Anda di halaman 1dari 11

JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344

eISSN : 2502-5414

PENGARUH LATIHAN FISIK SENAM AEROBIC LOW IMPACT


TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM PP
PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II

Usan Daryaman
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung
usandaryaman@stikesdhb.ac.id

Abstrak

Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang di pengaruhi berbagai aspek gaya hidup termasuk pola
makan, aktifitas fisik, sehingga DM membutuhkan perhatian terus-menerus dan kewaspadaan dalam
hal penentuan wakktu, kandungan makanan, aktivitas fisik, pemantauan kadar gula darah,Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh latihan fisik senam aerobic impact terhadap
penurunan kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita diabetes mellitus tipe II di Wilayah
Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Tahun 2018 Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasi eksperimental Menggunakan pendekatan non randomized pretest dan
posttest group design. Pada rancangan penelitian ini, subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok aerobic low impact dan kelompok jogging yang semuanya akan dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II sebelum dan setelah dilakukan prosedur.
Peneliti melihat pengaruh pencapaian antara kelompok aerobic low impact (O1-O2) dan pencapaian
kelompok jogging (O1-O2). Populasi dalam penelitian ini adalah DM tipe II yang tercatat di wilayah
Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Tahun 2018 sebanyak 60 orang dengan penyakit DM
tipe II. Pengambilan sampel ini menggunakan tehnik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
de ngan pertimbangan tertentu. Dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang yang dibagi menjadi dua
kelompok senam aerobic low impact sebanyak 19 orang dan jogging 18 orang di wilayah Kerja
Puskesmas Babakan Sari.Hasil penelitian menunjukan terdapat Pengaruh latihan fisik senam aerobic
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung Tahun 2018, dengan p value 0,000.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus , Aerobic low impact , Glukosa Darah

PENDAHULUAN bahwa Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit


Diabetes Melitus (DM) atau sering disebut kronis yang di pengaruhi berbagai aspek gaya
sebagai penyakit kencing manis merupakan hidup termasuk pola makan, aktifitas fisik,
penyakit kronis yang terjadi karena pankreas sehingga DM membutuhkan perhatian terus-
tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau menerus dan kewaspadaan dalam hal penentuan
karena tubuh tidak dapat secara efektif wakktu, kandungan makanan, aktivitas fisik,
menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pemantauan kadar gula darah, pengelolaan
pankreas. Kadar glukosa darah yang tidak berbagai upaya pengobatan termasuk isulin dan
terkontrol dari waktu ke waktu dapat perawatan diri lainya (Nathan, 2013). DM
menyebabkan kerusakan serius pada banyak adalah penyakit hiperglikemia yang di tandai
sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh dengan ketiadaan absolut insulin atau
darah (Parkeni, 2012). Menurut beberapa ahli

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 153


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

penurunan relatife insentivitas sel terhadap masyarakat akan mengalami komplikasi yang
insulin (Corwin, 2009). lebih lanjut dari diabetes mellitus, dan akan
Menurut American Diabetes Assosiation memperparah kondisi penderita diabetes
tahun 2016 bahwa Diabetes melitus (DM) mellitus tersebut (Nabyl, 2012).
adalah penyakit metabolik kronik progresif Menurut Word Health Organization
yang ditandai dengan hiperglikemi (kadar gula (WHO), 2015 sebanyak 80% penderita DM di
darah tinggi), yang disebabkan oleh kurangnya dunia berasal dari negara berkembang salah
seksresi insulin, aktivitas insulin atau keduanya satunya adalah Indonesia. Peningkatan jumlah
(American Diabetes Assosiation, 2016). DM penderita DM yang terjadi secara konsisten
adalah suatu penyakit kronis dimana terjadi menunjukkan bahwa penyakit DM merupakan
akibat dari penurunan produksi insulin di masalah kesehatan yang perlu mendapat
pankreas. Hal ini terjadi karena tubuh tidak perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan di
dapat merespon kerja insulin mengakibatkan masyarakat. Jumlah penderita DM di Dunia
insulin yang diproduksi tidak efektif, sehingga sebanyak 387 juta jiwa di tahun 2014
sel-sel tubuh tidak dapat mengambil glukosa meningkat menjadi 415 juta jiwa di tahun 2015
dan menggunakannya sebagai energi dan diperkirakan akan bertambah menjadi 642
(International Diabetes Federation, 2016). juta jiwa pada tahun 2040. Jumlah kematian
Gejala khas yang sering timbul pada penderita yang terjadi pada tahun 2015 sebanyak 5,0 juta
DM yaitu polidipsia (rasa haus berlebihan), jiwa (International Diabetes Federation, 2015).
polyuria (kencing yang berlebihan), polyfagia Menurut International Diabetes Mellitus
(rasa lapar yang berlebihan), penglihatan kabur dimana peringkat pertama diduduki oleh China
dan penurunan berat badan yang drastis dengan jumlah penderita DM 19,4 juta jiwa,
(Lanywati, 2011). kedua India dengan jumlah penderita DM 16,0
Beberapa faktor penyebab terjadinya juta jiwa, Amerika Serikat dengan jumlah
diabetes mellitus diantaranya faktor genetik, penderita DM 13,9 juta jiwa, Rusia dengan
faktor lingkungan, faktor kegemukan, faktor jumlah penderita DM 8,9 juta jiwa, Jepang
demografi, dan lainnya, maka faktor-faktor dengan jumlah penderita DM 6,3 juta jiwa,
tersebut mempengaruhi seseorang akan Brazil dengan jumlah penderita DM 4,9 juta
mengalami DM tipe I atau DM tipe II. Diabetes jiwa dan Indonesia menempati peringkat ke-7 di
mellitus tipe 2 ini disebabkan bukan karena dunia sebesar 4,5 juta jiwa, (IDF, 2015).
kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar
sasaran insulin gagal atau tidak mampu (Riskesdas) prevalensi penderita DM pada
merespon insulin secara normal. Diabetes tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan
mellitus tipe 2 yang juga disebabkan oleh faktor dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%).
keturunan dan lebih sering terjadi pada orang Angka kejadian DM di Jawa Barat
yang mengalami obesitas atau kegemukan merupakan salah satu provinsi di Indonesia
akibat gaya hidup yang dijalaninya. Dalam hal yang mempunyai jumlah penderita diabetes
ini jika masyarakat tidak tahu faktor risiko yang cukup tinggi. Pasien Diabetes Melitus
diabetes mellitus tipe 2 dengan baik maka yang melakukan rawat jalan di beberapa rumah

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 154


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

sakit di Jawa Barat pada tahun 2014 berjumlah terapi non-farmakologi. Terapi farmakologi
40.853 orang, sedangkan yang menjalani rawat merupakan pengelolaan diabetes melitus
inap sebanyak 7.658 orang (Dinas Kesehatan menggunakan obat-obatan yang dikenal dengan
Jawa Barat, 2014). Menurut Dinas obat antidiabetik oral yaitu glibenklamid,
Kesehatan Kota Bandung bahwa terdapat glikizid, gliklazid, glimepirit. fenformin,
10 persen penduduknya mengidap penyakit buformin, metformin akarbosa, nateglinid,
Diabetes Melitus. Penyakit Diabetes Melitus pioglitazon, troglitazon, dan ciglitazon. Terapi
juga menempati menempati urutan ke 5 non-farmakologi merupakan pengobatan
sebagai penyakit yang paling sering diidap oleh diabetes melitus yang dilakukan dengan cara
warga Bandung, kecenderungan kejadian menjalani pola hidup sehat, menghentikan
penyakit diabetes mellitus di Kota Bandung pemakaian zat yang membahayakan tubuh,
pada tahun 2015 relatif cenderung meningkat istirahat yang cukup, mengelola stres, latihan
dibanding tahun 2014. Angka kejadian diabetes fisik contohnya senam kaki, jalan kaki, aerobic
mellitus 2015 mencapai 31.711 penduduk, dan jogging (Soegondo, 2012).
sedangkan tahun 2014 mencapai 24.301 Latihan fisik pada penderita DM memiliki
penduduk (Dinkes Kota Bandung, 2015). peranan yang sangat penting dalam
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana
pada pasien diabetes melitus akan saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan
menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang pemakaian glukosa oleh otot yang aktif
bersifat akut maupun yang kronik. Oleh karena sehingga secara langsung dapat menyebabkan
itu, sangatlah penting bagi para pasien untuk penurunan glukosa darah. Olahraga atau latihan
memantau kadar glukosa darahnya secara rutin fisik merupakan hal yang baru sebelum
dan melakukan pengobatan. Keadaan yang ditemukannya insulin pada tahun 1921, namun
termasuk dalam komplikasi akut DM adalah pada waktu itu belum jelas batasan latihan fisik
Keto Asidosis Diabetik (KAD) dan Status yang harus dilakukan seperti jenis latihan,
Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Penyakit dosis, frekuensi maupun intensitas dari latihan.
diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam Macam-macam latihan fisik untuk penderita
waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada diabetes mellitus yaitu yoga, senam kaki,
pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah latihan jasmani, Active Assistive Range of
yang dapat mengalami kerusakan jantung yang Motion (AAROM), aerobic dan jogging
jika rusak akan menyebabkan penyakit jantung (Soegondo, 2012).
koroner dan serangan jantung mendadak, Jenis olah raga yang dianjurkan pada
pembuluh darah tepi terutama pada tungkai penderita DM adalah senam aerobic, senam
yang jika rusak akan menyebabkan luka aerobic sendiri bertujuan untuk meningkatkan
iskemik pada kaki dan pembuluh darah otak kesehatan dan kebugaran tubuh khususnya
yang jika rusak akan dapat menyebabkan stroke meningkatkan fungsi dan efisiensi metabolisme
(Lanywati, 2011). tubuh. Senam aerobic low impact adalah senam
Penatalaksanaan penyakit diabetes melitus aerobik yang dilakukan dengan benturan ringan.
dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan Dimana salah satu atau kedua kaki harus selalu

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 155


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

menyentuh lantai setiap waktu, dan tanpa bahwa semua latihan terbukti memiliki dampak
tekanan tingkat tinggi pada tulang dan sendi- signifikan pada glukosa darah untuk diabetes
sendi tubuh. Gerakan yang dilakukan tetap mellitus empat metode yang digunakan adalah
gerakan energik, tetapi tidak mengentak seperti berenang berpengaruh sekitar 0,75% bersepeda
pada senam kesegaran jasmani, memiliki berpengaruh sekitar 0,77% berjalan
intensitas yang lebih rendah, sehingga berpengaruh sekitar 0,85% dan yoga
mengurangi risiko cedera. Yang terpenting berpengaruh sekitar 0,92%. Berjalan dan yoga
gerakan senam aerobik low impact ini mampu latihan yang paling signifikan dibandingkan
untuk membakar kalori tubuh sehingga juga dengan berenang dan bersepeda.
dapat menurunkan kadar gula darah (Brick, Penelitian lain yang terkait dengan aerobic
2012). antara lain dilakukan oleh Dwi Putra (2013)
Senam aerobik memiliki peranan yang menunjukan perbedaan kadar gula darah
sangat penting dalam mengendalikan kadar gula sewaktu sebelum dan sesudah senam aerobic
dalam darah. Saat melakukan latihan fisik yaitu sebesar 1,2 kali pada kelompok intervensi
terjadi kontraksi pada otot skeletal yang dibanding kelompok control. Penelitian yang
menstimulusi pengangkutan glukosa ke dalam dilakukan oleh Puji Indriyani dkk (2015) di
sel- sel tubuh dan metabolisme bekerja melalui wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga
jalur insulin-independen. Latihan fisik juga terhadap 22 responden didapatkan bahwa
memiliki efek lainnya yaitu meningkatkan sebelum melakukan aerobic rata-rata kadar gula
kemampuan insulin untuk mengaktifkan responden adalah 240,27 mg/dl, dan setelah
transportasi glukosa ke dalam. Menurut Ilyas melakukan aerobic rata-rata kadar gula
bahwa banyak jala- jala kapiler terbuka responden menjadi 210,14 mg/dl, terjadi
sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin, penurunan kadar gula darah sebesar 30,14
dan insulin bekeja lebih aktif yang nantinya mg/dl, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
akan berpengaruh terhadap penurunan kadar pengaruh senam aerobic terhadap penurunan
glukosa darah otot (Ilyas, 2010). Fatofisiologi kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di
senam aerobic, berperan sebagai glycemic wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga.
control yaitu mengtur dan mengendalikan kadar Penelitian yang dilakukan oleh Agus Fuji
gula darah. senam aerobic bertujuan untuk Sanjaya (2014) di wilayah kerja Puskesmas
meningkatkan dan mempertahankan kesegaran Peterongan Jombang ada penurunan kadar gula
tubuh dan dilaksanakan sesuai prinsip F.I.T.T darah sebelum dan sesudah dilakukan aerobic
(Frekuensi, Intensitas, Time, Tipe) (Soegondo, sebesar 29 mg/dl, artinya ada pengaruh aerobic
2012). terhadap penurunan kadar gula darah dalam
Berdasarkan Jurnal Internasional yang darah pada penderita diabetes mellitus.
dilakukan oleh Rohankar dkk (2016) yang Penelitian dilakukan di Puskesmas
berjudul Effect of Swimming, Cycling, Walking Babakan Sari karena dari beberapa puskesmas
and Yoga Exercise on Blood Glucose in yang saya lihat hanya Puskesmas Babakan Sari
Diabetes Mellitus Vidharbha Institute of yang masuk kriteria penelitian contohnya dari
Sciences and Humanities, Amravati, India penderita diabetes mellitus paling banyak terus

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 156


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

ada program senam untuk penderita diabetes tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan
mellitus, kenapa pada DM Tipe II tidak DM Sari Kota Bandung Tahun 2018.
Tipe I, karena DM tipe 1 merupakan penyakit
autoimun di mana sistem kekebalan tubuh METODE
menyerang dan menghancurkan sel-sel pembuat Jenis penelitian yang digunakan dalam
insulin di pankreas, tidak seorangpun tahu penelitian ini adalah quasi eksperimental
secara pasti apa yang menyebabkan itu, tetapi Menggunakan pendekatan non randomized
faktor genetik bisa jadi berperan dalam hal ini pretest dan posttest group design. Pada
dan tidak dapat memroduksi insulin sendiri, rancangan penelitian ini, subjek dibagi dalam
mereka harus melakukan injeksi insulin rutin dua kelompok yaitu kelompok aerobic low
atau memakai pompa insulin yang melekat pada impact dan kelompok jogging yang semuanya
tubuh mereka. Sedangkan pada diabetes tipe 2, akan dilakukan pengukuran kadar glukosa
tubuh masih memroduksi insulin, tetapi juga darah pada penderita diabetes mellitus tipe II
tidak menghasilkanya dalam jumlah cukup atau sebelum dan setelah dilakukan prosedur.
tubuh mempunyai kesulitan menggunakan Peneliti melihat pengaruh pencapaian antara
insulin secara efisien dan .pilihan kelompok aerobic low impact (O1-O2) dan
pengobatannya lebih banyak. pencapaian kelompok jogging (O1-O2). Populasi
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah DM tipe II yang
Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota tercatat di wilayah Kerja Puskesmas Babakan
Bandung Tahun 2018 pada tanggal 25 Februari Sari Kota Bandung Tahun 2018 sebanyak 60
2018, berdasarkan data penderita diabetes orang dengan penyakit DM tipe II.
mellitus pada bulan Desember 2017 sebanyak Pengambilan sampel ini menggunakan tehnik
97 orang, Januari-Februari 2018 sebanyak 257 purposive sampling yaitu pengambilan sampel
orang dan penderita diabetes mellitus yang tipe de ngan pertimbangan tertentu. Dengan jumlah
II 63 orang dengan meninggal 3 orang. Dari sampel sebanyak 37 orang yang dibagi menjadi
hasil wawancara peneliti dengan 3 orang dua kelompok senam aerobic low impact
petugas kesehatan mengatakan bahwa upaya sebanyak 19 orang dan jogging 18 orang di
kontrol gula darah masih sangat rendah, selain wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari.
itu penderita melakukan penatalaksaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
farmakologi dan belum melakukan
A. Hasil
penatalaksaan lain seperti olahraga. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan rutin setiap bulan Tabel 1 Distribusi frekuensi kadar glukosa
darah 2 jam pp pada penderita
kadar gula darah tidak mengalami penurunan diabetes mellitus tipe II sebelum
yang signifikan. Berdasarkan hal diatas maka latihan fisik senam aerobic low
impact
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
efektifitas latihan fisik senam aerobic impact Sebelum f % Median nilai SD
Normal 8 42.1
dan jogging terhadap penurunan kadar glukosa Tidak normal 11 57.9 202 85.73
darah 2 jam pp pada penderita diabetes mellitus Total 19 100.0

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 157


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa data median kadar glukosa darah 2 jam pp
kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita sebelum latihan senam aerobic low impact
diabetes mellitus tipe II sebelum latihan fisik adalah 202 nilai SD 85.73 dan intervensi
senam aerobic low impact lebih banyak tidak sesudah aerobic low impact didapatkan data
normal sebesar 57,9% (11 orang) dengan median kadar glukosa darah 2 jam pp sebelum
median 202 artinya kadar glikosanya tinggi. latihan senam aerobic low impact adalah 132
nilai SD 39.85. Terlihat ada penurunan kadar
Tabel 2 Distribusi frekuensi kadar glukosa glukosa darah 2 jam pp pada penderita diabetes
darah 2 jam pp pada penderita
diabetes mellitus tipe II sesudah mellitus tipe II dari yang tidak normal menjadi
latihan fisik senam aerobic low normal. Dari hasil statistic dengan p value
impact
(0.000 <0,05) hal ini menyimpulkan bahwa Ho
Sesudah f % Median nilai SD
Normal 16 84.2 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
Tidak Normal 3 15.8 132 39.85 disimpulkan secara statistik pada kelompok
Total 19 100.0
aerobic low impact ada Pengaruh aerobic low
Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil bahwa impact terhadap penurunan kadar glukosa darah
kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita 2 jam pp pada penderita diabetes mellitus tipe
diabetes mellitus tipe II sesudah latihan fisik II.
senam aerobic low impact lebih banyak normal
sebesar 84,2% (16 orang) dengan median 132 B. Pembahasan
artinya kadar glikosanya normal. Penurunan kadar glukosa darah 2 jam pp
pada penderita diabetes mellitus tipe II pada
Tabel 3. Distribusi frekuensi kadar glukosa latihan fisik senam aerobic low impact di
darah 2 jam pp pada penderita Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari
diabetes mellitus tipe II sesudah Kota Bandung Tahun 2018
latihan fisik jogging
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Sesudah f % Median nilai SD
Normal 13 72.2 bahwa sebelum aerobic low impact median
tidak normal 5 27.8 122 44.91 kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita
Total 18 100.0
diabetes mellitus tipe II adalah 202 nilai
Tabel 4 Pengaruh latihan fisik senam aerobic Standar Deviasi 85.73 dan sesudah aerobic low
low impact dan jogging terhadap
impact median penurunan kadar glukosa darah
penurunan kadar glukosa darah 2 jam
pp pada penderita diabetes mellitus 2 jam pp pada penderita diabetes mellitus tipe II
tipe II adalah 132 nilai Standar Deviasi 39.85 dengan
Kelompok Median Nilai SD P Value p value (0.000 <0,05) artinya ada pengaruh
Aerobic low impact
202 85.73
sebelum yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
Aerobic low impact 0.000
132 39.85 senem aerobic low impact, terlihat ada
sesudah
penurunan kadar glukosa darah 2 jam pp pada
Berdasarkan tabel 4 bahwa pada Intervensi penderita diabetes mellitus tipe II dari kadar
sebelum senam aerobic low impact didapatkan glukosa darah 2 jam pp yang tinggi atau (tidak

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 158


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

normal) menjadi normal. Mekanisme aerobic persatuan waktu dan untuk meningkatkan
low impact mempengaruhi kadar glukosa darah kebugaran fisik diperlukan latihan 6 kali dalam
2 jam pp bahwa senam aerobic low impact 2 minggu yang dilakukan berselangseling. Pada
berperan sebagai glycemic control yaitu penelitian ini frekuensi untuk melakukan senam
mengtur dan mengendalikan kadar gula darah. yaitu 6 kali dalam 2 minggu pada setiap hari
senam aerobic low impact bertujuan untuk selasa, kamis, sabtu.
meningkatkan dan mempertahankan kesegaran Intensity yaitu kualitas yang menunjukan
tubuh dan dilaksanakan sesuai prinsip F.I.T.T berat ringannya latihan. Intensitas latihan untuk
(Frekuensi, Intensitas, Time, Tipe). daya tahan paru jantung sebesar 60 – 70% detak
Aerobic low impact yaitu, olahraga aerobic jantung maksimal. Kualitas yang digunakan
low impact yang cenderung santai dan selama perlakuan yaitu responden harus
menurunkan kadar glukosa darah 2 jam pp mencapai Target Heart Rate (THR) dengan
secara perlahan-lahan, contohnya jalan kaki, menggunakan rumus 60% x (220 – umur).
joging dan renang. Sesuai namanya, low- Misalnya responden berusia 45 tahun maka
impact tidak mencakup kegiatan yang dapat denyut jantungnya harus bisa mencapai 105 kali
membahayakan tulang dan sendi seperti per menit atau dapat dilihat pada lampiran 8
melompat dan terpental. Gerakan yang (Asdie A.H., 1997). Oleh karena itu peneliti
dilakukan memiliki intensitas yang lebih mewajibkan responden untuk bisa mencapai
rendah, sehingga mengurangi risiko cedera. target heart rate nya yang diukur 10 – 20 detik
Dalam olahraga ini, satu atau kedua kaki harus setelah latihan dengan melakukan palpasi pada
selalu menyentuh lantai. Dengan olahraga low- arteri misalnya arteri radialis atau arteri carotis
impact, Anda tidak perlu langsung memulainya communis
pada tingkat yang tinggi. Anda bisa mulai Time yaitu waktu atau durasi yang
melakukannya di tingkat yang lebih lambat dan diperlukan setiap kali latihan sedangkan untuk
akan meningkat secara bertahap. Aerobic low meningkatkan kebugaran fisik diperlukan
impact low-impact sangat ideal untuk manula, waktu berlatih 30 menit yang didahului 5 menit
penderita obesitas dan penderita DM (Lynne, pemanasan dan diakhiri dengan 5 menit
2012). pendinginan. Adapun waktu yang diperlukan
Pada penelitian ini senam aerobik selama latihan yaitu 20 menit dengan waktu
dilakukan 6 kali dalam 1 minggu dan responden untuk pemanasan 5 menit dan pendinginan 5
diharuskan mencapai Target Heart Rate (THR). menit sehingga latihan intinya 20 menit sampai
Menurut Irianto (2010), bahwa salah satu responden mencapai target heart rate. Apabila
penentu keberhasilan kebugaran fisik adalah target heart rate belum terpenuhi, maka durasi
dosis latihan yang cukup yang dikenal dengan latihan ditambah sampai maksimal 60 menit
konsep FIT (Frekuensi, Intensitas dan Time). dimana latihan ini dilakukan pada pagi hari
Frekuensi menunjukan banyaknya latihan pada jam 06.00 WIB.

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 159


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

Pengaruh aerobic low impact terhadap ada perbedaan yang signifikan dengan p value
penurunan kadar gula darah yaitu pada otot otot (0.000 <0,05). Hal ini menyimpulkan bahwa Ho
yang aktif bergerak tidak diperlukan insulin ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
untuk memasukan glukosa kedalam sel karena disimpulkan secara statistik pada kelompok
pada otot yang aktif sensitifitas reseptor insulin aerobic low impact ada Pengaruh aerobic low
menjadi meningkat sehingga glukosa impact Terhadap penurunan kadar glukosa
meningkat 7 – 20 kali lipat. Mekanisme darah 2 jam pp pada penderita diabetes mellitus

regulasi glukosa oleh otot pada waktu aktif tipe II.

bergerak disebabkan oleh : Insulin memacu Berdasarkan hasil penelitian bahwa


aerobic low impact lebih efektif dikarnakan
pelepasan Muscle Activating Factor (MAF)
olahraga aerobic yang cenderung santai dan
pada otot yang sedang bergerak, sehingga
menurunkan kadar glukosa darah secara
menyebabkan glukosa oleh otot tersebut
perlahan-lahan, senam aerobic berperan sebagai
menjadi bertambah dan glukosa oleh otot yang
glycemic control yaitu mengtur dan
tidak berkontraksipun ikut meningkat. Adanya
mengendalikan kadar gula darah dan
aksi lokal hormon pada anggota badan yang
meningkatkan dan mempertahankan kesegaran
sedang bergerak yang disebut Non Supresible
tubuh dan dilaksanakan sesuai prinsip
Insulin Like Activity (NSILA) yang terdapat
Kadar gula darah yang tinggi tersebut
pada aliran limfe dan tidak dalam darah anggota
dikarenakan terjadinya hiperglikemi akibat
badan tersebut, Adanya peningkatan
gangguan resistensi insulin (kerja insulin
penyediaan glukosa dan insulin, karena adanya
diperifer) dan gangguan pada sekresi insulin.
peningkatan aliran darah kedaerah otot yang Peningkatan kadar gula darah ini juga
aktif bergerak, Adanya hipoksia lokal yang disebabkan karena responden tidak mampu
merupakan stimulus kuat untuk ambilan untuk mengontrol/ menurunkan kadar gula
glukosa. Adanya interaksi proses metabolik, darahnya agar tetap stabil. Faktor pencetus
dimana bila glikogenolisis meningkat maka peningkatan kadar gula darah tersebut akibat
pembakaran glukosa menurun, karena glukosa 6 dari gaya hidup yang salah dan kurangnya
fosfat menghambat enzim hexokinase, aktivitas. Selain itu sedikit dari mereka yang
disamping peningkatan oksidasi asam lemak mengetahui dan mempunyai motivasi untuk
bebas. melakukan latihan fisik pada penderita Diabetes
mellitus.
Pengaruh latihan fisik senam aerobic low Sejalan dengan hasil penelitian Purnomo
impact terhadap penurunan kadar glukosa
darah 2 jam pp pada penderita diabetes (2014) dengan jenis penilitian quasi eksperimen
mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas dan pendekatan non randomized pretest dan
Babakan Sari Kota Bandung Tahun 2018
posttest group design bahwa ada pengaruh olah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan raga terhadap penurunan gula darah pada pasien
bahwa dari hasil uji wilcoxon bahwa rata-rata DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 160


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

kabupaten Kudus. Olah raga yang dilakukan dengan pengaturan tempo musik yang
adalah senam pagi yang dilaksanakan di mengiringinya.
halaman RSUD Kudus dimana waktu latihan Sesuai dengan hasil penelitian, dimana
olah raga dibagi menjadi III periode latihan penurunan kadar gula darah yang signifikan, ini
yaitu latihan I dilakukan 20 menit, latihan II 30 bukan merupakan hasil yang mutlak dari latihan
menit dan Latihan III 45 menit dan tidak fisik: senam aerobik saja, karena melihat
memaksakan peserta untuk mencapai Target karakteristik responden bahwa responden pada
Heart Rate sehingga tingkat penurunaan gula penelitian ini ada yang menggunakan Obat
darahnya sulit terpenuhi. Pada latihan I Hipoglikemik Oral dan kemungkinan ada yang
didapatkan penurunan sebesar 13,40 mg%, pada menjalani diet DM. Obat Hipoglikemik Oral ini
latihan II terjadi penurunan 14,73 mg% dan merupakan obat yang berfungsi untuk
pada latihan III terjadi penurunan 17,30 mg%. menurunkan kadar gula dalam darah dengan
Perbedaannya tidak menyebutkan karakteristik mekanisme kerja yaitu menstimulasi
responden berdasarkan pemakaian Obat penglepasan insulin yang tersimpan (stored
Hipoglikemik Oral, batasan kadar gula darah insulin), menurunkan ambang sekresi insulin
penderita dan kewajiban responden untuk dan meningkatkan sekresi insulin sebagai
mencapai target herath rate. rangsangan glukosa. Menurut Aadjie yang
Adanya pengaruh latihan fisik: senam dikutip oleh Noer (2010) pemakaian obat
aerobik terhadap penurunan kadar gula darah hipoglikemia oral seperti golongan Binguanid
ini disebabkan karena senam aerobik dapat menurunkan kadar glukosa darah 2 jam
merupakan suatu proses yang sistematis dengan pp sampai 20%, sedangkan pada golongan
menggunakan rangsangan gerak yang bertujuan Sulfonilurea dapat menurunkan kadar glukosa
untuk meningkatkan atau mempertahankan darah 2 jam pp puasa mencapai 36% - 21%.
kualitas fungsional tubuh yang meliputi kualitas Sementara menurut Soegondo (2012) dengan
daya tahan parujantung, kekuatan dan daya diet DM yang teratur dapat berpengaruh
tahan otot, kelenturan dan komposisi tubuh terhadap penurunan kadar gula darah sebesar 3
(Irianto, 2013), sehingga pada pelaksanaannya %. Oleh karena itu hasil penelitian ini akan
menggunakan seluruh otot-otot besar, dengan lebih baik apabila yang dianalisa tidak hanya
gerakan yang terus menerus, berirama, berdasarkan dari latihan fisik: senam aerobik,
progresif dan berkelanjutan yang diiringi tetapi juga dipertimbangkan tentang variabel
dengan musik yang antara lain berguna untuk pengganggu diantaranya penggunaan Obat
meningkatkan motivasi latihan, pengaturan Hipoglikemik Oral dan diet DM.
waktu latihan, dan kecepatan latihan (Abe, Glukosa diserap kedalam aliran darah dan
2010). Mengingat usia responden diatas 35 bergerak keseluruh sel-sel dalam tubuh dan
tahun keatas, maka program latihan yang digunakan sebagai energi, sehingga terjadi
digunakan adalah long duration-low intensity, penurunan kadar gula darah. Glukosa yang ada
dengan demikian intensitas latihan dapat diatur dalam aliran darah inilah disebut sebagai kadar

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 161


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

gula darah. Glukosa yang ada dalam aliran sebesar 84,2% (16 orang) dengan median 132
darah ini nantinya akan masuk kedalam sel-sel artinya kadar glikosanya normal.
tubuh untuk dirubah menjadi Adenosin Trifostaf Pengaruh latihan fisik senam aerobic lebih
(ATP). Masuknya glukosa kedalam sel dibantu banyak terhadap penurunan kadar glukosa
oleh insulin sehingga glukosa ini dapat darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di
dioksidasi menjadi energi. Jika ada kelebihan Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota
glukosa maka insulin akan mengubah glukosa Bandung Tahun 2018, dengan p value 0,000.
tersebut menjadi glikogen untuk disimpan pada
otot dan hati. Jadi energi yang dibutuhkan pada DAFTAR PUSTAKA
waktu melakukan kegiatan jasmani terutama ADA (American Diabetes Association), 2016.
berasal dari glukosa. Pada awal kegiatan Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care
jasmani kedua bahan tersebut merupakan
Afriza (2015) pengaruh secara signifikan
sumber energi yang utama, namun pemakaian perlakuan jogging terhadap penurunan
glukosa pada tingkat ini lebih cepat. Energi kadar glukosa darah di Puskesmas Lapai
Kecamatan Nanggalo Kota Padang
pada awal kegiatan jasmani berasal dari
Agus Fuji Sanjaya (2014). Pengaruh aerobic
cadangan ATP-PC otot, setelah itu didapat dari terhadap penurunan kadar gula darah
cadangan glikogen otot. Responden yang dalam darah pada penderita diabetes
mellitus
mengalami penurunan kadar gula darah
Ana, C. (2015). Manfaat Jogging Bagi
kemungkinan disebabkan lemak dalam tubuh Kesehatan Fisik dan Mental.
mengalami pembakaran saat melakukan olah Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
raga jogging 30 menit sehingga kadar gula Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI,
Jakarta: Rineka Cipta.
darah dapat dipertahankan bahkan mengalami
Baequny dkk (2011) Pengaruh senam jogging
penurunan. Hal ini sesuai dengan (Dyayadi, terhadap kadar gula darah pada penderita
2007) yang menyatakan bahwa olah raga ringan diabetes mellitus
seperti jogging akan mempertahankan kadar Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku
patofisiologi. Alih Bahasa Nike Budhi
gula darah melalui pembakaran lemak, sehingga Subekti, Jakarta: EGC
rasa letih dan lesu dapat dihindari. Dinata, Marta. 2013. Langsing Dengan
Aerobik. Cerdas Jaya, Jakarta
KESIMPULAN Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2014).
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita
Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2014).
diabetes mellitus tipe II sebelum latihan fisik Laporan Diabetes Melitus Kategori Per
senam aerobic low impact lebih banyak tidak Puskesmas Kota Bandung.
normal sebesar 57,9% (11 orang) dengan Dwi Putra (2013). Perbedaan kadar gula darah
sewaktu sebelum dan sesudah senam
median 202 artinya kadar glikosanya tinggi. aerobic
Kadar glukosa darah 2 jam pp pada penderita Endang, Lanywati. (2011). Diabetes Mellitus
diabetes mellitus tipe II sesudah latihan fisik Penyakit Kencing Manis.Yogyakarta :
PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI)
senam aerobic low impact lebih banyak normal

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 162


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIII NOMOR 1 Januari 2019 pISSN : 1979-2344
eISSN : 2502-5414

Ernawati. 2013. Penatalaksanaan Keperawatan Sari dkk, 2012. Pengaruh penurunan kadar gula
Diabetes Mellitus Terpadu Dengan darah terhadap senam aerobic di aerobic
Penerapan Teori Keperawatan Self Care fitness center sinia lampung. Medical
Orem. Jakarta: Mitra Wacana Media. faculity of lampung university
IDF. 2015. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, Soegondo, Sidartawan. Diabetes Melitus
International Diabetes Federation Sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit
2013.http://www.idf.org/sites/default/files/ Kardiovaskular. Pendidikan Kedokteran
EN_6E_Atlas_Full_0.pdf diakses tanggal 4 Berkelanjutan Ikatan Dokter Indonesia.
Januari 2018. 2012
Intan Imawati (2013) Perbedaan pengaruh Suyono S. 2013. Diabetes Melitus di Indonesia.
penurunan kadar kolesterol darah antara Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV ed.
kedua kelompok penderita diabetes Jakarta: Pusat penerbitan Ilmu Penyakit
mellitus tipe 2 dengan kadar glukosa darah dalam FK UI.
Irawan, A. (2012) Teknik dasar modern Sutedjo, A. Y. 2010. 5 Strategi Penderita
olahrag. Jakarta: Pena Pundi Askara. Diabetes Mellitus Berusia Panjang.
Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam Jogjakarta : Kanisius.
Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian,
Cetakan Pertama. Yogyakarta; Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Laksana Soegondo, S., 2013. Diagnosis dan Klasifikasi
Kurniadi dan Prapanca, 2010. Pemjas Orkes. Diabetes Melitus Terkini dalam:Soegondo,
Jakarta PT. Thursipa S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor.
Kushartanti, W. 2011. Olahraga pada Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Penderita Diabetes sebagai Upaya Terpadu bagi dokter maupun edukator
Pencegah Stroke. Jakarta : Media diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Aesculapius Universitas Indonesia

Lynne. 2012. Bugar dengan Senam Aerobik. Tandra H. 2008. Panduan Lengkap Mengenal
Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada. dan Mengatasi DM dengn cepat dan
Mudah, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Medicastore. 2011. Komplikasi Kronik
Diabetes Mellitus. diperoleh dari: Perkeni. 2012. Pengelolaan dan Pencegahan
respiratory.usu.ac.id/bitstream/…/5//chapte Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
r%201.pdf. diakses tanggal 13 Maret 2018 Perkeni, Jakarta.
jam 20.30. Puji Indriyani dkk (2015). Pengaruh senam
Muhajir. 2006. PendidikanJasmaniolahraga dan aerobic terhadap penurunan kadar gula
kesehatanUntuk SMA. Erlangga ; Jakarta darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah
Puskesmas Bukateja Purbalingga
Nathan, M David, Delahanty: Linda. 2013.
Menaklukan Diabetes. Jakarta: Bhuana Probosuseno, Astusi. 2011. Senam Bugar
Ilmu Populer. Lansia Berpengaruh Terhadap Daya Tahan
Jantung Paru, Status Gizi, dan Tekanan
Nabyl RA.2009. Cara Mudah Mencegah dan Darah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia: Vol 8
Mengobati Diabetes Mellitus Yogyakarta: No1 Juli 201: 14-2
Aulia Publishing.
World Health Organization, 2015. Life
Notoatmodjo, S 2012. Metodologi Penelitian expectancy. Available at
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. http://www.who.int/gho/mortality_burden_
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan disease/life_tables/situation_t
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan rends_text/en/ diakses pada tanggal 20
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Februari 2018 pukul 09.00 WIB
Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Yanuaristya, 2012. Terapi Non Farmakologis
Medika pada Diabetes Melitus. Dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 163

Anda mungkin juga menyukai