data dan Informasi Kementerian
sebagai upaya peningkatan kualitas hidup. Kesehatan RI (pp. 1–10).
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources Sarmaida Siregar, Ratna Dewi, dkk (2022).
/download/pusdatin/infodatin/ Self Care dan Kualitas Hidup Pada
Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf Pasien Diabetes Melitus. Sumber Jurnal
Ilmiah Keperawatan IMELDA.
Mandagi. (2012). Faktor yang berhubungan
dengan status kualitas hiduppenderita Siregar Ardilla Maya, Sri, L., & Zulfandi.
diabetes melitus. Universitas Airlangga. (2020). Hubungan Self Carediabetes
Surabaya Dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Melitus Di Rumah Sakit
Novitasari, Retno. (2012). Diabetes Melitus. Umum Mitra Medikamedan Tahun
Yogyakarta : Nuha Medika 2020. 1(5), 1191–1200.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Siregar, S., Dewi, R., Munthe, B. Y., &
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Care, S. (2022). Self Care Dan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian 8(2), 142–146.
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Taswin, T., Nuhu, R. M. A., Amirudin, E.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. E., & Subhan, M. (2022). Hubungan
Rusnoto & Subagiyo, R. . (2018). Hubungan Self Care dengan Kualitas Hidup
Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Melitus di Wilayah
dengan Kadar Glukosa Darah Pada Kerja Puskesmas Bungi di Kota
Pasien Diabetes Melitus di Klinik Baubau. Jurnal Kesehatan Indonesia,
Anisah Demak. Sekolah Tinggi Ilmu 12(2), 109–115.
Kesehatan Muhammadiyah Kudus, http://journal.stikeshb.ac.id/index.php/j
508–514. urkessia/article/view/399

Safariyah, E., Danismaya, I., Lidiyawati, H., Teli, M. (2017). Quality of Life Type 2
& Abdullah, R. (2021). Correlation Diabetes Mellitus At Public Health
Between Pre-Operating Patient Anxiety Center Kupang City Kualitas Hidup
and Increasing Blood Glucose in Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Patients with Diabetes Mellitus at X Puskesmas Se Kota Kupang. Jurnal
Room in X Hospital Sukabumi. 2021, Info Kesehatan, 15(1), 119–134.
553–563.
https://doi.org/10.18502/kls.v6i1.8650

Anda mungkin juga menyukai