DI SUSUN OLEH :
1
Lembar Pengesahan
(______________________ (______________________)
)
Kepala Desa
(________________________)
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporanagar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.......................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftari Isi..........................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................2
1.4 Sistematika Laporan...............................................................................2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas...............................4
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas..............................4
2.3 Teori Keperawatan Kesehatan Komunitas.............................................8
2.4 Puskesmas..............................................................................................9
2.5 Konsep keperawatan komunitas.............................................................13
2.6 Asuhan keperawatan komunitas.............................................................15
BAB 3 Pengkajian Komunitas
3.1 Persiapan................................................................................................16
3.2 Tahap Pengkajian...................................................................................17
3.3 Tahap Analisa Data................................................................................50
3.4 Tahap Penapisan Masalah......................................................................55
BAB 4 Diagnosa Keperawatan........................................................................58
BAB 5 Rencana Keperawatan.........................................................................59
Plan Of Action......................................................................................67
BAB 6 Penutup
6.1 Kesimpulan.............................................................................................69
6.2 Saran.......................................................................................................69
Daftar Pustaka..................................................................................................70
Lampiran
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
proses pemberian asuhan keperawatan secara teori dan
menngaplikasikan kedalam praktik di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan studi kasus ini, yakni:
a) Mengetahui konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas
b) Mengetahui proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas secara
teori
c) Mengetahui teori keperawatan yang sesuai digunakan dalam
keperawatan komunitas.
d) Mengetahui dan memahami penerapan asuhan keperawatan
komunitas
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari studi kasus ini adalah :
a) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang konsep keperawatan
komunitas.
b) Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan asuhan keperawatan
komunitas.
c) Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat diberikan
untuk komunitas.
d) Masyarakat dapat menambah wawasan mereka tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan individu di masyarakat.
2
2. BAB 2 : Tinjauan Teori
Berisi tentang teori tentang komunitas, keperawatan komunitas dan
Puskesmas.
3. BAB 3 : Pengkajian dan Analisa Data
Berisi kumpulan data umum, data khusus dan perumusan masalah.
Data umum meliputi: data geografi, data demografi, dan data sosial
budaya. Sedangkan data khusus meliputi: PUS, Kesehatan ibu, Kesehatan
anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan lansia, Lingkungan, Analisa data dan
Penapisan masalah.
4. BAB 4 : Diagnosa Keperawatan Komunitas
Berisi prioritas masalah dan diagnosa keperawatan yang muncul.
5. BAB 5 : Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas / Plan Of Action
( POA )
Berisi tentang rencana kegiatan desa.
6. BAB 6 Penutup
Berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran.
Lampiran-lampiran
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
b) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau
isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
c) Merumuskan serta memecahkkan masalah
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care)
5
c) Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem), serta kegiatan
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Berikut
ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dna institusi yang
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang
mereka hadapi:
(a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth development)
seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak
balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
(b) Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular, dan
kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.
6
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Definisi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010)
Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses
pemecahan masalah yang dikenal dengan proses keperawatan (nursing
proses), yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi
masalah kesehatan. Langkah-langkah dalam proses keperawatan
kesehatan komunitas adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran
dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes RI, 2006; dikutip dari
Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
7
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
2) Fungsi keperawatan komunitas
Adapun proses keperawatan komunias berfungsi sebagai:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
8
pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, serta resisten dengan
sasaran pelayanannaya adalah komunitas. Garis pertahan komunitas
tersebut meliputi garis pertahan fleksibel (buffer zone), yaitu tingkat
kesehatan yang dinamis, merupakan hasil respons sementara terhadap
stresor (respons komunitas terhadap lingkungan seperti banjir, stresor
sosial, ketersediaan dana dalam pelayanan kesehatan, pekerjaan, iklim,
dan lain-lain. Garis pertahan normal. Berupa pola koping, kemampuan
dalam pemecehan masalah dalam jangka yang di perlihatkan sebagai
kesehatan komunitas. Garis pertahanan ini berupa koping dan
kemampuan pemecahan masalah yang meliputi ketersedian pelayanan
adanya perlindungan terhadap status nutrisi secara general, tingkat
pendapatan (cost level), sikap perilaku masyarakat terhadap kesehatan,
serta kondisi rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Garis
pertahanan resisten adalah mekanisme internal untuk menghadapi stresor
(penyebab ketidakseimbangan sistem) yang meliputi tingkat pendidikan
masyarakat, adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, transportasi,
tempat rekreasi, dan cakupan imunisasi. Intervensi diarahkan terhadap
ketiga garis pertahanan dengan tiga level prevensi, yaitu dengan
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dinamis.
2.4 Puskesmas
2.4.1 Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan orang kesehatan fungsional
yang berlangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam usaha – usaha
kesehatan pokok (Azwar Azrul 1980)
Puskesmas adalah suatu kesatuan orang kesehatan yang
berlangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terintergrasi
pada masyarakat dalam bentuk yang menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerja (Depkes RI 1987)
9
Puskesmas adalah suatu orang kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang mana
membina paran serta masyarakat di samping memeberikan pelayanan
secara meneyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentik kegiatan pokok.
10
h) Upaya kesehatan sekolah, membina sarana keteladanan, kebersihan
perorangan, dokter kecil, penyaringan (Kelas I) pemeriksaan
kesehatan periodik sekali setahun (Kelas II-IV dan Guru), imunisasi,
pengawasan air, pengobatan ringan (P3K), rujukan medik, dan
penanganan kasus.
i) Upaya kesehatan olahraga pemeriksaan kesehatan berkala, penentuan
takaran latihan dan pengobatan.
j) Upaya pelayanan kesehatan masyarakat, asuhan keperawatan individu
di PKM / rumah, asuhan keperawatan keluarga (keluaraga binaan)
pelayanan perawatan pada kelompok khusu ( bumil, baliata, usila dst)
penyakit perawatan pada tingkat masyarakat.
k) Upaya kesehatan kerja, pemeriksaan awal dan berkala bagi pekerja,
penijauan tempat kerja, peningkatan kesehatan tenaga kerja (gizi
lingkungan kerja), pencegahan kesehatan akibat kerja pemuliahan
kesehatan, rujukan medik.
l) Upaya kesehtan gigi dan mulut, pembinaan peran serta masyarakat
dalam pemeliharaan dini, pelayanan asuhan keperawatan kelompok
rawan (anak, bumil, menyususi dan anak para sekolah), pelayanan
medik gigi dasar (pengobatan, bujukan, penyuluhan, pemeliharaan
kebersihan), pencatatan, pelaporan, penanganan pasien jiwa.
m)Upaya kesehatan jiwa, peran serta masyarakat, penyuluhan,
pencatatan dan pelaporan.
n) Upaya kesehatan mata, pemeriksaan visus dan rmata luar tes buta
warana, pengobatan dan pemeliharaan kaca mata, operasi katarak, dll,
pencatatan dan pelaporan.
o) Upaya laboratorium sederhana di riang laboratorium (penerimaan
sampai penyampaian hasil) spesimen yang akan di rujuk.
p) Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan; dilakukan oleh semua PKM, ketenegaan sarana kegiatan
pokok yang dilakukan secara periodik, (bulan, triwulan, 6 bulan, dan
1 tahun).
q) Upaya kesehatan usia lanjut: pembinaan jompo.
11
r) Upaya pembinaan pengobatan tradisonal: pengobatan terhadap cara
pengobatan.
s) Remaja
t) Dana sehat
2.4.4 Wilayah Kerja Puskesmas
a) Kota besar bisa satu kelurahan satu puskesmas kecamatan sebagai
rujukan.
b) Untuk daerah pedesaan satu kecamatan satu puskesmas dan masing –
masing desa satu PKM pembantu.
c) Sasaran satu PKM 30.000 / PKM
d) Luas wilayah untuk daerah pedesaan 5 Km dan 3 Km lebih optimal.
2.4.5 Kedudukan Puskesmas
a) Kedudukan dalam bidang adminstrasi PKM dalah peranggkat
pemerintah tingkat II terhadap dinbas tingkat II.
b) Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan sesuai sistem
kesehatan nasioan, PKM berkedudukan pada tingkat fasilitas
kesehatan I
2.4.6 Satuan Penunjang
a) Puskesmas pembantu unit kesehatan yang sederhana berfungsi
menunjang dan membantu jegiatan PKM dan lingkungan wilayah
lebih besar.
b) Puskesmas keliling unit pelayanan keliling dilengkapi kendaraan roda
4 atau 2, perahu motor, dan peralatan kesehatan dan komunikasi serta
tenaga dari PKM
c) Badan yang berfungsi di desa , 3000 / satu bidan. Tugasnya membina
PKM pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosisl yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi merka sepenuhnya,
tentu dengan biyaya dapat di jangkau oleh masyarakat untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan meraka dalam semangat
12
untuk hidup mandiri dan menentukan nasip sendiri (Narsul Efendi,
Puskesmas 1997).
Fungsi dari PKU adalah memelihara kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosa dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan
pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawap perawat dalam PKU
adalah:
a) Mendorong partisipasi aktif dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
b) Kerja sama dengan msyarakat, keleurag dan individu.
c) Menjaga konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
d) Memeberikan bimbingan dan dukungan petugas pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
e) Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehaan masyarakat.
Saran PUK adalah individu, keluarga / kelompok dan
masyarakat dengan fokus apaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Jadi keluaraga atau kelompok dan masyarakat ditingkatakan untuk
meningkatakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PUK adalah motivasi masyarakat agar dapat merawat
dan mengatur diri sendri dalam memeliharaan kesehatan.
Ada 8 unsusr utama PUK yaitu peningkatan pengetahuan untuk
mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi
masyarakat, kesehtan ibu dan anak termasuk KB, penyediyaan air yang
mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan
preventif, dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang
tetap terhadap penyakit yang terjadi terhadap penggunaan obat tradisonal
dalam masyarakat.
13
menurut Dr. Azrul Aazwar, MPH (1982), Perawatan kesehatan masyarakat
adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
puskesmas, untuk menyembuhkan dan meningkatakan kesehatan penderita,
keluarga dan msyarakat sekitar, untuk menyembuhkan dan meningkatkan
kesehatan penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui peningkatan
kapasitas masisng – masing sehingga dapat mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang dihadapi.
Sedangkan Chang (1982), Perawatan kesehatan komunitas adalah
menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim daam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat, mampuberkomunikasi dan motivasi masyarakat untuk
mencegah masaalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Keperawatan kesehatan komunitas sebagai salahsatu bentuk
pelayanan kesehatan utama ditujukan pada masyarakat pada prateknya
memerlukan kesehatan utama ditunjukan pada masyarakat pada parateknya
memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpanagan
dalam kebutuhan dasar komunitas. Konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli salah satunya adalah konsep model dari Betty
(1972), yang menekankan pada pendekatan sisitem untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Sasaran dari keperawatan komunitas adalah semua orang yang
membentuk masyarakat (Anderson 1988), Lebih rincinya terdiri dari tiga
tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
a) Tingkat Individu.
Individu adalah bagian dari anggota keluarag. Apabila individu tersebut
mempunyai mempanyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidak
mampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena suatu hal dan sebab,
maka akan mempengaruhi anggota keluarganya lainya secara fisik, mental
dan sosial. Dalam praktek komunitas perawat memberikan asuhan
perawatn kepada individu yang mempunyai masalah tertentu (Miasalnya:
TBC, Ibu hamil, dll) dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan individu.
14
b) Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluaraga dan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut.
Mengenai masalah kesehatan.
Mengambil keputusan untuk mengatsi masalah tersebut.
Menciptakan lingkunagan yang sehat.
Memenfaatkan sumberdaya dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga
c) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorentasi pada individu, keluarga diliahat
sebagai satu kesatuan. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.
15
BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS
3.1 PERSIAPAN
1) Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap persiapan ke masyarakat mulanya kelompok
mengadakan pertemuan dengan pihak kelurahan kemudian kepala
lingkungan di Balai Desa Kebondalem. Pertemuan dengan pihak
kelurahan pada tangggal 18 Oktober 2021 membahas tentang lingkungan
yang akan dibina dan diputuskan lingkungan Dusun Plosorejo Desa
Kebondalem. Kemudian sore harinya baru diadakan pertemuan dengan
Kepala Dusun Plosorejo. Saat melakukan pertemuan kelompok melakukan
pendekatan dengan cara membina hubungan saling percaya dan
menjelaskan tujuan kelompok tentang praktek komunitas dan keluarga
dilingkungan Dusun Plosorejo dan diterima dengan baik oleh Kepala
Dusun, kemudian kelompok menyusun jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan pada hari selasa, akhirnya diputuskan bahwa tindakan
berikutnya pada hari Selasa, 19 Oktober 2021 jam 15.00 WIB dengan
mengadakan pengumpulan data dimasyarakat.
16
2) Persiapan Teknis
Dalam menetukan masalah kesehatan yang ada dilingkungan
Dusun Plosorejo, maka dilakukan pengumpulan data. Untuk pengumpulan
data mahasiswa membuat angket ( terlampir ). Setelah angket dan format
pendataan digandakan, kelompok melakukan pendataan memasuki rumah
– rumah penduduk pada hari Rabu, 20 Oktober 2021 pukul 16:00 WIB
17
a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
<5 tahun
5-13 tahun
14% 12% 13-<18 tahun
18-<45 tahun
45-<60 tahun
60-<90 tahun
>90 tahun
24%
28%
18
Berdasarkan gambar 3.2 didapatkan bahwa hampir separuh warga
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem berusia 18-45 sebanyak
30,33% dengan jumlah 260 orang
c) Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK
Kepala Keluarga
Anggota Keluarga
Kawin
Tidak Kawin
46% Janda/Duda
48%
19
Bedasarkan gambar 3.4 didapatkan bahwa sebagian besar warga
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mempunyai status belum
kawin sebanyak 45,85% dengan jumlah 393 orang
e) Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama
Islam
Kristen
Jawa
Lain-lain
20
Bedasarkan gambar 3.6 di dapatkan seluruh masyarakat di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem seluruhnya bersuku jawa dengan
jumlah 857 orang.
g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
TS
TK
SD
SMP
SMA
PT
Non-Formal
16%
24% IRT
0% PNS
3% Peg. Swasta
Wiraswasta
Petani
4% Buruh Tani
13% Sopir
Tidak Bekerja
20%
19%
21
Berdasarkan gambar 3.8 didapatkan hasil Sebagian kecil
penduduk di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Ibu rumah
tangga dengan presentasi sebanyak 23,87% sebanyak 165 orang
< 1 juta
1 - < 3 juta
> 3 juta
72%
29%
<1 juta
1 - < 3 juta
> 3 juta
62%
22
Gambar 3.10 : Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran per
KK di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021
1% 7%
8% 3%
23
2. Data Khusus
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara
dan observasi terlihat pada diagram berikut :
1) Pasangan Usia Subur
a) Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis
Kontrasepsi Yang dipakai
IUD
Pil
Suntik
Tidak KB
Lancar
Tidak
24
Gambar 3.15 : Proporsi Buteki Bedasarkan Kelancaran
ASI di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021
Ada
Tidak
High
Medium
Low
25
Gambar 3.17 : Proporsi Balita Berdasarkan Berat Badan di
KMS di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
Bulan Oktober Tahun 2021
Ya
Tidak
Lengkap
Belum Lengkap
Tidak Lengkap
26
imunisasi dasar belum lengkap sebesar 60.00% dengan jumalah 3
orang
d) Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
27
Berdasarkan gambar 3.21 di dapatkan data seluruh (100%) balita
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mendapatkan memberian
vitamin A secara rutin dengan jumlah 5 balita.
f) Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI
< 6 Bulan
> 6 Bulan
28
proporsi anak sekolah berdasarkan gizi
High
Medium
Low
Lengkap
Tidak Lengkap
29
Berdasarkan gambar 3.24. di dapatkan data bahwa seluruh anak
sekolah di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem mendapatkan
imunisasi sudah lengkap (100%) sejumlah 117 anak
c) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
Ada
Tidak
30
Berdasarkan gambar 3.26 didapatkan data bahwa hampir seluruh
anak di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem tidak mengalami
keluhan sakit gigi sebanyak dengan jumlah 96,58% sebanyak 113
anak.
e) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Tidak Naik Kelas
31
Gambar 3.28 : Proporsi BerdasarkanKenakalan Remaja di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober Tahun
2021
Berdasarkan gambar 3.28 didapatkan data bahwa Sebagian besar
kenakalan remaja berupa tidak ada masalah sebesar 63,84%
sebanyak 113 orang dan hampir setengahnya remaja di Dusun
Plosorejo Desa Kebondalem melakukan kenakalan remaja
merokok sebesar 36,15% sebanyak 64 orang.
b) Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi
Aktif
Tidak
32
Proporsi Lansia Berdasarkan Kerutinan Posyandu Lansia
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
33
3) Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social
Rutin
Tidak Rutin
Tidak Pernah
34
Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah
Sendiri
Sewa
Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
35
c) Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai
30%
Keadaan aman
Tidak keadaan aman
70%
< 20%
> 20%
36
Berdasarkan gambar 3.36 didapatkan data bahwa hampir
seluruhnya warga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki
ventilasi lebih dari 20% sebanyak 89,95 % dengan jumlah 215
rumah.
e) Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org
< 8 m2 / orang
> 8 m2 / orang
Sumur
Sungai
37
Berdasarkan gambar 3.38 didapatkan data bahwa hampir
seluruhnya keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem
menggunakan sumur untuk sumber air bersih sebnayak 96,23%
adalah 230 rumah
g) Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum
Air Mineral
44% Air Masak
56%
Leher angsa
Cemplung
Tidak punya
87%
38
Gambar 3.40 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban di
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021
WC
Sungai
95%
Dibakar
Ditimbun
TPA
90%
39
Gambar 3.42 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Keberadaan Jentik
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021
Dibakar
TPA
12%
3%
Got
Sungai
Lahan kosong
85%
40
Gambar 3.44 : Proporsi Keluarga Berdasarkan Saluran Limbah di
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan Oktober
Tahun 2021
Berdasarkan gambar 3.44 di dapatkan data bahwa Sebagian besar
keluarga di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem memiliki saluran
limbah berupa got dengan jumlah 67,79% sebanyak 160 Keluarga
25%
Peliharaan
Serangga
Pengerat
Tidak ada
8%
64%
4%
Bersih
Kotor
Tidak Ada
41
Gambar 3.46 : Proporsi Keluarga BerdasarkanKondisi Kandang
Ternak di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021
RS
PKM
Klinik
RS+Klinik
Apotek
BPJS
Mandiri
Tidak Punya
42
Gambar 3.48 : Proporsi Keluarga BerdasarkanJaminan Kesehatan
di Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Bulan
Oktober Tahun 2021
YA
Tidak
43
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Lauk Tiap Hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
44
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Merokok Dalam Rumah
Ya
Tidak
Ya
Tidak
45
3) Hasil Wawancara
a) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan lebih sering membakar
sampah di pekarangan atau di kebun belakang rumah
b) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan sering membersihkan
kandang, menguras bak mandi, dan terbiasa cuci tangan pakai
sabun
c) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan tidak merokok di dalam
rumah
d) Warga Dsn. Plosorejo mengatakan sering berolahraga
46
a. Fasilitas Umum (Dalam Satu Komunitas)
1. Fasilitas 2. Fasilitas
3. Sarana Kegiatan Kelompok
Pendidikan Kesehatan
Jenis
Jenis Jumla No Jenis Kegiatan
No No Fasilitas Jumlah Jumlah
Pendidikan h . kelompok
Kesehatan
1 TK 1 1 RS 0 1 Karang taruna 1
2 SD 1 2 PKM 0 2 PKK 0
Klinik
3 MI 2 3 0 3 TPA 3
Swasta
Poskesdes/ Kegiatan
4 SMP 1 4 0 4 5
Ponkesdes keagamaan
Posyandu
5 SMA 0 5 1 5 Lain - lain
Balita
Posyandu
6 0
Lansia
Posyandu
7 1
Remaja
Tempat
5 Sarana Olah 6
4. Sarana Ibadah Pertemuan
Raga
Jenis
Jumla Tempat Olah Tempat
No Tempat No Jumlah No Jumlah
h Raga Pertemuan
Ibadah
Lap. Sepak
1 Masjid 1 1 0 1 Balai desa 1
Bola
Lap. Bola
2 Mushola 8 2 1 2 Balai Dukuh 0
Volley
Lap. Bulu
3 Gereja 0 3 0 3 Balai RW 1
Tangkis
4 Lain-Lain 0 4 Lain - lain 0 4 Balai RT 1
Pusat Kegiatan Keamanan
7 8 Industri IV
Ekonomi &Transportasi
Jumla
No Jenis No Jenis Jumlah 1 Keamanan
h
47
Pasar Fasilitas
1 0 1 Makanan 10 No Jumlah
Tradisional Keamanan
Pasar Pemadam
2 0 2 Pakaian 0 1 0
Swalayan Kebakaran
Toko
3 10 3 Sepatu 0 2 Pos Polisi 0
kelontong
4 Warung 5 4 Pigora 2 3 Poskamling 5
V VI Komunikasi 2 Transportasi
Politik &
Pemerintahan
Ada/ Ada/
No Jenis No Fasilitas No Jenis Jumlah
Tidak Tidak
Struktur Angkutan
1 Ada 1 Radio Tidak 1 0
Organisasi Umum
PKK, Angkutan
2 Ada 2 TV Ada 2 300
LKMD, dll Pribadi
Kebijakan
3 Ada 3 Telepon/Hp Ada
yankes
4 Internet Ada
Koran/
5 Tidak
Majalah
48
Kolam
2 Tidak 2 TV Ada
renang
Taman
3 Tidak 3 Internet Ada
Kota
Papan
4 Bioskop Tidak 4 Ada
pengumuman
5 Lain – lain Tidak 5 Keliling Tidak
49
3.3 Tahap Analisa Data
50
untuk berolahraga mempunyai kandang
ternak yang kotor yaitu
sejumlah 1 kandang
(5%)
Sebagian kecil warga
Dsn. Plosorejo tidak
melakukan CTPS yaitu
sebanyak 2 keluarga
(10%)
Hampir separuh warga
Dsn. Plosorejo
merokok di dalam
rumah yaitu sebanyak
9 rumah (45%)
Separuh warga Dsn.
Plosorejo tidak
melakukan olahraga
yaitu sebanyak 10
keluarga (50%)
2 Remaja Dsn. Jumlah remaja di Dsn. Perilaku kesehatan
Plosorejo Plosorejo Ds. cenderung beresiko
mengatakan Kebondalem adalah 5 pada Remaja Dsn.
merokok saat orang. Plosorejo
berkumpul dengan Hampir separuh
temannya bahkan di Remaja Dsn. Plosorejo
dalam rumah. melakukan kenakalan
Remaja Dsn. remaja berupa rokok
Plosorejo sebesar 40% sebanyak
mengatakan 2 orang
terkadang juga Sebagian kecil Remaja
minum minuman Dsn. Plosorejo
keras bersama sama melakukan kenakalan
51
Remaja Dsn. remaja dengan minum
Plosorejo minuman keras dan
mengatakan juga mengikuti geng
mengikuti geng motor yaitu 1 orang
motor CB (20%)
3 Lansia di Dsn. Jumlah lansia di Dsn. Ketidakefektifan
Plosorejo Plosorejo Ds. Pemeliharaan
mengatakan malas Kebondalem adalah 7 Kesehatan pada lansia
mengikuti orang. di Dsn. Plosorejo Ds.
posyandu lansia Hampir separuh lansia Kebondalem
Lansia di Dsn. di Dsn Plosorejo tidak
Plosorejo pernah mengikuti
mengatakan kalau posyandu lansia
sakit parah datang sebanyak 3 orang
ke fasilitas (42,86%)
pelayanan Sebagian kecil lansia
kesehatan tapi di dsn Plosorejo tidak
kalau tidak sakit rutin mengikuti
tidak melakukan kegiatan posyandu
pemeriksaan rutin lansia sebanyak 1
Lansia di Dsn. orang (14,29)
Plosorejo Seluruh lansia dusun
mengatakan jarang Plosorejo tidak rutin
mengikuti kegiatan memanfaatkan
Lansia di Dsn. pelayanan kesehatan
Plosorejo sebanyak 71,43%
mengatakan lebih dengan jumlah 5 orang
suka jika di datangi Hampir seluruh lansia
oleh petugas di dusun Plosorejo
kesehatan dan tidak rutin mengikuti
mendapatkan kegiatan sosial
pemeriksaan gratis sebanyak 71,43%
52
dengan jumlah 5 orang
53
secara rutin sebanyak 5
anak (100%)
54
3.3. Tahap Penapisan Masalah
SELEKSI ( PENAPISAN )
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Interest
Sesuai Dengan
Potensi Untuk
ProgramRelevan Dengan
Tersedia sumber
Pendidikan
Kemungkinan
Resiko Tinggi
Resiko Parah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diatasi
KOMUNITAS
Fasilitas
Sumber
Tempat
Waktu
Dana
Daya
Komunitas
Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan (He)
Peran Perawat
55
Kesiapan Meningkatkan Nutrisi pada
balita Dsn. Plosorejo Ds. 5 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42
Kebondalem
KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5= SANGAT TINGGI
56
PRIORITAS MASALAH
NO MASALAH SKOR
1 Ketidakefektifan Pemeliharaan 50
Kesehatanpada Warga Dsn. Plosorejo Ds.
Kebondalem
2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada 47
remaja Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem
3 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 46
pada lansia Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem
4 Kesiapan Meningkatkan Nutrisi pada balita 42
Dsn. Plosorejo Ds. Kebondalem
57
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
58
BAB 5
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Masalah Evaluasi
Hari/
No Keperawatan Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Tempat
Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
1 Ketidakefektif Masyarakat Setelah dilakukan Manajemen 18 Oktober Lingkun
an warga tindakan Lingkungan : – 20 gan 1. Masyarakat
Pemeliharaan Dusun keperawatan selama Komunitas November Warga mengetahui
Kesehatan Plosorejo 5 minggu diharapkan Skrining Lakukan Skrining 2021 Dusun Psikomo permasalahan
pada Warga Desa masyarakat Dusun resiko kesehatan Plosorej tor kesehatan yang
Dsn. Plosorejo Kebondale mampu memenuhi yang berasal dari o ada di
Ds. m kriteria: lingkungan Desa lingkungannya
Kebondalem Perilaku Promosi Kebonda 2. masyarakat
Kesehatan lem mampu
Menggunakan Health Berikan edukasi Kognitif mengenal
perilaku yang Education tentang bahaya bahaya
menghindari pembakaran pembakaransam
risiko (4) sampah pah
Memonitor 3. adanya
59
lingkungan kerjasama yang
terkait dengan Program Lakukan program Psikomo baik antara
risiko (4) Aksi di komunitas tor mahasiswa,
Melakukan untuk mengatasi ketua RT dan
perilaku resiko yang sudah masyarakat
kesehatan secara diketahui dengan setempat terkait
rutin (4) membuang dengan
sampah pada pembuangan
TPA sampah di TPA.
4. adanya kegiatan
anti membakar
Program Ajak masyarakat Psikomo sampah
Aksi dalam tor misalnya,
mengembangkan masyarakat
program buang harus bersedia
sampah di TPA membuang
demi keselamatan sampah di TPA.
dan kesehatan
masyarakat
60
2 Perilaku Remaja Setelah dilakukan Health edu Pendidikan 18 Oktober Lingkung
kesehatan dusun tindakan kesehatan 5510 – 20 an Warga 1.Masyarakat
cenderung plosorejo keperawatan selama Targetkan November Dusun Psikom mampu mengambil
beresiko pada desa 5 minggu diharapkan sasaran pada 2021 Plosorejo otor manfaat dari
remaja Dsn. kebondale masyarakat Dusun kelompok Desa pendidikan
Plosorejo Ds. m mampu memenuhi bereseko tiggi Kebondal kesehatan yang
Kebondalem kriteria: dan rentang em telah ditargetkan
kepercayaan usia yang akan
mengenai mendapat
kesehatan :kontrol manfaat besar
yang diterima dari
Menenrima pendidikan
tanggug kesehatan
jawab terkait Hindari
dengan penggunaan
keputusan tekhnik dengan
kesehatan 3 menakut nakuti
Usaha untuk sebagai strategi
mengumpulk untuk
61
an infomasi 3 memotivasi
Kesediaan agar orang
memiliki merubah
keinginan perilaku
untuk hidup kesehatan
saat ini 4 Gunakan
berbagai
strategi dan
intervensi
utama dalam
program
pendidikan
Tekankan 2.Masyarakat dapat
pentingnya Kogniti menyadari
pola makan f pentingnya pola
sehat,tidur,ber makan
olahraga,dan sehat,tidur,berolahr
lain lain bagi aga,dan lain lain
individu,kelua bagi
62
rga,dan individu,keluarga,d
kelompok an kelompok
yang
meneladani 3. Masyarakat
nilai dan mampu
perilaku ini Psikom menerapkan pola
dari orang otor makan sehat,tidur,
lain,terutama dan
anak anak berolahragadalam
kehidupan sehari-
hari
3 Ketidakefektif Lansia Setelah dilakukan Peningkatan 18 Oktober Lingkun
an dusun tindakan kesadaran – 20 gan
Pemeliharaan plosorejo keperawatan selama kesehatan 5515 November Warga
Kesehatan desa 5 minggu diharapkan Berikan 2021 Dusun Kognitif 1.Masyarakat dapat
pada lansia kebondale masyarakat Dusun informasi secara Plosorej mengetahui
Dsn. Plosorejo m mampu memenuhi tertulis maupun o pentingnya
Ds. kriteria: lisan pada Ds. posyandu lansia
Kebondalem Pengetahuan: gaya pasien Kebonda
63
hidup sehat Berikan lem Psikomo 2.Masyarakat dapat
Strategi pendidikan tor mengikuti kegiatan
mencegah kesehatan satu posyandu lansia
penyakit(3) persatu atau sesuai jadwal
Pentingnya konseling jika setelah diberikan
skrining memungkinkan informasi tentang
pencegahan Sediakan materi pentingnya
(3) informasi posyandu lansia
Manfaat kesehatan
olahraga tertulis yang
teratur (3) mudah
Pentingya dipahami
aktivitas
secara fisik
(3)
64
balita Dsn. desa 5 minggu diharapkan makanan dan 2021 n sesuai umur,
Plosorejo Ds. kebondale masyarakat Dusun kebiasaan penyakit, dan
Kebondalem m mampu memenuhi makan pasien keuangan makanan
kriteria: Bantu orangtua Kognitif yang akan di
Status Nutrisi klien untuk dimakan
Asupan gizi (5) mempertimbang
Asupan kan faktor 2.Para orang tua
makanan (5) faktor seperti dapat
Asupan energi umur,tahap mendiskusikan
(5) pertumbuhan makanan disukai
65
disukai dan dapat
tidak disukai meningkatkan
nafsu makan
Kognitif
66
PLAN OF ACTION
WAKTU
RENCANA PENANGGUNG TEMPAT
NO MASALAH KEGIATA DANA SUMBER
KEGIATAN JAWAB KEGIATAN
N
1 Ketidakefektifan Health Education Dwi Bagus Y. 27 Oktober Rumah Rp.700.000,- Mahasiswa
Pemeliharaan 1. Penanaman toga 2021 Warga
Kesehatan 2. Penyuluhan Dusun
3. PHBS ( Pembuatan Plosorejo
TPA )
2 Perilaku kesehatan Health Education Bagas Try 30 Oktober Balai Desa Rp.100.000,- Mahasiswa
cenderung beresiko 1. Penyuluhan bahaya Waloyo 2021 Kebondalem
pada remaja merokok
2. Seks education
3. Bahaya napza dan
miras
67
Kesehatan pada Kesehtan ( Tekanan
lansia Darah, GDA, Asam
Urat )
2. Senam Lansia
3. Penyuluhan
Hipertensi
68
BAB
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Dan teori keperawatan dari Betty Neuman tepat digunakan untuk
pemberian asuhankeperawatan komunitas. Model health care system yang
dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah sebuah model yang
menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat
fleksibel, normal, serta resisten dengan sasaran pelayanannaya adalah
komunitas.
6.2 Saran
Dalam melakukan proses keperawatan akan berhasil jika dilakukan
secara kontinu dan terus menerus sampai keluarga mampu melakukan
tindakan yang sudah diajarkan secara mandiri.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
1. Denah Wilayah
Dusun Plosorejo Desa Kebondalem Kec. Bareng Kab. Jombang
2. Hasil Tabulasi
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Sayur & Buah Tiap Hari
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia dapat mengetahui
tentang perawatan dengan Diabetes Milletus.
B. POKOK BAHASAN
Tentang Diabetes Milletus
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Ket : : peserta
: observer
: pemateri
: moderator
: Fasilitator
F. EVALUASI
1. Struktur
a. Semua peserta hadiri/ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan di rumah Ny.M
c. Tempat penyuluhan nyaman dan mendukung
d. Kesiapan materi penyaji/pemateri
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan
d. Pemateri menjawab pertanyaan dengan benar
3. Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian diabetes miletus
b. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala dari diabetes milletus
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab dari diabetes milletus
d. Peserta mampu menyebutkan cara mencegah dan mengobati diabetes milletus
e. Peserta mampu dan mengerti apa saja makanan yang boleh di makan dan tidak
boleh di makan
f. Peserta mampu dan mengerti pola makan yang benar untuk penderita diabetes
milletus
G. REFERENSI
Kharroubi,A. Darwish H. (2015). Diabetes milletus : the epidemic of the century. World J
diabetes. 6(6), pp.850-867.
Ramachandran, A.(2014). Know The Signs and Symptoms of Diabetes. Indian J Med
Res. 140(5),pp. 579-581.
NIH (2016). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. What is
diabetes?.
Lampiran materi
1) Pengertian Diabetes Milletus
DM adalah penyakit gangguan metabolisme gula yang ditandai dengan gejala awal
sering minum, sering kencing, sering makan/lapar, dan berat badan yang menurun tanpa
sebab yang jelas. Gejala lanjutan adalah cepat lelah, badan sakit semua, kesemutan, mata
kabur, gangguan ginjal, jantung, pembuluh darah dan impotensi.
2) Penyebab DM
1. Faktor genetik
2. Faktor usia
3. Resistensi insulin
4. Banyak makan gula
5. Malas gerak
6. Kelebihan berat badan
7. Dehidrasi
8. Kebanyakan makan makanan asin
3) Tanda dan gejala
1. Mudah haus
2. Mudah lapar
3. Sering kencing
4. Berat badan turun drastis
5. Hasil pemeriksaan gula darah acak >200mg/dl atau gula darah puasa >120mg/dl.
4) Bagaimana pengobatan DM ?
Diabetes millletus adalah penyakit seumur hidup namun dapat dikontrol sehingga
tidak menyebabkan penderita sakit dan komplikasi.
Pentalogi pengobatan DM secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan makan (diit)
2. Latihan jasmani (olahraga)
3. Obat-obatan (obat minum & suntik )
4. Paham tentang penyakit dm (penyuluhan)
5) Bagaimana pemantauan DM
1. Rutin periksa dan konsultasi dengan dokter
2. Pemeriksaan laboraturium secara rutin 1 bulan 1x
6) Bagaiamana pencegahan DM?
• Mengurangi porsi makan
• Olahraga
• Menurunkan berat badan
• sarapan sangat penting
• Hindari makanan berlemak
• Hindari minuman manis
7) Makanan yang boleh dimakan bagi penderita DM
Makanan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, ubi panggang, oatmeal, roti,
dan sereal dari biji-bijian utuh.
Daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit.
Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, atau
dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita diabetes di
antaranya adalah brokoli dan bayam.
Buah-buahan segar
Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus,
dimasak untuk sup, atau ditumis.
Popcorn tawar.
Produk olahan susu rendah lemak, seperti yoghurt dan telur
Berbagai jenis ikan, seperti tuna, salmon, sarden dan makarel. Namun, hindari
ikan dengan kadar merkuri tinggi, misalnya ikan tongkol.
PENYULUHAN TENTANG BAHAYA PEMBAKARAN SAMPAH DI
BALAI DESA DAPURKEJAMBON
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SAMPAH
TOPIK : Sampah
SASARAN : Warga Ds. Dapur Kejambon
HARI/ TANGGAL : 1 Desember 2019
WAKTU : Pkl 08.00 WIB
TEMPAT : Balai Desa Dapur Kejambon
PERTEMUAN KE- : 1
PENYULUH :
E. Pemateri : Devy Amalia P
F. Moderator : Ika Niken W.L
G. Fasilitator : 1. Dita Putri C
2. Hanifa Eka Oktavia
3. Ainun Dyah P
4. Dinda Pinatul
5. Anita Dyah S
H. Observer : 1. Putro Setyo Bekti
2. Fitri Hidayatul A
3. Bagas Try W
4. Ika Ayu T
5. Fawaidatul
6. Amanda Novita
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga mampu
memahami konsep pembuangan sampah
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga mampu :
1. Menjelaskan pengertian pembuangan sumpah
2. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah
3. Menyebutkan pembuangan sampah
4. Menyebutkan dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
5. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan
sampah
7. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar
B. POKOK BAHASAN
Kesehatan lingkungan
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Ket : : peserta
: observer
: pemateri
: moderator
: Fasilitator
F. EVALUASI
1. Struktur
Warga yang datang ditempat penyuluhan
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan
2. Proses
Antusias Masyarakat Terhadap Materi Penyuluhan
Masyarakat Konsentrasi Mendengarkan Penyuluhan
Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar
3. Hasil
Menyebutkan jenis-jenis sampah
Menjelaskan apa pengertian dari Sampah
Menjelaskan apa yang harus dilakukan pada sampah agar tidak
bertumpuk
Mengetahui Manfaat sampah jika di olah
Mengetahui pengaruh buruk jika tidak di olah
Mau mengelola sampah yang di hasilkanya sendiri
Mau menerapkanya di kehidupan sehari-hari
G. REFERENSI
doktersehat.com
hellosehat.com
alodokter.com
acamdemia.edu
Lampiran materi
Kita sebagai manusia sering kali lupa dengan apa yang ada di sekitar
kita, di dalam sebuah perumahan pun sering kali ada orang yang membakar
sampah dengan alasan untuk mengusir nyamuk . tetapi mereka tidak
mengetahui dampak yang parah dan sampai mengakibatkan penyakit yang
berkelajuntan. Dengan membakar sampah sistem pernafasan kita jadi
terganggu oleh asap yang sangat tebal dan menggangu keseharian kita
untuk beraktifitas. Satu hal yang mereka tidak mengetahui dampak dari
pembakaran sampah .
Apa artinya hal ini di kehidupan nyata? Apakah hal ini mempengaruhi
tubuh kita? apakah partikel beracun yang dilepaskan melalui pembakaran
sampah dapat benar benar menyebabkan kerusakan pada paru paru, system
saraf, ginjal dan liver yang mengancam kehidupan?
Pada orang dewasa, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menunjukan efek bahaya racun ini, anak anak beresiko lebih besar karena
ukurang tubuh mereka lebih kecil, yang artinya mereka dapat menyerap
racun dengan dosis yang lebih tinggi pada setiap nafas yang mereka hirup.
1. TEKNOLOGI
Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah
untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan.
Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat
keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya.
Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya
pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya
PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti
akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti
bahwa program pembersihan lingkungan berhasil.
Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk
yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang
terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah.
Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara
berhasil atau tidak.
2. PENDIDIKAN
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah
sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan
masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya.
3. UNDANG-UNDANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1997, Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1997, dan Peraturan Pemerintah No.
41 tahun 1999, kita telah mempunyai batasan Baku Mutu Udara
Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Di dalam hal ini baku mutu
udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, tetapi
bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah
rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil
padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan
menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga.
1. Hindari pemborosan.
Semakin banyak produk rumah tangga yang Anda beli, semakin
banyak pula sampah yang akan ditimbulkan. Maka itu, beli bahan
makanan atau produk rumah tangga secukupnya dan pilih produk
dengan kemasan yang paling simpel.
2. Penggunaan kembali.
Contohnya adalah mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman
atau celengan, baju bekas menjadi lap atau keset, dan sebagainya.
3. Daur ulang.
Gunakan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan dan daur
ulang menjadi barang-barang baru yang ekonomis dan bermanfaat.
Misalnya membuat keranjang dari kumpulan bungkus kopi, sampah
koran menjadi kertas daur ulang, dan sebagainya.
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny.M dapat
mengetahui tentang perawatan dengan Hipertensi.
B. POKOK BAHASAN
Tentang Hipertensi
C. SUB POKOK BAHASAN
6. Pengertian Hipertensi
7. Penyebab terjadinya Hipertensi
8. Tanda dan gejala terkena Hipertensi
9. Cara Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi
10. Diit pada penderita Hipertensi
D. KEGIATAN PENYULUHAN
E. PENGATURAN TEMPAT
Ket : : peserta
: observer
: pemateri
: moderator
: Fasilitator
F. EVALUASI
1. Struktur
a. Semua peserta hadiri/ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan di rumah Tn. W
c. Tempat penyuluhan nyaman dan mendukung
d. Kesiapan materi penyaji/pemateri
2. Proses
a. Anggota keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Anggota keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Anggota keluarga mengajukan pertanyaan
d. Anggota keluarga menjawab pertanyaan dengan benar
3. Hasil
a. Anggota keluarga mampu menyebutkan pengertian Hipertensi
b. Anggota keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala dari
Hipertensi
c. Anggota keluarga mampu menyebutkan penyebab dari Hipertensi
d. Anggota keluarga mampu menyebutkan cara mencegah dan
mengobati Hipertensi
e. Anggota keluarga mampu dan mengerti apa saja makanan yang
boleh di makan dan tidak boleh di makan
f. Anggota keluarga mampu dan mengerti pola makan yang benar
untuk penderita Hipertensi
Lampiran materi
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolic yang tidak normal.
Batas sistolik 140-190 mmhg dan diastolic 90-95 mmhg yang merupakan garis
batas hipertensi. (silvia. Price.2000).
Penyebab hipertensi :
1) Tidak diketahui
a. keluarga dengan riwayat hipertensi
b. pemasukan sodium yang berlebih
c. konsumsi kalori yang berlebih
d. kurangi aktifitas fisik
e. pemasukan alcohol yang berlebih
f. kurangnya potasium
2) Di ketahui
a. Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal
b. Primary aldosteron
c. Chusing sindrome
d. Tumor otak
e. Encephalitis
f. Kehamilan obat-obatan tertentu : missal, estrogen, glukokortikoid.
g. Merokok
h. Gangguan psikiatrik
Tanda dan gejala
a) Pusing,sakit kepala
b) Gampang lelah
c) Mual
d) Dehidrasi
e) Sesak nafas
f) Epitaksis
g) Pandangan kabur
Komplikasi
1. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan
kolestrol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan
pandangan kabur.
2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama
dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit
dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebih dan bisa menyebabkan sakit
pada ginjal.
4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang
bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
Pencegahan penyakit hipertensi
1. Cek kesehatan rutin
2. Enyah asap rokok
3. Diet seimbang
4. Olahraga
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress
makanan yang di perbolehkan
Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti :
a. Beras, ketan, ubi, mie tawar, meizena, terigu, gula pasir.
b. Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.
c. Minyak goring, margarine tanpa garam.
d. Semua sayuran tanpa garam
e. Semua bumbu-bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam
dapur.
Makanan yang tidak diperbolehkan
Semua makanan yang di beri garam natrium pada pengolahan seperti :
a. Roti, biscuit, kraker, dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur
dan atau soda.
b. Jeroan, dendeng, abon,corned beaf, daging asap, ikan asin,telur
pindang, sarden,ebi, udang kering, telur asin, telur pindang.
c. Keju, keju kacang tanah.
d. Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur
e. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap magi,terasi, saos tomat,
petis,tauco.
4. FOTO DOKUMENTASI
A. Pembukaan di Desa Dapurkejambon