OLEH :
Dalfira
Darna Sri Herlina
Diana Dora
Erni Emly
Fajri Almaira
Nia Mardalisna
Nora Murti Lova
Novia Sari
Rasyidah
Selvi Yetni
Sri Wahyuni
Yance Suci Nengsih
Zikra Hayati
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan pratikum ini. Bagi
kami mahasiswa Program Studi Ners IKESPNB , laporan pratikum merupakan salah
satu syarat memenuhi mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN….…………………………………………………ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Tujuan …………………………………………………………………….2
C. Manfaat ….. ………………………………………………………………3
BAB II TINJAUAN TEORI…….………………………………………………...
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian………………………………………………………………..13
B. Analisa Data ……………………………………………………………..20
C. Prioritas Diagnosa………………………………………………………..22
D. Diagnosa Keperawatan Komunitas ……………………………………...23
E. Rencana Keperawatan …………………………………………………...24
F. Planning of Action (POA) ……………………………………………….26
G. Implementasi …………………………………………………………….28
H. Rencana Tindak Lanjut ………………………………………………….29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...32
B. Saran ……………………………………………………………………..33
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang harus diketahui dan langkah dari
asuhan keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.
vi
e. Mendeskripsikan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan pada
keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.
1. Manfaat Keilmuan
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Ners IKESPNB ,
untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu riset
keperawatan komunitas. Dan dapat menggambarkan bagaimana gambaran
kesehatan masyarakat di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka..
2. Bagi Masyarakat
vii
BAB II
TINJAUAN TEORI
viii
B. Teori Dan Model Keperawatan Komunitas (Model Community As Partner)
ix
inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Community as partner model adalah panduan dalam melakukan pengkajian
komunitas, analisa dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas yang
meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi. Tiga
level pencegahan ditujukan untuk melindungi agregat balita dengan memperkuat
garis pertahanan dan ketahanan. Promosi kesehatan Tannahill Model memiliki 3
(tiga) komponen utama yaitu health education, health protective, dan health
prevention dengan 7 (tujuh) domain yaitu preventive, preventive health
education, preventive health protective, protective health education, health
education, health protection, health protective health education.
Aplikasi penerapan Community as Partner Model dan Tannahill Model
dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat balita sulit makan
meliputi pengkajian pada core dan 8 (delapan) subsistem (lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, pemerintah dan politik, keselamatan dan
transportasi, ekonomi, pendidikan, komunikasi, dan rekreasi), serta upaya
promosi yang telah dilakukan terkait dengan upaya pendidikan, pencegahan, dan
perlindungan; diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972)
untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
oleh penulis untuk menggambarkan batasan keperaeatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra / community as
partner , untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.
Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Se4bagai
anggota masyarakat, pendduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem
x
komunitas dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukkan garis pertahan
normal, atau tingkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis
pertahanan normal meliputiberbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi,
moralitas bayi yang rendah, atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis
pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai kemampuan
menyelesaikan masalah ; ini menunjukkan keadaan sehat dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus – putus yang
mengelilingi komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “
buffer zone “ (area penengah) yang menunjukkan suatu tingkat kesehatan
dinamis akibat respons sementara terhadap stressor. Respon ini mungkin saja
terjadi karna adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena stressor
lingkungan, seperti banjir atau stressor sosial seperti penjualan buku porno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk mengingatkan
bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan
bagian tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan
memberikan gambaran kerangka kerja bagi perawata kesehatan komunitas dalam
pengkajian.
Di dalam komunitas, terdapat garis- garis resistensi, mekanisme internal
yang melakukan perlawanan trehadap stressor. Program rekreasi malam untuk
anak-anak muda dilakukan untuk mengurangi “vandalism” (perbuatan yang
merusak) dan kebebasan berbuat, dan diagnosis serta pengobatan penyakit
menular seksual secara gratis adalah merupakan contoh garis resistensi. Garis
resistensi ada pada setiap subsistem dan menunjukkan kekuatan komunitas.
Stressor merupakan tekanan rangsangan yang menghasilkan ketegangan
yang potensial menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem. Stressor tersebut
dapat berasaldari luar komunitas (misalnya polusi udara dari industri terdekat)
xi
atau dari dalam komunitas ( misalnya, penutupan suatu klinik). Stressor
memasuki garis pertahanan normal maupun flesibel sehingga menimbulkan
gangguan dalam komunitas. Pelayanan yang tidak mencukupi, tidak terjangkau
atau mahal merupakan stressor terhadap kesehatan komunitas.
Derajat reaksi merupakan jumlah ketidakseimbangan atau gangguan akibat
stressor yang mengganggu garis pertahanan komunitas. Derajat reaksi dapat
dilihat dari angka kematian dan kesakitan, pengangguran, statistika kriminalitas,
dan lain-lain. Stressor dan derajat reaksi menjadi bagian dari diagnosis
keperwatan. Misalnya, masalah dapat berupa peningkatan kejadian penyakit
pernapasan ( derajat reaksi ) sehubungan dengan polusi udara.
xii
Meliputi penilaian terhadap lingkungan sekitar masyarakat, dimana
dilihat dari berbagai sudut pandang lingkungan.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Setelah fasilitas pelayanan kesehatan dan social teridentifikasi,
kategorikan data tersebut mungkin berdasarkan jenis pelayanan (RS,
klinik, perawatan lanjut dll), menurut ukuran atau kepemilikan dll.
c) Ekonomi
Meliputi harta kekayaan, penghasilan rumah tangga, pengeluaran
rumah tangga perbulan, pendapatan perkapita, status
ketenagakerjaan, jenis pekerjaan dll. Sumber informasi : berdasarkan
hasil sensus, perdagangan/ pasar, departemen ketenaga kerjaan,
kantor serikat buruh setempat
d) Transportasi dan keamanan
Meliputi pelayanan pelindungan terhadap kebakaran, polisi, sanitasi,
dan pelayanan terhadap penggunaan transportasi seperti pelayanan
bis, kereta api, pesawat. Sumber informasi: kantor perencanaan, dinas
pemadam kebakaran, dinas kepolisian, dinas jalan raya dll.
e) Politik dan pemerintahan
Keaktifan dalam berorganisasi dan berpolitik. Sumber informasi:
berdasarkan hasil pemilu dalam memilih anggota pemerintah,
informasi dari berbagai organisasi yang dikembangkan didaerah
tersebut
f) Komunikasi
Meliputi komunikasi formal (berasal dari ekstra komunitas seperti:
Koran, radio, televisi, pelayanan pos) dan informal (berasal dari intra
komunitas seperti: papan pengumuman, poster, brosur, surat kabar
ditempat ibadah dll). Sumber informasi: kantor penerbit Koran,
survey, wawancara warga.
g) Pendidikan
xiii
Meliputi warga yang sekolah, usia lulus sekolah, bahasa yang
digunakan dll. Sumber informasi : data sensus, dinas pendidikan
setempat, staf pendidik dll.
h) Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi.
xiv
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
xv
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di
komunitas
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang prilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskular
4. Sebagai advokad komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, tetapi evaluasi tetap
terkait dengan pengkajian yang merupakan tahap awal dari proses keperawatan.
Praktik keperawatan adalah siklus yang dinamis. Agar intervensi berfokus
komunitas dapat diukur secara relevan dan tepat waktu, maka database
komunitas, diagnosa keperawatan, dan rencana program kesehatan harus
dievaluasi secara rutin. Efektivitas intervensi keperawatan komunitas bergantung
pada pengkajian ulang yang berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas
dan juga bergantung pada perbaikan yang tepat terhadap intervensi terencana.
BAB III
xvi
A. Gambaran Lokasi Pratikum
A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
xvii
Sales
laki-laki
perempuan
islam
xviii
Sales
SD
SLTP
SLTA
PT
c. Statistik vital
xix
- masyrakat mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan cara
menangani penyakit seperti : Ispa, diare dan
Hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil :
- Bides di jorong simpang Abu mengatakan
dari 10 penyakit terbanyak 6 bulan
belakangan penyakit terbanyak yaitu ISPA,
diare, penduduk orang dewasa mayoritas
mempunyai riwayat HT .
- Warga mengatakan belum dilakukan senam
rutin hipertensi, dan warga pun belum
secara rutin berobat HT, Mereka berobat
bila ada keluhan.
10 penyakit terbanyak keluarga 6 bulan terakhir
xx
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan
xxi
Sungai
Sales
Bakar
Sembarangan
b. Pendidikan
xxii
- Wawancara shaleh sekolah terletak dikawasan Wali
Nagari Simpang Kapuak
- Terdapat sekolah non formal yaitu TPQ di
masjid di jorong Simpang Abu.
d. Komunikasi
xxiii
Acara Keagamaan informasi
Acara Kenagarian
B. Analisa Data
xxiv
1 Ds: Pemeliharaan Kesehatan Tidak
Kepala jorong dan warga mengatakan Efektif (D.0117)
jika di lingkungannya tidak ada bak
penampungan sampah sementara dan
tidak ada mobilitas pengangkut sampah
dan warga membuang sampah
sembarangan
Do:
45% buang sembarangan( lahan
yang tidak dipakai), 20 % dibakar,
35 % buang ke sungai
Tidak terdapat satupun tempat
pembuangan sampah
Terdapat kolam / genangan air
dan tumpukan sampah di wilayah
jorong simpang Abu tepatnya di
depan SDN 01 Simpang Kapuak,
disamping kantor walinagari, dan
juga sampah berserakan di Pasar,
dan juga di lingkungan warga
Lingkungan sekitar rumah tampak
kurang bersih
Banyak sampah berserakan di
tempat umum dan lingkungan
warga.
xxv
yang diderita masyarakat dalam 6 bulan program tidak mengatasi seluruh
terakhir: ISPA , Diare masalah kesehatan komunitas
-Warga mengatakan banyak anak-anak
yang terkena penyakit batuk,flu dan
mencret
- - Guru SD 01 Simpang Kapuak
Mengatakan sampah di depan sekolah
tidak ada yang membersikan
- DO :
- Tampak Banyak sampah
berserakan di tempat umum dan
lingkungan warga.
- Tampak kolam berisikan sampah
didepan SD 01 SPK, Lingkungan
sekitar Sekolah tampak kurang
bersih
10 % - 24,9 % 7 atau 8
1 % - 9,9 % 5 atau 6
xxvi
2. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah kesehatan :
Keefektifan Nilai
Sangat efektif (800-100%) 9 atau 10
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0
Prioritas Masalah
xxvii
Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) berhubungan
ketidakmampuan mengatasi masalah
2. Deficit kesehatan komunitas (D.0110) berhubungan dengan program tidak
mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
xxviii
E.
xxix
F. Rencana Keperawatan
30
kesehatan
6. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
7. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2 Deficit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan efikasi diri (5395) Kognitif Mahasisw
komunitas selama 3x24 jam diharapkan Psikomotor a
1. Identifikasi hambatan
(D.0110) kesehatan komunitas meningkat masyaraka
untuk merubah perilaku
berhubungan dengan Kriteria Hasil : t
2. Bantu individu untuk
dengan program 1. Ketersediaan program
berkomitmen terhadap
tidak mengatasi promosi kesehatan
rencana tindakan untuk
seluruh masalah 2. Ketersediaan program
merubah perilaku
kesehatan proteksi kesehatan
3. Berikan contoh atau
komunitas 3. Partisipasi dalam
tunjukan perilaku yang
program kesehatan
diinginkan
31
komunitas meningkat 4. Berikan informasi
4. Kepatuhan terhadap mengenai perilaku yang
standard kesehatan diinginkan
lingkungan meningkat
5. Prevalensi penyakit
menurun
6. Angka kebiasaan
merokok menurun
32
1. Tidak ada sampah yang wali nagari, jorong,
berserakan kader , bidan desa, dan
2. Tidak ada lagi media untuk badan musyawarah
perkembangbiakan nyamuk 3. Bantu kelompok untuk
3. Masyarakat mampu menerapkan untuk merubah perilaku Mahasiswa
PHBS terhadap rencana Sd N 01 SPK
tindakan (kerja bakti).
4. Mengajak kelompok
untuk membersihkan Mahasiswa
6. Pemantauan jentik
nyamuk
2. Defisit kesehatan Setelah diakukan tindakan 1. Lakukan pemantauan Posko Mahasiswa
33
komunitas keperawatan selama 4 minggu di untuk menentukan kesehatan
Jorong Simpang Abu kebutuhan rujukan
- Berkurangnya frekuensi 2. Melakukan koordinasi walinagari
penyakit melalui SMD dengan Lingkup
- Sampah tidak berserakan wali nagari, jorong, Desa
lagi kader , bidan desa, dan Debegan
- Masyarakat punya tempat badan musyawarah Mahasiswa
sampah 3. Bantu kelompok untuk Kader
untuk merubah perilaku
terhadap rencana Mahasiswa
tindakan (kerja bakti).
Mahasiswa
7. Ajarkan warga untuk Kader
melakukan PHBS
dengan cuci tangan 6
langkah
8. Pemantauan jentik
nyamuk
34
E. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Jorong simpang abu
35
2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
a. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).
3. Tujuan MMD
Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan .
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan.
4. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat , petugas Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan
(seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).
5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD dilaksanakan segera setelah
SMD dilaksanakan.
6. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar
aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
36
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD
dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
h. Penutup.
37
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Jorong Simpang Abu Nagari Simpang KapuakKecamatan Mungka
Kabupaten Lima Puluh Kota menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih
banyak yang yang membuang sampah terutama di depan SD 01 Simpang Kapuak, disamping kantor Wali Nagari,
dibakar dan di buang ke sungai, banyaknya masyarakat menderita ISPA dan Diare.
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian
(interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya, (Alimul, 2009).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan
masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).
38
Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner, 2)
menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat
juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di
masyarakat
Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang
diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang
mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.
4. Bagi Mahasiswa
39
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Jorong Simpang Abu
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses pendidikan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk. www.slideshere.net diakses
tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi Pada Lansia
Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.
41
Diakses Tanggal 3 April 2013.
4. Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan
Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
42