Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN KOMUNITAS

DI DUSUN PLOSOREJO DESA KEBONDALEM


KEC. BARENG KAB. JOMBANG

1. AINUN DYAH P. 16. SHOFIYULLAH ARROQI


2. AMANDA NOVITA I.N. 17. SISKA MAURA SARI
3. ANITA DYAH S. 18. TRI SUSANTI
4. BAGAS TRY W. 19. TRI WAHYU U
5. DITA PUTRI C. 20. USFATUN KHASANAH
6. FAWAIDATUL K. K 21. YULIANA EKA S
7. FITRI HIDAYATUL A. 22. YUNITA NUR AINI
8. HANIFA EKA O 23. ZEISVA A
9. IKA AYU TRISNA W. 24. YULIATIN
10. MOCH. NUR HUDA 25. DESIYANTI W
11. NOVIKA AYU P 26. ELCI K.O
12. NURJANAH FATIMAH D 27. YUSINTA O
13. NURUL DWI P 28. MELATI R
14. NURUL RIZKI 29. DWI BAGUS
15. NURUS SHOHEB 30. ABDULLAH N.A

DI SUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021/2022

1
Lembar Pengesahan

Laporan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem


Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang sebagai syarat untuk memenuhi tugas
praktek klinik keperawatan komunitas Profesi Ners STIKES ICME Jombang
sesuai dengan praktek yang telah dilakukan oleh kelompok telah di sahkan dan di
setujui pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinis

(______________________ (______________________)
)

Kepala Desa

(________________________)

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporanagar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Jombang, Oktober 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan.......................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftari Isi..........................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................2
1.4 Sistematika Laporan...............................................................................2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas...............................4
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas..............................4
2.3 Teori Keperawatan Kesehatan Komunitas.............................................8
2.4 Puskesmas..............................................................................................9
2.5 Konsep keperawatan komunitas.............................................................13
2.6 Asuhan keperawatan komunitas.............................................................15
BAB 3 Pengkajian Komunitas
3.1 Persiapan................................................................................................16
3.2 Tahap Pengkajian...................................................................................17
3.3 Tahap Analisa Data................................................................................50
3.4 Tahap Penapisan Masalah......................................................................55
BAB 4 Diagnosa Keperawatan........................................................................58
BAB 5 Rencana Keperawatan.........................................................................59
Plan Of Action......................................................................................67
BAB 6 Penutup
6.1 Kesimpulan.............................................................................................69
6.2 Saran.......................................................................................................69
Daftar Pustaka..................................................................................................70
Lampiran

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta
terikat oleh rasa identitas suatu komunitas. (Koentjaraningrat, 1990; Wahit
Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Sedangkan ANA (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesisdari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Dari dua definisi diatas menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat
ataupun komunitas perlu adanya peningkatan kesadaran dari komunitas
tentang kesehatan sehingga adanya keperawatan komunitas membantu proses
tersebut dan dapat mencegah pengendalian wabah penyakit terutama penyakit
menular.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan
yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang
diberikan tersebut merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan
demikian, di dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna
sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang perawat
komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat di
wilayah binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di
wilayah tersebut.
Sehingga hal ini dapat memberikan perawat sisi lain dari proses
keperawatan yang ada pada rumah sakit. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai proses asuhan keperawatan komunitas.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
proses pemberian asuhan keperawatan secara teori dan
menngaplikasikan kedalam praktik di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan studi kasus ini, yakni:
a) Mengetahui konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas
b) Mengetahui proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas secara
teori
c) Mengetahui teori keperawatan yang sesuai digunakan dalam
keperawatan komunitas.
d) Mengetahui dan memahami penerapan asuhan keperawatan
komunitas

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari studi kasus ini adalah :
a) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang konsep keperawatan
komunitas.
b) Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan asuhan keperawatan
komunitas.
c) Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat diberikan
untuk komunitas.
d) Masyarakat dapat menambah wawasan mereka tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan individu di masyarakat.

1.4 Sistematika Laporan


Terdiri dari 8 BAB yaitu:
1. BAB 1 : Pendahuluan
Berisi tentang latar Belakang, Tujuan praktik, Manfaat praktik dan
sistematika Laporan.

2
2. BAB 2 : Tinjauan Teori
Berisi tentang teori tentang komunitas, keperawatan komunitas dan
Puskesmas.
3. BAB 3 : Pengkajian dan Analisa Data
Berisi kumpulan data umum, data khusus dan perumusan masalah.
Data umum meliputi: data geografi, data demografi, dan data sosial
budaya. Sedangkan data khusus meliputi: PUS, Kesehatan ibu, Kesehatan
anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan lansia, Lingkungan, Analisa data dan
Penapisan masalah.
4. BAB 4 : Diagnosa Keperawatan Komunitas
Berisi prioritas masalah dan diagnosa keperawatan yang muncul.
5. BAB 5 : Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas / Plan Of Action
( POA )
Berisi tentang rencana kegiatan desa.
6. BAB 6 Penutup
Berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran.
Lampiran-lampiran

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
WHO (1974) mendefinisikan komunitas merupakan kelompok
sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilasi keyakinan
dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dana interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan Koentjaraningrat (1990) menjelaskan komunitas
sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat
oleh rasa identitas suatu komunitas. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul
Chayatin, 2013)
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan oleh Ruth B.
Freeman (1981) sebagai kesatuan yang unik dari praktik keperawatan
dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
American Nursing Association (1973) mendefinisikan
keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. (Wahit Iqbal
Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)

2.1.2 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
a) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.

4
b) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau
isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
c) Merumuskan serta memecahkkan masalah
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care)

2.1.3 Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit,
khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam masyarakat.
a) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat komunitas
disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental yang dialami,
keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan menuju
kemandirian.
b) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu dengan yang
lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan fokus pelayanan
kesehatan yang strategis adalah keluarga.

5
c) Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem), serta kegiatan
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Berikut
ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dna institusi yang
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang
mereka hadapi:
(a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth development)
seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak
balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
(b) Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular, dan
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.

2.1.4 Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas


Berikut ini adalah strategi keperawatan kesehatan komunitas:
a) Proses kelompok (Group process)
b) Pendidikan kesehatan (Health promotion)
c) Kerja sama (Partnership)

2.1.5 Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas


Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu
kepada paradigma keperawatan secara umum, yaitu manusia yang
merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan
ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri atas empat
komponen dasar yaitu manusia, kesehatan (konsep sehat-sakit),
lingkungan, dan keperawatan.

6
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Definisi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010)
Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses
pemecahan masalah yang dikenal dengan proses keperawatan (nursing
proses), yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi
masalah kesehatan. Langkah-langkah dalam proses keperawatan
kesehatan komunitas adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran
dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes RI, 2006; dikutip dari
Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas


1) Tujuan proses keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan  peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas. 
b. Perhatian langsung  terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan

7
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri  (self care). 
2) Fungsi keperawatan komunitas
Adapun proses keperawatan komunias berfungsi sebagai:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal  sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.3 Teori Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.3.1 Model Health Care System Betty Neuman
Model yang dikemukakan oelh betty neuman ini adalah sebuah
model yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis

8
pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, serta resisten dengan
sasaran pelayanannaya adalah komunitas. Garis pertahan komunitas
tersebut meliputi garis pertahan fleksibel (buffer zone), yaitu tingkat
kesehatan yang dinamis, merupakan hasil respons sementara terhadap
stresor (respons komunitas terhadap lingkungan seperti banjir, stresor
sosial, ketersediaan dana dalam pelayanan kesehatan, pekerjaan, iklim,
dan lain-lain. Garis pertahan normal. Berupa pola koping, kemampuan
dalam pemecehan masalah dalam jangka yang di perlihatkan sebagai
kesehatan komunitas. Garis pertahanan ini berupa koping dan
kemampuan pemecahan masalah yang meliputi ketersedian pelayanan
adanya perlindungan terhadap status nutrisi secara general, tingkat
pendapatan (cost level), sikap perilaku masyarakat terhadap kesehatan,
serta kondisi rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Garis
pertahanan resisten adalah mekanisme internal untuk menghadapi stresor
(penyebab ketidakseimbangan sistem) yang meliputi tingkat pendidikan
masyarakat, adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, transportasi,
tempat rekreasi, dan cakupan imunisasi. Intervensi diarahkan terhadap
ketiga garis pertahanan dengan tiga level prevensi, yaitu dengan
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dinamis.

2.4 Puskesmas
2.4.1 Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan orang kesehatan fungsional
yang berlangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam usaha – usaha
kesehatan pokok (Azwar Azrul 1980)
Puskesmas adalah suatu kesatuan orang kesehatan yang
berlangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terintergrasi
pada masyarakat dalam bentuk yang menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerja (Depkes RI 1987)

9
Puskesmas adalah suatu orang kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang mana
membina paran serta masyarakat di samping memeberikan pelayanan
secara meneyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentik kegiatan pokok.

2.4.2 Fungsi Puskesmas


a) Pusat pangembangan msyarakat.
b) Membina peran serta masrakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan hidup sehat.
c) Memeberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.
2.4.3 Kegiatan Pokok Puskesmas
a) Upaya kesehatan ibu dan anak, pemeliharaan kesehatan, bumil,
melehirkan dan menyusui, bayi, anak balita, pra sekolah nasehat
tentang gizi dan tumbuh kembang anak, imunisasi, pelayanan KB, dll
b) Upaya KB (Keluaraga Berencana) Khusus KB kepda Ibu / calon ibu,
cara menggunakan pil, kondom dan cairan lain.
c) Upaya meningkatkan gizi, melaksanakan program perbaikan gizi dan
keluaraga, memberikan makanan tambahan (protein dan kalaori)
kepda anak dibawah 5 tahun dan ibu menyususi diberikan vittamin A
d) Upaya kesehatan lingkungan, penyuluhan air bersih, pembuanagan
kotoran, lingkungan perumahan, air buangan limbah, makan dan
minum, pengawasan sanitasi tempat umum.
e) Upaya pencegaha dan pemberantasan penyakit menular,
mengumpulkan data dan menganalisa data penyakit, melaporkan
kasus, penyelidikan lapangan, tindakan awal untuk mencegah
penularan, imunisasi, berantas vektor, dan pendidikan kesehatan.
f) Upaya pengobatan termasuk penyakit darurat karena kecelakaan,
melaksanakan diagnosa sedini mungkin, melaksanakan tindakan
pengobatan, melakukan upaya (diagnostik, pengobatan, rehabilitasi).
g) Upaya penyembuhan kesehatan tiap program PKM, dilakukan setiap
kesempatan.

10
h) Upaya kesehatan sekolah, membina sarana keteladanan, kebersihan
perorangan, dokter kecil, penyaringan (Kelas I) pemeriksaan
kesehatan periodik sekali setahun (Kelas II-IV dan Guru), imunisasi,
pengawasan air, pengobatan ringan (P3K), rujukan medik, dan
penanganan kasus.
i) Upaya kesehatan olahraga pemeriksaan kesehatan berkala, penentuan
takaran latihan dan pengobatan.
j) Upaya pelayanan kesehatan masyarakat, asuhan keperawatan individu
di PKM /  rumah, asuhan keperawatan keluarga (keluaraga binaan)
pelayanan perawatan pada kelompok khusu ( bumil, baliata, usila dst)
penyakit perawatan pada tingkat masyarakat.
k) Upaya kesehatan kerja, pemeriksaan awal dan berkala bagi pekerja,
penijauan tempat kerja, peningkatan kesehatan tenaga kerja (gizi
lingkungan kerja), pencegahan kesehatan akibat kerja pemuliahan
kesehatan, rujukan medik.
l) Upaya kesehtan gigi dan mulut, pembinaan peran serta masyarakat
dalam pemeliharaan dini, pelayanan asuhan keperawatan kelompok
rawan (anak, bumil, menyususi dan anak para sekolah), pelayanan
medik gigi dasar (pengobatan, bujukan, penyuluhan, pemeliharaan
kebersihan), pencatatan, pelaporan, penanganan pasien jiwa.
m)Upaya kesehatan jiwa, peran serta masyarakat, penyuluhan,
pencatatan dan pelaporan.
n) Upaya kesehatan mata, pemeriksaan visus dan rmata luar tes buta
warana, pengobatan dan pemeliharaan kaca mata, operasi katarak, dll,
pencatatan dan pelaporan.
o) Upaya laboratorium sederhana di riang laboratorium (penerimaan
sampai penyampaian hasil) spesimen yang akan di rujuk.
p) Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan; dilakukan oleh semua PKM, ketenegaan sarana kegiatan
pokok yang dilakukan secara periodik, (bulan, triwulan, 6 bulan, dan
1 tahun).
q) Upaya kesehatan usia lanjut: pembinaan jompo.

11
r) Upaya pembinaan pengobatan tradisonal: pengobatan terhadap cara
pengobatan.
s) Remaja
t) Dana sehat
2.4.4 Wilayah Kerja Puskesmas
a) Kota besar bisa satu kelurahan satu puskesmas kecamatan sebagai
rujukan.
b) Untuk daerah pedesaan satu kecamatan satu puskesmas dan masing –
masing desa satu PKM pembantu.
c) Sasaran satu PKM 30.000 / PKM
d) Luas wilayah untuk daerah pedesaan 5 Km dan 3 Km lebih optimal.
2.4.5 Kedudukan Puskesmas
a) Kedudukan dalam bidang adminstrasi PKM dalah peranggkat
pemerintah tingkat II terhadap dinbas tingkat II.
b) Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan sesuai sistem
kesehatan nasioan, PKM berkedudukan pada tingkat fasilitas
kesehatan I
2.4.6 Satuan Penunjang
a) Puskesmas pembantu unit kesehatan yang sederhana berfungsi
menunjang dan membantu jegiatan PKM dan lingkungan wilayah
lebih besar.
b) Puskesmas keliling unit pelayanan keliling dilengkapi kendaraan roda
4 atau 2, perahu motor, dan peralatan kesehatan dan komunikasi serta
tenaga dari PKM
c) Badan yang berfungsi di desa , 3000 / satu bidan. Tugasnya membina
PKM pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosisl yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi merka sepenuhnya,
tentu dengan biyaya dapat di jangkau oleh masyarakat untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan meraka dalam semangat

12
untuk hidup mandiri dan menentukan nasip sendiri (Narsul Efendi,
Puskesmas 1997).
Fungsi dari PKU adalah memelihara kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosa dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan
pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawap perawat dalam PKU
adalah:
a) Mendorong partisipasi aktif dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
b) Kerja sama dengan msyarakat, keleurag dan individu.
c) Menjaga konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
d) Memeberikan bimbingan dan dukungan petugas pelayanan kesehatan 
kepada masyarakat.
e) Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehaan masyarakat.
Saran PUK adalah individu, keluarga / kelompok dan
masyarakat dengan fokus apaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Jadi keluaraga atau kelompok dan masyarakat ditingkatakan untuk
meningkatakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PUK adalah motivasi masyarakat agar dapat merawat
dan mengatur diri sendri dalam memeliharaan kesehatan.
Ada 8 unsusr utama PUK  yaitu peningkatan pengetahuan untuk
mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi
masyarakat, kesehtan ibu dan anak termasuk KB, penyediyaan air yang
mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan
preventif, dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang
tetap terhadap penyakit yang terjadi terhadap penggunaan obat tradisonal
dalam masyarakat.

2.5 Konsep keperawatan komunitas


Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model teori
keperawatan dan teori terkait dengan kesehatan masyarakat, banayak pakar
atau ahli mengidentifikasikan tentang keperawatan kominitas diantaranya

13
menurut Dr. Azrul Aazwar, MPH (1982), Perawatan kesehatan masyarakat
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
puskesmas, untuk menyembuhkan dan meningkatakan kesehatan penderita,
keluarga dan msyarakat sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan
kesehatan penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan
kapasitas masisng – masing sehingga dapat mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang dihadapi.
Sedangkan Chang (1982), Perawatan kesehatan komunitas adalah
menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim daam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat, mampuberkomunikasi dan motivasi masyarakat untuk
mencegah masaalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Keperawatan kesehatan komunitas sebagai salahsatu bentuk
pelayanan kesehatan utama ditujukan pada masyarakat pada prateknya
memerlukan kesehatan utama ditunjukan pada masyarakat pada parateknya
memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpanagan
dalam kebutuhan dasar komunitas. Konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli salah satunya adalah konsep model dari Betty
(1972), yang menekankan pada pendekatan sisitem untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Sasaran dari keperawatan komunitas adalah semua orang yang
membentuk masyarakat (Anderson 1988), Lebih rincinya terdiri dari tiga
tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
a) Tingkat Individu.
Individu adalah bagian dari anggota keluarag. Apabila individu tersebut
mempunyai mempanyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidak
mampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena suatu hal dan sebab,
maka akan mempengaruhi anggota keluarganya lainya secara fisik, mental
dan sosial. Dalam praktek komunitas perawat memberikan asuhan
perawatn kepada individu yang mempunyai masalah tertentu (Miasalnya:
TBC, Ibu hamil, dll) dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan individu.

14
b) Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluaraga dan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut.
 Mengenai masalah kesehatan.
 Mengambil keputusan untuk mengatsi masalah tersebut.
 Menciptakan lingkunagan yang sehat.
 Memenfaatkan sumberdaya dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga
c) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorentasi pada individu, keluarga diliahat
sebagai satu kesatuan. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.

2.6 Asuhan keperawatan komunitas


Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditunjukan
pada masyrakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga
dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin, dan pendidikan rendah) dalam
uapaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan
rehabilitas. Pelayanan yang diberikan dapat di jangkau oleh masyarakat dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan.
Keperawatan komunitas di tunjukan pada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyeluruh dan
umum. Pendekatan yang di gunakan dalam keperawatan komunitas adalah
keterlibatan kader kesehatan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang
digunakan untuk pemesahan masalah adalah melalui pendekatan kesehatan,
tegnologi tepat guna serta serta memanfaatkan kebijakan pemerintah.

15
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS

Kegiatan praktek keperawatan komunitas, dilaksanakan oleh


mahasiswa yang diawali dengan perkenalan dengan pihak Puskesmas, tokoh –
tokoh masyarakat (Lurah, Kepala Lingkungan) dan kader – kader lingkungan .
Selain kegiatan komunitas kami juga memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan kelompok terdiri atas 2 tahap yaitu :
Tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi :
persiapan masyarakat, dan persiapan teknis. Sedangkan tahap pelaksanaan terdiri
atas pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan rencan tindakan
lanjutan serta pendokumentasian.

3.1 PERSIAPAN
1) Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap persiapan ke masyarakat mulanya kelompok
mengadakan pertemuan dengan pihak kelurahan kemudian kepala
lingkungan di Balai Desa Kebondalem. Pertemuan dengan pihak
kelurahan pada tangggal 18 Oktober 2021 membahas tentang lingkungan
yang akan dibina dan diputuskan lingkungan Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem. Kemudian sore harinya baru diadakan pertemuan dengan
Kepala Dusun Plosorejo. Saat melakukan pertemuan kelompok melakukan
pendekatan dengan cara membina hubungan saling percaya dan
menjelaskan tujuan kelompok tentang praktek komunitas dan keluarga
dilingkungan Dusun Plosorejo dan diterima dengan baik oleh Kepala
Dusun, kemudian kelompok menyusun jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan pada hari selasa, akhirnya diputuskan bahwa tindakan
berikutnya pada hari Selasa, 19 Oktober 2021 jam 15.00 WIB dengan
mengadakan pengumpulan data dimasyarakat.

16
2) Persiapan Teknis
Dalam menetukan masalah kesehatan yang ada dilingkungan
Dusun Plosorejo, maka dilakukan pengumpulan data. Untuk pengumpulan
data mahasiswa membuat angket ( terlampir ). Setelah angket dan format
pendataan digandakan, kelompok melakukan pendataan memasuki rumah
– rumah penduduk pada hari Rabu, 20 Oktober 2021 pukul 16:00 WIB

3.2 Tahap pengkajian


1. Data Umum
a. Geografi
Dusun Plosorejo, Desa Kebondalem, Kec.Bareng , Kab Jombang,
terletak di bagian barat berbatasan dengan Dusun bulusari sebelah
selatan , dusun Murangagung sebelah utara, dan dusun kedungsuruh
bagian timur. Ds. Kebondalem . Jarak lokasi dengan kota Kabupaten
sekitar 20 Km. Kondisi geografis sebagaian berupa daerah daratan
rendah. Dsn Plosorejo merupakan daerah penghasil pertainan,
wirausaha, perkebunan dan Perdagangan. Hasil pertanian berupa jagung
dan padi. Hasil perkebunan dan kehutanan berupa, mangga, rambutan,
pisang, nangka, bambu dan kayu jati. Hasil Wirausaha berupa kios
tanaman bunga, ikan hias, kripik dan krupuk open . Mata pencarian
penduduk mayoritas adalah petani, sebagaian pedagang dan wiraswasta.
Luas Dusun Plosorejo adalah 77 Ha.
b. Denah Wilayah
Terlampir
c. Demografi
Wilayah Dusun : Plosorejo Desa Kebondalem dengan :
1) Jumlah penduduk : 857 jiwa
2) Jumlah KK : 239 KK
3) Komposisi Penduduk
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket dan observasi
terlihat pada diagram berikut :

17
a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki
Perempuan

Gambar 3.1: Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.1 didapatkan bahwa sebagian besar


warga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah orang (53,8%)
b) Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun

Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun


2%
10%
10%

<5 tahun
5-13 tahun
14% 12% 13-<18 tahun
18-<45 tahun
45-<60 tahun
60-<90 tahun
>90 tahun

24%
28%

Gambar 3.2: Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur di Dusun


Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021

18
Berdasarkan gambar 3.2 didapatkan bahwa hampir separuh warga
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem berusia 18-45 sebanyak
30,33% dengan jumlah 260 orang
c) Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK

Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dengan KK

Kepala Keluarga
Anggota Keluarga

Gambar 3.3: Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dengan


KK di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Bedasarkan gambar 3.3 didapatkan bahwa sebagian besarwarga di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem di dominasi oleh anggota
keluarga sebanyak 72,2% dengan jumlah 618 orang
d) Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan


6%

Kawin
Tidak Kawin
46% Janda/Duda

48%

Gambar 3.4 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Status


Perkawinan di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

19
Bedasarkan gambar 3.4 didapatkan bahwa sebagian besar warga
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mempunyai status belum
kawin sebanyak 45,85% dengan jumlah 393 orang
e) Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama

proporsi penduduk berdasarkan agama

Islam
Kristen

Gambar 3.5 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama Dusun


Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Bedasarkan gambar 3.5 didapatkan bahwa hampir seluruhnya


warga di Dusun Plosorejo Desa Keondalem menganut agama
Islam 853 orang (99,54%)
f) Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Jawa
Lain-lain

Gambar 3.6 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

20
Bedasarkan gambar 3.6 di dapatkan seluruh masyarakat di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem seluruhnya bersuku jawa dengan
jumlah 857 orang.
g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

proporsi penduduk berdasarkan pendidikan

TS
TK
SD
SMP
SMA
PT
Non-Formal

Gambar 3.7 : Proporsi penduduk berdasarkan pendidikan di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Bedasarkan gambar 3.7 di dapatkan hampir separuh penduduk di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem berpendidikan sma sebesar
33,33% sebanyak 20 orang
h) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

16%
24% IRT
0% PNS
3% Peg. Swasta
Wiraswasta
Petani
4% Buruh Tani
13% Sopir
Tidak Bekerja

20%
19%

Gambar 3.8 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun


Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021

21
Berdasarkan gambar 3.8 didapatkan hasil Sebagian kecil
penduduk di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Ibu rumah
tangga dengan presentasi sebanyak 23,87% sebanyak 165 orang

i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK)

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK)


8%
20%

< 1 juta
1 - < 3 juta
> 3 juta

72%

Gambar 3.9 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan per KK


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.9 didapatkan sebagian besar warga di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem hasil pendapatan sebesar
71,59% sebanyak 1 sampai 3 jt berjumlah 184 orang
j) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per KK)

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per KK)


9%

29%

<1 juta
1 - < 3 juta
> 3 juta

62%

22
Gambar 3.10 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran per
KK di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.10 didapatkan sebagian besar warga di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem pengeluaran penduduk 61,86%
sebanyak 159 orang pengeluarannya sebanyak 1 sampai 3 jt
k) Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir (Tiap
Anggota Keluarga)

Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir


(Tiap Anggota Keluarga)
Hipertensi
18% 20% Stroke
Gatal2
DM
ISPA
2% TBC
14% Ginjal
ODGJ
DHF
4% 23% Diare

1% 7%
8% 3%

Gambar 3.11 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Proporsi Penduduk


Berdasarkan Penyakit di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.11 didapatkan Sebagian kecil masyarakat di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem sehat dengan presentasi
22,76% dengan jumlah 28 orang.

23
2. Data Khusus
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara
dan observasi terlihat pada diagram berikut :
1) Pasangan Usia Subur
a) Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis
Kontrasepsi Yang dipakai

Proporsi PUS Yang Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis


Kontrasepsi Yang Dipakai

IUD

Pil

Suntik

Tidak KB

Gambar 3.12 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Proporsi PUS


Menjadi Aseptor KB Berasarkan Jenis
Kontrasepsi Yang Dipakai di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.12 didapatkan data sebagian besar warga


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem menggunakan KB jenis pil
dengan persentasi 54,54% berjumlah 42 orang
2) Bufas/ Buteki
a) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan Kondisi ASI

proporsi buteki berdasarkan kelancaran ASI

Lancar
Tidak

24
Gambar 3.15 : Proporsi Buteki Bedasarkan Kelancaran
ASI di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.15 didapatkan data seluruh masyarakat


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem ibu menyusui
mengatakan saat menyusui ASI keluar dengan lancar 100%
sebanyak 13 orang.
b) Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan ada tidaknya keluhan

Proporsi Buteki Berdasarkan Keluhan

Ada
Tidak

Gambar 3.16 : Proporsi Berdasarkan Proporsi Buteki


Berdasarkan Keluhan di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021
Berdasarkan gambar 3.16 di dapatkan data seluruh
masyarakat di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak
mengalami keluhan ibu menyusui sebesar 100% yaitu
sebanyak 13 orang
3) Balita
a) Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS

Proporsi Balita Berdasarkan Berat Badan Di KMS

High
Medium
Low

25
Gambar 3.17 : Proporsi Balita Berdasarkan Berat Badan di
KMS di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.17 di dapatkan data sebagian besar warga


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mengalami berat badan di
KMS medium dengan presentasi 75.00% dengan jumlah 3 orang
b) Proporsi Balita berdasarkan minum ASI Eksklusif
proporsi balita berdasarkan ASI Eksklusif

Ya
Tidak

Gambar 3.18 : Proporsi Balita Berdasarkan Asi Eksklusif di KMS


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.18 didapatkan data sebagian besar


masyarakat di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem ibu menyusui
menggunakan ASI eksklusif dengan presentase 60.00% dengan
jumlah 3 orang
c) Proporsi Balita berdasarkan Imunisasi Dasar
proporsi balita berdasarkan Imunisasi dasar

Lengkap
Belum Lengkap
Tidak Lengkap

Gambar 3.19 : Proporsi Balita Berdasarkan Imunisasi Dasar di


KMS di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.19 didapatkan data sebagian besar


masyarakat di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem dengan

26
imunisasi dasar belum lengkap sebesar 60.00% dengan jumalah 3
orang
d) Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu

proporsi balita berdasarkan rutinitas posyandu

Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah

Gambar 3.20 : Proporsi Berdasarkan Rutinitas Posyandu di Dusun


Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021

Berdasarkan gambar 3.20 didapatkan data seluruh (100%) balita


masyarakat di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mengikuti
posyandu secara rutin.

e) Proporsi Balita berdasarkan pemberian Vit. A

proporsi balita berdasarkan rutinitas posyandu

Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah

Gambar 3.21 : Proporsi BerdasarkanRutinitas Vitamin A di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

27
Berdasarkan gambar 3.21 di dapatkan data seluruh (100%) balita
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mendapatkan memberian
vitamin A secara rutin dengan jumlah 5 balita.
f) Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI

proporsi balita berdasarkan penggunakan MPASI

< 6 Bulan
> 6 Bulan

Gambar 3.22 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Penggunaan


MPASI di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.22. didapatkan data bahwa seluruh balita


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem yang berumur lebih dari 6
bulan diberikan MPASI sebanyak 100% dengan jumlah 5
4) Hasil Wawancara
a) Ibu balita di Dsn. Plosorejo mengatakan ingin meningkatkan
nutrisi untuk anaknya agar anaknya tidak mengalami kurang gizi
dan mudah sakit nantinya.
b) Ibu balita di Dsn. Plosorejo mengatakan rutin mengikuti posyandu
setiap bulan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
anaknya
c) Ibu balita di Dsn. Plosorejo mengatakan mau melakukan imunisasi
dasar dengan lengkap

b. Kesehatan Anak dan Remaja


1) Anak Sekolah
a) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan gizi

28
proporsi anak sekolah berdasarkan gizi

High
Medium
Low

Gambar 3.23 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Gizi di Dusun


Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021

Berdasarkan gambar 3.23. di dapatkan data bahwa Didapatkan


data bahwa seluruhnya gizi anak sekolah di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem baik sejumlah 100% dengan jumlah 117 anak
sekolah

b) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status imunisasi

proporsi anak sekolah berdasarkan imunisasi

Lengkap
Tidak Lengkap

Gambar 3.24 : Proporsi penduduk berdasarkan Imunisasi di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

29
Berdasarkan gambar 3.24. di dapatkan data bahwa seluruh anak
sekolah di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mendapatkan
imunisasi sudah lengkap (100%) sejumlah 117 anak
c) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi

Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi

Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah

Gambar 3.25 : Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Kebiasaan


Gosok Gigi di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.25 didapatkan data bahwa Sebagian besar


anak sekolah di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem lakukan
kebiasaan gosok gigi secara rutin sebesar 59,82% yaitu 70 anak
d) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Pernah tidaknya mengalami
sakit Gigi

proporsi anak sekolah berdasarkan keluhan sakit gigi

Ada
Tidak

Gambar 3.26 : Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Keluhan Sakit


Gigi di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

30
Berdasarkan gambar 3.26 didapatkan data bahwa hampir seluruh
anak di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak mengalami
keluhan sakit gigi sebanyak dengan jumlah 96,58% sebanyak 113
anak.
e) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Tidak Naik Kelas

proporsi anak sekolah berdasarkan stituasi tidak naik kelas

Gambar 3.27 : Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Situasi Tidak


Naik Kelas di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.27 di dapatkan data bahwa seluruh anak di


dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak pernah tidak naik kelas
dengan jumlah 100% sebanyak 117 orang
2) Remaja
a) Proporsi Remaja berdasarkan Kenakalan

proporsi remaja berdasarkan kenakalan remaja

31
Gambar 3.28 : Proporsi BerdasarkanKenakalan Remaja di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021
Berdasarkan gambar 3.28 didapatkan data bahwa Sebagian besar
kenakalan remaja berupa tidak ada masalah sebesar 63,84%
sebanyak 113 orang dan hampir setengahnya remaja di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem melakukan kenakalan remaja
merokok sebesar 36,15% sebanyak 64 orang.
b) Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi

Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan dalam Organisasi

Aktif
Tidak

Gambar 3.29 : Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan dalam


Organisasi di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.29 di dapatkan data bahwa hampir


Sebagian besar remaja di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan ikut aktif dalam oraganisasi sebanyak (56,49%) dengan
jumlah 100 orang
3) Hasil Wawancara
a) Remaja Dsn. Plosorejo mengatakan merokok saat berkumpul
dengan temannya bahkan di dalam rumah.
b) Remaja dsn. Plosorejo mengatakan tidak ada masalah yang
sedang di hadapi
c. Kesehatan Lansia
1) Proporsi lansia berdasarkan kerutinan posyandu lansia

32
Proporsi Lansia Berdasarkan Kerutinan Posyandu Lansia

Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah

Gambar 3.30 : Proporsi Lansia Berdasarkan Kerutinan Posyandu


Lansia di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.30 di dapatkan data bahwa seluruhnya


lansia di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak pernah
mengikuti posyandu lansia 100% sebanyak 164 orang.
2) Proporsi lansia berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Proporsi Lansia Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah

Gambar 3.31 : Proporsi Lansia Berdasarkan Pemanfaatan


Pelayanan Kesehatan di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.31 didapatkan data bahwa hampir


setengahnya warga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak
rutin memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak 45,73%
dengan jumlah 75 orang

33
3) Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social

Proporsi Lansia Berdasarkan Keaktifan Kegiatan Sosial

Rutin

Tidak Rutin

Tidak Pernah

Gambar 3.32 : Proporsi LansiaBerdasarkan Keaktifan Kegiatan


Sosial di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.32 didapatkan data bahwa Sebagian besar


lansia di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem rutin mengikuti
kegiatan sosial sebanyak 59,14% dengan jumlah 97 orang .
4) Hasil Wawancara
a) Lansia di Dsn. Plosorejo mengatakan tidak mengikuti posyandu
lansia karena tidak ada posyandu lansia di dusun plosorejo
b) Lansia di Dsn. Plosorejo mengatakan kalau sakit parah datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan tapi kalau tidak sakit tidak
melakukan pemeriksaan rutin
c) Lansia di Dsn Plosorejo mengatakan rutin mengikuti kegiatan
pengajian atau yasinan
d) Lansia di Dsn. Plosorejo mengatakan lebih suka jika di datangi
oleh petugas kesehatan dan mendapatkan pemeriksaan gratis
d. Kesehatan Lingkungan
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara
dan observasi terlihat pada diagram berikut :
1) Lingkungan Fisik (Diisi per KK)
a) Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

34
Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

Sendiri
Sewa

Gambar 3.33 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.33 didapatkan data bahwa seluruhnya


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiiki rumah
sendiri sebesar 100% dengan jumlah 239 rumah
b) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah

Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen

Gambar 3.34 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021
Berdasarkan gambar 3.34 didapatkan data bahwa hampir seluruh
keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem sebanyak 94,14%
dengan 225 rumah permanen

35
c) Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai

Proporsi Keluarga Berdasarkan Keadaan Lantai

30%

Keadaan aman
Tidak keadaan aman

70%

Gambar 3.35 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Keadaan Lantai di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.35 didapatkan data bahwa sebagian besar


keadaan lantai aman di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
dengan prosentase 75,73% sebanyak 181 rumah
d) Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Ventilasi

< 20%
> 20%

Gambar 3.36: Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Ventilasi di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

36
Berdasarkan gambar 3.36 didapatkan data bahwa hampir
seluruhnya warga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki
ventilasi lebih dari 20% sebanyak 89,95 % dengan jumlah 215
rumah.
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org

Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah

< 8 m2 / orang
> 8 m2 / orang

Gambar 3.37: Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.37 di dapatkan data bahwa hampir seluruh


rumah di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki luas lebih
dari 8m/orang sebesar 96,23% sebanyak 230 rumah.
f) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

Sumur
Sungai

Gambar 3.38: Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

37
Berdasarkan gambar 3.38 didapatkan data bahwa hampir
seluruhnya keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
menggunakan sumur untuk sumber air bersih sebnayak 96,23%
adalah 230 rumah
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

Air Mineral
44% Air Masak

56%

Gambar 3.39 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air


Minum di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.39 di dapatkan data bahwa Sebagian besar


warga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem menggunakan air
masak untuk sumber air minum sebanyak 56,06 % sejumlah 134
keluarga .
h) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban


8%
5%

Leher angsa
Cemplung
Tidak punya

87%

38
Gambar 3.40 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban di
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.40 di dapatkan data bahwa hampir


seluruhnya keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
menggunakan jenis jamban leher angsa sebanyak 87,02%
sejumlah 208 Keluarga
i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB


5%

WC
Sungai

95%

Gambar 3.41 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.41 di dapatkan data bahwa hampir seluruh


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem menggunakan wc
untuk tempat BAB sebanyak 94,97% sejumlah 227 keluarga
j) Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik


4%
6%

Dibakar
Ditimbun
TPA

90%

39
Gambar 3.42 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Keberadaan Jentik
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.42 di dapatkan data bahwa sebagian besar


rumah keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak
terdapat jentik dengan jumlah 62,76 % sejumlah 150 keluarga .
k) Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengelolaan Sampah

Dibakar
TPA

Gambar 3.43 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengelolaan


Sampah di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.43 di dapatkan data bahwa hampir seluruh


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem pengelolaan
sampah nya dibakar sebanyak 89,95 % dengan jumlah 215
keluarga.
l) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah

12%
3%

Got
Sungai
Lahan kosong

85%

40
Gambar 3.44 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Saluran Limbah di
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021
Berdasarkan gambar 3.44 di dapatkan data bahwa Sebagian besar
keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki saluran
limbah berupa got dengan jumlah 67,79% sebanyak 160 Keluarga

m)Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang

Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang

25%

Peliharaan
Serangga
Pengerat
Tidak ada

8%
64%
4%

Gambar 3.45 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Binatang yang Ada


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.45 di dapatkan data bahwa Sebagian besar


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiiki binatang
piaran dengan prosentase 63,59% sebanyak 152 keluarga.
n) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

Bersih
Kotor
Tidak Ada

41
Gambar 3.46 : Proporsi Keluarga BerdasarkanKondisi Kandang
Ternak di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.46 di dapatkan data bahwa sebagian besar


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki kandang
ternak yang bersih dengan prosentasi 35,5% sebanyak 85
keluarga .
2) Perilaku terhadap kesehatan
a) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Pemanfaatan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan

RS
PKM
Klinik
RS+Klinik
Apotek

Gambar 3.47 : Proporsi Keluarga BerdasarkanJenis Pemanfaatan


Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Dusun Plosorejo
Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.47 di dapatkan data bahwa hampir


seluruhnya keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
pemanfaatan fasilitas kesehatan di PKM sebesar 84% sebanyak
201 keluarga
b) Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan

BPJS
Mandiri
Tidak Punya

42
Gambar 3.48 : Proporsi Keluarga BerdasarkanJaminan Kesehatan
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021

Bedasarkan gambar 3.48 di dapatkan data bahwa sebagaian besar


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem menggunkan
jaminan kesehatan berupa BPJS dengan jumlah 70% sebanyak
167 keluarga.
c) Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan
Pakai Sabun)

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS

YA
Tidak

Gambar 3.49 : Proporsi Keluarga BerdasarkanKebiasaan CPTS di


Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.49 di dapatkan data bahwa hampir seluruh


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem melakukan
kebiasaaan cuci tangan pakai sabun sebanyak 96% sejumlah 229
keluarga
d) Proporsi Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari

43
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Lauk Tiap Hari

Ya
Tidak

Gambar 3.50 : Proporsi Keluarga BerdasarkanKebiasaan


Konsumsi Lauk Tiap Hari di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.50 di dapatkan data bahwa seluruh warga


di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem melakukan kebiasaan
konsumsi lauk setiap hari sebanyak 100% sebanyak 239 keluarga.
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Makan Sayur dan Buah/ Hari

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Sayur & Buah


Tiap Hari

Ya
Tidak

Gambar 3.51 : Proporsi Keluarga


BerdasarkanKebiasaanKonsumsi Sayur & Buah
Tiap Hari di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.51 di dapatkan data bahwa hampir


seluruhnya keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
melakukan kebiasaan konsumsi sayur dan buah setiap hari dengan
prosentase 97% sejumlah 232 keluarga.
f) Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok Dalam Rumah

44
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Merokok Dalam Rumah

Ya
Tidak

Gambar 3.52 : Proporsi Keluarga BerdasarkanKebiasaanmerokok


Dalam Rumah di Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.52 di dapatkan data bahwa sebagian besar


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki
kebiasaan tidak merokok didalam rumah dengan prosentase
58,5% sejumlah 140 KK
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Olahraga

Ya
Tidak

Gambar3.53 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan


Olahraga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021

Berdasarkan gambar 3.53 didapatkan data bahwa Sebagian besar


keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem melakukan
kebiasaan olahraga dengan prosentase 56,9% sejumlah 136
keluarga

45
3) Hasil Wawancara
a) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan lebih sering membakar
sampah di pekarangan atau di kebun belakang rumah
b) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan sering membersihkan
kandang, menguras bak mandi, dan terbiasa cuci tangan pakai
sabun
c) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan tidak merokok di dalam
rumah
d) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan sering berolahraga

46
a. Fasilitas Umum (Dalam Satu Komunitas)
1. Fasilitas 2. Fasilitas
3. Sarana Kegiatan Kelompok
Pendidikan Kesehatan
Jenis
Jenis Jumla No Jenis Kegiatan
No No Fasilitas Jumlah Jumlah
Pendidikan h . kelompok
Kesehatan
1 TK 1 1 RS 0 1 Karang taruna 1

2 SD 1 2 PKM 0 2 PKK 0
Klinik
3 MI 2 3 0 3 TPA 3
Swasta
Poskesdes/ Kegiatan
4 SMP 1 4 0 4 5
Ponkesdes keagamaan
Posyandu
5 SMA 0 5 1 5 Lain - lain  
Balita
Posyandu
      6 0      
Lansia
Posyandu
  7 1  
Remaja

Tempat
5 Sarana Olah 6  
4. Sarana Ibadah Pertemuan
Raga
Jenis
Jumla Tempat Olah Tempat
No Tempat No Jumlah No Jumlah
h Raga Pertemuan
Ibadah
Lap. Sepak
1 Masjid 1 1 0 1 Balai desa 1
Bola
Lap. Bola
2 Mushola 8 2 1 2 Balai Dukuh 0
Volley
Lap. Bulu
3 Gereja 0 3 0 3 Balai RW 1
Tangkis
4 Lain-Lain 0 4 Lain - lain 0 4 Balai RT 1
Pusat Kegiatan Keamanan
7 8 Industri   IV
Ekonomi &Transportasi
Jumla
No Jenis No Jenis Jumlah 1 Keamanan  
h

47
Pasar Fasilitas
1 0 1 Makanan 10 No Jumlah
Tradisional Keamanan
Pasar Pemadam
2 0 2 Pakaian 0 1 0
Swalayan Kebakaran
Toko
3 10 3 Sepatu 0 2 Pos Polisi 0
kelontong
4 Warung 5 4 Pigora 2 3 Poskamling 5

5 Lain – lain         4 Lain - lain 0

V VI Komunikasi   2 Transportasi  
Politik &
Pemerintahan
Ada/ Ada/
No Jenis No Fasilitas No Jenis Jumlah
Tidak Tidak
Struktur Angkutan
1 Ada 1 Radio Tidak 1 0
Organisasi Umum
PKK, Angkutan
2 Ada 2 TV Ada 2 300
LKMD, dll Pribadi
Kebijakan
3 Ada 3 Telepon/Hp Ada    
yankes  
4 Internet Ada
Koran/
5 Tidak
Majalah

     

VII Rekreasi   VIII. Layanan Informasi  


Ada/ Layanan Ada/
No Fasilitas No
Tidak Informasi Tidak
Wisata
1 Tidak   1 Radio Tidak  
alam

48
Kolam
2 Tidak   2 TV Ada  
renang
Taman
3 Tidak   3 Internet Ada  
Kota
Papan
4 Bioskop Tidak   4 Ada  
pengumuman
5 Lain – lain Tidak   5 Keliling Tidak  

49
3.3 Tahap Analisa Data

ANALISA DATA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


MAHASISWA STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

NO DATA DATA OBYEKTIF MASALAH


SUBYEKTIF
1 Warga Dsn.  Jumlah seluruh warga Ketidakefektifan
Plosorejo Dsn. Plosorejo Ds. Pemeliharaan
mengatakan lebih Kebondalem adalah 60 Kesehatan pada
sering membakar jiwa / 20kk Warga Dsn. Plosorejo
sampah di  Hampir seluruh warga Ds. Kebondalem
pekarangan atau di Dsn. Plosorejo
kebun belakang mengelola sampah
rumah dengan cara dibakar
Warga Dsn. yaitu sejumlah 18
Plosorejo rumah (90%)
mengatakan malas  Hampir separuh
untuk keluarga di Dsn.
membersihkan Plosorejo memiliki
kandang, menguras rumah dengan ventilasi
bak mandi, dan < 20% sejumlah 7
tidak terbiasa cuci rumah (35%)
tangan pakai sabun  Hampir separuh
Warga Dsn. keluarga di Dsn.
Plosorejo Plosorejo yang
mengatakan mempunyai tempat
merokok di dalam penampungan air yang
rumah ada jentiknya sejumlah
Warga Dsn. 9 rumah (45%)
Plosorejo  Sebagian kecil warga
mengatakan malas Dsn. Plosorejo

50
untuk berolahraga mempunyai kandang
ternak yang kotor yaitu
sejumlah 1 kandang
(5%)
 Sebagian kecil warga
Dsn. Plosorejo tidak
melakukan CTPS yaitu
sebanyak 2 keluarga
(10%)
 Hampir separuh warga
Dsn. Plosorejo
merokok di dalam
rumah yaitu sebanyak
9 rumah (45%)
 Separuh warga Dsn.
Plosorejo tidak
melakukan olahraga
yaitu sebanyak 10
keluarga (50%)
2 Remaja Dsn.  Jumlah remaja di Dsn. Perilaku kesehatan
Plosorejo Plosorejo Ds. cenderung beresiko
mengatakan Kebondalem adalah 5 pada Remaja Dsn.
merokok saat orang. Plosorejo
berkumpul dengan  Hampir separuh
temannya bahkan di Remaja Dsn. Plosorejo
dalam rumah. melakukan kenakalan
Remaja Dsn. remaja berupa rokok
Plosorejo sebesar 40% sebanyak
mengatakan 2 orang
terkadang juga  Sebagian kecil Remaja
minum minuman Dsn. Plosorejo
keras bersama sama melakukan kenakalan

51
Remaja Dsn. remaja dengan minum
Plosorejo minuman keras dan
mengatakan juga mengikuti geng
mengikuti geng motor yaitu 1 orang
motor CB (20%)
3  Lansia di Dsn.  Jumlah lansia di Dsn. Ketidakefektifan
Plosorejo Plosorejo Ds. Pemeliharaan
mengatakan malas Kebondalem adalah 7 Kesehatan pada lansia
mengikuti orang. di Dsn. Plosorejo Ds.
posyandu lansia  Hampir separuh lansia Kebondalem
 Lansia di Dsn. di Dsn Plosorejo tidak
Plosorejo pernah mengikuti
mengatakan kalau posyandu lansia
sakit parah datang sebanyak 3 orang
ke fasilitas (42,86%)
pelayanan  Sebagian kecil lansia
kesehatan tapi di dsn Plosorejo tidak
kalau tidak sakit rutin mengikuti
tidak melakukan kegiatan posyandu
pemeriksaan rutin lansia sebanyak 1
 Lansia di Dsn. orang (14,29)
Plosorejo  Seluruh lansia dusun
mengatakan jarang Plosorejo tidak rutin
mengikuti kegiatan memanfaatkan
 Lansia di Dsn. pelayanan kesehatan
Plosorejo sebanyak 71,43%
mengatakan lebih dengan jumlah 5 orang
suka jika di datangi  Hampir seluruh lansia
oleh petugas di dusun Plosorejo
kesehatan dan tidak rutin mengikuti
mendapatkan kegiatan sosial
pemeriksaan gratis sebanyak 71,43%

52
dengan jumlah 5 orang

4 Ibu balita di Dsn.  Jumlah balita di Dsn. Kesiapan


Plosorejo Plosorejo Ds. Meningkatkan Nutrisi
mengatakan ingin Kebondalem adalah 5 pada balita di RT 04
meningkatkan nutrisi orang. Dsn. Plosorejo Ds.
untuk anaknya agar  Sebagian besar balita Kebondalem
anaknya tidak di Dsn. Plosorejo
mengalami kurang mempunyai berat
gizi dan mudah sakit badan yang medium
nantinya. sebanyak 3 anak (60%)
Ibu balita di Dsn.  Sebagian besar balita
Plosorejo di Dsn. Plosorejo
mengatakan rutin mengonsumsi ASI
mengikuti posyandu eksklusif sebanyak 3
setiap bulan untuk anak (60%)
melihat pertumbuhan  Hampir separuh balita
dan perkembangan di Dsn. Plosorejo
anaknya sudah melakukan
Ibu balita di Dsn. imunisasi dasar secara
Plosorejo lengkap yakni
mengatakan mau sebanyak 2 anak (40%)
melakukan imunisasi  Sebagian besar
dasar dengan lengkap masyarakat dusun
Plosorejo dengan
imunisasi dasar belum
lengkap sebesar
60.00% dengan
jumalah 3 orang
 Seluruh balita di Dsn.
Plosorejo mengikuti
kegiatan posyandu

53
secara rutin sebanyak 5
anak (100%)

 Seluruh balita dusun


Plosorejo mendapatkan
memberian vitamin A
secara rutin dengan
jumlah 5 anak (100%)
 Seluruh balita di Dsn.
Plosorejo diberikan
MPASI setelah usia 6
bulan sebanyak 100%
dengan jumlah 5

54
3.3. Tahap Penapisan Masalah

SELEKSI ( PENAPISAN )
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

KRITERIA PENAPISAN JUMLAH SKORE


MASALAH KESEHATAN /

Interest
Sesuai Dengan

Potensi Untuk

ProgramRelevan Dengan
Tersedia sumber

Pendidikan

Kemungkinan
Resiko Tinggi

Resiko Parah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diatasi
KOMUNITAS

Fasilitas

Sumber
Tempat
Waktu

Dana

Daya
Komunitas
Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan (He)
Peran Perawat

Kesehatanpada Warga Dsn. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50


Plosorejo Ds. Kebondalem
Perilaku kesehatan cenderung
beresiko pada remaja Dsn. Plosorejo 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 47
Ds. Kebondalem
Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan pada lansia Dsn. 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 46
Plosorejo Ds. Kebondalem

55
Kesiapan Meningkatkan Nutrisi pada
balita Dsn. Plosorejo Ds. 5 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42
Kebondalem
KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5= SANGAT TINGGI

56
PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH SKOR
1 Ketidakefektifan Pemeliharaan 50
Kesehatanpada Warga Dsn. Plosorejo Ds.
Kebondalem
2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada 47
remaja Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem
3 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 46
pada lansia Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem
4 Kesiapan Meningkatkan Nutrisi pada balita 42
Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem

57
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatanpada Warga Dsn. Plosorejo Ds.


Kebondalem
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada remaja Dsn. Plosorejo Ds.
Kebondalem
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada lansia Dsn. Plosorejo Ds.
Kebondalem
4. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi pada balita Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem

58
BAB 5
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Masalah Evaluasi
Hari/
No Keperawatan Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Tempat
Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
1 Ketidakefektif Masyarakat Setelah dilakukan Manajemen 18 Oktober Lingkun
an warga tindakan Lingkungan : – 20 gan 1. Masyarakat
Pemeliharaan Dusun keperawatan selama Komunitas November Warga mengetahui
Kesehatan Plosorejo 5 minggu diharapkan Skrining  Lakukan Skrining 2021 Dusun Psikomo permasalahan
pada Warga Desa masyarakat Dusun resiko kesehatan Plosorej tor kesehatan yang
Dsn. Plosorejo Kebondale mampu memenuhi yang berasal dari o ada di
Ds. m kriteria: lingkungan Desa lingkungannya
Kebondalem Perilaku Promosi Kebonda 2. masyarakat
Kesehatan lem mampu
 Menggunakan Health  Berikan edukasi Kognitif mengenal
perilaku yang Education tentang bahaya bahaya
menghindari pembakaran pembakaransam
risiko (4) sampah pah
 Memonitor 3. adanya

59
lingkungan kerjasama yang
terkait dengan Program  Lakukan program Psikomo baik antara
risiko (4) Aksi di komunitas tor mahasiswa,
 Melakukan untuk mengatasi ketua RT dan
perilaku resiko yang sudah masyarakat
kesehatan secara diketahui dengan setempat terkait
rutin (4) membuang dengan
sampah pada pembuangan
TPA sampah di TPA.
4. adanya kegiatan
anti membakar
Program  Ajak masyarakat Psikomo sampah
Aksi dalam tor misalnya,
mengembangkan masyarakat
program buang harus bersedia
sampah di TPA membuang
demi keselamatan sampah di TPA.
dan kesehatan
masyarakat

60
2 Perilaku Remaja Setelah dilakukan Health edu Pendidikan 18 Oktober Lingkung
kesehatan dusun tindakan kesehatan 5510 – 20 an Warga 1.Masyarakat
cenderung plosorejo keperawatan selama  Targetkan November Dusun Psikom mampu mengambil
beresiko pada desa 5 minggu diharapkan sasaran pada 2021 Plosorejo otor manfaat dari
remaja Dsn. kebondale masyarakat Dusun kelompok Desa pendidikan
Plosorejo Ds. m mampu memenuhi bereseko tiggi Kebondal kesehatan yang
Kebondalem kriteria: dan rentang em telah ditargetkan
kepercayaan usia yang akan
mengenai mendapat
kesehatan :kontrol manfaat besar
yang diterima dari
 Menenrima pendidikan
tanggug kesehatan
jawab terkait  Hindari
dengan penggunaan
keputusan tekhnik dengan
kesehatan 3 menakut nakuti
 Usaha untuk sebagai strategi
mengumpulk untuk

61
an infomasi 3 memotivasi
 Kesediaan agar orang
memiliki merubah
keinginan perilaku
untuk hidup kesehatan
saat ini 4  Gunakan
berbagai
strategi dan
intervensi
utama dalam
program
pendidikan
 Tekankan 2.Masyarakat dapat
pentingnya Kogniti menyadari
pola makan f pentingnya pola
sehat,tidur,ber makan
olahraga,dan sehat,tidur,berolahr
lain lain bagi aga,dan lain lain
individu,kelua bagi

62
rga,dan individu,keluarga,d
kelompok an kelompok
yang
meneladani 3. Masyarakat
nilai dan mampu
perilaku ini Psikom menerapkan pola
dari orang otor makan sehat,tidur,
lain,terutama dan
anak anak berolahragadalam
kehidupan sehari-
hari
3 Ketidakefektif Lansia Setelah dilakukan Peningkatan 18 Oktober Lingkun
an dusun tindakan kesadaran – 20 gan
Pemeliharaan plosorejo keperawatan selama kesehatan 5515 November Warga
Kesehatan desa 5 minggu diharapkan  Berikan 2021 Dusun Kognitif 1.Masyarakat dapat
pada lansia kebondale masyarakat Dusun informasi secara Plosorej mengetahui
Dsn. Plosorejo m mampu memenuhi tertulis maupun o pentingnya
Ds. kriteria: lisan pada Ds. posyandu lansia
Kebondalem Pengetahuan: gaya pasien Kebonda

63
hidup sehat  Berikan lem Psikomo 2.Masyarakat dapat
 Strategi pendidikan tor mengikuti kegiatan
mencegah kesehatan satu posyandu lansia
penyakit(3) persatu atau sesuai jadwal
 Pentingnya konseling jika setelah diberikan
skrining memungkinkan informasi tentang
pencegahan  Sediakan materi pentingnya
(3) informasi posyandu lansia
 Manfaat kesehatan
olahraga tertulis yang
teratur (3) mudah
 Pentingya dipahami
aktivitas
secara fisik
(3)

4 Kesiapan Balita Setelah dilakukan Konseling Nutrisi 18 Oktober


Meningkatkan dusun tindakan 5246 – 20 1.Orang tua dapat
Nutrisi pada plosorejo keperawatan selama  Kaji asupan November mempertimbangka

64
balita Dsn. desa 5 minggu diharapkan makanan dan 2021 n sesuai umur,
Plosorejo Ds. kebondale masyarakat Dusun kebiasaan penyakit, dan
Kebondalem m mampu memenuhi makan pasien keuangan makanan
kriteria:  Bantu orangtua Kognitif yang akan di
Status Nutrisi klien untuk dimakan
 Asupan gizi (5) mempertimbang
 Asupan kan faktor 2.Para orang tua
makanan (5) faktor seperti dapat
 Asupan energi umur,tahap mendiskusikan
(5) pertumbuhan makanan disukai

 Energi (5) dan dan tidak disukai

 Rasio berat perkembangan oleh anak maupun

badan?tinggi pengalaman keluarga sebelum

badan (5) makan diberikan


sebelumnya,ced 3.Diharapkan
era,penyakit,dan setelah
keuangan. mendiskusikan
 Diskusikan Psikomo makanan disukai
makanan yang tor dan tidak disukai

65
disukai dan dapat
tidak disukai meningkatkan
nafsu makan

Kognitif

66
PLAN OF ACTION
WAKTU
RENCANA PENANGGUNG TEMPAT
NO MASALAH KEGIATA DANA SUMBER
KEGIATAN JAWAB KEGIATAN
N
1 Ketidakefektifan Health Education Dwi Bagus Y. 27 Oktober Rumah Rp.700.000,- Mahasiswa
Pemeliharaan 1. Penanaman toga 2021 Warga
Kesehatan 2. Penyuluhan Dusun
3. PHBS ( Pembuatan Plosorejo
TPA )

2 Perilaku kesehatan Health Education Bagas Try 30 Oktober Balai Desa Rp.100.000,- Mahasiswa
cenderung beresiko 1. Penyuluhan bahaya Waloyo 2021 Kebondalem
pada remaja merokok
2. Seks education
3. Bahaya napza dan
miras

3 Ketidakefektifan Health Education Fawaidatul 29 Oktober Balai Desa Rp.500.000,- Mahasiswa


Pemeliharaan 1. Pemeriksaan Khusnul K 2021 Kebondalem

67
Kesehatan pada Kesehtan ( Tekanan
lansia Darah, GDA, Asam
Urat )
2. Senam Lansia
3. Penyuluhan
Hipertensi

4 Kesiapan Health Education Usfatun 4 November Balai Desa Rp.100.000,- Mahasiswa


Meningkatkan 1. Posyandu Batita Khasanah 2021 Kebondalem
Nutrisi pada balita ( Usia 0-2 Tahun )

68
BAB
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Dan teori keperawatan dari Betty Neuman tepat digunakan untuk
pemberian asuhankeperawatan komunitas. Model health care system yang
dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah sebuah model yang
menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat
fleksibel, normal, serta resisten dengan sasaran pelayanannaya adalah
komunitas.

6.2 Saran
Dalam melakukan proses keperawatan akan berhasil jika dilakukan
secara kontinu dan terus menerus sampai keluarga mampu melakukan
tindakan yang sudah diajarkan secara mandiri.

69
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori


dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Jhonson, Marion., Meridean Maas. (2013). Nursing Outcomes Classification


(NOC). 5th edition. Jakarta : Mocomedia

McCloskey, Joanne C., Bullechek, Gloria M. 2013. Nursing Interventions


Classification (NIC). 6th edition. Jakarta : Mocomedia

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

NANDA. (2018). Nursing Diagnoses: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :


EGC

70
LAMPIRAN

1. Denah Wilayah
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Kec. Bareng Kab. Jombang
2. Hasil Tabulasi

Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


NO JENIS KELAMIN JUMLAH PROSENTASE
1 Laki-Laki 396 46.42%
2 Perempuan 457 53.57%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur
NO UMUR (dlm tahun) JUMLAH PROSENTASE
1 0-<5 36 4.20%
2 5-<13 95 11.08%
3 13-<18 109 12.71%
4 18-<45 260 30.3%
5 45-<60 223 26.02%
6 60-<90 127 14.89%
7 >90 3 0.35%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dengan KK
NO HUBUNGAN DG KK JUMLAH PROSENTASE
1 Kepala Keluarga 239 28.01%
2 Anggota Keluarga 614 71.98%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan
NO STATUS PERKAWINAN JUMLAH PROSENTASE
1 Kawin 381 44.6%
2 Tidak Kawin 419 49.1%
3 Janda/Duda 53 6.2%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama


NO AGAMA JUMLAH PROSENTASE
1 Islam 849 99.5%
2 Kristen 4 0.46%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
NO SUKU JUMLAH PROSENTASE
1 Jawa 852 99.9%
3 Lain-lain 1 0.1%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
NO PENDIDIKAN JUMLAH PROSENTASE
1 TS 210 24.6%
2 TK 34 3.99%
3 SD 213 24.9%
4 SMP 176 20.6%
5 SMA 205 24%
6 PT 15 1.75%
7 Non-Formal 0 0%
TOTAL 853 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
NO PEKERJAAN JUMLAH PROSENTASE
1 PNS/TNI/POLRI 26 3%
2 Pegawai Swasta 139 16.3%
3 Wiraswasta 134 15.7%
4 Petani 87 10.2%
5 Sopir 2 0.2%
6 IRT 165 19.3%
7 Tidak Bekerja 114 13.3%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan (per KK)


NO Pendapatan (per KK) JUMLAH PROSENTASE
1 <1 jt 21 8.8%
2 1-<3 jt 166 69.4%
3 3 jt> 52 21.7%
TOTAL 239 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran (per KK)
NO Pengeluaran (per KK) JUMLAH PROSENTASE
1 <1 jt 21 8.8%
2 1-<3 jt 166 69.4%
3 3 jt > 52 21.7%
TOTAL 239 100.00%
Proporsi Penduduk Berdasarkan Penyakit
NO Penyakit 6 bln terakhir JUMLAH PROSENTASE
1 Hipertensi 24 2.81%
2 ISPA 10 1.17%
3 Stroke 3 0.35%
4 Diabetes Mellitus 4 0.46%
5 Gatal - gatal 28 3.28%
6 TBC 9 1.05%
7 Ginjal 1 0.1%
8 ODGJ 2 0.23%
9 DHF 17 1.99%
10 Diare 22 2.57%
11 Sehat 715 83.8%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi PUS Yang Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang


dipakai

NO Jenis Kontrasepsi JUMLAH PROSENTASE


1 IUD 8 10.5%
2 Pil 42 55.2%
3 Suntik 26 34.2%
4 Tidak KB 0 0%
TOTAL 76 100.00%
Proporsi Buteki Berdasarkan Kelancaran ASI
NO Kelancara ASI JUMLAH PROSENTASE
1 Lancar 7 100.00%
2 Tidak Lancar 0 0.00%
TOTAL 7 100.00%
Proporsi Buteki Berdasarkan Keluhan
NO Keluhan JUMLAH PROSENTASE
1 Ada 0 0.00%
2 Tidak 0 0.00%
TOTAL 0 0.00%
Proporsi Balita Berdasarkan Berat Badan di KMS
NO Berat Badan JUMLAH PROSENTASE
1 High 1 20.00%
2 Medium 3 60.00%
3 Low 1 20.00%
TOTAL 5 100.00%

Proporsi Balita Berdasarkan ASI Eksklusif


NO ASI Eksklusif JUMLAH PROSENTASE
1 Ya 7 100.00%
2 Tidak 0 0.00%
TOTAL 7 100.00%

Proporsi Balita Berdasarkan Imunisasi Dasar


NO Imunisasi Dasar JUMLAH PROSENTASE
1 Lengkap 5 71.40%
2 Belum Lengkap 2 28.60%
3 Tidak Lengkap 0 0.00%
TOTAL 7 100.00%
Proporsi Balita Berdasarkan Rutinitas Posyandu
NO Rutinitas Posyandu JUMLAH PROSENTASE
1 Rutin 7 100.00%
2 Tidak Rutin 0 0.00%
3 Tidak Pernah 0 0.00%
TOTAL 7 100.00%
Proporsi Balita Berdasarkan Rutinitas Vitamin A
NO Rutinitas Vitamin A JUMLAH PROSENTASE
1 Rutin 7 100.00%
2 Tidak Rutin 0 0.00%
3 Tidak Pernah 0 0.00%
TOTAL 7 100.00%
Proporsi Balita Berdasarkan Penggunaan MPASI
NO Penggunaan MPASI JUMLAH PROSENTASE
1 < 6 Bulan 0 0.00%
2 > 6 Bulan 5 100.00%
TOTAL 5 100.00%

Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Gizi


NO Gizi JUMLAH PROSENTASE
1 High 47 19.00%
2 Medium 200 81.10%
3 Low 0 0.00%
TOTAL 247 100.00%

Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Imunisasi


NO Imunisasi Dasar JUMLAH PROSENTASE
1 Lengkap 247 100.00%
2 Tidak Lengkap 0 0.00%
TOTAL 247 100.00%
Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi
NO Kebiasaan Gosok Gigi JUMLAH PROSENTASE
1 Rutin 247 100.00%
2 Tidak Rutin 0 0.00%
3 Tidak Pernah 0 0.00%
TOTAL 247 100.00%
Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Keluhan Sakit Gigi
NO Keluhan Sakit Gigi JUMLAH PROSENTASE
1 Ada 62 25.10%
2 Tidak 185 74.90%
TOTAL 247 100.00%
Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Situasi Tidak Naik Kelas
NO Tidak Naik Kelas JUMLAH PROSENTASE
1 Pernah 0 0.00%
2 Tidak 247 100.00%
TOTAL 247 100.00%

Proporsi Remaja Berdasarkan Kenakalan Remaja


NO Kenakalan Remaja JUMLAH PROSENTASE
1 Rokok 183 89.70%
2 Rokok, Miras, Geng Motor 0 0.00%
3 Tidak 21 10.30%
TOTAL 204 100.00%
Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan dalam Organisasi
NO Aktif Organisasi JUMLAH PROSENTASE
1 Aktif 28 13.70%
2 Tidak 176 86.30%
TOTAL 204 100.00%
Proporsi Lansia Berdasarkan Kerutinan Posyandu Lansia
NO Kerutinan JUMLAH PROSENTASE
1 Rutin 52 40.00%
2 Tidak Rutin 73 56.10%
3 Tidak Pernah 5 3.90%
TOTAL 130 100.00%

Proporsi Lansia Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

NO Pemafaatan Yankes JUMLAH PROSENTASE


1 Rutin 52 40.00%
2 Tidak Rutin 73 56.10%
3 Tidak Pernah 5 3.90%
TOTAL 130 100.00%

Proporsi Lansia Berdasarkan Keaktifan Kegiatan Sosial

NO Pemafaatan Yankes JUMLAH PROSENTASE


1 Rutin 38 29.00%
2 Tidak Rutin 45 34.60%
3 Tidak Pernah 50 38.40%
TOTAL 130 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

NO Status Rumah JUMLAH PROSENTASE


1 Sendiri 239 100.00%
2 Sewa 0 0.00%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah

NO Jenis Rumah JUMLAH PROSENTASE


1 Permanen 225 94.14%
2 Semi Permanen 14 5.86%
3 Tidak Permanen 0 0.00%
TOTAL 239 100.00%
Proporsi Keluarga Berdasarkan Keadaan Lantai
NO Lantai JUMLAH PROSENTASE
1 Keramik 181 75.73%
2 Tidak Keramik 58 24.27%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Ventilasi

NO Ventilasi JUMLAH PROSENTASE


1 < 20% 24 10.05%
2 > 20% 215 89.95%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah

NO Luas Rumah 8 m2 / orang JUMLAH PROSENTASE


1 Ya 230 96.23%
2 Tidak 9 3.77%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

NO Sumber Air Bersih JUMLAH PROSENTASE


1 Sumur 230 96.30%
2 Sungai 0 0.00%
3 PAM 9 3.70%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

NO Sumber Air Minum JUMLAH PROSENTASE


1 Air Masak 134 56.06%
2 Air Mineral 105 43.93%
3 Tidak Dimasak 0 0.00%
TOTAL 239 100.00%
Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

NO Jenis Jamban JUMLAH PROSENTASE


1 Leher Angsa 208 87.02%
2 Cemplung 12 5.02%
3 Tidak Punya 19 7.94%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

NO Tempat BAB JUMLAH PROSENTASE


1 WC 227 94.97%
2 Sungai 12 5.03%
3 Ladang 0 0.00%
TOTAL 239 100.00%
Proporsi Keluarga Berdasarkan Keberadaan Jentik

NO Jentik JUMLAH PROSENTASE


1 Ada 89 37,23%
2 Tidak Ada 150 62.76%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengelolaan Sampah


NO Sampah JUMLAH PROSENTASE
1 Dibakar 215 89.95%
2 TPA 10 4.18%
3 Ditimbun 14 5.85%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Saluran Limbah

NO Saluran Limbah JUMLAH PROSENTASE


1 Got 160 66.94%
2 Sungai 56 23.34%
3 Lahan Kosong 39 16.31%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Binatang yang Ada

NO Binatang JUMLAH PROSENTASE


1 Piaraan 152 93.25%
2 Serangga 6 3.6%
3 Pengerat 5 3.0%
TOTAL 163 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

NO Kandang Ternak JUMLAH PROSENTASE


1 Bersih 120 78.9%
2 Kotor 32 21.05%
3 Tidak Ada 0 0%
TOTAL 152 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

NO Fasyankes JUMLAH PROSENTASE


1 RS 20 8.36%
2 PKM 170 71.12%
3 Klinik 15 6.27%
4 Alternatif 34 14.22%
TOTAL 239 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan

NO Jamkes JUMLAH PROSENTASE


1 BPJS 600 70.33%
2 Mandiri 250 29.30%
3 Lain- lain 3 0.35%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS

NO Kebiasaan JUMLAH PROSENTASE


1 YA 850 99.64%
2 Tidak 3 0.35%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Lauk Tiap Hari

NO Kebiasaan JUMLAH PROSENTASE


1 Ya 853 100%
2 Tidak 0 0%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Sayur & Buah Tiap Hari

NO Kebiasaan JUMLAH PROSENTASE


1 Ya 800 93.78%
2 Tidak 50 0.58%
TOTAL 853 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Merokok Dalam Rumah


NO Kebiasaan JUMLAH PROSENTASE
1 Ya 258 65.15%
2 Tidak 138 34.84%
TOTAL 396 100.00%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Olahraga

NO Kebiasaan JUMLAH PROSENTASE


1 Ya 583 68.34%
2 Tidak 270 31.65%
TOTAL 853 100.00%
3. LAPORAN SETIAP KEGIATAN
PENYULUHAN TENTANG DIABETES MELLITUS DI RT 04 DSN. BANGGLE
DS. DAPURKEJAMBON

TOPIK : Diabetes Milletus


SASARAN : Lansia di Dusun Banggle Rt.04 Rw.06
HARI/ TANGGAL : Jum’at, 29 November 2019
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Rumah Ny. R di Dusun Banggle Rt.04 Rw.06
PERTEMUAN KE- : 1
PENYULUH :
A. Pemateri : Amanda Novita I N
B. Moderator : Fawaidatul Khusnul K
C. Fasilitator : 1. Dita Putri C
2. Hanifa Eka Oktavia
3. Putro Setyo Bekti
4. Dinda Pinatul
5. Fitri Hidayatul A
D. Observer : 1. Ainun Dyah P
2. Anita Dyah S
3. Bagas Try W
4. Ika Ayu T
5. Devi Amalia
6. Ika Niken W

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia dapat mengetahui
tentang perawatan dengan Diabetes Milletus.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
1. Mengetahui pengertian dari Diabetes Milletus
2. Mengetahui penyebab dari Diabetes Milletus
3. Mengetahui tanda dan gejala terkena Diabetes Mellitus
4. Mengetahui pengobatan dan pencegahan dari Diabetes Milletus
5. Mengetahui diit yang benar pada penderita Diabetes Milletus

B. POKOK BAHASAN
Tentang Diabetes Milletus

C. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian Deabetes Milletus
2. Penyebab terjadinya Diabetes Milletus
3. Tanda dan gejala terkena Diabetes Milletus.
4. Cara Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Milletus
5. Diit pada penderita Diabetes Milletus

D. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP KEGIATAN MEDIA/


KEGIATAN PENYULUH METODE
KEGIATAN PESERTA ALAT
1. Memberi salam 1. Menjawab salam Pemaparan Leaflet
PENDAHULU
terapeutik 2. Mendengarkan materi
AN
2. Menjelaskan tujuan dengan baik
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui dan
( 5 menit)
Mendengarkan
dengan baik

PENYAJIAN 1. Pengertian 1. Mendengarkan Pemaparan Leaflet


Deabetes Milletus dengan baik materi
( 20 menit) 2. Penyebab 2. Mendengarkan
terjadinya Diabetes dengan baik
Milletus. 3. Mendengarkan
3. Tanda dan dengan baik
gejala terkena Diabetes 4. Mendengarkan
Milletus. dengan baik
4. Cara 5. Mendengarkan
Pencegahan dan dengan baik
Pengobatan Diabetes 6. Bertanya
Milletus.
5. Diit pada
penderita Diabetes
Milletus.
6. Memberikan
kesempatan peserta
bertanya

PENUTUP 1. Bertanya. 1. Menjawab Pemaparan Leaflet


2. Menjelaskan 2. Mendengarkan materi
( 5 menit) kembali hal – hal yang dengan baik.
kurang di mengerti. 3. Menjawab salam
3. Salam
terapeutik.
E. PENGATURAN TEMPAT

Ket : : peserta
: observer
: pemateri
: moderator
: Fasilitator
F. EVALUASI
1. Struktur
a. Semua peserta hadiri/ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan di rumah Ny.M
c. Tempat penyuluhan nyaman dan mendukung
d. Kesiapan materi penyaji/pemateri
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan
d. Pemateri menjawab pertanyaan dengan benar
3. Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian diabetes miletus
b. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala dari diabetes milletus
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab dari diabetes milletus
d. Peserta mampu menyebutkan cara mencegah dan mengobati diabetes milletus
e. Peserta mampu dan mengerti apa saja makanan yang boleh di makan dan tidak
boleh di makan
f. Peserta mampu dan mengerti pola makan yang benar untuk penderita diabetes
milletus
G. REFERENSI
Kharroubi,A. Darwish H. (2015). Diabetes milletus : the epidemic of the century. World J
diabetes. 6(6), pp.850-867.
Ramachandran, A.(2014). Know The Signs and Symptoms of Diabetes. Indian J Med
Res. 140(5),pp. 579-581.
NIH (2016). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. What is
diabetes?.

Lampiran materi
1) Pengertian Diabetes Milletus
DM adalah penyakit gangguan metabolisme gula yang ditandai dengan gejala awal
sering minum, sering kencing, sering makan/lapar, dan berat badan yang menurun tanpa
sebab yang jelas. Gejala lanjutan adalah cepat lelah, badan sakit semua, kesemutan, mata
kabur, gangguan ginjal, jantung, pembuluh darah dan impotensi.
2) Penyebab DM
1. Faktor genetik
2. Faktor usia
3. Resistensi insulin
4. Banyak makan gula
5. Malas gerak
6. Kelebihan berat badan
7. Dehidrasi
8. Kebanyakan makan makanan asin
3) Tanda dan gejala
1. Mudah haus
2. Mudah lapar
3. Sering kencing
4. Berat badan turun drastis
5. Hasil pemeriksaan gula darah acak >200mg/dl atau gula darah puasa >120mg/dl.
4) Bagaimana pengobatan DM ?
Diabetes millletus adalah penyakit seumur hidup namun dapat dikontrol sehingga
tidak menyebabkan penderita sakit dan komplikasi.
Pentalogi pengobatan DM secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan makan (diit)
2. Latihan jasmani (olahraga)
3. Obat-obatan (obat minum & suntik )
4. Paham tentang penyakit dm (penyuluhan)
5) Bagaimana pemantauan DM
1. Rutin periksa dan konsultasi dengan dokter
2. Pemeriksaan laboraturium secara rutin 1 bulan 1x
6) Bagaiamana pencegahan DM?
• Mengurangi porsi makan
• Olahraga
• Menurunkan berat badan
• sarapan sangat penting
• Hindari makanan berlemak
• Hindari minuman manis
7) Makanan yang boleh dimakan bagi penderita DM
 Makanan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, ubi panggang, oatmeal, roti,
dan sereal dari biji-bijian utuh.
 Daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit.
 Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, atau
dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita diabetes di
antaranya adalah brokoli dan bayam.
 Buah-buahan segar
 Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus,
dimasak untuk sup, atau ditumis.
 Popcorn tawar.
 Produk olahan susu rendah lemak, seperti yoghurt dan telur
 Berbagai jenis ikan, seperti tuna, salmon, sarden dan makarel. Namun, hindari
ikan dengan kadar merkuri tinggi, misalnya ikan tongkol.
PENYULUHAN TENTANG BAHAYA PEMBAKARAN SAMPAH DI
BALAI DESA DAPURKEJAMBON
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SAMPAH

TOPIK : Sampah
SASARAN : Warga Ds. Dapur Kejambon
HARI/ TANGGAL : 1 Desember 2019
WAKTU : Pkl 08.00 WIB
TEMPAT : Balai Desa Dapur Kejambon
PERTEMUAN KE- : 1
PENYULUH :
E. Pemateri : Devy Amalia P
F. Moderator : Ika Niken W.L
G. Fasilitator : 1. Dita Putri C
2. Hanifa Eka Oktavia
3. Ainun Dyah P
4. Dinda Pinatul
5. Anita Dyah S
H. Observer : 1. Putro Setyo Bekti
2. Fitri Hidayatul A
3. Bagas Try W
4. Ika Ayu T
5. Fawaidatul
6. Amanda Novita
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga mampu
memahami konsep pembuangan sampah
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga mampu :
1. Menjelaskan pengertian pembuangan sumpah
2. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah
3. Menyebutkan pembuangan sampah
4. Menyebutkan dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
5. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan
sampah
7. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar

B. POKOK BAHASAN
Kesehatan lingkungan

C. SUB POKOK BAHASAN


Perilaku membuang sampah yang benar

D. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP KEGIATAN KEGIATAN METOD MEDIA/


KEGIATAN PENYULUH PESERTA E ALAT
Pembukaan : 4. Menjawab salam Pemapar Leaflet
PENDAHULU 1. Mengucapkan salam 5. Mendengarkan an
AN 2. Menjelaskan nama dengan baik materi
dan akademik 6. Menyetujui dan
(5 menit) 3. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
pendidikan kesehatan dengan baik
4. Menyebutkan materi
yang dibrikan
5. Menanyakan kesiapan
peserta
PENYAJIAN Penyampaian materi : 7. Mendengarkan Ceramah Leaflet
1. Menjelaskan tentang dengan baik
(20 menit) pengertian sampah 8. Mendengarkan Tanya
2. Menjelaskan tentang dengan baik jawab
jenis-jenis sampah 9. Mendengarkan
3. Menjelaskan tentang dengan baik
bahaya sampah yang 10. Mendengarkan
benar dengan baik
4. Menjelaskan tentang 11. Mendengarkan
manfaat perilaku dengan baik
membuang sampah 12. Bertanya
yang benar
5. Memberikan
kesempatan audiens
bertanya
PENUTUP 4. Bertanya. 4. Menjawab Tanya Leaflet
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan Jawab
(5 menit) kembali hal – hal dengan baik.
yang kurang di 6. Menjawab salam
mengerti.
6. Salam
terapeutik.
E. PENGATURAN TEMPAT

Ket : : peserta

: observer

: pemateri

: moderator

: Fasilitator

F. EVALUASI
1. Struktur
 Warga yang datang ditempat penyuluhan
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan
2. Proses
 Antusias Masyarakat Terhadap Materi Penyuluhan
 Masyarakat Konsentrasi Mendengarkan Penyuluhan
 Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar
3. Hasil
 Menyebutkan jenis-jenis sampah
 Menjelaskan apa pengertian dari Sampah
 Menjelaskan apa yang harus dilakukan pada sampah agar tidak
bertumpuk
  Mengetahui Manfaat sampah jika di olah
 Mengetahui pengaruh buruk jika tidak di olah
   Mau mengelola sampah yang di hasilkanya sendiri
 Mau menerapkanya di kehidupan sehari-hari
G. REFERENSI
doktersehat.com
hellosehat.com
alodokter.com
acamdemia.edu

Lampiran materi

Pembakaran sampah merupakan kegiatan yang dideteksi mempunyai


peranan besar dalam pencemaran udara. Proses pembakaran sampah
walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat
pencemar di udara terutama debu dan hidrokarbon. Hal penting yang perlu
diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara oleh sampah adalah emisi
particulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses
dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi HC dalam bentuk gas
methane. zat atau gas polutan ini, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan
tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan
akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
pemicu kanker (karsinogenik).

Pembakaran sampah merupakan kegiatan yang dideteksi mempunyai


peranan besar dalam pencemaran udara. Proses pembakaran sampah
walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam menambah jumlah zat
pencemar di udara terutama debu dan hidrokarbon.
Hal penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran udara
oleh sampah adalah emisi particulat akibat proses pembakaran, sedangkan
emisi dari proses dekomposisi yang perlu diperhatikan adalah emisi HC
dalam bentuk gas methane. zat atau gas polutan ini, tidak hanya berbahaya
bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan
yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, pemicu kanker (karsinogenik).

Kita sebagai manusia sering kali lupa dengan apa yang ada di sekitar
kita, di dalam sebuah perumahan pun sering kali ada orang yang membakar
sampah dengan alasan untuk mengusir nyamuk . tetapi mereka tidak
mengetahui dampak yang parah dan sampai mengakibatkan penyakit yang
berkelajuntan. Dengan membakar sampah sistem pernafasan kita jadi
terganggu oleh asap yang sangat tebal dan menggangu keseharian kita
untuk beraktifitas. Satu hal yang mereka tidak mengetahui dampak dari
pembakaran sampah .

Dampak dari asap pembakaran sampah ini memang tidak terlihat


langsung (kecuali berasa sesak karena kepulan asapnya yang tebal) &
memang dampak yang harus kita waspadai adalah dampak jangka
panjangnya.

Berikut beberapa dampak dari asap pembakaran sampah terhadap lingkungan


dan kesehatan :

1. Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang


sangat rendah (1/1.000.000 gr)
2. Kerusakan sistem imun pada manusia
3. Dapat menimbulkan penyakit chloracnem (tampak seperti
jerawat yang sangat besar, merah, timbul dan banyak, kanker
4. Pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi
atau perkembangan seperti keguguran, kemandulan, dan
kelainan bawaan saat lahir
Buat kita semua yang peduli akan lingkungan dan kesehatan maka
waspadailah hal ini. Kita dapat mengantisipasi atau meminimalisasi hal
tersebut dengan tidak membakar sampah plastik, sampah kertas atau
sampah pertanian dimana saja (ideal= jauh dari pemukiman & terisolasi),
hindari paparan asap pembakaran sampah (apabila anda sudah terlanjur
berada dilingkungan yang potensi menghirup asap pembakaran sampahnya
cukup intensif atau kuat maka anda dianjurkan untuk intensif juga dalam
memeriksakan diri anda ke pusat pelayanan kesehatan).

Jangan rusak yang sempurna dengan hanya membakar sampah yang


hanya beralasan untuk mengusir nyamuk. Sungguh sangat disayangkan
jika paru-paru anda rusak dengan selalu menghisap asap yang sangat
berbahaya.

Apa artinya hal ini di kehidupan nyata? Apakah hal ini mempengaruhi
tubuh kita? apakah partikel beracun yang dilepaskan melalui pembakaran
sampah dapat benar benar menyebabkan kerusakan pada paru paru, system
saraf, ginjal dan liver yang mengancam kehidupan?

Racun dari pembakaran sampah dapat menyebabkan penyakit kronis


seperti bronchitis, emphysema dan kanker.

Pada orang dewasa, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menunjukan efek bahaya racun ini, anak anak beresiko lebih besar karena
ukurang tubuh mereka lebih kecil, yang artinya mereka dapat menyerap
racun dengan dosis yang lebih tinggi pada setiap nafas yang mereka hirup.

Polutan yang disebabkan dari pembakaran sampah dapat juga


dihubungkan dengan penyakit jantung dan gangguan saluran pernafasan,
kerusakan ginjal dan hati, bronchitis, asma, serangan jantung dan juga
kerusakan otak.

Kita yang mengetahui tentang bahaya dari pembakaran sampah, harus


mencari jalan terbaik untuk menginformasikan kepada publik, jangan
dibiarkan informasi tentang bahaya yang mengancam kesehatan ini
mengendap di kegelapan. Jika anda melihat seseorang yang membakar
sampah, sampaikan informasi ini. Jangan hanya menggerutu dan berlalu.
BAGAIMANA CARA MENGATASI MASALAH INI?

Masalah lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks


kalau kita mau memperhatikannya semenjak dini.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada


beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan. Yaitu
melalui: Jalur Pendidikan, Undang undangan, dan Teknologi.

1. TEKNOLOGI
 Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah
untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan.
 Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat
keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya.
 Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya
pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya
PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti
akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti
bahwa program pembersihan lingkungan berhasil.
 Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk
yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang
terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah.
Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara
berhasil atau tidak.

2. PENDIDIKAN
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah
sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan
masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya.
3. UNDANG-UNDANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1997, Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1997, dan Peraturan Pemerintah No.
41 tahun 1999, kita telah mempunyai batasan Baku Mutu Udara
Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Di dalam hal ini baku mutu
udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, tetapi
bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah
rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil
padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan
menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga.

Beberapa kiat sederhana yang bisa membantu mengurangi jumlah sampah


tanpa harus membakarnya.

1. Hindari pemborosan.
Semakin banyak produk rumah tangga yang Anda beli, semakin
banyak pula sampah yang akan ditimbulkan. Maka itu, beli bahan
makanan atau produk rumah tangga secukupnya dan pilih produk
dengan kemasan yang paling simpel.

2. Penggunaan kembali.
Contohnya adalah mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman
atau celengan, baju bekas menjadi lap atau keset, dan sebagainya.

3. Daur ulang.
Gunakan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan dan daur
ulang menjadi barang-barang baru yang ekonomis dan bermanfaat.
Misalnya membuat keranjang dari kumpulan bungkus kopi, sampah
koran menjadi kertas daur ulang, dan sebagainya.

4. Jadikan pupuk kompos.


Ketimbang membakarnya, jadikan sisa-sisa bahan makanan dan
daun-daunan menjadi pupuk kompos untuk tanaman Anda.

5. Membuang sampah dengan benar.


PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI DI RT 04 DSN. BANGGLE DS.
DAPURKEJAMBON
TOPIK : Hipertensi
SASARAN : Warga Dusun Banggle Rt.04 Rw.06
HARI/ TANGGAL : Rabu, 04 Desember 2019
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Rumah Tn.W Dusun Banggle Rt.04 Rw.06
PERTEMUAN KE- : 1
PENYULUH :
I. Pemateri : Bagas Try W
J. Moderator : Fitri Hidayatul A
K. Fasilitator : 1. Devi Amalia
2. Ika Niken W
3. Putro Setyo Bekti
4 Amanda Novita I.
5. Fawaidatul Khusnul Khatimah
L. Observer : 1. Ainun Dyah P
2. Anita Dyah S
3. Dinda Pinatul
4. Ika Ayu T
5. Dita Putri C
6. Hanifa Eka Oktavia

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny.M dapat
mengetahui tentang perawatan dengan Hipertensi.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
1. Mengetahui pengertian dari Hipertensi
2. Mengetahui penyebab dari Hipertensi
3. Mengetahui tanda dan gejala terkena Hipertensi
4. Mengetahui pengobatan dan pencegahan dari Hipertensi
5. Mengetahui diit yang benar pada penderita Hipertensi

B. POKOK BAHASAN
Tentang Hipertensi
C. SUB POKOK BAHASAN
6. Pengertian Hipertensi
7. Penyebab terjadinya Hipertensi
8. Tanda dan gejala terkena Hipertensi
9. Cara Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi
10. Diit pada penderita Hipertensi

D. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP KEGIATAN KEGIATAN MEDIA/


METODE
KEGIATAN PENYULUH PESERTA ALAT
PENDAHULU 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Pemaparan Leaflet
AN terapeutik 2. Mendengarkan materi,
2. Menjelaskan dengan baik diskusi
( 5 menit) tujuan 3. Menyetujui dan
3. Kontrak waktu Mendengarkan
dengan baik
PENYAJIAN 1. Pengerti 1. Mendengarkan Pemaparan Leaflet
an Hipertensi dengan baik materi,
( 20 menit) 2. Penyeba 2. Mendengarkan diskusi
b terjadinya dengan baik
Hipertensi. 3. Mendengarkan
3. Tanda dengan baik
dan gejala 4. Mendengarkan
terkena dengan baik
Hipertensi 5. Mendengarkan
4. Cara dengan baik
Pencegahan dan 6. Bertanya
Pengobatan
Hipertensi
5. Diit
pada penderita
Hipertensi.
6. Member
ikan
kesempatan
peserta bertanya

PENUTUP 1. Bertany 1. Menjawab Pemaparan Leaflet


a. 2. Mendengarkan materi,
( 5 menit) 2. Menjela dengan baik. diskusi
skan kembali 3. Menjawab salam
hal – hal yang
kurang di
mengerti.
3. Salam
terapeutik.

E. PENGATURAN TEMPAT
Ket : : peserta
: observer
: pemateri
: moderator
: Fasilitator

F. EVALUASI
1. Struktur
a. Semua peserta hadiri/ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan di rumah Tn. W
c. Tempat penyuluhan nyaman dan mendukung
d. Kesiapan materi penyaji/pemateri

2. Proses
a. Anggota keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Anggota keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Anggota keluarga mengajukan pertanyaan
d. Anggota keluarga menjawab pertanyaan dengan benar
3. Hasil
a. Anggota keluarga mampu menyebutkan pengertian Hipertensi
b. Anggota keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala dari
Hipertensi
c. Anggota keluarga mampu menyebutkan penyebab dari Hipertensi
d. Anggota keluarga mampu menyebutkan cara mencegah dan
mengobati Hipertensi
e. Anggota keluarga mampu dan mengerti apa saja makanan yang
boleh di makan dan tidak boleh di makan
f. Anggota keluarga mampu dan mengerti pola makan yang benar
untuk penderita Hipertensi

Lampiran materi
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolic yang tidak normal.
Batas sistolik 140-190 mmhg dan diastolic 90-95 mmhg yang merupakan garis
batas hipertensi. (silvia. Price.2000).
Penyebab hipertensi :
1) Tidak diketahui
a. keluarga dengan riwayat hipertensi
b. pemasukan sodium yang berlebih
c. konsumsi kalori yang berlebih
d. kurangi aktifitas fisik
e. pemasukan alcohol yang berlebih
f. kurangnya potasium
2) Di ketahui
a. Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal
b. Primary aldosteron
c. Chusing sindrome
d. Tumor otak
e. Encephalitis
f. Kehamilan obat-obatan tertentu : missal, estrogen, glukokortikoid.
g. Merokok
h. Gangguan psikiatrik
Tanda dan gejala
a) Pusing,sakit kepala
b) Gampang lelah
c) Mual
d) Dehidrasi
e) Sesak nafas
f) Epitaksis
g) Pandangan kabur
Komplikasi
1. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan
kolestrol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan
pandangan kabur.
2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama
dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit
dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebih dan bisa menyebabkan sakit
pada ginjal.
4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang
bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
Pencegahan penyakit hipertensi
1. Cek kesehatan rutin
2. Enyah asap rokok
3. Diet seimbang
4. Olahraga
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress
makanan yang di perbolehkan
Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti :
a. Beras, ketan, ubi, mie tawar, meizena, terigu, gula pasir.
b. Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.
c. Minyak goring, margarine tanpa garam.
d. Semua sayuran tanpa garam
e. Semua bumbu-bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam
dapur.
Makanan yang tidak diperbolehkan
Semua makanan yang di beri garam natrium pada pengolahan seperti :
a. Roti, biscuit, kraker, dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur
dan atau soda.
b. Jeroan, dendeng, abon,corned beaf, daging asap, ikan asin,telur
pindang, sarden,ebi, udang kering, telur asin, telur pindang.
c. Keju, keju kacang tanah.
d. Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur
e. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap magi,terasi, saos tomat,
petis,tauco.
4. FOTO DOKUMENTASI
A. Pembukaan di Desa Dapurkejambon

B. Penyuluhan tentang Diabetes Mellitus di RT 04 Dsn. Banggle Ds.


Dapurkejambon
C. Senam di Desa Dapurkejambon
D. Penyuluhan tentang Bahaya Pembakaran Sampah di Balai Desa
Dapurkejambon
E. Program aksi pembuangan sampah di TPA
F. Penyuluhan tentang Hipertensi di RT 04 Dsn. Banggle Ds.
Dapurkejambon

Anda mungkin juga menyukai