Anda di halaman 1dari 56

TUGAS AKHIR

LITERATURE REVIEW

PENGARUH SENAM YOGA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS


TIPE 2

AMANDA NOVITA ISMA NIRMALA


173210043

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kadar glukosa pada DMT2 mengalami peningkatan gula dalam darah

lebih dari normal. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) termasuk penyakit yang

banyak ditemui pada masyarakat dan sebagian besar factor penyebabnya adalah

perubahan gaya hidup yang kurang sehat. Kasus DM tipe 2 ini terhitung sekitar

90% sampai 95% dari semua kejadian DM yang ada di dunia dan menjadi

ancaman besar bagi dunia, termasuk negara negara Indonesia (Saputri, 2020).

Diabetes mellitus dengan komplikasi merupakan penyebab kematian nomor tiga

di Indonesia, terhitung 6,7 persen dari seluruh kematian (Milita et al., 2021).

Pada tahun 2019 organisasi international diabetes federation (IDF)

memperkirakan 463 juta orang berusia 20 hingga 79 tahun menderita diabetes di

seluruh dunia, yang setara dengan tingkat prevalensi 9,3 persen dari populasi

global. Diabetes diperkirakan akan meningkat prevalensinya seiring

bertambahnya usia penduduk, mencapai 19,9% dari populasi, atau 111,2 juta

orang berusia 65 hingga 79 tahun. Menurut hasil Riskesdas 2018, prevalensi

diabetes mellitus di Indonesia adalah 2%, berdasarkan diagnosis dokter pada usia

15 tahun (Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.Pdf, n.d.) Menurut (Riskesdas)

prevalensi DM di provinsi jawa Timur pada tahun 2018, ada 151.878 kasus

diabetes yang didiagnosis oleh dokter pada populasi umum dari segala usia,

terhitung 2,0 persen

1
2

dari populasi (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Jumlah kasus pada DM menurut

dinas kesehatan (DINKES) Jombang pada tahub 2019 mencapai 34.466 jiwa dari

pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart dengan jumlah

34.228 jiwa, maka penderita DM sebesar 99,3% pada tahun 2019 (Dinkes

Jombang, 2019).

Faktor pola hidup yang kurang sehat dan kurangnya aktifitas fisik salah

satu penyebab diabetes mellitus dan diperkirakan bahwa kejadian diabetes

mellitus akan semakin meningkat drastis. Diabetes melitus tipe 2 adalah suatu

kondisi kompleks adanya penurunan fungsi sel pankreas secara bertahap, yang

menyebabkan tubuh memproduksi insulin yang tidak mencukupi. Tubuh kita

mungkin menolak efek insulin atau gagal menghasilkan insulin yang memadai

(Fatimah N R, 2017). Jika diabetes mellitus tidak segera diobati, dapat

menyebabkan sejumlah konsekuensi jangka panjang. komplikasi ini dapat dicegah

dengan mengendalikan kadar glukosa darah, mempertahankan tekanan darah dan

berolahraga secara teratur. (Siti Hardianti Rukmana, Irwan Hadi, 2018).

Solusi mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan teknik farmasi

dan nonfarmakologi untuk mengatur kadar gula darah pada penderita DMT2.

Yoga adalah jenis manajemen non-farmakologis yang melibatkan aktivitas fisik.

Jika dibandingkan dengan latihan fisik lainnya, lamanya latihan yoga yang

konsisten menunjukkan hasil yang efektif. Sumbu Hipotalamus Hipofisis Adrenal

(HPA) atau penurunan aktivitas sistem symphato-adrenal bertanggung jawab atas

perubahan yang menguntungkan ini. Dimana aksis HPA dan sistem symphato-

adrenal diaktifkan, insulin meningkat, insulin dihambat, dan produksi glukosa

hepatik meningkat. Peregangan dan gerakan yoga dapat membantu meningkatkan


3

sensitivitas dan eliminasi glukosa. Pada orang dengan Diabetes Mellitus tipe 2,

latihan yoga sembilan kali seminggu lebih bermanfaat dalam menurunkan kadar

gula darah (Siti Hardianti Rukmana, Irwan Hadi, 2018). Peneliti tertarik untuk

melakukan literatur review tentang “Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Diabetes

Mellitus Tipe 2” guna menjawab permasalahan yang diangkat di atas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan studi empiris empat tahun terakhir, bagaimanakah pengaruh

Senam Yoga pada penderita diabetes mellitus tipe 2 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi pengaruh senam yoga pada penderita diabetes mellitus

tipe 2 berdasarkan studi empiris empat tahun terakhir.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.2 Definisi Diabetes Mellitus

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (2016), diabetes mellitus adalah

kondisi yang parah terjadi saat pankreas gagal memproduksi insulin yang cukup

atau ketika produksi insulin tubuh tidak efisien (Ardhiyanto, 2019). Diabetes

Mellitus (DM) ditandai dengan tidak efektifnya penggunaan hormon insulin

dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa dalam darah, sehingga

menyababkan hiperglikemia (Puspita et al., 2020).

Menurut International Diabetes Federation (2017) Diabetes terjadi saat

tubuh tidak dapat atau menggunakan insulin dengan benar, yang mengakibatkan

peningkatan kadar glukosa darah (Ardhiyanto, 2019).

2.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus

1. Tipe 1 atau insulin dependent diabetes mellitus/ IDDM

DM ini disebabkan produksi insulin yang tidak memadai, dan memperluan

insulin seumur hidup. Pencegah dan penyebab pada DM tipe 1 belum diketahui.

(WHO, 2020)

2. Diabetes mellitus tipe 2 atau insulin non-dependet diabetes/NIDDM

Diabetes tipe 2 (sebelumnya disebut ketergantungan non-insulin, atau

onset dewasa) resistensi insulin yang disebabkan oleh penggunaan hormon yang

tidak efisien oleh tubuh.Jenis diabetes ini sebagian besar disebabkan karena

obesitas dan kurangnya aktivitas tubuh (WHO, 2020).


4
5

3. Diabetes mellitus tipe lain

DM tipe ini disebabkan etiologi lain, seperti kelainan genetik fungsi sel

beta, cacat genetik pada produksi insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit

metabolik endokrin lainnya dapat menyebabkan diabetes jenis ini (WHO, 2020).

4. Diabetes mellitus gestasional

Diabetes gestasional merupakan diabetes yang pada wanita hamil.

Skrining prenatal, dari pada gejala yang dilaporkan, digunakan untuk mendeteksi

diabetes gestasional (WHO, 2020)

2.1.1 Etiologi DMT2

Pelepasan insulin yang cepat dan substansial setelah makan mengganggu

karena menyebabkan kegagalan metabolisme glukosa secara teratur. Insulin basal

(insulin alami yang diproduksi oleh pankreas) biasanya normal. DMT2 adalah

kondisi genetik. Faktor genetik berperan besar (DMT2) dari setengah kerabat

tingkat pertama memiliki keturunan diabetes. Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe

2 diduga terkait dengan defisiensi respons jaringan insulin (DMT2). Resistensi

insulin adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak berfungsinya reseptor

insulin di sel target. Obesitas dan kehamilan umumnya diperangi oleh resistensi

insulin. Sel beta melepaskan insulin dalam jumlah yang signifikan untuk

menyesuaikan diri dengan obesitas atau kehamilan pada orang sehat. Pasien

dengan predisposisi herediter terhadap diabetes memiliki tubuh yang tidak dapat

menyesuaikan diri dengan defisiensi kongenital dalam produksi insulin (Manis,

2020).
6

2.1.2 Faktor resiko

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

a) Umur

Menurut penelitian sebelumnya, variabel usia 50 dapat menyebabkan

peningkatkan risiko diabetes tipe 2 karena pada lansia mengalami penurunan

sensitivitas insulin dan penurunan fungsi metabolisme glukosa tubuh. Mayoritas

diabetes di negara berkembang adalah antara usia 45 dan 64. Diabetes menyerang

orang antara usia 40 dan 59 (Mirza & Cahyady, 2020).

b) Jenis kelamin

Menurut penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan antara jenis

kelamin dan kejadian DM Tipe 2, perempuan memiliki prevalensi DM Tipe 2

yang lebih besar dari pada laki-laki karena wanita kemungkinan mengalami

peningkatkan BMI (Mirza & Cahyady, 2020).

c) Riwayat diabetes gestasional

d) Genetik

Keturunan atau genetik merupakan komponen penting lainnya dalam

terjadinya diabetes mellitus tipe 2. Anggota keluarga yang mempunyai riwayat

diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut daripada anggota

keluarga yang tidak. (Mirza & Cahyady, 2020).

1. Faktor yang dapat dimodifikasi

a) Berat badan lebih


7

Diabetes mellitus memiliki hubungan yang substansial dengan indeks

massa tubuh dan faktor lainnya. Orang gemuk memiliki risiko diabetes 7,14 kali

lipat lebih tinggi daripada orang dengan BMI normal (Mirza & Cahyady, 2020).

b) Hipertensi

Menurut temuan penelitian terpisah yang dilakukan oleh Gress et al

menggunakan kohort prospektif, individu dengan hipertensi memiliki peluang

2,43 kali lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang

tidak hipertensi. Karena hipertensi menyebabkan resistensi insulin, maka harus

dikelola dengan tepat (Mirza & Cahyady, 2020).

2.1.1 Tanda dan gejala T2DM

1. Gejala Utama (klasik): sering buang air kecil, lapar dan haus sepanjang

waktu (Kemenkes RI, 2019)

2. Gejala Tambahan: Kesemutan, penurunan massa tubuh yang signifikan,

gatal di area kewanitaan, keputihan pada wanita, luka memang terkenal sulit untuk

disembuhkan, bisul, penglihatan kabur, Mudah lelah, impotensi pada pria

(Kemenkes RI, 2019).

2.1.1 Komplikasi

a. Komplikasi Diabetes Melitus Akut

Kompikasi akut DMT2 terdiri dari 3 macam yaitu (Puspita et al., 2020) :

1. Hipoglikemia
8

Kondisi ini terjadi dimana kadar gula darah turun secara drastis sebab tubuh

memproduksi insulin berlebihan, mengkonsumsi obat penurun kadar gula darah

berlebihan, atau makan terlalu larut (Puspita et al., 2020)

2. Ketosiadosis diabetik (KAD)

Ketociadosis ini masuk dalam komplikasi diabetes dimana tubuh tidak lagi

membutuhkan glukosa untuk sumber energi, sehingga mengkonsumsi lemak dan

merubahnya menjadi keton sebagai alternatif (Puspita et al., 2020)

2. Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)

Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa dengan tingkat kematian 20%.

HHS berkembang ketika kadar gula darah yang sangat tinggi bertahan untuk

waktu yang lama. Rasa haus yang berlebihan, kejang, kelemahan, dan penurunan

kesadaran hingga koma adalah beberapa gejala HHS (Puspita et al., 2020)

a. Komplikasi Diabetes Melitus Kronis

1. Gangguan pada mata (retinopati diabetik)

Kadar glukosa yang sangat tinggi dapat merusak pembuluh darah pada

retina sehingga mengakibatkan kebutaan. Kerusakan tersebut meningkatkan

kemungkinan terjadinya gangguan saat melihat termasuk katarak dan glaukoma. 2

Retinopati dapat dideteksi dan diobati cukup dini untuk menghindari atau

menunda kebutaan. (Puspita et al., 2020)

2. Kerusakan ginjal
9

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan gagal

ginjal dan kemungkinan kematian. Ketika ginjal pasien gagal, dia akan

membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal (Puspita et al., 2020)

3. Kerusakan saraf (neuropati diabetik)

Diabetes dapat membahayakan arteri dan saraf tubuh, terutama di kaki.

Neuropati diabetik adalah penyakit yang berkembang saat saraf terluka, secara

langsung sebab berkurangnya saraf yang menuju ke saraf. Kelainan sensorik,

seperti kesemutan, mati rasa, atau ketidaknyamanan, adalah tanda umum cedera

saraf. Gastroparesis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera saraf yang

mempengaruhi saluran pencernaan. Mual, muntah, dan rasa kenyang setelah

makan adalah beberapa gejalanya. Disfungsi ereksi, yang sering disebut dengan

impotensi, merupakan akibat dari diabetes mellitus pada pria (Puspita et al.,

2020).

2. Masalah kaki dan kulit

Kaki pada penderita DM mudah rusak dan terinfeksi, yang berujung pada

gangren dan ulkus diabetik jika tidak ditangani dengan tepat. Jika kerusakan

jaringan parah, amputasi mungkin diperlukan (Puspita et al., 2020)

2. Penyakit kardiovaskular

kadar gula darah yang tinggi menyebabkan pembuluh darah arteri rusak

sehingga peredaran darah menjadi terganggu ke seluruh tubuh, termasuk jantung

(Puspita et al., 2020).

2.1.1 Penatalaksanaan
10

1. Terapi non farmakologis

Seperti olahraga, dengan aktivitas fisik dapat membantu menurunkan BB

dan meningkatka Perangsangan insulin, yang akan membantu mengatur kadar

gula darah (Dr. dr. Eva Decroli, 2019)

2. Diet Diabetes

3. Komposisi Makanan

Konsumsi karbohidrat harus 45-65 persen dari total kebutuhan kalori

untuk pasien DMT2. Persentase konsumsi lemak yang disarankan adalah sekitar

20-25 persen dari kebutuhan kalori keseluruhan. Diabetes Mellitus Tipe 2

Konsumsi lemak tersebut dibatasi tidak >30% dari total kebutuhan kalori.

Konsumsi lemak jenuh harus dijaga < 7% dari total kebutuhan kalori. Asupan

lemak tak jenuh ganda harus < 10% dari total kebutuhan kalori. (Dr. dr. Eva

Decroli, 2019)

4. Diet Mediterania

5. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

2. Golongan Sulfonilurea

3. Meglitinid

4. Penghambat alfa glukosa

5. Biguanid

6. GolonganTiazolidinedion
11

7. DPP4- inhibitor

8. SGLT-2 Inhibitor

9. Penggunaan Insulin

2.1.1 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan glukosa darah

a) Glukosa Plasma Sewaktu

Kadar gula darah dapat diperiksa kapan saja, terlepas dari kapan terakhir

makan. Seorang pasien didiagnosis menderita diabetes mellitus (DM) jika kadar

glukosa darahnya 200 mg/dl. Tes glukosa tidak diperlukan untuk pasien ini. (Rizki

Amalia, 2017)

b) Glukosa Plasma Puasa

Pada tes glukosa plasma vena puasa, pasien puasa selama 8-12 jam

sebelum tes dan semua obat dicantumkan pada formulir (Rizki Amalia, 2017)

c) Glukosa 2 jam Post Prandial (GD2PP) Tes dilakukan bila ada kecurigaan

DM.

Pemeriksaan ini dilakkan sebelum berpuasa, pasien mengonsumsi 100

gram karbohidrat, berhenti merokok, dan berolahraga. Glukosa 2 jam (Rizki

Amalia, 2017).

d) Glukosa jam ke-2 pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)


12

Pemeriksan ini dilakukan pasien telah berpuasa selama minimal 8 jam

(Rizki Amalia, 2017)

2. Pemeriksaan HbA1c

HbA1c merupakan respon glukosa-hemoglobin yang disimpan 120 hari

dalam sel darah merah tergantung pada umur eritrosit. Nilai HbA1c sesuai dengan

kadar glukosa darah, oleh karena itu kadar HbA1c mewakili rata-rata gula darah

selama tiga bulan sebelumnya. Tes gula darah, di sisi lain, hanya mewakili saat

pemeriksaan dan tidak memperhitungkan jangka panjang. Diabetes membutuhkan

tes gula darah secara teratur, terutama untuk menghindari masalah yang

disebabkan oleh fluktuasi kadar glukosa. Tabel Kategorisasi HbA1c, khususnya:

(Rizki Amalia, 2017)

Table 2.1 kategori HbA1c

HbA1c < 6.5 % glukosa baik


HbA1c 6.5 -8 % glukosa normal
HbA1c > 8 % glukosa tinggi

2.1 Konsep kadar gula

2.2.1 Definisi

Kadar glukosa dalam darah disebut sebagai gula darah. Konsentrasi gula

darah, juga dikenal sebagai kadar glukosa serum, dikontrol dengan hati-hati.

Umumnya, kadar gula darah dipertahankan antara 4 dan 8 mmol/l (70 dan 150

mg/dl) sepanjang hari (Setiawan, 2021)

2.2.2 Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

1. Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO yaitu 144 mg/dl

2. Gula Darah Sewaktu Normal yaitu 80-144 mg/dl (Setiawan, 2021).


13

2.1 Profil lipid

Lipid adalah molekul hidrofobik yang ditemukan di seluruh tubuh dan

dapat dikeluarkan dari makhluk hidup menggunakan pelarut non-polar termasuk

kloroform, benzena, dan etil eter. Tingkat lemak (lipid) dalam darah diukur

dengan tes kolesterol, juga dikenal sebagai panel lipid atau profil lipid (Kesehatan,

2017):

1. Kolesterol Total

Kadar kolesterol total yang ideal adalah 200 mg/dL (5,2 mmol/L). Satu-

satunya perbedaan antara kedua metrik adalah bahwa mereka dinyatakan

dalam unit yang berbeda.

2. Low-density lipoprotein (LDL)

kolesterol ini dianggap "jahat". Ketika terlalu banyak LDL dalam darah,

timbunan lemak terbentuk di arteri, menyebabkan aterosklerosis.

3. Konsep High-density lipoprotein (HDL)

Ini termasuk kolesterol "baik" karena membantu pengangkutan LDL dari

sirkulasi ke sel-sel di mana ia disimpan sebagai cadangan, menjaga arteri

darah tetap terbuka dan lancar. Kadar HDL harus lebih dari 40 mg/dL.

4. Trigliserida (TG)

Trigliserida adalah sejenis lemak yang ditemukan dalam aliran darah.

Karena kadar TG sering tinggi pada orang gemuk atau diabetes. kadar

trigliserida optimum adalah 150 mg/dL (1,7 mmol/L).

2.1 konsep yoga

2.1.1 Definisi yoga


14

Yoga adalah menyatuan jiwa yang utuh dengan pikiran universal yang

bekerja secara sistematis untuk melakukan spiritual sehingga mencapai kedamaian

batin dan latihan fisik untuk memperoleh kesehatan fisik dan spiritual

(Pendidikan, 2020).

2.1.2 Tujuan yoga

Untuk meningkatkan kesadaran manusia ke tingkat kesadaran kosmis. Itu

juga harus dicapai melalui realisasi prinsip-prinsip spiritual, serta fisik dan mental

(Pendidikan, 2020).

2.1.3 Jenis jenis yoga

1. Hatha Yoga

Yoga ini menggabungkan berbagai teknik yaitu asana dengan teknik

pernapasan untuk keseimbangan dalam tubuh (Pendidikan, 2020)

2. Bhakti Yoga

Jenis yoga yang menekankan pada hati. Jika seorang praktisi yoga dapat

menggunakannya secara efektif, ia akan dapat beradaptasi dengan kekuatan orang

lain dan solusinya (Pendidikan, 2020).

3. Raja yoga

yoga yang menekankan meditasi dan kontemplasi. Yoga ini juga akan

menimbulkan rasa penguasaan diri serta rasa hormat terhadap diri sendiri dan

orang lain. Sutra yoga juga didasarkan pada Raja yoga (Pendidikan, 2020)

4. Jnana yoga
15

Latihan yoga ini memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan

pengetahuan dan pengalaman, sehingga menghasilkan kehidupan yang dapat

menerima semua pendapat dan toleransi agama di masa depan (Pendidikan, 2020).

5. Karma yoga

Jenis yoga yang menekankan konsep kelahiran kembali (Pendidikan,

2020)

6. Tantra yoga

Yoga ini dari beberapa orang membandingkannya dengan sihir. Unsur

kebenaran (truth) dan mistik juga termasuk dalam latihan yoga (mantra) ini.

Latihan yoga ini dirancang untuk membantu Anda menghargai pelajaran atau

peristiwa kehidupan (Pendidikan, 2020)

7. Ananda yoga

Ananda yoga adalah latihan yoga lembut yang berfokus pada transmisi

energi ke otak dan untuk meditasi (Pendidikan, 2020)

8. Iyengar yoga

Iyengar Yoga adalah jenis yoga yang menekankan gerakan-gerakan yang

presisi dengan menggunakan teknik keselarasan presisi tinggi untuk mendapatkan

manfaat kesehatan yang optimal. (Pendidikan, 2020)

9. Kundalini yoga
16

Yoga Kundalini menggunakan gerakan yang diulang, latihan pernapasan,

himne, dan meditasi untuk menghasilkan energi spiritual yang diklaim sebagai

gangguan pada fondasi tubuh manusia (atau dasar panggul) (Pendidikan, 2020)

10. Bikram yoga

Latihan yoga ini dilakukan di dalam ruangan pada suhu 36-42 °C untuk

mendorong tubuh mengeluarkan racun dan meregangkan tubuh lebih dalam. Ada

dua pendekatan pranayama dan 24 jenis asana yang berbeda di setiap latihan ini

(Pendidikan, 2020)

11. Ashtanga yoga

Gaya yoga ini mneggunakan kekuatan fisik sehingga dapat memperbaiki

sirkulasi darah, meningkatkan stamina, dan pikiran yang tenang (Pendidikan,

2020)

12. Jivamukti yoga

Teknik ini termasuk benuk asana dengan menekankan pembelajaran

agama, nyanyian sansekerta, tanpa kekerasan, meditasi, dan patuh pada tuhan

(Pendidikan, 2020)

13. Sivananda yoga

Jenis yoga ini mengutamakan pembaktian (Pendidikan, 2020)

14. Kripalu yoga

Jenis yoga ini untuk pernafasan, pergerakan (Pendidikan, 2020).


17

15. Meditasi yoga

Meditasi yoga ini menggunakan teknik relaksasi dengan meditasi

(Pendidikan, 2020)

16. Prenatal yoga

Jenis yoga ini khusus untuk ibu hamilan dan tekninya sudah disesuaikan

dengan  kebutuhan fisik dan psikis ibu hamil (Pendidikan, 2020)

17. Viniyoga

Jenis yoga ini digunakan untuk terapi pada orang yang menderita

cedera(Pendidikan, 2020)

18. Arco yoga

Jenis ini mengandung teknik akrobatik (Pendidikan, 2020)

2.1.1 Langkah-Langkah Senam Yoga Pada DMT2

Berikut langkah-langkah senam yoga untuk diabetes mellitus : (Arovah, 2020)

A. Pemanasan

Tabel 2.2 langkah-langkah senam yoga untuk diabetes mellitus tipe 2(pemanasan)

1. Sesi gerakan Satu


1) Sikap permulaan yakni posisi berdiri
tegak, pandangan lurus kedepan dan
kedua tangan disamping.
2) Dengan mempertahankan sikap
permulaan ambil napas lewat hidung
pada hitungan 1-2 dan hembuskan
nafas lewat pada hitungan 3-8
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan
18

1. Seri Gerakan Dua


1) Sikap menutup tangan yakni dengan
berdiri tegak, mata lurus ke depan dan
tangan menutup ke depan dada saat
hitungan 1
2) Kedua tangan diayunkan keatas kepala
dan ambil napas lewat hidung pada
hitungan 2-4.
3) Tangan tangan diayunkan ke bawah
dari arah samping tubuh dan buang
napas lewat hidung pada hitungan 5-8
4) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Tiga


1) Sikap berdiri
2) Tangan di ayun ke depan sambil hirup
napas sampai dengan tangan ke atas
pada hitungan 1-4 sambil ambil napas
3) Tangan ke atas dan ke bawah secara
bergantian sambil leher menengok ke
kanan sambil buang napas pada
hitungan 5-8
4) Tangan kanan diangkat kembali
sambil ambil napas pada hitungan 1-4
5) Tangan diayun kebawah dari arah
depan sambil buang napas pada
hitungan 5-8
6) Ulangi pada sisi tubuh yang lain
7) Ulangi seri gerakan dengan
mematahkan leher ke kiri dan ke
kanan
1. Seri Gerakan Empat
1) Hitungan 1-8 lakukan gerakan seperti
kuda-kuda. Ayun kaki kiri dan kanan
bergantian bersamaan dengan memutar
bahu kebelakang.
2) Hitungan 1-8 lakukan gerakan seperti
kuda-kuda. Ayun kaki kiri dan kanan
bergantian bersamaan dengan memutar
bahu kebelakang diikuti dengan tangan
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan
19

1. Seri Gerakan Lima


1) Hitungan 1-2 lakukan gerakan seperti
kuda-kuda. Kaki kiri menekuk serta
badan menjadi tumpuan ke kiri. Tangan
kanan mendorong ke depan ayun pada
hitungan 1 dan 2 dan sebaliknya
Kembali pada gerakan semula dan
tahan pada hitungan 5-8.
2) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Keenam


1) Hitungan 1-2 lakukan gerakan seperti
kuda-kuda. Kaki kiri menekuk serta
badan menjadi tumpuan ke kiri.
Tangan kanan menyentuh lutut dan
tangan kiri dijulurkan ke belakang
pada hitungan 1 dan 2 dan pada
hitungan dan 4 sebaliknya.
2) Kembali pada gerakan semula dan
tahan pada hitungan 5-8.
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Tujuh : Gerakan


Antara
1) Kembali pada posisi/sikap mengatup
tangan pada hitungan satu
2) Tangan diangkat keatas kepala pada
hitungan 2-4 sambil mengambil napas
3) Tangan diayunkan kesamping tubuh
sampai dengan posisi awal pada
hitungan 5-8 sambil buang napas
4) Tangan ditarik kembali ke atas pada
hitungan ke 1-4 sambil ambil napas
5) Tangan ditarik untuk mengatup sambil
buang napas pada hitungan 5-8
6) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan.

A. Inti
20

Tabel 2.3 langkah-langkah senam yoga untuk diabetes melitus (inti)

Gerakan Gambar
1. Seri Gerakan Delapan
1) Hitungan 1-4 kaki maju ke depan
bersamaan ayun kedua tangan
menghadap depan hingga posisi
tangan diatas kepala.

2) Kemudian kaki kanan dan kiri


bergerak kesamping kanan dan kiri
dengan posisi ke dua tangan ke atas
dan memutar pergelangan tangan.

3) Hitungan 1-4 jalan mundur ke


belakang bersamaan kedua tangan
diturunkan. Hitungan 5-8 tangan
dibuka ke samping kanan dan kiri
bersamaan dengan memutar
pergelangan tangan dan kaki silang
ke kanan dan ke kiri

4) Gerakan ini diulangi sampai dengan


dua kali seri seri gerakan

1. Seri Gerakan Sembilan


1) Hitungan 1-4 kaki maju ke depan.
Kemudian pada hitungan 5-8
bergerak ke samping kanan dan kiri
dengan posisi ke dua tangan sejajar
bahu dan pergelangan tangan dalam
posisi naik dan turun.
2) Hitunga 1-4 jalan mundur ke
balakang. Hitungan 5-8 kemudian
bergerak ke samping kanan dan kiri
dengan posisi ke dua tangan sejajar
bahu dan pergelangan tangan dalam
posisi naik dan turun.
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Sepuluh


1) Putarkan bahu kanan dengan tangan
ditekuk pada hitungan satu dan ganti
pada bahu kiri pada hitungan kedua
bergantian sampai hitungan delapan
2) Putarkan bahu kanan dengan tangan
kanan diangkat pada hitungan satu.
Ganti dengan bahu dan tangan kiri
pada hitungan kedua bergantian
sampai dengan hitungan delapan
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan
4) Kembali pada Seri Gerakan Antara
(Seri Gerakan Tujuh)
21

1. Seri Gerakan Sebelas (Sun


Salutation)
1) Hitung 1-4 tangan ke atas dan ke
belakang disertai dengan menekuk
tubuh ke belakang dan menekuk
tubuh lurus ke bawah, kepala di
antara paha, melihat lurus ke
belakang, kedua kaki lurus tidak
ditekuk
2) Hitungan 1-4 tekuk satu kaki ke
depan, tarik kaki lainnya ke belakang
dan sedikit tekuk kaki, kedua tangan
di tanah, lihat ke depan.
3) Hitung 1-4 badan condong ke depan,
dengan kedua tangan menopang, dan
kedua ujung kaki sebagai tumpuan
4) Hitung 1-4 posisi tengkurap, kedua
lengan ditekuk disamping badan,
sejajar dengan dada dan lutut sebagai
penyangga
5) Melanjutkan hitungan 1-4 dari postur
sebelumnya, angkat badan ke atas
dengan menopang kedua tangan
hingga kedua tangan lurus dan
pandangan depan bertumpu pada
paha dan kedua kaki.
6) Hitung 1-4 dengan tubuh menghadap
ke bawah, kedua lengan ditekuk di
samping, dada dan lutut sebagai
tumpuan, dan kedua kaki rileks
dalam postur yang sama dengan
tubuh.
7) Hitungan 1-4: menghadap ke bawah,
serta kaki dan tangan dilurus ke
depan sebagai penyangga.
8) Hitung 1-4, lalu tekuk satu kaki ke
depan, tarik kaki lainnya ke belakang
dan dengan lembut tekuk kaki
lainnya, kedua tangan lurus di tanah,
melihat ke depan.
9) Tarik kedua tangan ke atas
sambil menekuk badan ke
belakang pada hitungan 1-8.
10) Sebelas Gerakan dilakukan
empat kali.
22

1. Seri Gerakan Dua Belas


1) Posisi merangkak pada hitungan 1
2) Tangan dan kaki yang bersilangan
Diangkat pada hitungan 1-4 dan
tangan dan kaki menunju posisi
merangkak pada hitungan 5-8
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Tigabelas


1) Lakukan tindakan ini dengan kedua
tangan di bawah bahu, kaki sejajar
dengan panggul, dan jari-jari kaki
diletakkan di alas, hitung 1-4 tarikan
napas. Dalam posisi ini, hembuskan
napas dalam hitungan 5-8.
2) Pada hitungan 1-4 ambil nafas
bersamaan dengan tarik punggung
dan kepala masuk. Hitungan 5-8
hembuhkan nafas bersamaan dengan
gerakan rilek pada posisi merangkak
dengan pandangan lurus ke depan.
3) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan

1. Seri Gerakan Empatbelas


(Gerakan Antara dengan Posisi Duduk)
1) Kembali pada posisi/sikap mengatup
tangan pada hitungan satu
2) Tangan diangkat keatas kepala pada
hitungan 2-4 sambil mengambil
napas
3) Tangan diayunkan kesamping tubuh
sampai dengan posisi awal pada
hitungan 5-8 sambil buang napas
4) Tangan ditarik kembali ke atas pada
hitungan ke 1-4 sambil ambil napas
5) Tangan ditarik untuk kebawah
sambil buang napas pada hitungan
5-8
6) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan
23

1. Seri Gerakan Empatbelas


Gerakan Antara dengan Posisi Gunung)
1) Posisi duduk bertumpu padatungkai
tangan kesamping dan diangkat
keatas dalam posisi mengatup diatas
kepala pada hitungan 1-4 dan ambil
napas
2) Posisi duduk kembali dengan posisi
tangan dipertahankan dan buang
napas pada hitungan ke 5-8

A. Pendinginan

Tabel 2.4 langkah-langkah senam yoga untuk diabetes melitus (pendingin)

Gerakan Gambar
1. Seri Gerakan Limabelas
1) Duduk bersila dan pandangan ke
depan dan mengatur napas, ambil
napas dan buang napas secara teratur
(pad hitungan 1-4 ambil napas dan
pada hitungan 5-8 buang napas)

2) Gerakan ini diulangi sampai dengan


dua kali seri gerakan
24

1. Seri Gerakan Enambelas


1) Tangan kanan bawa keatas luruskan
punggungnya tahan pada hitungan 1-
4. kemudian jatuhan kesamping
kanan pada hitungan 4-8 bersamaan
dengan tangan kanan tangan kiri
menumpu badan dibawah. Dilakukan
dengan bergantian. Ulangi gerakan
menjadi 2x8
2) Tangan kanan bawa kesamping
luruskan punggungnya tahan pada
hitungan 1-4, kemudian jatuhan
kesamping kanan pada hitungan 5-8
bersamaan dengan tangan kanan
tangan kiri menumpu badan dibawah.
Dilakukan dengan bergantian. Ulangi
gerakan sampai 2x8

1. Seri gerakan Tujuh belas


1) Hitung 1-2 posisi duduk, luruskan
badan, pandangan lurus kedepan,
kedua tangan ke belakang dengan
telapak tangan menghadap ke bawah
dan keatas. Latihan ini dapat
dilakukan hingga dua kali berturut-
turut.

1. Seri gerakan Delapanbelas

1) Hitungan 1-8 posisi kaki bersila.


Putarkan badan dari kiri ke kanan.
2) Gerakan ini diulangi sampai dengan

dua kali seri gerakan

1. Seri gerakan Sembilanbelas


1) Hitung 1-8 kaki kiri lurus ke depan,
kaki kanan disilangkan ke lutut. Dan
posisi tangan kiri menyilang ke kaki
kiri.
2) Hitung 1-8 kaki kanan lurus ke
depan, kaki kiri disilangkan ke lutut.
Dan posisi tangan kanan menyilang
ke kaki kanan. Gerakan ini diulangi
sampai dengan dua kali seri gerakan
25

1. Seri gerakan Duapuluh


1) Hitungan 1-8 tegakkan badan, lipat
kaki hingga didepan dada. letakkan
tangan di depan lutut.
2) Gerakan ini diulangi sampai dengan
dua kali seri gerakan
1. Seri gerakan Duapuluhsatu
1) Kaki menumpu dan tangan keatas
pada hitungan 1-4
2) Hitungan 5-8 Posisi
sujud.Pertahankan posisi tersebut
pada hitungan 1-8. Kosongkan
pikiran dan rileks (Arovah, 2020)

2.2.1 Manfaat yoga

1) Meningkatkan fungsi kelenjar tubuh (kelenjar hormon).

2) Memperlancar peredaran darah ke seluruh sel tubuh dan otak.

3) Mengembangkan postur tubuh yang lebih kuat serta otot yang lebih fleksibel

dan kuat.Saat bernafas, terjadi peningkatan kapasitas paru-paru.

4) detoksifikasi

5) Meremajakan sel-sel tubuh dan menunda proses penuaan.

6) Membersihkan sistem saraf pusat tulang belakang.

7) Mengurangi stres pada tubuh, pikiran, dan pikiran, serta membuat Anda lebih

kuat saat menghadapinya.

8) Memungkinkan untuk mengalami relaksasi yang mendalam.

9) Meningkatkan kesadaran lingkungan (Pendidikan, 2020)


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Dalam Literatur review

3.1.1 Pencarian literatur review

1. Database

Hasil penelitian yang diperoleh dari peneliti sebelumnya menggunakan

sumber data sekunder dengan artikel atau jurnal yang relevan dengan topik

yang ditemukan menggunakan database seperti Scopus, PubMed Central, Int J

Intg Med Sci, Semantic Scholar, dan Google Scholar.

Jumlah artikel yang akan direview adalah sepuluh (6 internasional dan

empat nasional), dengan artikel dari empat tahun terakhir.

2. Kata Kunci

Kata kunci dan operator bolean (AND, OR NOT, or AND NOT)

digunakan dalam pencarian artikel dan jurnal untuk memperluas atau

menentukan pencarian, sehingga lebih mudah untuk menemukan dan mencari

artikel dan jurnal. “Yoga” DAN “Diabetes mellitus tipe 2” adalah kata kunci

penelitian ini.

25
26

3.1Kriteria inklusi dan eksklusi

Table 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi format PICOS

Kriteria
Inklusi Eksklusi
Jurnal nasional dan Subyek yang memenuhi
Population/ problem internasional terkait dengan kriteria inklusi akan
diabetes melitus tipe 2 dikeluarkan atau dihilangkan
dari publikasi internasional
dan nasional yang tidak
memiliki hubungan atau
dampak pada topik.
Intervantion Penelitian menggunakan Penelitian yang
intervention senam yoga menggunakan intervention
terapi farmakologi dan non-
farmakologi selain senam
yoga yaitu senam DM, diet,
dll.
Comparation Tidak ada faktor pembanding Tidak ada faktor pembanding
Outcome Adanya pengaruh pada Tidak adanya pengaruh pada
penderita dibetes melitus tipe penderita diabetes mellitus
2 tipe 2
Study Design One group Pre-post test D Observational study, Book
sign, Cross-Sectional, Quasi chapters, Conference abstrac
eksperimental
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang terbit Artikel atau jurnal yang
Tahun 2017 - 2020 terbit sebelum Tahun 2017
Bahasa Bahasa Inggris dan Bahasa Selain dari Bahasa Inggris
Indonesia dan Bahasa Indonesia

3.2 Seleksi studi dan penilaian kualitas

3.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil pencarian dari literature review melalui Publikasi,

Scopus, PubMed Central, Int J Intg Med Sci, Smantik scholar, Google Scholar.

Peneliti ini menggunakan kata kunci “yoga” dan “Diabetes mellitus type 2” untuk

menemukan 3.326 jurnal yang cocok dengan kata kunci ini. Kemudia 1.803 jurnal

diekslusi karena diterbitkan pada tahun 2017 ke bawah dan dikelompokkan

berdasarkan terbitan tahun 2017-2020 dan menggunakan bahasa selain bahasa


27

Inggris dan Indonesia, dan jurnal penelitian di Assesment lalu jurnal yang di

duplikasi sebanyak 562 jurnal dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi

bejumlah 552 jurnal dan di skrining lagi berdasarkan identifikasi abstrack 110

jurnal, sehingga didapatkan 10 jurnal yang telah dilakukan review.

Pencarian melalui database


Scopus (n=1) Excluded ( n = 452 )
PubMad (n= 624 ) Problem/ populasi :
Int J Intg Med Sci (n= 679) Tidak sesuai dengan topik (n= 193)
Smantic scholar = (n= 210) Intervention :
google scholar (n= 1.812) Selain yoga ( n = 186 )
N = 3.326 Outcome :
Tidak ada hubungan dengan yoga ( n =
18 )
Study design :
Observasated study (n = 27 )
Seleksi jurnal 5 tahun terakhir dan Book chapters (n = 11 )
menggunakan bahasa inggris dan bahasa Conference abstrack (n = 17 )
indonesia
n = 1.523

Seleksi judul dan duplikat


n = 562

Identifikasi abstrack Excluded (N = 100 )


n = 110 Problem/ populasi :
Tidak sesuai dengan topik (n= 16)
Intervention :
Selain yoga ( n = 37 )
Outcome :
Tidak ada hubungan dengan yoga ( n =
Jurnal akhir yang dapat di 18 )
analisis Study design :
n = 10 Observasated study (n = 13 )
Book chapters (n = 9 )
Conference abstrack (n = 7 )
28

Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal

3.3.1 Daftar artikel hasil pencarian

Literature reviewini disintesis menggunakan metode deskriptif,

dengan cara mengklasifikasikan data serupa dengan diekstraksi sesuai dengan

hasil yang diukur dan menjawab sesuai target. Kemudian mengumpulkan

jurnal penelitian yang memenuhi kriteria penelitian dan setelah itu membuat

ringkasan jurnal yang memuat nama peneliti, tahun terbit, judul, metode, serta

hasil penelitian dan database.


29
29

Tabel 3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian

NO AUTOR TAHUN VOLUME, METODE HASIL DATAB


ANGKA JUDUL (DESAIN,SAMPEL,VARIABLE,IN
STRUMEN,ANALISIS)
1 K. Esha, S. 2019 Vol. 63 Effect of Alternate D : Quasi experimental Penelitian menunjukkan hasil bahwa pada Scopus (Ind
Prajakta, S. No. 1 Walking and Yoga on S :Incidental sampling. kelompok Yoga, kadar gula darah puasa sebelum Journal of
Ashok and S. Blood Sugar Levels in V.I : yoga, berjalan intervensi 138.4±48.64 mg/dl dan sesudah Physiology
Parag Esha et al., Type 2 Diabete V.D : Kadar gula darah pada intervensi 122.8±39.79mg/dl ,sedangkan kadar gula Pharmacolo
2019) pasiendiabetes mellitus tipe 2 darah postprandial sebesar 214.9±67.10 mg/dl turun
I : glukometer menjadi 173±50.77 mg/dl Esha K et.
A : paired t test (ijpp.com)
2 AmroseFathima 2018 Vol 3 No. Impact of yogic D : Quasi experiment Setelah intervensi dengan yoga selama delapan Google sch
and Dr. K 1 practices on blood S : cluster sampling minggu, kelompok studi menunjukkan penurunan
SekarBabu(Fathi glucose level of Type-2 V.I : Yoga kadar gula darah yang signifikan dari 168,45mg/dl https://www
ma & Babu, diabetes V.D : Kadar gula darah pada menjadi 138,55 mg/dl, namun secara statistik ofsports.com
2018) penderita diabetes mellitus tipe 2 terbukti signifikan. 18/vol3issu
I : glukometer H/4-1-164-
A : Uji paired t test test

3 Santwana 2018 Volume 11 Yoga as a Therapeutic D : Quasy Experiment Dalam penelitian ini, profil gula darah dan lipid Pubmed
Mondal, no 2 Intervention for the S : purposive sampling secara signifikan berubah pada kelompok yoga
Brajanath Kundu , Management of Type 2 V.I : Yoga setelah 6 minggu dan 12 minggu latihan yoga bila https://pubm
Sukanta Saha Diabetes Mellitus V.D : management dibandingkan dengan baseline, sedangkan tidak ada .nlm.nih.go
I : glukometer perubahan yang diamati pada kelompok tanpa yoga 222/
A : paired t test (uji T berpasangan) [Tabel 5]. Perubahan dicatat dengan penurunan TC
1,35% setelah 6 minggu (P < 0,01, berpasangan
untuktest, pretest vs midtest) dan 2,46% setelah 12
minggu (P < 0,01, berpasangan untuktes, pretes
30

versus posttest)

4 Ibohal Singh N, 2019 Volume 10 The Effect of D : Pre-Experimental, One group Hasil intervensi yoga pada kasus ini gula darah Semantic sc
Balaram Pradhan, Integrated Yoga Pre-post test Design puasa dan pasca prandial berkurang dari garis dasar
Achouba Singh Therapy in the S : Purposive sampling 138 mg% menjadi 98 mg% (pengurangan 36,95%) https://www
Ksh dan Narottam Treatment of a 55- VI : terapi yoga dan 320 mg% menjadi 146 mg% (pengurangan icscholar.or
Kumar4 Year-Old Patient with VD : diabetes melius tipe 2 54,68%). HbA1c menurun dari 7,8% menjadi 6,3%. Effect-of-
Type 2 Diabetes I : melalui Iklan di media tentang Dalam parameter umum, denyut nadi 98 / menit Integrated-Y
Mellitus with pengobatan diabetes dengan distabilkan ke 84 / menit. Tekanan darah 120/80 Therapy-in
Mongoloid Race pendekatan terpadu manajemen yoga mmHg dipertahankan selama masa penelitian. Treatment-
di premis RS JNIMS memotivasi Analisis hasil sebelum dan sesudah intervensi Pradhan/b6
dirinya untuk mengikuti program mengungkapkan bahwa pasien dapat mencapai d10c8697c1
tersebut. peningkatan kesehatan secara keseluruhan secara 2462a9b6a5
A : bivariate dan univariate fisik, mental, sosial dan emosional sehingga
analyzed, uji t-test, memungkinkannya untuk menghentikan
pengobatan konvensional atau dikurangi menjadi
seperempat dosis agen antiglikemik untuk
mempertahankan glikemia yang baik.  

5 SamyuktaKudigra 2018 Vol. 11 Effect of yoga therapy D : Quasi experiment dengan Rerata gula darah puasa turun dari 164mg/dl Semantic sc
, Venkatram, No.1 on fasting blood sugar menggunakan pendekatanpre-post menjadi 155mg/dl. Standar deviasi juga
Akanksha(Kudigr and to study the test design. menunjukkan penurunan dari 58,09 menjadi 50,64. https://www
a & Ns, 2018) distribution of S :total sampling icscholar.or
anthropometric V.I :Yoga Effect-of-y
measures in type-2 V.D:kadar gula darah penderita therapy-on-
diabetes diabetes mellitus tipe 2 blood-suga
I : glukometer elektrik Kudigra-
A : Uji paired t test Venkatram/
73ce9d0bcb
2a963855f9
31

6
6 Poojasri , Sharan 2019 Volume 6 Comparative Study To D : Quasi experiment Rerata sebelum diberi tindakan yoga FBS (gula Internationa
B Singh Assess The Role Of S : Purposive sampling darah puasa) 135,7mg/dl dan PPBS (Kadar gula Journal of
Yoga Practice On VI : Yoga Practice darah post prandial) 176.1 mg/dl , dan setelah diberi Integrative
Blood Glucoselevels VD : Blood Glucoselevels tindakan yoga rutin selama 2 bulan mengalami Sciences
Of Diabetes Mellitus I :lembar kuesioner , glukometer penurunan menjadi FBS (132,03 mg/dl) dan PPBS
Type 2 Patients In A : Uji Chi Square (171,03mg/dl). http://imeds
Tertiary Care com/wp-
Institution, Tirupati. content/upl
9/04/IJIMS
9.pdf

7 Siti Hardianti 2018 Volume 6, Pengaruh Senam Yoga D : kuantitiatif , quasy experiment Hasil uji T (paired sample) diketahui bahwa rata- Google sch
Rukmana), Irwan Nomor 2 Terhadap Perubahan design rata hasil pengukuran kadar gula darah sebelum
Hadi), Marthilda Gula Darah Pada S : Probability sampling intervensi adalah 222,5 mg/dl, sedangkan nilai http://www
Suprayitna Pasien Diabetes VI : senam yoga pengukuran kadar gula darah responden setelah qhba.ac.id/i
Mellitus Tipe II di VD : gula darah pada pasien diabetes intervensi adalah 207,6 mg/dl. p/kesehatan
Wilayah Kerja mellitus tipe 2 view/34
Puskesmas I : glukometer
Cakranegara Mataram A : univariat dan bivariat
Tahun 2018

8 Maria Lousiana, 2017 Volume Efektifitas Latihan D : Quasi Eksperimental Design, Berdasarkan hasil kadar gula darah sewaktu-waktu Google sch
Sr. Hermana, Cb, 12, No 2 Fisik Yoga Terhadap One group Pre-post test Design dapat berfluktuasi karena adanya garis sejajar. Nilai
Sondang Sianturi Kadar Gula Darah S : Purposive sampling P untuk garis sejajar adalah 0,0000,05 yang http://www
Sewaktu Pada Diabetes VI : latihan yoga menunjukkan bahwa Ha diterima. Temuan s.unsoed.ac
Mellitus Tipe 2 Di VD : kadar gula darah sewaktu menunjukkan bahwa yoga sebagai aktivitas fisik x.php/jks/ar
Kramat- Jakarta I : Glukometer memiliki dampak signifikan dalam menentukan w/712
A : uji wixoson variasi kadar gula darah pada saat tertentu. Yoga
adalah cara yang baik untuk mengurangi kadar gula
32

darah jika menderita diabetes tipe 2.

9 Ni Nyoman 2020 Volume 8, Penambahan Senam D : Quasi Eksperimental Design, Latihan yoga secara signifikan dapat menurunkan Google shc
Suratmiti, Luh No.3, Yoga Efektif Terhadap pretest-posttes control group design kadar gula darah (nilai p = 0,000 0,05), menurut
Putu Ratna Penurunan Kadar Gula S : Purposive sampling temuan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian, https://scho
Sundari, Susy Darah Pada Pasien VI : senam yoga terdapat perubahan yang signifikan pada data gula le.co.id/sch
Purnawati, I Putu Diabetes Melitus Tipe VD : kadar gula darah darah sebelum dan sesudah. hl=id&as_s
Gede Adiatmika, I 2 Yang Memakai Oad C5&as_ylo
Made Muliarta, Di Poliklinik Interna I :  informed consent as_yhi=202
Luh Made Indah Rumah Sakit Tk Ii A : Shapiro-wilk test, Levene test, nambahan+
Sri Handari Udayana uji Paired Sample Ttest Yoga+Efek
Adiputra adap+Penu
adar+Gula+
Pada+Pasie
tes+Melitus
2+
+Yang+Me
Oad+Di+Po
+Interna+
+Rumah+S
+Ii+Udayan
=

10 Leni Merdawatia, 2018 Volume Pengaruh Latihan Yoga D : Quasi-exsperiment, non Penurunan kadar gula darah pada individu dengan Google sch
Reni Prima 14, No. 1, terhadap Kadar Gula equivalen Comparisom group diabetes tipe 2 pada group intervensi dan kontrol
Gustya, Rika Darah Pasien Diabetes pretest-postest berbeda. Yoga dapat membantu pasien diabetes tipe http://ners.f
Fatmadonaa, Esi Melitus Tipe 2 S : Purposive sampling 2 menurunkan kadar gula darah. nd.ac.id/ind
Afriantia VI : latihan yoga ners/article/
VD : kadar gula darah pasien DM 2
tipe 2
I : lembar dokumentasi hasil
33

pemeriksaan kadar gula darah


sebelum dan sesudah latihan yoga
A : uji Wilcoxon,  uji Paired Sample
T Test
BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

1.1 Hasil
Pada hasil literature yang keasliannya dapat dipertanggung jawabkan dengan

tujuan penelitian. Tampilan hasil tinjauan pustaka dalam tinjauan pustaka meliputi

rangkuman dan pokok-pokok hasil setiap artikel terpilih, yang disajikan dalam

tabel berikut, dan tugas-tugas dalam tabel dijelaskan dalam tabel beserta tren

dalam bentuk paragraf (Hariyono et al ., 2020).

Tabel 4.1 Karakteristik umum artikel penelitian

No Kategori N %
A Tahun publikasi    
1. 2017 1 10
2. 2018 5 50
3. 2019 3 30
4. 2020 1 10
  Total 10 100
B Desain    
1. Quasi experimenntal 9 90
2. Pre-experimental 1 10
  Total 10 100
C sampling    
1. Incidental sampling 1 10
2. cluster sampling 1 10
3. purposive sampling 6 60
4. total sampling 1 10
5. probabiliti sampling 1 10
  Total 10 100

D instrumen    
1. Glukometer 7 70
2. lembar quesioner, glukometer 1 10
3. infomem counsent 1 10
lembar dokumentasi hasil pemeriksaan kadar gula
4. 1 10
darah
33
34

  Total 10 100
E Variable    
VI: yoga
1. 7 70
VD: kadar gula darah
VI: yoga, berjalan,
2. 1 10
VD: kadar gula darah
VI: Yoga
3. 1 10
VD: management
VI: yoga
4. 1 10
VD: kadar gula darah sewaktu
Total 10 100
F Analisis
1. Uji paired t-test 4 40
2. Uji bivariate , Univariate analyted  2  20

3. Uji chi square 1 10

4. Uji wilxocon 1 10

5. Shapiro-wilk test, levene test, uji saple test 1 10


6. Uji wicoxon, uji paired sample T test 1 10
  Total 10 100
Berdasarkan tabulasi karakteristik umum pengambilan data literatur

review ini di dapatkan bahwa setengahnya artikel yang di ambil pada tahun 2018

sejumlah (50%), desain penelitian hampir seluruhnya menggunakan Quasi

experiment sejumlah (90%), sample penelitian sebagian besar purposive sampling

sebanyak (60%) , instrument penelitian sebagian besar menggunakan glukometer

sebanyak (70%), sebagian besar menggunakan variable yoga, kadar gula darah

sebanyak (70%) dan analisis statistik penelitian ini hampir setengahnya

menggunakan uji paired t-test sejumlah (40%).

Tabel 4.2 Lama pemberian yoga

No Lama pemberian yoga N %


1. 4 minggu 2 20
2. 8 minggu 2 20
3. 12 minggu 2 20
4. 16 minggu 1 10
5. 2 minggu 1 10
6. 1 minggu 1 10
7. 3 hari 1 10
35

Total 10 100
Berdasarkan tabulasi lama pemberian yoga pengambilan data literatur

review ini di dapatkan bahwa sebagian kecil pemberian yoga 4 minggu, 8 minggu,

dan 12 minggu sejumlah (20%).

Tabel 4.3 karakteristik responden

No Karakteristik responden N %
1. Berdasarkan umur 4 40
2. Berdasarkan jenis kelamin 1 10
3. Berdaraskan usia, pekerjaan, Ses, merokok, 1 10
alkohol, pengobatan
4. Berdasarkan usia, jenis kelamin, nilai kadar gula 1 10
darah dan status pekerjaan
5. Berdasarkan umur, jenis kelamin, riwayat DM tipe 1 10
2
6. Berdasarkan umur dan kadar gula darah 1 10
7. Berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, status 1 10
pekerjaan, lama menderita DM, Obat metformin
500mg

Total 10 100

Berdasarkan tabulasi karakteristik responden pengambilan data literatur

review ini di dapatkan bahwa hampir setengahnya menggunakan karakteristik

responden berdasarkan umur sejumlah (40%).

1.2 Analisis
Pada bagian ini merupakan analisis penelitian yang berisikan tentang

pengaruh senam yoga pada penderita diabetes melitus tipe 2. Tampilan pada

bagian ini disajikan dalam bentuk tabel 4.2 analisis pengaruh senam yoga pada

penderita diabetes mellitus tipe 2

Tabel 4.4 analisis pengaruh senam yoga pada penderita diabetes mellitus tipe 2

Analisis pengaruh senam yoga pada penderita


Sumber empiris utama
diabetes mellitus tipe 2
Penurunan kadar gula darah (Esha k et al., 2019), (Fatima & Babu 2018),
Kadar gula darah dapat diturunkan setelah (Kudigra et al., 2018), (Poojasri & M singh
36

melakukan yoga dengan teknik asana, teknik 2019), (Rukmana et al., 2018), (Lousiana et
pranayama, meditasi, pembersihan diri dan al., 2017), (Suratmiti el al., 2020),
menguatkan mental. (Merdawati et al.,2019).
Penurunan kadar gula darah dan peningkatkan (Mondal et al., 2018)
profil lipid
Yoga dapat menurunan kadar gula dan peningkatan
profil lipid setelah menjalani latihan yoga (asanas,
kriyas, pranayamas) selama 12 minggu (3
sesi/minggu)

Penuran kadar gula darah, BMI, HbA1c dan (N singh et al., 2019)
peningkatan profil lipid
Yoga mampu menurankan kadar gula darah, BMI,
HbA1c dan peningkatan profil lipid setelah
melakukan teknik yoga yaitu latihan pernapasan,
asana, pranayama, kriya, bhajan, dan meditasi.
Selama 6 hari dalam seminggu di bawah
pengawasan seorang ahli yoga selama 4 bulan

Pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa beberapa jurnal didapatkan hasil yang

berbeda-beda pada pengaruh yoga pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Sebagian besar dari 10 jurnal yang direview menunjukkan 8 artikel (80%)

termasuk penurunan kadar gula darah , 1 artikel (10%) menunjukka hasil

menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan profil lipid, dan 1 artikel (10%)

menunjukka hasil menurunkan kadar gula darah, BMI, HbA1c dan peningkatan

profil lipid.

Penelitian yang dilakukan oleh (Esha K et al., 2019), tentang Effect of

Alternate Walking and Yoga on Blood Sugar Levels in Type 2 Diabetes bahwa

yoga dan jalan kaki membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita

diabetes tipe 2. Karena intensitas aktivitas aerobik tidak dapat selalu ditingkatkan

karena kemungkinan kesulitan, mengubah jenis rangsangan adalah alternatif lain

untuk mencapai kontrol glukosa yang lebih baik. Pada penelitian ini 30 responden

dengan diabetes tipe 2 secara acak dialokasikan dalam 3 kelompok - jalan kaki,

yoga dan jalan kaki alternatif dan yoga. Peserta diberikan intervensi 4 minggu
37

dengan 3-5 sesi yang diawasi dan tindak lanjut setiap minggu. Didapatkan nilai

pre-intervensi yaitu kadar gula darah puasa dan post prandial (BSL) dan skor

Appraisal of Diabetes Scale (ADS). Nilai pasca intervensi diperoleh setelah 4

minggu. Analisis statistik dilakukan untuk mendapatkan nilai dan hasil yang

dihitung. Hasil menunjukkan perbandingan intra kelompok untuk puasa dan post

prandial BSL untuk ketiga kelompok adalah signifikan (p value < 0,05), skor ADS

untuk persepsi pasien pada ketiga kelompok juga signifikan (p value < 0,05)

sebelum dan sesudah intervensi. Pada perbandingan antar kelompok, tidak ada

perbedaan signifikan yang ditemukan antara ketiga kelompok untuk puasa, skor

BSL dan ADS post prandial (p value > 0,05). Kesimpulan: Intervensi yang

diberikan pada ketiga kelompok ditemukan sama efektifnya pada puasa, BSL post

prandial dan persepsi pasien terhadap kontrol glikemik.

Penelitian yang dilakukan oleh (Fathima & Babu, 2018), tentang Impact

Of Yogic Practices On Blood Glucosa Level Of Type-2 Diabetes Mellitus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati variasi kadar glukosa darah antara

praktisi dan non-praktisi yoga dan mengusulkan yoga sebagai metode yang lebih

baik untuk mengelola kadar glukosa darah pada wanita penderita diabetes tipe 2.

Pada penelitian ini dilakukan pada 22 pasien wanita penderita diabetes tipe-2 dari

berbagai tempat di kota Dindigul, Tamil Nadu yang dipilih sebagai subjek dan

dibagi menjadi dua kelompok yang sama yaitu kelompok eksperimen dan kontrol.

Setelah intervensi dengan yoga selama delapan minggu, kelompok studi

menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan dari 168,45 menjadi

138,55 mg/dl, namun terbukti signifikan secara statistik. Temuan ini menunjukkan
38

bahwa kadar glukosa darah penderita diabetes dapat mengambil manfaat dari

latihan yoga untuk mengurangi kadar glukosa darah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Kudigra et al., 2018), tentang Effect Of

Yoga Therapy On Fasting Blood Sugar And To Study The Distribution Of

Anthropometric Measures In Type-2 Diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menilai pengaruh modul yoga yang diresepkan SVYASA terhadap gula

darah puasa pada diabetes tipe 2. Pada penelitian ini ada 60 peserta dengan

diabetes dalam kelompok usia 25-65 di dan sekitar batas kota Bengaluru yaitu

Yelahanka dan Matthikere di Karnataka. Semua peserta diberikan modul yoga

yang meliputi asana, pranayama, latihan relaksasi, dan kelas meditasi, selama dua

minggu. Hasil analisis Rerata gula darah puasa turun dari 164.2881 menjadi

155.5392. Standar deviasi juga menunjukkan penurunan dari 58,09358 menjadi

50,64893. Nilai p adalah 0,012 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara pengukuran sebelum dan sesudah. Maka dengan

demikian Yoga efektif menurunkan kadar gula darah puasa.

Penelitian yang dilakukan oleh (Poojasri & M singh 2019), tentang

Comparative Study To Assess The Role Of Yoga Practice On Blood Glucoselevels

Of Diabetes Mellitus Type 2 Patients In Tertiary Care Institution, Tirupati.

Penelitian ini menggunakan kelompok studi terdiri dari 30 pasien yang sedang

berlatih yoga dan kelompok kontrol (yang tidak berlatih yoga) juga terdiri dari 30

pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tentang profil

sosiodemografi, riwayat diabetes, latihan yoga, dan kadar glukosa darahnya

(glukosa darah puasa, glukosa darah post prandial) dicatat sebelum dan sesudah
39

masa penelitian. Hasil menunjukkan kadar glukosa darah pada kelompok

penelitian lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol baik sebelum

maupun setelah masa penelitian. Dalam penelitian ini yoga tidak diambil sebagai

intervensi, tetapi perbandingan dilakukan antara kelompok yang berlatih yoga dan

tidak berlatih. Dengan demikian yoga dapat dilakukan sebagai adjuvant

pengobatan konvensional dengan obat anti diabetes.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rukmana et al.,2018), tentang

Pengaruh Senam Yoga Terhadap Perubahan Gula Darah Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Mataram Tahun 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh latihan yoga

terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2. Desain penelitian untuk

penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan menggunakan metode Pre and

Post Test Without Control. Partisipan dalam penelitian ini adalah sepuluh orang

penderita diabetes melitus tipe 2 yang bekerja di Puskesmas Cakranegara.

Penelitian uji T (Paired Sample) menghasilkan nilai p sebesar 0,0060,05. Di

Wilayah Kerja Puskesmas Cakra Negara dapat dikatakan bahwa Senam Yoga

mempunyai pengaruh terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita

Diabetes Mellitus tipe II.

Penelitian yang dilakukan oleh (Suratmiti et al.,2020), tentang

Penambahan Senam Yoga Efektif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Memakai Oad Di Poliklinik Interna Rumah

Sakit Tk Ii Udayana. Di Poli Penyakit Dalam RS Tk II Udayana, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan yoga dalam menurunkan kadar


40

gula darah pada individu dengan diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini

menggunakan metodologi penelitian quasi-experimental dengan desain kontrol

yang meliputi pre- dan post-test. Responden pada penelitian ini berjumlah 20

pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang dirawat di Poliklinik Dalam RS Tk II

Udayana. Kelompok 1 (senam yoga) memiliki pretest gula darah 165.4035,93 dan

posttest 141.4532,41 mg/dl, sedangkan Kelompok 2 (Grup Kontrol) memiliki

pretest gula darah 160, 1028,18 mg/dl dan posttest 169,7528 .56 mg/dl.

Penelitian yang dilakukan oleh (Merdawatia et al.,2018), tentang

Pengaruh Latihan Yoga terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus

Tipe . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa membantu yoga

dalam menurunkan kadar gula darah pada orang yang memiliki diabetes tipe 2.

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen, menggunakan desain pre dan

post test non-comparable. Kelompok eksperimen terdiri dari 40 pasien, sedangkan

kelompok kontrol terdiri dari 40 pasien. Selama tiga hari, semua pasien dalam

kelompok eksperimen diawasi oleh instruktur yoga dan dibimbing untuk

melakukan aktivitas rutin.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Mondal, santwana et al.,2018)

tentang Yoga as a Therapeutic Intervention for the Management of Type 2

Diabetes Mellitus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi

yoga 12 minggu terhadap gula darah dan profil lipid pada wanita lanjut usia

dengan diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). YIG menjalani latihan yoga (Asanas,

Kriyas, Pranayamas) selama 12 minggu (3 sesi/minggu). Penelitian ini

membenarkan bahwa yoga dapat menurunkan kadar gula darah dan profil lipid
41

temuan serupa ditemukan oleh Vaishalidkk, Singh dkk, dan Upadhyay dkk.

Demikian pula, (Mondal dkk., et al 2018) dan Saha juga melaporkan efek

menguntungkan dari latihan yoga pada FPG, PPBG, dan profil lipid pada peserta

dengan DMT2. Studi ini telah mengkonfirmasi peran yoga yang bermanfaat dalam

mengontrol DMT2. Kadar FPG, PPBS, dan kolesterol jahat turun secara

signifikan, sedangkan kolesterol baik meningkat secara signifikan. Berdasarkan

hasil kami, dapat dikatakan bahwa yoga adalah metode nonobat, non-invasif, dan

hemat biaya yang memiliki intervensi terapeutik dan efek perlindungan pada gula

darah.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (singh et al.,2019) tentang The Effect of

Integrated Yoga Therapy in the Treatment of a 55-Year-Old Patient with Type 2

Diabetes Mellitus with Mongoloid Race. Studi kasus ini diambil secara individual

dengan tujuan untuk mempelajari manajemen yang efektif dari DMT2 setelah

memberikan rezim intervensi yoga selama 4 bulan untuk empat pasien DMT2

mongoloid milik Manipur di Departemen Endokrinologi Jawaharlal Nehru

Institute of Medical Sciences (JNIMS), Imphal , Manipur. Modul yoga yang ideal

disiapkan untuk pasien Diabetes yang terdiri dari latihan pernapasan, asana,

pranayama, kriya, bhajan, dan meditasi. berlatih yoga 6 hari dalam seminggu di

bawah pengawasan seorang ahli yoga selama 4 bulan. Analisis hasil pra dan pasca

intervensi mengungkapkan bahwa pasien dapat mencapai peningkatan kesehatan

secara keseluruhan secara fisik, mental, sosial dan emosional sehingga

memungkinkannya untuk menghentikan pengobatan konvensional atau dikurangi


42

menjadi seperempat dosis agen antiglikemik untuk mempertahankan glikemia

yang baik.  

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Lousiana et al., 2017) tentang

Efektifitas Latihan Fisik Yoga Terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu Pada

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kramat- Jakarta. Desain penelitian ini adalah

eksperimen semu, dengan kelompok intervensi pre-test – post-test. Purposive

sampling adalah pendekatan yang digunakan. Jumlah sampel adalah 48. Uji beda

dan Regresi Ordinal digunakan untuk menganalisis data. Intervensi dilakukan

seminggu sekali selama 12 minggu pada kelompok ini. Tes statistik yang

digunakan meliputi dua bagian: pre-test dan post-test. Yoga memiliki pengaruh

terhadap perubahan kadar gula darah setiap saat (P = 0,003), menurut temuan uji

regresi. Hasil uji beda Wilxoson adalah p = 0,006, menunjukkan adanya perbedaan

darah.
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Penurunan Kadar Gula Darah

Berdasarkan hasil review literature pada 8 artikel sebagai sumber utama

didapatkan hasil bahwa kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen lebih

rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol baik sebelum maupun setelah

masa penelitian (Fathima & Babu, 2018), (Merdawati et al., 2018). Setelah latihan

yoga penelitian ini menunjukkan hasil ratarata kadar glukosa darah mengalami

penurunan yang signifikan (Rukmana et al., 2018), (Suratmiti et al., 2020),

(Lousiana et al., 2017). Pada kelompok yoga ditemukan kadar gula puasa dan post

prandial mengalami penurunan (Esha K et al., 2019), (Poojasri et al., 2019).

Rerata gula darah puasa turun dari 164.2881 menjadi 155.5392. Standar deviasi

juga menunjukkan penurunan dari 58,09358 menjadi 50,64893. Nilai p adalah

0,012 < 0,05, yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pengukuran

sebelum dan sesudah (Kudigra et al., 2018).

Berdasarkan fakta tersebut hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Suratmiti et al., 2020) menyatakan bahwa gerakan yoga dapat

membuka kapiler (pembuluh darah kecil di otot), gerakan yoga yang baik dan

teratur meningkatkan aliran darah ke otot, menurunkan tekanan pada otot dan

meningkatkan suplai di jaringan otot itu sendiri. Metabolisme karbohidrat pasien

Diabetes Mellitus melambat, sehingga menurunkan kadar gula darah.

42
43

Berdasarkan opini peneliti kadar gula darah dapat diturunkan dengan cara

senam yoga dimana senam yoga tersebut dapat meningkatan aliran darah pada

otot maka peredaran darah menjadi lancar sehingga memudahkn aliran darah

menuju pankreas lalu merangsang sel-sel organ sehingga kerja pankreas

meningkatkan untuk memproduksi insulin. Hasilnya, latihan yoga setiap hari

dapat membantu pasien diabetes tipe 2 menurunkan kadar gula darah.

5.2 Penurunan Kadar Gula Darah Dan Peningkatkan Profil Lipid

Berdasarkan literatur review terdapat satu sumber empiris utama yang

menyebutkan yoga dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan profil

lipid menurut (Mondal et al.,2018). Teori tersebut dapat dibuktikan dengan

diberikan intervensi yoga selama 12 minggu menunjukkan hasil TC, TG, LDL,

dan VLDL, terjadi penurunan tercatat sebesar 2,46%, 3,00%, 2,98%, dan 8,15%

dan peningkatan HDL sebesar 7,56%, sedangkan pada FPG (Glukosa Plasma)

terjadi penurunan dari 168,30mg/dl menjadi 158.50mg/dl dan PPBG (glukosa post

prandial) terjadi penurunan dari 236.80mg/dl menjadi 228.70mg/dl.

Berdasarkan fakta tersebut hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan

oleh (Mondal et al., 2018) mengatakan bahwa yoga dapat menurunkan kadar gula

darah puasa, kadar gula darah post prandial, dan kolesterol jahat turun secara

signifikan, sedangkan kolesterol baik meningkat secara signifikan sehingga

meningkatnya profil lipid pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Peningkatan

profil lipid setelah yoga dapat disebabkan oleh peningkatan lipase hati dan

lipoprotein lipase pada tingkat sel, yang mempengaruhi metabolisme lipoprotein

dan dengan demikian meningkatkan penyerapan TG oleh jaringan adiposa. Yoga


44

menyebabkan relaksasi otot, perkembangan, dan peningkatan suplai darah ke otot

dapat meningkatkan rangsangan reseptor insulin pada otot yang menyebabkan

peningkatan pengambilan glukosa oleh otot dan dengan demikian mengurangi

gula darah (Mondal et al., 2018).

Berdasarkan opini peneliti menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan

profil lipid dapat dilakukan dengan senam yoga sebab pada salah satu teknik yoga

terjadi peregangan pada tubuh, peregangan tersebut dapat menyebabkan relaksasi

otot, jaringan tubuh, mengembalikan sistem metabolisme tubuh dan menstimulasi

organ tubuh seperti pankreas sehingga memberikan manfaat pada tubuh yaitu

menurunkan kadar gula darah serta dapat meningkatkan profil lipid pada penderita

diabetes mellitus tipe 2.

5.3 Penuran Kadar Gula Darah, BMI, Hba1c Dan Peningkatan Profil Lipid

Berdasarkan literatur review terdapat satu sumber empiris utama yang

menyebutkan bahwa yoga dapat menurunkan kadar gula darah, BMI, HbA1c dan

peningkatan profil lipid pada penderita DMT2 menurut (N ibohal singh, 2019).

Teori tersebut dapat dibutikan dengan diberikan intervensi yoga selama 16

minggu hasil menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam semua

parameter yang diteliti. Berat badan garis dasar dan BMI berkurang dari 70 kg

menjadi 65 kg (pengurangan 7,14%) dan 29,16 kg/m 2 menjadi 26,64 kg/m2

(pengurangan 8,56%) masing-masing. Gula darah Puasa dan post prandial

berkurang dari garis dasar 138 mg% menjadi 98 mg% (pengurangan 36,95%) dan

320 mg% menjadi 146 mg% (pengurangan 54,68%). HbA1c menurun dari 7,8%

menjadi 6,3%. Pada parameter umum, denyut nadi 98/menit stabil menjadi
45

84/menit. Tekanan darah 120/80 mmHg dipertahankan selama periode penelitian.

Catatan pra intervensi parameter profil lipid TC-198, TG-190, HDL-37, LDL-135

dan VLDL-38 dinilai ulang setelah intervensi dan ditemukan sebagai TC-139,

TG-133, HDL-32, LDL -85 dan VLDL- 27 (N ibohal singh, 2019).

Berdasarkan fakta tersebut hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan

oleh (Sivapuram et al., 2021) mengatakan bahwa yoga dapat menurunkan BMI

pada penderita DMT2. Pada teknik yoga (asana dan surya namaskara)

memberikan manfaat yaitu dapat menghilangkan lemak pada perut dan lemak

pada jaringan subkutan sehingga teknik yoga ini dapat menurunkan BMI pada

penderita diabetes mellitus tipe 2. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Poojasri

& M Singh 2019) mengatakan bahwa yoga dapat menurunkan kadar gula darah

dan hba1c dengan gerakan yoga dapat secara langsung meremajakan sel-sel

pankreas sebagai akibatnya dapat terjadi peningkatan pemanfaatan dan

metabolisme glukosa di jaringan perifer, hati dan jaringan adiposa melalui proses

enzimatik sehingga yoga tidak hanya menurunkan kadar glukosa darah dan

HbA1c tetapi juga menurunkan Low Density Lipid (LDL) dan meningkatkan High

Density Lipid (HDL) sehingga ini dapat dikatakan adanya peningkatan profil lipid

pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Berdasarkan opini peneliti menurunkan kadar gula, BMI, HbA1c dan

meningkatan profil lipid dengan cara senam yoga, dimana gerakan-gerakan yoga

tersebut dapat memberikan respon positif bagi tubuh dengan mengurangi lemak

tubuh sehingga dapat menurunkan BMI dan gerakan yoga juga menyebabkan

peningkatan metabolisme glukosa sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.


46

Dengan menurunnya kadar gula darah maka secara otomatis HbA1c dan

kolesterol jahat juga turun dan kolesterol baik naik sehingga dapat meningkatkan

profil lipid pada penderita diabetes mellitus tipe 2.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan dari berbagai penelitian yang dibahas pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa yoga berdampak pada penderita diabetes

mellitus tipe 2: yoga dapat menurunkan kadar gula darah, BMI, HbA1c, dan

meningkatkan profil lipid pada orang dengan tipe 2 diabetes.

1.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan selama ini, maka saran

yang dapat penulis berikan untuk peneliti selanjutnya adalah: Dapat digunakan

sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk

membandingkan yoga dengan terapi nonfarmakologi lainnya seperti senam

diabetik, olahraga, senam aerobik, dan sebagainya dalam pengobatan diabetes

melitus tipe 2.

46
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanto, M. D. A. (2019). Hubungan Kecerdasan Spiritual Dan Lama


Menderita Dengan Self Management Pada Pasien Diabetes Melitus (Dm)
Tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam Rsu Haji Surabaya (Issue Dm)

Arovah, N. (2020). 13. HAKI Senam Yoga

Aulia. (2016). Yoga Rutin Untuk Menjaga Kesehatan. 02 November 2016.


http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/yoga-rutin-untuk-menjaga-kesehatan

Dinkes Jombang. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2019. Profil


Kesehatan Kabupaten Jombang 2019, 53(9), 1689–1699

Dr. dr. Eva Decroli, S.-K. F. (2019). DIABETES MELITUS TIPE 2

Esha, K., Prajakta, S., Ashok, S., & Parag, S. (2019). Original Article Effect of
Alternate Walking and Yoga on Blood Sugar Levels in Type 2 Diabete. 1, 2–
6
Fathima, A. A., & Babu, K. S. (2018). Impact of yogic practices on blood glucose
level of Type-2 diabetes. 3(1), 431–433

Fatimah N R. (2017). Diabetes Melitus Tipe 2. In Fakultas Kedokteran,


Universitas Lampung (Vol. 4, Issue 1302006088)

Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf. (n.d.)

Kemenkes RI. (2019). Buku pintar kader posbindu. Buku Pintar Kader Posbindu,
1–65
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2
019/03/Buku_Pintar_Kader_POSBINDU.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018. Laporan Nasional


Riskesdas 2018, 53(9), 154–165.
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013
tentang PTRM.pdf

Kesehatan, L. (2017). Posts Tagged ‘ Profil Lipid (Kadar lemak darah). 25-01-
2017. https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/profil-lipid-
kadar-lemak-darah/

Kudigra, S., & Ns, A. (2018). Effect of yoga therapy on fasting blood sugar and
to study the distribution of anthropometric measures in type-2 diabetes.
11(1), 44–47. https://doi.org/10.15406/ijcam.2018.11.00345

Manis, G. (2020). Etiologi Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2). Senin, 13 April


2020. https://gendhismanis.id/read/77/etiologi-diabetes-melitus-tipe-2-
dmt2.html
47
48

Maria Lousiana, Sr. Hermana, C. S. (2017). Diabetes, Pada Tipe, Mellitus


Jakarta, D I Kramat-. 12(2)

Merdawati, L., Prima, R., Fatmadona, R., & Afrianti, E. (2018). Pengaruh
Latihan Yoga terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
14(1)

Milita, F., Handayani, S., & Setiaji, B. (2021). Kejadian diabetes mellitus tipe II
pada lanjut usia di Indonesia (analisis riskesdas 2018 ). Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, 17(1), 9–20

Mirza, M., & Cahyady, E. (2020). Gambaran Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Tipe-II Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Meraxa Kota
Banda Aceh Tahun 2018 Universitas Abulyatama Kandidat: Jurnal Riset dan
Inovasi Pendidikan. ▪ Kandidat, 2(2), 35–41.
http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/kandidathttp://jurnal.abulyatama.ac.i
d/index.php/kandidat

Mondal, S., Kundu, B., & Saha, S. (2018). Yoga as a Therapeutic Intervention for
the Management of Type 2 Diabetes Mellitus.
https://doi.org/10.4103/ijoy.IJOY

N, I. S. (2019). EC ORTHOPAEDICS Case Report Effect of Integrated Yoga


Therapy in the Treatment of a 55-Year-old Patient with Type 2 Diabetes
Mellitus of Mongoloid Race. 12, 1–6

Pendidikan, G. (2020). materi yoga. 24 Oktober 2020.


https://seputarilmu.com/2020/10/materi-yoga.html

Poojasri, Sharan B, S. M. (2019). Comparative Study To Assess The Role Of Yoga


Practice On Blood Glucoselevels Of Diabetes Mellitus Type 2 Patients In
Tertiary Care Institution , Tirupati . 6(2), 789–795.
https://doi.org/10.16965/ijims.2019.109

Puspita, R., sholikah agusti, T., pakha nasirochim, D., & putra erdana, S. (2020).
Buku Saku Diabetes Melitus. UNS Press, November, 70

Rizki Amalia, D. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes


Melitus Tipe Ii. Occupational Medicine, 53(4), 130

Rukmana, S. H., Hadi, I., & Suprayitna, M. (2018). Pengaruh Senam Yoga
Terhadap Perubahan Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Mataram Tahun 2018. 6, 12–18

Saputri, R. D. (2020). Komplikasi Sistemik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.


Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 230–236.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.254
49

Sari, N. W. U. (2016). Pemeriksaan Glukosa Darah Secara Spektrofotometri Uv-


Visible pada Pasien di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara

Setiawan, S. (2021). Penjelasan Pengaturan Kadar Gula Darah Dalam Tubuh. 17


April 2021. https://www.gurupendidikan.co.id/kadar-gula-darah/

Siti Hardianti Rukmana, Irwan Hadi, M. S. (2018). Pengaruh Senam Yoga


Terhadap Perubahan Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Mataram Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 6(2), 21–11

Sivapuram, M. S., Srivastava, V., Kaur, N., Anand, A., Nagarathna, R., Patil, S.,
Biman, S., Chander, I., Jyoti, S., & Nagendra, H. R. (2021). Ayurveda Body–
Mind Constitutional Types and Role of Yoga Intervention Among Type 2
Diabetes Mellitus Population of Chandigarh and Panchkula Regions. Annals
of Neurosciences. https://doi.org/10.1177/09727531211000040

Suratmiti. (2020). Penambahan Senam Yoga Efektif Terhadap Penurunan Kadar


Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Memakai Oad Di
Poliklinik Interna An Effective Yoga Exercise In Reducing The Blood Sugar
On Patients With Type 2 Diabetes Melitus Who Use Oads At In. 8(3), 107–
114

WHO. (2020). Diabetes. 8 June 2020. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/diabetes
51

Anda mungkin juga menyukai