PENGARUH SENAM DM TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA DIABETISI TIPE II DI
PUSKESMAS KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR
ABSTRAK
Pengaruh era globalisasi menyebabkan timbulnya penyakit seperti pola makan yang tidak sehat,
teknologi yang semakin berkembang membuat orang-orang cenderung santai, malas bergerak apalagi
berolahraga. Akibat dari perubahan ini menyebabkan timbulnya penyakit salah satunya Diabetes Melitus
(DM). Prevalensi penyakit Diabetes ini terus meningkat terutama di Indonesia dan menempati peringkat ke-6
pada tahun 2017. Penyakit DM merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin. Oleh karena itu penderita DM
memerlukan upaya untuk mengendalikan kadar glukosa darah, salah satunya olahraga (senam DM). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam DM terhadap penurunan kadar glukosa darah pada
Diabetisi tipe II di Puskesmas Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Jenis penelitian ini bersifat analitik
kuantitatif dengan quasi eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kontrol. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling, dengan jumlah sampel 22
orang pada kelompok intervensi dan 22 orang pada kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan 2
kali pengukuran glukosa darah yaitu pretest dan posttest senam DM selama 3 kali seminggu dalam
seminggu. Sedangkan kelompok kontrol dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pretest dan posttest
tanpa senam DM. Instrumen penelitian ini menggunakan glukometer. Analisis data dengan menggunakan uji
wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa setelah dilakukan senam DM sebanyak 3 kali pertemuan
didapatkan nilai Pvalue lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka H0 ditolak. Hal ini berarti senam DM berpengaruh
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada Diabetisi tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar.
1
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
Influence Of Dm Gymnastics To Decrease Blood Glucose Level In People With Type 2 Diabetes In The Work
Area Of Public Health Center Of Biringkanaya District, Makassar City
ABSTRACT
The influence of the era of globalization led to the emergence of diseases such as patterns of
unhealthy eating, growing technology also makes people tend to relax, lazy to move moreover exercise. As
a result of this change causes the incidence of disease, one of them is Diabetes Mellitus (DM). The
prevalence of Diabetes disease continues to increase, especially in Indonesia and ranked 6th in 2017. DM
disease is a metabolic disorders which characterized by increased blood glucose levels due to damage of
insulin secretion, insulin work. Therefore, patients with DM requires efforts to control blood glucose levels,
one of them is sports (DM gymnastics). The purpose of this study is to determine the effect of DM
gymnastics against decreased blood glucose levels in people with Diabetes Type II at Public Health Center
of Biringkanaya District, Makassar City. This type of research is quantitative analytics with quasi
experiments. In this research use 2 groups ie intervention and control groups. The sampling technique is
done by purposive sampling, with a total sample of 22 people in the intervention group and 22 people in the
control group. In the intervention group was done 2 times measurement of blood glucose that is pretest and
posttest DM gymnastic 3 times a week for a week. While the control group is measured blood glucose levels
pretest and posttest without DM gymnastics. The instrument of this study using glucometer. Data analysis
using Wilcoxon test. Wilcoxon test results showed that after doing DM gymnastics as much as 3 times
meeting obtained value of Pvalue smaller than 0.05 (p <0.05), then H0 rejected. This means that DM
gymnastics affect the decrease in glucose levels blood on diabetics type 2 in the work area of Public Health
Center of Biringkanaya District, Makassar City.
2
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
3
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
4
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
penyakit Diabetes Melitus (Nuari, 2017), hal ini Berdasarkan tabel (4).5, diketahui bahwa
dikarenakan adanya perubahan anatomis, kebanyakan responden memiliki riwayat keluarga
fisiologis dan biokimia. Perubahan dimulai dari DM baik pada kelompok intervensi maupun pada
tingkat sel, kemudian berlanjut pada tingkat kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi
jaringan dan akhirnya pada tingkat organ yang sebanyak 12 orang (54,5%) dan pada kelompok
dapat mempengaruhi homeostasis (Damayanti S, kontrol sebanyak 16 orang (72,7%) yang memiliki
2015). riwayat keluarga DM. Genetik ataupun faktor
Berdasarkan tabel (4).2, diketahui bahwa keturunan merupakan salah satu faktor risiko
dari 2 kelompok diperoleh jenis kelamin terjadinya Diabetes Melitus dan memiliki peluang
terbanyak yaitu perempuan sebanyak 17 orang menderita Diabetes Melitus sebesar 15% dan
(77,3%) pada kelompok intervensi dan 13 orang juga berisiko mengalami intoleransi glukosa yaitu
(59,1%) pada kelompok kontrol, sedangkan ketidakmampuan dalam metabolisme karbohidrat
sisanya berjenis kelamin laki-laki, dimana pada secara normal (Damayanti S, 2015).
kelompok intervensi yang berjenis kelamin laki- Berdasarkan tabel (4).6, diketahui bahwa
laki sebanyak 5 orang (22,7%) dan kelompok kebanyakan responden menderita Diabetes
kontrol sebanyak 9 orang (40,9%). Hasil Melitus > 4 tahun, dengan jumlah responden
penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang yaitu 13 orang (59,1%) pada kelompok intervensi
pernah dilakukan oleh Witriyani tahun 2015 dan 19 orang (86,4%) pada kelompok kontrol.
tentang efektifitas senam DM dalam menurunkan Hal ini dikarenakan responden pada kelompok
kadar gula darah, dimana jumlah penderita intervensi rata-rata berusia 61-70 tahun dan
Diabetes Melitus Tipe 2 didominasi oleh kelompok kontrol rata-rata berusia 51-60 tahun
perempuan. Ini sesuai dengan teori yang dan rata-rata sudah menderita DM sejak
menyatakan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 memasuki usia sekitar 40 tahun. Ini sejalan
lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pada dengan teori yang menyatakan bahwa Diabetes
laki-laki (Corwin, 2009). Ini dikarenakan Melitus dapat terjadi pada semua kelompok usia,
perempuan lebih mudah mengalami kegemukan, terutama usia 40 tahun karena risiko terkena
khususnya kegemukan viseral (lemak abdomen) Diabetes Melitus akan meningkat dengan
yang dapat menimbulkan risiko terkena Diabetes bertambahnya usia dan manusia akan
Melitus Tipe 2, selain itu perempuan juga dapat mengalami penurunan fisiologis yang dapat
memiliki riwayat DM gestasional dan melahirkan mempengaruhi homeostasis (Damayanti S,
bayi dengan berat badan lebih dari 4,5 kg 2015).
(LeMone Priscilla, 2012).
Berdasarkan tabel (4).3, diketahui bahwa 2. Analisis Univariate
dari 2 kelompok diperoleh tingkat pendidikan a. Kadar Glukosa Darah pada Kelompok
terbanyak yaitu SMA yang berjumlah 13 orang Intervensi
dan paling sedikit dengan tingkat pendidikan SD
dan Perguruan Tinggi yang masing-masing Pretest Senam DM
berjumlah 10 orang. Tingkat pendidikan dapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, dan
rata kadar glukosa darah pretest senam DM pada
perilaku seseorang dalam menerapkan gaya
pertemuan hari 1 sebesar 193,41 mg/dL, dengan
hidup sehat, terutama dalam upaya pengendalian
nilai kadar glukosa darah terendah yaitu 101
kadar glukosa darah (Anggelin dkk, 2016).
mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah
Berdasarkan tabel (4).4, dari hasil
tertinggi yaitu 315 mg/dL. Pada pertemuan 2
penelitian yang dilakukan terhadap 2 kelompok
menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah
diketahui bahwa kebanyakan responden
pretest senam DM yaitu 204,41 mg/dL dengan
berprofesi sebagai IRT yaitu sebanyak 16 orang
nilai kadar glukosa darah terendah yaitu 100
(72,7%) pada kelompok intervensi dan 10 orang
mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah
(45,5%) pada kelompok kontrol. Hal ini
tertinggi yaitu 321 mg/dL. Pada pertemuan 3
dikarenakan pada penelitian ini jenis kelamin
menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah
perempuan lebih dominan dibandingkan laki-laki.
pretest senam DM yaitu 186,50 mg/dL dengan
Ini sesuai dengan teori yang menyatakan
nilai kadar glukosa darah terendah yaitu 120
kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 lebih tinggi pada
mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah
perempuan dibandingkan pada laki-laki (Corwin,
tertinggi yaitu 325 mg/dL. Data-data diatas
2009).
menunjukkan bahwa rata-rata kadar glukosa
darah pretest senam DM relatif tinggi terutama
5
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
pada pertemuan hari 2, ini dikarenakan berbagai responden yang kadar glukosa darahnya tidak
faktor yang mempengaruhi diantaranya menurun posttest senam DM, pertemuan 2
pengetahuan Diabetisi Tipe 2 yang masih rendah terdapat 4 responden yang kadar glukosa
yang disebabkan kurangnya informasi tentang darahnya tidak menurun posttest senam DM, dan
pengendalian kadar glukosa darah, sifat acuh tak pertemuan 3 terdapat 1 responden yang kadar
acuh, selain itu kurangnya kesadaran Diabetisi glukosa darahnya tidak menurun posttest senam
Tipe 2 akan pentingnya diet yang dianjurkan, DM, ini dikarenakan setiap melakukan senam DM
olahraga, keteraturan minum obat, dan pola gaya responden tidak melakukan gerakan senam
hidup yang sehat. Sebagian Diabetisi Tipe 2, dengan baik, gerakan asal-asalan bahkan
kurang menjaga makanannya dan sering makan biasanya responden tidak bergerak jika tidak
makanan yang manis. Begitupun dengan dipantau dan ini tidak sesuai dengan SOP senam
olahraga yang tidak teratur yang dilakukan hanya DM (responden pasif) sehingga efek dari senam
sekali dalam seminggu dan ini tidak sesuai DM ini tidak optimal. Pada Diabetes Melitus Tipe
dengan prinsip dan frekuensi olahraga bagi 2, olahraga berperan utama dalam pengaturan
Diabetisi. kadar glukosa darah.
Menurut Soegondo dkk (2015)
Menurut Soegondo dkk (2015) menyatakan menyatakan olahraga pada Diabetisi dapat
bahwa kebiasaan tidak aktif dalam hal ini kurang menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian
berolahraga merupakan salah satu faktor risiko glukosa oleh otot yang aktif dan memperbaiki
terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2. Selain itu pemakaian insulin, sehingga secara langsung
faktor lingkungan juga menjadi salah satu pemicu olahraga dapat menyebabkan penurunan glukosa
terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2, ini darah. Demikian pula yang didapatkan dari hasil
dikarenakan lingkungan dapat mempengaruhi penelitian Allen dkk, olahraga aerobik yang
gaya hidup termasuk malas bergerak/beraktifitas, teratur akan mengurangi kebutuhan insulin
asupan nutrisi yang berlebihan yang berakhir sebesar 30-50% pada Diabetisi Tipe 1 yang
dengan kegemukan atau obesitas. terkontrol dengan baik, sedangkan pada Diabetisi
Tipe 2 yang dikombinasikan dengan penurunan
Posttest Senam DM berat badan akan mengurangi kebutuhan insulin
hingga 100%. Olahraga pada Diabetisi Tipe 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan
rata kadar glukosa darah posttest senam DM dan lemak tubuh, mengurangi rasa stress,
pada pertemuan hari 1 sebesar 168,82 mg/dL, mempertahankan kesegaran tubuh, serta
dengan nilai kadar glukosa darah terendah yaitu mengubah kadar lemak darah yaitu dengan
98 mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan
tertinggi yaitu 320 mg/dL. Pada pertemuan 2 menurunkan kadar kolesterol total dan serta
menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah trigliserida.
posttest senam DM yaitu 180,27 mg/dL dengan
nilai kadar glukosa darah terendah yaitu 84 b. Kadar Glukosa Darah pada Kelompok
mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah Kontrol
tertinggi yaitu 321 mg/dL. Pada pertemuan 3
menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah Pretest Tanpa Senam DM
posttest senam DM yaitu 161,82 mg/dL dengan
nilai kadar glukosa darah terendah yaitu 97 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mg/dL sedangkan nilai kadar glukosa darah pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata
tertinggi yaitu 308 mg/dL. Data-data diatas kadar glukosa darah pretest tanpa senam DM
menunjukkan bahwa rata-rata kadar glukosa yaitu 213,14 mg/dL dengan nilai kadar glukosa
darah posttest senam DM relatif menurun, darah terendah yaitu 101 mg/dL sedangkan nilai
dengan rata-rata penurunan sekitar 24,47 %, hal kadar glukosa darah tertinggi yaitu 497 mg/dL.
ini disebabkan karena sebagian besar responden
sudah patuh dan teratur mengikuti kegiatan Posttest Tanpa Senam DM
senam DM yang dilakukan 3 kali dalam seminggu
dengan durasi 30 menit yang dilaksanakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
selama seminggu. Disamping itu terdapat rata kadar glukosa darah posttest tanpa senam
beberapa responden yang kadar glukosa DM yaitu 229,95 mg/dL dengan nilai kadar
darahnya tidak menurun (meningkat) posttest glukosa darah terendah yaitu 112 mg/dL
senam DM, dimana pada pertemuan 1 terdapat 3 sedangkan nilai kadar glukosa darah tertinggi
6
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
yaitu 532 mg/dL. Data-data diatas menunjukkan disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti
bahwa kadar glukosa darah posttest tanpa terdapat pengaruh senam DM terhadap
senam DM pada kelompok kontrol mengalami penurunan kadar glukosa darah pada Diabetisi
peningkatan dari kadar glukosa darah pretest Tipe 2.
tanpa senam DM. Dimana rata-rata kadar Hasil penelitian ini sejalan dengan
glukosa darah pretest tanpa senam DM yaitu penelitian yang pernah dilakukan Andri Nugraha,
213,14 mg/dL dan meningkat menjadi 229,95 Engkus Kusnadi, Sigit Subagja pada tahun 2016
mg/dL posttest tanpa senam DM, hal ini yang menyatakan terdapat perbedaan kadar
dikarenakan sebagian besar responden tidak glukosa darah antara sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas apapun, responden hanya pelaksanaan senam Diabetes dengan nilai
duduk mengisi queosioner dan diwawancarai Pvalue=0,000.
selama 30 menit dan setelah itu dilakukan Pada penelitian yang dilakukan oleh
kembali pemeriksaan kadar glukosa darah Ridha Hidayat di RSUD Puri Husada Tembilahan
posttest tanpa senam DM. Disamping itu terdapat tahun 2016 juga menunjukkan bahwa ada
beberapa responden (3 responden) yang pengaruh senam Diabetes terhadap penurunan
mengalami penurunan kadar glukosa darah kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus
tanpa senam DM, hal ini disebabkan selain Tipe 2 dengan hasil uji statistik didapatkan nilai
responden mengisi queosioner dan Pvalue=0,000.
diwawancarai, responden juga melakukan Hal ini sesuai dengan teori yang
aktivitas fisik seperti menyapu dan mengepel, menyatakan pada Diabetisi Tipe 2, olahraga
dan setelah 30 menit dilakukan kembali berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa
pemeriksaan kadar glukosa darah posttest tanpa darah. Masalah utama pada DM Tipe 2 adalah
senam DM dan diperoleh hasil bahwa kadar kurang sensitivnya reseptor terhadap insulin
glukosa darah pada 3 responden tanpa senam (resistensi insulin). Karena adanya gangguan
DM ini mengalami penurunan. tersebut insulin tidak dapat membantu transfer
Hasil penelitian ini sejalan dengan glukosa masuk ke dalam sel. Dan pada saat
penelitian yang pernah dilakukan Siti Mukhta di berolahraga terjadi peningkatan kebutuhan
Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta pada metabolisme tubuh oleh otot yang aktif. Karena
tahun 2017 yang menyatakan bahwa kadar adanya peningkatan kebutuhan metabolisme
glukosa darah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 tubuh maka pemakaian energi juga meningkat
pada kelompok kontrol tidak mengalami (Nuari, 2017). Sumber energi utama saat
penurunan rerata kadar glukosa darah dengan berolahraga (senam DM) adalah glukosa dan
kadar glukosa darah sebelum pada penderita lemak. Saat berolahraga kontraksi otot memiliki
Diabetes Melitus Tipe 2 kelompok kontrol sifat seperti insulin (insulin-like effect).
memiliki rerata sebesar 228 mg/dL dan sesudah Permeabilitas membran terhadap glukosa
pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 kelompok meningkat pada otot yang berkontraksi dan
kontrol memiliki rerata sebesar 235,7 mg/dL. menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler
terbuka sehingga reseptor insulin lebih banyak
3. Analisis Bivariate dan lebih aktif/ sensitivitas reseptor terhadap
insulin meningkat dan resistensi insulin
Analisis bevariate yaitu menganalisis berkurang, hal ini menyebabkan kebutuhan
pengaruh senam DM terhadap penurunan kadar insulin pada Diabetisi Tipe 2 akan berkurang.
glukosa darah pada diabetisi tipe II di wilayah Respon ini hanya terjadi setiap kali berolahraga,
kerja Puskesmas Kecamatan Biringkanaya Kota tidak merupakan efek yang menetap atau
Makassar dengan menggunakan uji analisis berlangsung lama, oleh karena itu olahraga harus
berupa uji Wilcoxon. dilakukan terus menerus dan teratur (Soegondo
Berdasarkan hasil penelitian dengan dkk, 2015). Selain itu senam juga bisa mngontrol
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh hasil yang berat badan dan mengurangi lemak tubuh (Nuari,
menunjukkan bahwa setelah dilakukan senam 2017).
DM sebanyak 3 kali pertemuan didapatkan nilai Manfaat senam DM pada Diabetisi yaitu
Pvalue lebih kecil dari 0,05 (p≤0,05), dimana pada glukosa darah dapat terkontrol, faktor risiko
pertemuan 1 nilai Pvalue= 0,004, pertemuan 2 nilai penyakit kardiovaskular dihambat/diperbaiki
Pvalue=0,004, dan pertemuan 3 nilai P value= 0,000. dengan cara meningkatkan kadar kolesterol HDL
Maka kriteria pengujian adalah bila Pvalue ≤ alpha dan mengurangi kadar kolesterol LDL, membantu
dengan derajat kepercayaan 5% (0,05) maka membakar kalori dan menurunkan berat badan,
7
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
memperbaiki tingkat kesegaran jasmani, dimana kadar glukosa darah diabetisi tipe II
memperbaiki keadaan emosional, mencegah mengalami penurunan setelah melakukan
terjadinya Diabetes Melitus, kebutuhan senam DM.
pemakaian OHO dan insulin berkurang
(Damayanti S, 2015).
Olahraga/senam DM baik dilakukan
apabila sesuai dengan prinsip senam DM yaitu SARAN
dilakukan secara teratur dengan frekuensi 3-5
kali perminggu dengan intensitas ringan dan 1. Diabetisi
sedang (60-70% MHR) yang sebaiknya dilakukan Diabetisi sebaiknya melakukan latihan
selama 30-60 menit atau setidaknya 150 menit jasmani (senam DM) sesuai dengan prinsip
perminggu untuk mencapai metabolik yang senam DM yaitu melakukan senam DM
optimal serta memilih olahraga yang hendak dengan frekuensi 3-5 kali perminggu agar
melibatkan otot-otot besar dan sebaiknya yang mendapatkan hasil yang optimal dan
disenangi (Soegondo dkk, 2015). sebaiknya dilakukan selama 30-60 menit.
Untuk mencapai glukosa darah yang Latihan jasmani (senam DM) tidak hanya
stabil sebaiknya senam DM dilakukan sesuai dapat dilakukan di Puskesmas saja tetapi
dengan tahapan senam DM, yang diantaranya : diabetisi juga bisa melakukannya dirumah.
pemanasan yang sebaiknya dilakukan dengan 2. Puskesmas Sudiang dan Puskesmas
gerakan lambat selama 5-10 menit, latihan inti Sudiang Raya
yang dilakukan dengan gerakan irama yang lebih a. Perlu adanya edukasi mengenai
cepat selama 20-30 menit yang bertujuan untuk manfaat dan pentingnya melakukan
meningkatkan kerja jantung dan paru, senam DM terutama dalam upaya
pendinginan yang dilakukan dengan tempo pengendalian kadar glukosa darah
lambat selama 5-10 menit, dan terakhir baik secara berkelompok ataupun
peregangan yang bertujuan untuk melemaskan perorangan agar diabetisi termotivasi
dan melenturkan otot-otot yang masih teregang untuk melakukan senam DM. Selain
dan mencegah cedera (Nuari, 2017). itu diharapkan kegiatan senam DM
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian dilakukan minimal 3 kali dalam
diatas dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa seminggu.
darah pada Diabetisi Tipe 2 dapat dikendalikan b. Adanya pengembangan pemberian
dengan melakukan latihan jasmani salah satunya informasi tentang Diabetes Melitus,
senam DM secara teratur dan terus menerus seperti pemasangan spanduk/baliho
karena pada saat berisitirahat otot tidak di lingkungan puskesmas yang
berkontraksi dan menyebabkan ambilan glukosa membahas mengenai pilar-pilar
oleh otot membutuhkan insulin sedangkan pada upaya pengendalian Diabetes
otot yang berkontraksi, otot memiliki sifat seperti Melitus.
insulin sehingga otot membantu transpor glukosa
ke dalam sel dengan atau tanpa bantuan insulin.
Akibatnya sensitivitas reseptor terhadap insulin
meningkat dan resistensi insulin berkurang pada
saat melakukan senam.
KESIMPULAN
8
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, P. S. (2015). Profil Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2016 . Dipetik Januari 28,
2018, dari https://dinkes.sulselprov.go.id/file/publik/Data%20ProfilL%202015.pdf
Bilous, R., & Donelly, R. (2015). Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Jakarta: Bumi Medika.
Budijanto, D. (2015). Pusdatin. Dipetik Februari 06, 2018, dari dari Kemenkes RI
:http://www.risbinkes.litbang.depkes.go.id/2015wpcontent/uploads/2013/02/SAMPLING-DAN-
BESAR-SAMPEL.pdf
Damayanti, S. (2015). Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2016). Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2016. Dipetik Februari 19,
2018, dari https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjv8JDH9IbaAhVCJpQ
KHQNPCNIQFggsMAE&url=http%3A%2F%2Fdinkeskotamakassar.com%2Findex.php%2F2017-
02-09-09-30-56%3Fdownload%3D71%3Aprofil-dinas-kesehatan-2016&usg=AOvVaw1
Hidayat, R. (2017). Pengaruh Senam Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016. Vol 1 (1), 51-80.
Hidayati, R., Huda, M. M., Hayati, F., Setyorini, D., Aini, E. N., Nuari, N. A., et al. (2014). Praktik
Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
IDF. (2015). Online Version Of DIABETES ATLAS Seventh Edition 2015 . Dipetik Januari 27, 2018, dari
http://www.oedg.at/pdf/1606_IDF_Atlas_2015_UK.pdf
IDF. (2017). Online Version Of DIABETES ATLAS Eight Edition 2017 . Dipetik Januari 27, 2018, dari
http://diabetesasia.org/content/diabetes_guidelines/IDF_guidelines.pdf
Ignatavicius, D., Workman, M., & Winkelman, C. (2016). Medical-Surgical Nursing: Patient-Centered
Collaborative Care . St. Louis, Missouri: Elsevier.
Ilyas, E. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Bagi Dokter dan Edukator. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Kemenkes RI. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. Dipetik Januari 30, 2018, dari http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
publik/Renstra-2015.pdf
Kementerian Kesehatan, R. (2014). INFODATIN Pusat Data Dan Informasi (Situasi Dan Analisis Diabetes).
Dipetik Januari 27, 2018, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. (2010). Petunjuk Pelaksanaan Senam Diabetes
Mellitus . Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Kurnia, E., & Prawesti, D. (2017). Senam Kaki Bagi Pasien Diabetes Mellitus. Nganjuk: Adjie Media
Nusantara.
9
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
LeMone, P., Burke, K., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Medical-Surgical
Nursing: Critical Thinking In Patient Care). Jakarta: EGC.
Lewis, S. L. (2014). Medical - Surgical: Assessment and management of clinical problems. St. Louis,
Missouri: Elsevier/Mosby. Dipetik Januari 27, 2018, dari
https://www.slideshare.net/ResponielHalawa/review-tentang-diabetes-melitus-oktober-2016
Lusiana, N., Andriyani, R., & Megasari, M. (2015). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish.
Maghfuri, A. (2016). Buku Pintar Perawatan Luka Diabetes Melitus. Jakarta : Salemba Medika.
Marewa, L. W. (2015). Kencing Manis (Diabetes Mellitus) Di Sulawesi Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Mety, Hada, & Sundaya. (2015). Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien DM
Tipe 2 Di RS Pelabuhan Cirebon Tahun 2015. Skripsi Cirebon: Stikes Cirebon.
Nuari, N. A. (2017). Strategi Manajemen Edukasi Pasien Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Deepublish, April
2017.
Nugraha, A., Kusnadi, E., & Subagja, S. (2016). Kadar Gula Darah Sebelum Dan Sesudah Melaksanakan
Senam Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Vol IX, No.2.
Rumahorbo, H. (2014). Mencegah Diabetes Melitus Dengan Perubahan Gaya Hidup. Bogor: In Media.
Salindeho, A., Mulyadi, & Rottie, J. (2016). Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Sanggar Senam PERSADIA Kabupaten Gorontalo. Volume 4
No.1.
Saryono, & Anggraeni, M. D. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sharoh, S. M. (2017). Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Soewondo, P., Subekti, I., Semiardji, G., et al. (2015).
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus Bagi
Dokter Dan Edukator. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Soelistijo, S. A., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K., Manaf, A., et al. (2015). Konsensus
Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2015. Oleh PB Perkeni.
Dipetik Januari 27, 2018, dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Tarwoto, Wartonah, Taufiq, I., & Mulyati, L. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: CV. Trans Info Media.
WHO. (2016). Global Report On Diabetes. Dipetik Januari 27, 2018, dari
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf?ua=1
Witriyani. (2015). Efektifitas Senam Diabetes Melitus Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kayumas.
10
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
Yendi, & Adwiyana. (2014). Pengaruh Latihan Jasmani Senam Diabetes Melitus Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota
Bukittinggi Tahun 2014.
TABEL
Data Demografi
Tabel (4).1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia
pada Diabetisi Tipe 2
Kel. Intervensi Kel. Kontrol
Kategori Usia
F % F %
Tabel (4).2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Diabetisi Tipe 2
11
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
Tabel (4).3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan pada Diabetisi Tipe 2
SD 6 27,3 4 18,2
Tabel (4).4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan pada Diabetisi Tipe 2
Tabel (4).5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat Keluarga DM pada Diabetisi Tipe 2
12
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
Tabel (4).6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Menderita DM pada Diabetisi Tipe 2
Analisis Univariate
Tabel (4).7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kadar Glukosa Darah Pretest Senam DM pada Diabetisi Tipe 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Intervensi 193,41 101 315 204,41 100 321 186,50 120 325
Tabel (4).8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kadar Glukosa Darah Posttest Senam DM pada Diabetisi
Tipe 2
13
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
Tabel (4).9
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kadar Glukosa Darah Pretest Tanpa Senam DM pada Diabetisi
Tipe 2
Pretest
Kelompok
Mean Min Max
Tabel (4).10
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kadar Glukosa Darah Posttest Tanpa Senam DM pada
Diabetisi Tipe 2
Posttest
Kelompok
Mean Min Max
Analisis Bivariate
Tabel (4).11
Pengaruh Senam DM Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Diabetisi Tipe 2
Kelompok Kadar Glukosa Darah Kadar Glukosa Darah Kadar Glukosa Darah
Intervensi 193,41 168,82 0,004 204,41 180,27 0,004 186,50 161,82 0,000
14
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. ....No..... 2018
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035
15