Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2021

EFEKTIVITAS SENAM KAKI DIABETES TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU
DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
DM TIPE 2

Siti Lestari1)Anissa Cindy Nurul Afni 2) Isra Nur Utari Syachnara Potabuga 3)
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma
Husada Surakarta
sitiles20@gmail.com
2,3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma
Husada Surakarta

ABSTRAK
Diabetes adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah. Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan empat pilar utama yaitu
penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas fisik dan
intervensi farmakologis. Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat diterapkan pada semua
jenis tipe DM termasuk DM tipe II.

Metode penelitian ini adalah desain kuantitatif Quasi Experiment dengan tehnik
Pre And Post Test Without Control dinilai dengan cara peneliti hanya melakukan
intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding dengan total sampling 42 responden,
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar observasi. Alat
pengukur Gula darah sewaktu dan Tekanan darah yang digunakan adalah EasyTouch
GCU dan spygnomanometer digital.

Hasil penelitian menunjukan nilai pre test GDS&TD pada responden di dapatkan
rata-rata GDS 211,10 & sitol-diastol 152,57-94,43 dan berdasarkan nilai post test
GDS&TD didapatkan rata-rata GDS 199,86 & sistol-diastol 141,10-84,95.

Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh senam kaki diabetes terhadap
penurunan kadar gula darah sewaktu dan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus
tipe dua dengan hasil nilai p value 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : Gula Darah Sewaktu,Tekanan Darah,Diabetes Mellitus Tipe 2

Daftar Pustaka : 67 (2008-2020)


NURSING UNDERGRADUATE STUDY PROGRAM AND NERS PROFESSION
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

THE EFFECTIVENESS OF DIABETIC FOOT EXERCISE ON REDUCING


RANDOM BLOOD SUGAR AND BLOOD PRESSURE IN TYPE 2 DM
PATIENTS

Siti Lestari1) Anissa Cindy Nurul Afni 2) Isra Nur Utari Syachnara Potabuga 3}
1)
Student of Nursing Undergraduate Study Program and Ners Profession, University of
Kusuma Husada Surakarta
sitiles20@gmail.com
2,3)
Lecturers of Nursing Undergraduate Study Program and Ners Profession, University of
Kusuma Husada Surakarta

ABSTRACT
Diabetes is a progressive chronic disease characterized by elevated blood sugar
levels. The management of DM is identified as four main pillars, i.e., counseling or
education, medical nutrition therapy, physical exercise or physical activity, and
pharmacologist intervention. The four management pillars could be implemented to all
types of DM, including type II DM.

The research method adopted a Quasi-Experiment of quantitative design with Pre


And Post Test Without Control techniques. The researcher merely conducted an
intervention in one group without comparison with a total sampling of 42 respondents.
The data collection instrument used an observation sheet. The measuring of random blood
sugar and blood pressure utilized EasyTouch GCU and a digital Sphygmomanometer.

The result revealed that the pre-test values of Random Blood Pressure (RBS) and
Blood Pressure (BP) obtained an average RBS of 211.10 & systolic-diastolic of 152.57-
94.43. Based on the post-test scores, RBS&BP accepted an average RBS of 199.86 &
systolic-diastolic of 141.10-84.95.

The study inferred an effect of diabetic foot exercise on reducing random blood
sugar levels and blood pressure in patients with type 2 diabetes mellitus with a p-value of
0.000 <0.05.
Keywords: Random Blood Sugar, Blood Pressure, Type 2 Diabetes Mellitus.
Bibliography : 67 (2008-2020).
Translated by:

Bambang A. Syukur. M.Pd.


HPI-01-20-3697
PENDAHULUUAN juta jiwa, angka diprediksi terus meningkat
Diabetes Melitus (DM) merupakan hingga mencapai 578 juta di tahun 2030
suatu kelompok penyakit metabolik dan 700 juta di tahun 2045. Indonesia
dengan karakteristik hiperglikemia yang merupakan negara ke-7 dari 10 besar
terjadi karena kelainan ginjal syaraf, negara yang diperkirakan memiliki jumlah
jantung, dan pembuluh darah (American penderita diabetes tertinggi sebesar 10,7
Diabetes Association, 2018). Diabetes juta, setelah Cina, India, dan Amerika
adalah penyakit kronis progresif yang Serikat menempati urutan 3 teratas dengan
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan
darah. Diabetes dapat menyebabkan 31 juta.
komplikasi seperti penyakit Estimasi jumlah penderita DM di
kardiovaskular, kerusakan pada mata, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019
ginjal dan saraf, dan kematian dini. Secara sebanyak 652.822 orang, dan sebesar
global, lebih dari 400 juta orang dewasa 83,1% telah diberikan pelayanan kesehatan
hidup dengan diabetes, dan diabetes secara sesuai dengan standar (Dinkes, 2019).
langsung menyebabkan 1,6 juta kematian Jumlah penderita diabetes melitus pada
pada tahun 2015. Mengontrol glukosa tahun 2019 di Kabupaten Boyolali sebesar
darah memiliki peran penting dalam 14.135 dan yang mendapatkan pelayanan
mencegah perkembangan komplikasi pada kesehatan sebanyak 14.067 (Dinkes
diabetes tipe 1 dan tipe 2 (WHO, 2018). Boyolali, 2019). Diketahui jumlah
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) pravelensi penduduk yang terkena diabetes
merupakan kasus yang sering ditemukan mellitus tipe 2 di Puskesmas Cepogo bulan
dan terhitung sekitar 90% kasus dari semua April terdapat 42 orang pada tahun 2021.
DM yang ada di dunia. Laporan dari Hasil studi pendahuluan pada 4 Mei 2021
Centers for Disease Control and di Puskesmas Cepogo secara wawancara,
Prevention (CDC) 2020, menyatakan pada 5 orang penderita diabetes mellitus
bahwa angka kejadian diabetes melitus yang datang di Puskesmas Cepogo,
Amerika Serikat mengalami peningkatan mengatakan datang ke Puskesmas untuk
dari tahun 2013-2018 sebanyak 31,6%. mengikuti kegiatan prolanis dan
Laporan dari International Diabetes melakukan check-up terkait kadar gula
Federation (IDF) 2019. Laporan dari darahnya.
International Diabetes Federation (IDF) Komplikasi yang terjadi pada pasien
2019, memprediksi adanya kenaikan DM adalah komplikasi akut (Hipoglikemia
jumlah penderita DM di dunia dari 463 dan Hiperglikemia) dan komplikasi/
penyulit kronik (Gangguan Mikrovaskuler, Senam kaki bertujuan untuk
Makrovaskuler, Neoropati dan rentan memperbaiki sirkulasi darah sehinga
Infeksi). Komplikasi/ penyulit kronis yang nutrisi ke jaringan lebih lancar,
terjadi karena adanya gangguan memperkuat otot-otot kecil, otot betis dan
mikrovaskuler/ makrovaskuler, gangguan otot paha, menurunkan kadar gula darah
Neoropati yang terjadi pada kaki pasien serta mengatasi keterbatasan gerak sendi
Diabetes Melitus dan adanya kerentanan yang dialami oleh penderita diabetes
terhadap infeksi, menimbulkan kelainan mellitus (Sutedjo, 2010). Senam kaki
kecacatan pada kaki. Sehingga diabetes melitus bisa dilakukan dengan
memerlukan pemeriksaan kaki secara posisi berdiri, duduk dan tidur dengan
berkala yang dapat dilakukan oleh pasien menggerakkan kaki dan sendi misalnya
sendiri, penyuluhan mengenai cara dengan kedua tumit diangkat, mengangkat
perawatan kaki yang benar untuk kaki dan menurunkan kaki (Soegondo,
mencegah kemungkinan timbulnya kaki 2013). Senam lebih banyak diminati oleh
diabetik dan kecacatan yang mungkin masyarakat karena tidak membutuhkan
ditimbulkannya (Lewis, 2011). biaya yang banyak. Tujuan penelitian ini
Pengelolaan penyakit DM dikenal untuk mengetahui Efektivitas Senam Kaki
dengan empat pilar utama yaitu Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula
penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, Darah Sewaktu Dan Tekanan Darah Pada
latihan jasmani atau aktivitas fisik dan Penderita DM Tipe 2.
intervensi farmakologis. Keempat pilar METODE PENELITIAN
pengelolaan tersebut dapat diterapkan pada Penelitian ini dilaksanakan mulai
semua jenis tipe DM termasuk DM tipe II. dari tanggal 31 Agustus - 02 September
Untuk mencapai fokus pengelolaan DM yang di lakukan di Puskesmas Cepogo
yang optimal maka perlu adanya Boyolali. Jenis penelitian ini adalah
keteraturan terhadap keempat pilar utama penelitian kuantitatif Quasi Experiment
tersebut (PERKENI, 2015). Latihan senam dengan Pre And Post Test Without Control
kaki menyebabkan terjadinya peningkatan dinilai dengan cara peneliti hanya
aliran darah. Hal ini menyebabkan lebih melakukan interveni pada satu kelompok
banyak tersedia reseptor insulin dan tanpa pembanding. Dinilai dengan cara
reseptor menjadi aktif yang akan membandingkan nilai post test dengan pre
berpengaruh terhadap penurunan glukosa test. Berikut ini adalah sekema metode
darah pada pasien diabetes (Sulistyowati, penelitian Quasi Experiment dengan Pre
Asnindari, 2017). And Post Test Without Control. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien (45,2%) dan jenis kelamin perempuan
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di sebanyak 23 (54,8%).
Puskesmas Cepogo Boyolali, berdasarkan Jenis kelamin memegang peran
data dari Puskesmas Cepogo terdapat penting dalam mempengaruhi terjadinya
pasien Diabetes Mellitus tipe 2 selama satu Diabetes Melitus ,Wanita lebih beresiko
bulan sejumlah 42 orang. Sampel mengidap Diabetes Melitus dibandingkan
penelitian ini adalah pasien Diabetes laki-laki karena secara fisik wanita
Mellitus tipe 2 di Puskesmas, Cepogo, memiliki peluang peningkatan indeks masa
Boyolali. Instrumen yang digunakan dalam tumbuh yang lebih besar. Sindrom siklus
penelitian ini adalah Instrumen yang bulanan (premenstual syndrom), pasca
digunakan untuk mengukur kadar gula menaupose yang membuat distribusi lemak
darah adalah lembar observasi dan tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat
EasyTouch GCU yang sudah dikalibrasi proses hormonal sehingga wanita beresiko
dan alat untuk mengukur tekanan darah menderita Diabetes Melitus.
adalah lembar observasi dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
spygnomanometer digital. Pengukuran Sonta Imelda (2018) Pada perempuan
gula darah dan tekanan darah dilakukan memiliki kolestrol yang lebih tinggi
sebelum dan sesudah diberikan senam kaki dibanding laki-laki dan juga terdapat
diabetes. perbedaan dalam melakukan semua
HASILDAN PEMBAHASAN aktifitas dan gaya hidup sehari-hari yang
1. Analisis Univariat sangat mempengaruhi kejadian Diabetes
a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Melitus. Jumlah lemak pada laki-laki 15-
Responden Berdasarkan Jenis 20% dari berat badan sedangkan
Kelamin perempuan 20-25%. Peningkatan kadar
Jenis Frekuensi Presentase lemak pada perempuan lebih tinggi
Kelamin (%) dibanding laki-laki,sehingga faktor
Laki-Laki 19 45,2 terjadinya Diabetes Melitus pada
perempuan 3-7 kali lebih tinggi dibanding
Perempuan 23 54,8
dengan laki-laki yaitu 2-3 kali.
Total 42 100,0 Menurut asumsi peneliti jenis
Tabel 4.1. Distribusi Usia kelamin perempuan memiliki tingkat
Berdasarkan Tabel 4.1 sensitivitas yang lebih tinggi dari pada
Menunjukkan bahwa Sampel dengan Jenis laki-laki hal ini akibat ada perubahan
Kelamin laki-laki sebanyak 19 orang bentuk pola tubuh dan penurunan
esterogen seperti perubahan suasana hati pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah
dan gangguan tidur, perempuan yang kerja puskesmas enemawira, berdasarkan
usianya menuju menopause resiko akan data sampel didapatkan data usia sampel
terjadinya DM tipe 2. Hal ini disebabkan yang paling muda adalah 40 tahun dan
faktor hormonal, bahwa perempuan lebih yang paling tua adalah 70 tahun paling
beresiko terkena DM karena terdapat banyak pada usia 51-60 tahun sebanyak 34
perbedaan dalam melakukan aktivitas orang dan mengatakan bahwa peningkatan
sehari-hari yang sangat mempengaruhi resiko diabetes sesuai dengan usia,
kejadian suatu penyakit. khususnya pada usia tersebut mulai terjadi
b. Distribusi Frekuensi Karakteristik peningkatan intoleransi glukosa. Adanya
Responden Berdasarkan Usia proses penuaan menyebabkan
Karakter Me Stan Minim Maxim berkurangnya kemampuan sel β pankreas
istik an dar um um dalam memproduksi insulin.
Devi Menurut asumsi peneliti bahwa
asi ketika usia bertambah akan sangat
Usia 54, 9,76 40 75 berkaitan dengan fungsi fisiologis pada
31 7 tubuh akan semakin menurun dan
Tabel 4.1. Distribusi Usia. menyebabkan resistensi insulin dan di usia
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat >40 tahun pada usia tersebut awal
diketahui bahwa rata-rata usia responden terjadinya peningkat intoleransi glukosa.
54,31 tahun dengan usia termuda 40 tahun c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dan tertua 75 tahun. Kadar Gula Darah Sewaktu
Menurut teori Damayanti, S. (2013)
Karakter Mea Stan Minim Maxim
mengatakan bahwa bertambahnya usia
istik n dar um um
dapat menjadikan resiko tinggi terkena
Devi
diabetes karena terjadi penurunan fungsi
asi
fisiologis pada tubuh sehingga
Pre test 211, 14,2 185 258
mengakibatkan berkurangnya kinerja
GDS 10 84
pankreas yang akan membuat produksi
Post test 199, 16,5 160 250
insulin menurun.
GDS 86 17
Penelitian ini didukung oleh
Tabel 4.3. Distribusi Kadar Gula Darah
Graceisti ruben (2016) yang meneliti
Sewaktu
tentang pengaruh senam kaki diabetes
terhadap perubahan kadar gula darah pada
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan kurangnya aktivitas fisik bagi yang
rata-rata pre test GDS 211,10 dengan nilai menderita DM seperti senam kaki diabetes.
minimum 185 dan nilai maximum 258, d. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
sedangkan untuk post test GDS nilai rata- Tekanan Darah
rata 199,86 dengan nilai maximum 160 Karakteristik Mean Standar Minimum Maximum
dan nilai maximum 250. Deviasi
Kadar gula darah sewaktu pada Pre test 152,57 15,251 125 200
penderita diabetes mellitus tipe dua sistolik
sebelum dilakukan senam kaki diabetes Pre test 94,43 5,935 83 110
Hasil penelitian menunjukkan nilai diastolik
rata-rata kadar gula darah sebelum di Post test 141,10 15,728 115 190
berikan perlakuan senam kaki diabetes sistolik
adalah 211,10. Kadar gula darah yang Post test 84,95 5,922 70 98
relatif tinggi ini dipengaruhi oleh beberapa diastolik
faktor diantaranya pola diet dan aktivitas, Tabel 4.4. Tekanan Darah
sesuai teori yang dikemukakan oleh Berdasarkan Tabel 4.4
Tandra (2008) bahwa factor pencetus menunjukkan rata-rata pre test sistolik
terjadinya peningkatan kadar gula darah 152,57 dan pre test diastolik 94,43
merupakan akibat dari gaya hidup yang sedangkan untuk post test sistolik 141,10
salah dan kurang aktivitas fisik. dan post test diastolik 84,95.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian menunjukkan
yang dilakukan oleh Diyah ratnawati bahwa nilai rata-rata pre test sistolik
(2019) mendapatkan hasil dengan rata-rata sebesar 152,57 mmHg, nilai standar
kadar gula sebelum tindakan sebesar deviasi sebesar 15,251 dengan nilai
233,23 mg/dL dengan standar deviasi tekanan darah terrendah sebelum dilakukan
57,911. Menurut asumsi peneliti bahwa senam kaki diabetes yang dimiliki
salah satu faktor yang mempengaruhi responden sebesar 125 mmHg dan nilai
tingginya kadar gula darah adalah tekanan darah tertinggi sebesar 200
kurangnya beraktifitas seperti kurang mmHg, dan nilai rata-rata pre test diastolik
berolahraga,mengalami obesitas atau sebesar 94,43 mmHg, dengan niali
kelebihan berat badan,dan memiliki terrendah sebesar 83 mmHg dan nilai
riwayat keluarga dengan DM tipe 2, tertinggi sebesar 110 mmHg. Sebagian
mengidap tekanan darah tinggi dan besar faktor resiko hipertensi dan DM
adalah life style yang tidak sehat yaitu
malas melalukan aktivitas fisik, diet yang (plaque) yang membuat dinding pembuluh
tidak sehat dan seimbang, stres, serta darah menjadi keras, kaku dan akhirnya
obesitas. Oleh sebab itu hal terpenting dari timbul penyumbatan yang mengakibatkan
pengendalian hipertensi adalah perubahan tekanan darah yang dinamakan
mengendalikan faktor resiko Andreani hipertensi Tanto dan Hustrini (2014) dalam
Kusumowardani (2020). Ira Maulidah (2021).
Hasil penelitian ini sejalan dengan 2. Analisis Bivariat
penelitian yang dilakukan oleh Andreany Analisa bivariat dilakukan untuk
Kusumowardani (2020) mendapatkan hasil mengetahui pengaruh pemberian senam
dengan rata-rata pada kelompok senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar
sebesar 141.38 dan pada kelompok PMR gula darah sewaktu dan tekanan darah pada
sebesar 148.0 dengan nilai minimal dan penderita diabetes mellitus.
maksimal pada kelompok senam sebesar Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data
113 & 182 dan pada kelompok PMR Gula Darah Sewaktu (n=42)
sebesar 103 & 168.
Gula Darah Nilai p (Shapiro Wilk
Salah satu komplikasi
Sewaktu Test)
makroangiopati diabetes dapat terjadi
karena perubahan kadar gula darah, gula Pre-test 0,000

darah yang tinggi akan menempel pada post-test 0,035


diding pembuluh darah. Setelah itu terjadi Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat
proses oksidasi dimanan gula darah hasil uji normalitas data dengan nilai
bereaksi dengan protein dari dinding probabilitas pada pre test (nilai p) adalah
pembuluh darah yang menimbulkan AGEs. 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa data
Advanced Glycosylated Endproducts berdistribusi tidak normal (p<0,05). Nilai
(AGEs) merupakan zat yang dibentuk dari probabilitas pada post tes (nilai p) adalah
kelebihan gula dan protein yang saling 0,035 maka dapat disimpulkan bahwa data
berikatan. Keadaan ini merusak dinding berdistribusi tidak normal (p<0,05).
bagian dalam dari pembuluh darah dan Hasil penelitian menunjukkan nilai
menarik lemak yang jenuh atau kolestrol rata-rata kadar gula darah setelah diberikan
menempel pada dinding pembuluh darah, perlakuan senam kaki diabetes adalah
sehingga reaksi inflamasi terjadi. Sel darah 199,86. Pada hasil ini terdapat penurunan
putih (lekosit) dan sel pembekuan darah nilai rata-rata gula darah sewaktu sebanyak
(trombosit) serta bahan-bahan lain ikut 11,24. Nilai kadar gula darah yang lebih
menyatu menjadi satu bekuan plak rendah atau turun ini menggambarkan
terjadinya perbaikan nilai kadar gula darah Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat
setelah melakukan senam kaki. Sesuai hasil uji normalitas data dengan nilai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh probabilitas pada pre test sistolik (nilai p)
Yanuar (2011) dalam Yudono (2012) adalah 0,097 dapat disimpulkan bahwa
bahwa pada saat latihan (senam) data berdistribusi tidak normal (p<0,05),
kebutuhan energi meningkat sehingga otot Nilai probabilitas pada pre test diastolik
menjadi lebih aktif dan terjadi peningkatan (nilai p) adalah 0,004 dapat disimpulkan
pemakaian glukosa sehingga terjadi data berdistribusi tidak normal (p<0,05).
penurunan kadar gula darah, hal ini juga Hasil uji normalitas data dengan nilai
dilatarbelakangi oleh faktor kontinuitas probabilitas pada post test sistolik (nilai p)
atau keteraturan pasien dalam mengikuti adalah 0,056 maka dapat disimpulkan data
senam sehingga terjadi penurunan kadar berdistribusi tidak normal (p<0,05), Nilai
gula darah. probabilitas pada post test diastolik (nilai
Menurut asumsi peneliti bahwa p) adalah 0,015 maka dapat disimpulkan
aktivitas fisik yang dilakukan secara data berdistribusi tidak normal (p<0,05).
teratur 3-5 kali perminggu dapat Hasil penelitian menunjukkan
menurunkan kadar gula darah. Setiap bahwa nilai rata-rata post test sistolik
orang memiliki kemampuan tubuh dalam sebesar 141,10 mmHg, nilai standar
mengontrol kadar gula darahnya deviasi sebesar 15,728 dengan nilai
tergantung dari jenis diet yang dilakukan, tekanan darah terrendah sebelum dilakukan
gaya hidup, penyakit penyerta dan usia senam kaki diabetes yang dimiliki
Tabel 4.6 Hasil Normalitas Data responden sebesar 115 mmHg dan nilai
Tekanan Darah (n=42) tekanan darah tertinggi sebesar 190
mmHg, dan nilai rata-rata post test
Tekanan Darah Nilai p (Shapiro Wilk diastolik sebesar 84.95 mmHg, dengan
Test) niali terrendah sebesar 70 mmHg dan nilai
Pre-test Siastolik 0,097 tertinggi sebesar 98 mmHg. Hasil
Pre-test 0,004 penelitian ini sejalan dengan yang
Diastolik dilakukan oleh Andreany Kusumowardani
post-test 0,056 (2020) mendapatkan hasil dengan rata-rata
Siastolik pada kelompok senam sebelum diberikan
Post-test 0,015 intervensi sebesar 141.38 dan setelah
Diastolik diberikan intervensi menjadi 137.54 dan
nilai rata-rata pada kelompok PMR
sebelum diberi intervensi sebesar 148.0 Pengaruh pemberian senam kaki
dan setelah diberi intervensi menjadi diabetes terhadap penurunan kadar gula
136,46 terdapat penurunan tekanan darah darah sewaktu dan tekanan darah pada
sesudah diberikan intervensi. penderita diabetes mellitus tipe dua.
Menurut asumsi peneliti latihan fisik Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sangat berpengaruh terhadap penurunan peneliti pada tanggal 31 Agustus - 02
tekanan darah dalam meningkatan imunitas September terdapat perubahan kadar
tubuh setelah latihan teratur, menurunkan guladarah sewaktu dan tekanan darah
kadar glukosa darah, mencegah sebelum dan sesudah diberikan intervensi
kegemukan dan meningkatkan sensitivitas senam kaki diabetes terdapat penurunan
reseptor insulin dan penurunan tekanan nilai rata-rata pada GDS sebesar 11,24
darah. mg/dL serta penurunan nilai rata-rata pada
Tabel 4.7 Uji Bivariat Wilcoxon Signed tekanan darah sistolik 11,47 mmHg dan
Ranks test Pengaruh pemberian senam diastolik 9,48 mmHg. Perubahan ini
kaki diabetes terhadap penurunan menunjukan bahwa senam kaki diabetes
kadar gula darah sewaktu dan tekanan berpengaruh terhadap kadar gula darah dan
darah pada penderita diabetes mellitus tekanan darah pada penderita diabetes
tipe dua (n=42) mellitus tipe dua. Pengaruh senam kaki
Gula Darah Sewaktu diabetes dilakukan uji statistik dengan uji
Nilai Z p-value wilxocon didapatkan hasil nilai p value
-5,682 0,000 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha
Tekanan Darah diterima artinya ada pengaruh senam kaki
Sistolik Diastolik diabetes terhadap penurunan kadar gula
Nilai Z p-value
Nilai Z p-value darah sewaktu dan tekanan darah pada
penderita diabetes mellitus tipe dua di
-5,703 0,000 -5,594 0,000
puskesmas cepogo.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian
diketahui bahwa hasil uji statistik dengan
yang dilakukan oleh Winta (2018) tentang
Wilcoxon menunjukkan nilai p value 0,000
“Hubungan kadar gula darah dengan
< 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima
tekanan darah pada lansia penderita
artinya ada pengaruh senam kaki diabetes
diabetes tipe 2” kadar gula darah pada
terhadap penurunan kadar gula darah
penderita diabetes tipe 2 di poli penyakit
sewaktu dan tekanan darah pada penderita
RSUD mardi waluyo blitar sebanyak 75
diabetes mellitus tipe dua.
responden, memiliki kadar gula darah
normal sebanyak 41 responden (54,7%) tipe 2 latihan jasmani berperan utama
dan tekanan darah yang normal sebanyak dalam pengaturan kadar glukosa darah.
42 responden (56%). Ada hubungan antara Pada penelitian ini dapat
kadar gula darah dengan tekanan darah disimpulkan bahwa senam kaki yang
pada penderita diabetes tipe 2 di poli dilakukan oleh penderita DM berpengaruh
penyakit dalam RSUD mardi waluyo pada penurunan kadar gula darah sewaktu,
blitar. aktivitas yang dilakukan penderita dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian menekan terjadinya kenaikan gula darah.
yang dilakukan oleh Rohani (2017) tentang Upaya pengendalian gula darah tidak
“pengaruh kombinasi senam diabetes hanya dilakukan dengan pengobatan saja,
melitus dan senam kaki diabetik terhadap hal tersebut karena penderita yang
penurunan kadar gula darah pasien diabees mengalami DM disebabkan oleh kerusakan
melitus tipe 2 anggota persadia RS husada pankreas dalam memproduksi insulin,
tahun 2013” diperoleh rata-rata gula darah dimana insulin ini memproduksi untuk
sebelum senam SDM & SDK adalah mengendalikan gula darah. Untuk
199,65 mg/dl dan rata-rata glukosa sesudah mengantikan peran pankreas yang
senam SDM & SDK adalah 133,275 mengalami kerusakan perlu didukung
mg/dl, dengan nilai t = -12,66 dan nilai t faktor lain yang mempunyai fungsi sama
tabel = 1,685 maka dapat disimpulkan yaitu dengan diit yang berkaitan dengan
senam SDM & SKD dapat menurunkan pemilihan makanan dan latihan yang
kadar glukosa. dianjurkan adalah aktivitas yang dapat
Masalah utama pada DM tipe 2 membantu menurunkan kadar gula darah
adalah kurangnya respons terhadap insulin seperti senam kaki.
(resistensi insulin). Adanya gangguan KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut menyebabkan insulin tidak dapat Dari hasil penelitian serta
membantu transfer glukosa kedalam sel. pembahasan tentang “Efektivitas senam
Permebilitas membran meningkat pada kaki diabetes terhadap penurunan kadar
otot yang berkontraksi sehingga saat gula darah sewaktu dan tekanan darah
latihan jasmani resistensi insulin berkurang Pada penderita dm tipe 2” maka
sementara sensivitas insulin meningkat. didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Latihan jasmani yang teratur dapat 6.1 Kesimpulan
memperbaiki pengaturan kadar glukosa 1. Karakteristik responden rata-rata
darah dan sel, Damayanti (2015). Pada DM mempunyai umur 54,31 tahun,
berjenis kelamin perempuan 6.2 Saran
dengan frekuensi 23 (54%). 1. Bagi Tempat Peneliti
2. Hasil pengukuran kadar gula darah Dari hasil penelitian ini dapat
sewaktu pada penderita DM tipe 2 memberikan edukasi tentang
sebelum perlakuan di dapatkan senam kaki diabetes terhadap
data rata-rata sebesar 211,10. penurunan kadar gula darah dan
3. Hasil pengukuran tekanan darah tekanan darah, sehingga perawat
pada penderita DM tipe 2 sebelum dapat mengedukasi kepada pasien
perlakuan di dapatkan data rata- diabetes mellitus.
rata sistolik sebesar 152,57 dan 2. Bagi Responden
diastolik 94,43. Dari hasil penelitian ini
4. Hasil pengukuran kadar gula darah diharapkan dapat menambah
sewaktu pada penderita DM tipe 2 tingkat pengetahuan kepada
sesudah perlakuan di dapatkan data responden dalam penurunan kadar
rata-rata sebesar 199,86. gula darah .
5. Hasil pengukuran tekanan darah 3. Bagi Institusi Pendidikan
pada penderita DM tipe 2 sesudah Dari hasil penelitian ini
perlakuan di dapatkan data rata- diharapkan dapat digunakan untuk
rata sistolik sebesar 141,10 dan memperkaya keilmuan dan
diastolik 84,95. menambah referensi tentang
6. Hasil uji wilxocon pengaruh senam kaki diabetes terhadap
pemberian senam kaki diabetes penurunan kadar gula darah dan
terhadap penurunan kadar gula tekanan darah. Selain itu, senam
darah sewaktu dan tekanan darah kaki diabetes dalam penelitian ini
pada penderita diabetes mellitus diharapkan dapat menjadi
tipe dua didapatkan hasil nilai p alternatif bagi mahasiswa sebagai
value 0,000 < 0,05 sehingga H0 edukasi untuk meningkatkan
ditolak dan Ha diterima artinya ada pengetahuan.
pengaruh senam kaki diabetes 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
terhadap penurunan kadar gula Dari hasil penelitian ini
darah sewaktu dan tekanan darah diharapkan dapat dijadikan
pada penderita diabetes mellitus referensi bagi peneliti selanjutnya
tipe dua. dalam memberikan edukasi
diabetes mellitus dengan senam
kaki diabetes dan menggunakan Perkeni. (2015). Konsensus Pengelolaan
metode yang berbeda. dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 Indonesia.
Diakses dari www.perkeni.org
DAFTAR PUSTAKA (diakses pada tanggal 15 Januari
American Diabetes Association. (2018). 2021).
Standard medical care in diabetes Rohani. Pengaruh Kombinasi Senam
2018. The Journal of Clinical and Diabetes Melitus dan Senam Kaki
Applied Research and Education, Diabetik Terhadap Penurunan Kadar
41(1), 1-150. Glukosa Darah Pasien Diabetes
https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01 Melitus Tipe 2 Anggota Persadia RS
Diah, R., Sang., A., Alal, F. (2019). Husada Tahun 2013. Jurnal bidang
Pelaksanaan Senam Kaki ilmu kesehatan vol. 10.No.2,
Mengendalikan Kadar Glukosa Desember 2017
Darah pada Lansia Diabetes Melitus Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I.
di Posbindu Anyelir Lubang Buaya. (2013). Penatalaksanaan diabetes
Dinkes Boyolali. (2019). Profil Kesehatan mellitus terpadu. Panduan
Kabupaten Boyolali 2019. Diakses penatalaksanaan diabetes melitus
15 Januari 2021. bagi dokter dan edukator. Jakarta:
http://dinaskesehatan.boyolali.go.id/ Balai Penerbitan FKUI.
arsip/2020/07/BUKU_P1.pdf Sulistyowati, Asnindari, (2017). Pengaruh
Dinkes Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. senam kaki terhadap kadar gula
(2019). Profil Kesehatan Provinsi darah sewaktu pada penderita
Jawa Tengah Tahun 2019. diabetes melitus tipe II di wilayah
Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus kerja puskesmas cawas 1. Artikel
dan Penatalaksanaan publikasi. Universitas „Aisyiyah
Keperawatan.Yogyakarta : Nuha Yogyakarta.
Medika. Sutedjo, A. (2010) 5 Strategi Penderita
Damayanti, S. (2013). Sembuh total Diabetes Melitus Berusia Panjang –
diabetes, asam urat, hipertensi tanpa Google Buku. Diakses dari
obat. Yogyakarta: Pinang Merah. https://books.google.co.id/books?id
Graceistin, R., Julia, V., Michael, Y. =9UT3n-
(2016). Pengaruh Senam Kaki 7gsoC&pg=pg=RA2PA32&dq=kep
Diabetes Terhadap Perubahan Kadar atuhan+pada+pasien+DM&hl=id&s
Glukosa Darah pada Pasien Diabetes a=X&ved=0ahUKEwiYzI_jxKPdAh
Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja VGgI8KHWcdBJIQ6AEINjAD#v=
Puskesmas Enemawira. onepage&q=kepatuhan pada pasien
Internasional Diabetes Federation. (2020) DM&f=false (Diakses pada 2
IDF Diabetes Atlas, 9th edn. februari 2021)
https://www.diabetesatlas.org Tandra Hans. (2008). Diabetes. Jakarta: PT
Lewis at al (2011), Medical Surgical Gramedia Pustaka Utama.
Nursing Assessment and Tanto C., dan Hustrini M.N., 2014.
Management of Clinical Sindrom Nefrotik-Kapita Selekta
Problems, USA : Elsever Mosby. Kedokteran essentials medicine.
Jilid II Edisi IV. Jakarta : Media
Aeculapius
Winta, A.E, Erni S, Ning A.W. 2018.
Hubungan Kadar Gula Darah
Dengan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Diabetes Tipe 2. Jurnal
Ners dan Kebidanan 5 (2) : 163-171
Yudhono. 2012. P.T, Pengaruh terapi
senam kaki terhadap penurunan
glukosa darah pada Lansia dengan
diabetes mellitus di posyandu lansia
desa ledug kecamatan kembaran
bayumas. http://www.jurnal.
shb.ac.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai