Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI JORONG SIMPANG ABU KENAGARIAN SIMPANG KAPUAK

OLEH :

Dalfira
Darna Sri Herlina
Diana Dora
Erni Emly
Fajri Almaira
Nia Mardalisna
Nora Murti Lova
Novia Sari
Rasyidah
Selvi Yetni
Sri Wahyuni
Yance Suci Nengsih
Zikra Hayati

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan hasil praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di jorong Simpang Abu,


Kenagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka dari tanggal 21 Oktober 2022
sampai dengan 05 Desember 2022,

telah mendapatkan persetujuan dari :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik (CI)


UPTD Puskesmas Mungka

Asrul Fahmi Paul SKM,CBWt M Kep Ns. Akel Khunaifi, S.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan pratikum ini. Bagi
kami mahasiswa Program Studi Ners IKESPNB , laporan pratikum merupakan salah
satu syarat memenuhi mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Salawat beserta salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad


SAW. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun
berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat


kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun dari semua pihak demi mencapai kualitas terbaik dari
laporan ini.

Payakumbuh , Oktober 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN….…………………………………………………ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Tujuan …………………………………………………………………….2
C. Manfaat ….. ………………………………………………………………3
BAB II TINJAUAN TEORI…….………………………………………………...
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian………………………………………………………………..13
B. Analisa Data ……………………………………………………………..20
C. Prioritas Diagnosa………………………………………………………..22
D. Diagnosa Keperawatan Komunitas ……………………………………...23
E. Rencana Keperawatan …………………………………………………...24
F. Planning of Action (POA) ……………………………………………….26
G. Implementasi …………………………………………………………….28
H. Rencana Tindak Lanjut ………………………………………………….29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...32
B. Saran ……………………………………………………………………..33
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan,
pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja
ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah
yang disebut dengan keperawatan komunitas. Menurut American Nurses
Asociation ( ANA ) mendefenisikan keperawatan kesehatan komunitas atau
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis praktik keperawatan klinis
dan kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif, holistik, dan berlangsung
dan berlangsung secara terus menerus, diaplikasikan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik pada upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif serta ditunjukkan pada
masyarakat secara keseluruhan baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. (Riyasmini, 2017)
Asuhan keperawatan komunitas di berikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan. Proses
keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan ,perencanaan ,pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Asuhan
keperawatan ini harus didokumentasikan dengan baik sebagai dokumen dan
pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang telah di lakukan .

v
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan diatas, maka perumusan


masalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan komunitas di Jorong Simpang
Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang harus diketahui dan langkah dari
asuhan keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.

1.3.2 Tujuan Khusus


Berdasarkan tinjauan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada


keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.

b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada dengan keperawatan


komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan
Mungka.

c. Mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada dengan


keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.

d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada keperawatan komunitas di


Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka.

vi
e. Mendeskripsikan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan pada
keperawatan komunitas di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Keilmuan

Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Ners IKESPNB ,
untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu riset
keperawatan komunitas. Dan dapat menggambarkan bagaimana gambaran
kesehatan masyarakat di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,
Kecamatan Mungka..

2. Bagi Masyarakat

Makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat di Jorong Simpang Abu,


Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka, untuk menambah pengetahuan
dan wawasan dalam mengaplikasikan hidup sehat dengan benar sesuai
standarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pembelajaran di


IKESPNB dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas di Jorong Simpang
Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka.

vii
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunitas dan Keperawatan Komunitas

Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai


(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-
batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga
(Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu
hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Chayatin &
Mubarak, 2011).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Chayatin & Mubarak, 2011).
Proses Keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

viii
B. Teori Dan Model Keperawatan Komunitas (Model Community As Partner)

Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian


komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang
terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program
evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus pada model ini komunitas
sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan.
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan
lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk
melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan,
klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line
of defense, dan resistance defense
Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem
dan ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang
memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat
ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan
keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan, layanan kesehatan
dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson & McFarlane,
2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster,
2004; Allender & Spradley, 2005). Delapan subsistem dipisahkan dengan garis
putus-putus artinya sistem satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di
dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan mekanisme internal untuk
bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung
jawab terhadap kesehatan anak-anak adalah contoh dari line of resistance.
Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan
model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas
terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi

ix
inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Community as partner model adalah panduan dalam melakukan pengkajian
komunitas, analisa dan diagnosa, perencanaan, implementasi komunitas yang
meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi. Tiga
level pencegahan ditujukan untuk melindungi agregat balita dengan memperkuat
garis pertahanan dan ketahanan. Promosi kesehatan Tannahill Model memiliki 3
(tiga) komponen utama yaitu health education, health protective, dan health
prevention dengan 7 (tujuh) domain yaitu preventive, preventive health
education, preventive health protective, protective health education, health
education, health protection, health protective health education.
Aplikasi penerapan Community as Partner Model dan Tannahill Model
dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat balita sulit makan
meliputi pengkajian pada core dan 8 (delapan) subsistem (lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, pemerintah dan politik, keselamatan dan
transportasi, ekonomi, pendidikan, komunikasi, dan rekreasi), serta upaya
promosi yang telah dilakukan terkait dengan upaya pendidikan, pencegahan, dan
perlindungan; diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972)
untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
oleh penulis untuk menggambarkan batasan keperaeatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra / community as
partner , untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.
Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Se4bagai
anggota masyarakat, pendduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem

x
komunitas dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukkan garis pertahan
normal, atau tingkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis
pertahanan normal meliputiberbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi,
moralitas bayi yang rendah, atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis
pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai kemampuan
menyelesaikan masalah ; ini menunjukkan keadaan sehat dari komunitas.
Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus – putus yang
mengelilingi komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “
buffer zone “ (area penengah) yang menunjukkan suatu tingkat kesehatan
dinamis akibat respons sementara terhadap stressor. Respon ini mungkin saja
terjadi karna adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena stressor
lingkungan, seperti banjir atau stressor sosial seperti penjualan buku porno.
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk mengingatkan
bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan
bagian tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan
memberikan gambaran kerangka kerja bagi perawata kesehatan komunitas dalam
pengkajian.
Di dalam komunitas, terdapat garis- garis resistensi, mekanisme internal
yang melakukan perlawanan trehadap stressor. Program rekreasi malam untuk
anak-anak muda dilakukan untuk mengurangi “vandalism” (perbuatan yang
merusak) dan kebebasan berbuat, dan diagnosis serta pengobatan penyakit
menular seksual secara gratis adalah merupakan contoh garis resistensi. Garis
resistensi ada pada setiap subsistem dan menunjukkan kekuatan komunitas.
Stressor merupakan tekanan rangsangan yang menghasilkan ketegangan
yang potensial menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem. Stressor tersebut
dapat berasaldari luar komunitas (misalnya polusi udara dari industri terdekat)

xi
atau dari dalam komunitas ( misalnya, penutupan suatu klinik). Stressor
memasuki garis pertahanan normal maupun flesibel sehingga menimbulkan
gangguan dalam komunitas. Pelayanan yang tidak mencukupi, tidak terjangkau
atau mahal merupakan stressor terhadap kesehatan komunitas.
Derajat reaksi merupakan jumlah ketidakseimbangan atau gangguan akibat
stressor yang mengganggu garis pertahanan komunitas. Derajat reaksi dapat
dilihat dari angka kematian dan kesakitan, pengangguran, statistika kriminalitas,
dan lain-lain. Stressor dan derajat reaksi menjadi bagian dari diagnosis
keperwatan. Misalnya, masalah dapat berupa peningkatan kejadian penyakit
pernapasan ( derajat reaksi ) sehubungan dengan polusi udara.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan analisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat baik individu, kelompok dan keluarga
yang menyangkut permasalahan psikologis dan sosial ekonomi maupun
spiritual dapat ditentukan. Pengkajian keperawatan komunitas ini merupakan
suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas.

Tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu:


Pedoman pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi:
a. Inti komunitas (Core Problem)
Meliputi: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia
berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan serta timbulnya kelompok atau komunitas
b. Subsistem komunitas
a) Lingkungan

xii
Meliputi penilaian terhadap lingkungan sekitar masyarakat, dimana
dilihat dari berbagai sudut pandang lingkungan.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Setelah fasilitas pelayanan kesehatan dan social teridentifikasi,
kategorikan data tersebut mungkin berdasarkan jenis pelayanan (RS,
klinik, perawatan lanjut dll), menurut ukuran atau kepemilikan dll.
c) Ekonomi
Meliputi harta kekayaan, penghasilan rumah tangga, pengeluaran
rumah tangga perbulan, pendapatan perkapita, status
ketenagakerjaan, jenis pekerjaan dll. Sumber informasi : berdasarkan
hasil sensus, perdagangan/ pasar, departemen ketenaga kerjaan,
kantor serikat buruh setempat
d) Transportasi dan keamanan
Meliputi pelayanan pelindungan terhadap kebakaran, polisi, sanitasi,
dan pelayanan terhadap penggunaan transportasi seperti pelayanan
bis, kereta api, pesawat. Sumber informasi: kantor perencanaan, dinas
pemadam kebakaran, dinas kepolisian, dinas jalan raya dll.
e) Politik dan pemerintahan
Keaktifan dalam berorganisasi dan berpolitik. Sumber informasi:
berdasarkan hasil pemilu dalam memilih anggota pemerintah,
informasi dari berbagai organisasi yang dikembangkan didaerah
tersebut
f) Komunikasi
Meliputi komunikasi formal (berasal dari ekstra komunitas seperti:
Koran, radio, televisi, pelayanan pos) dan informal (berasal dari intra
komunitas seperti: papan pengumuman, poster, brosur, surat kabar
ditempat ibadah dll). Sumber informasi: kantor penerbit Koran,
survey, wawancara warga.
g) Pendidikan

xiii
Meliputi warga yang sekolah, usia lulus sekolah, bahasa yang
digunakan dll. Sumber informasi : data sensus, dinas pendidikan
setempat, staf pendidik dll.
h) Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi.

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik


yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh ada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian. (American Nurses of Association)

Komponen utama diagnosis keperawatan:


1. Problem (masalah)
Kesenjangan atau penyimpangan dari kedaan normal yang seharusnya
terjadi
2. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi:
- Prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
- Lingkungan fisik, bilogis, psikologis dan sosial
- Interaksi prilaku dan lingkungan
- Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
- Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
3. Sign atau Symptom (tanda atau gejala)

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

xiv
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.

Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis


keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah:

1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan


2. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stres dan teknik
relaksasi
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskular
melalui pemeriksaan tekanan darah
4. Lakukan kerjasama dengan ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat
bagi yang berisiko
5. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
6. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab
stresor
7. Lakukan rujukan kerumah sakit bila diperlukan.

4. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas

Implementasi Keperawatan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan
perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat.

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah


direncanakan yang bersifat:

xv
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di
komunitas
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang prilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskular
4. Sebagai advokad komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas

5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, tetapi evaluasi tetap
terkait dengan pengkajian yang merupakan tahap awal dari proses keperawatan.
Praktik keperawatan adalah siklus yang dinamis. Agar intervensi berfokus
komunitas dapat diukur secara relevan dan tepat waktu, maka database
komunitas, diagnosa keperawatan, dan rencana program kesehatan harus
dievaluasi secara rutin. Efektivitas intervensi keperawatan komunitas bergantung
pada pengkajian ulang yang berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas
dan juga bergantung pada perbaikan yang tepat terhadap intervensi terencana.

Perawat mengevaluasi respons dari komunitas terhadap program kesehatan


dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan dan objektif program. Data
evaluasi juga merupakan hal yang krusial untuk memperbaiki database dan
diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data
komunitas.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

xvi
A. Gambaran Lokasi Pratikum

Lokasi pratikum berada di di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu,


Kecamatan Mungka,yang terdiri dari 254 KK, 906 orang penduduk, 424 laki-laki,
dan 482 orang perempuan. Dari hasil observasi yang dilakukan di Jorong Simpang
Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka. Kepadatan penduduk adalah
254 KK, pada umumnya jarak rumah satu dengan rumah yang lainnya berdekatan,
jenis dan kondisi perumahan umumnya sudah permanen , tapi banyak pada bagian
pembuangan limbah rumah tangga tidak menepatkannya dengan baik. Sarana umum
di Jorong Simpang Abu, Kenagarian Simpang Abu, Kecamatan Mungka.Ada pasar 1
buah, dan tempat ibadah 2 buah. Mata pencaharian Masyarakat di Jorong Simpang
Abu, pada umumnya petani . Masih banyak warga yang membakar sampah di sekitar
rumah dan masih ada tempat pembuangan sampah disekitar rumah warga/ dekat lahan
yang tidak dipakai dan sungai yang tidak dikelola dengan baik.

A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Wawancara Riwayat Jorong Simpang Abu tidak terdapat
(TOMA, TOGA) sanitasi yang baik dan merupakan Jorong di
Data Sekunder Kecamatan Mungka dengan tingkat kepadatan
penduduk nomer 1. mayoritas berprofesi sebagai
petani gambir.

b. Data demografi

xvii
Sales
laki-laki
perempuan

data menurut agama

islam

xviii
Sales
SD
SLTP
SLTA
PT

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Sekunder Lansia :
(angket, KK) 1. Jenis Kelamin
Laki-laki : 421 orang
Perempuan :483 orang
2. Agama : Islam
3. Tingkat Pendidikan : status pendidikan
mayoritas SMP-SMA

c. Statistik vital

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer Berdasarakan hasil pengkajian melalui angket
(Angket) didapatkan hasil :
- mayoritas warga mengalami masalah
kesehatan ispa, diare, hipertensi, DM, stroke

xix
- masyrakat mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan cara
menangani penyakit seperti : Ispa, diare dan
Hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil :
- Bides di jorong simpang Abu mengatakan
dari 10 penyakit terbanyak 6 bulan
belakangan penyakit terbanyak yaitu ISPA,
diare, penduduk orang dewasa mayoritas
mempunyai riwayat HT .
- Warga mengatakan belum dilakukan senam
rutin hipertensi, dan warga pun belum
secara rutin berobat HT, Mereka berobat
bila ada keluhan.
10 penyakit terbanyak keluarga 6 bulan terakhir

Jenis Penyakit Frekuensi


Batuk pilek/ISPA 123
Hipertensi 26
Diare 15
Dispepsia 14
Rematik 12
Osteoartritis 8
TB paru 4
Stroke 2
Peny kulit 2
Asma 2

xx
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Keadaan lingkungan rumah mayoritas
- Observasi kurang bersih dan ada beberapa yang
- Wawancara bersih
- Keadaan perumahan cukup bersih
tidak ada genangan air
- Jarak antar rumah satu dengan yang
lain sangat dekat, tidak ada pagar
- Kualitas air bersih berasal dari sumur
dan PDAM
- Kualitas udara baik apabila tidak ada
pembakaran sampah
- Pengkajian sampah :
Tidak semua rumah memiliki tong
sampah, pembuangan sampah di
sungai, ke lahan yang tidak terpakai
dan dibakar. Masyarakat tidak
melakukan pemilahan sampah bahkan
membakarnya .
- Banyak sampah berserakan di tempat
umum (seperti pasar dan dekat sekolah
)

xxi
Sungai
Sales
Bakar
Sembarangan

b. Pendidikan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Terdapat sekolah di jorong Simpang Abu
- Observasi ( SD N 01 dan SD N 02 ), TK/Paud Amal

xxii
- Wawancara shaleh sekolah terletak dikawasan Wali
Nagari Simpang Kapuak
- Terdapat sekolah non formal yaitu TPQ di
masjid di jorong Simpang Abu.

c. Keamanan dan transportasi

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Masyarakat menggunakan transportasi
- Angket/ pribadi 100 %
kuisioner
- Observasi - Kondisi lalu lintas jalan ramai lancar dan
kondisi jalanan kecil dan banyak tikungan.
- Wawancara Kondisi lingkungan sekitar warga aman.

d. Komunikasi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer Mendapatkan informasi layanan kesehatan dari
- Angket kader posyandu , bides dan petugas puskesmas
ketika berkunjung
- Observasi - Perkumpulan warga melalui acara
kenagarian , acara keagamaan, dan
perkumpulan lainnya

xxiii
Acara Keagamaan informasi
Acara Kenagarian

B. Analisa Data

No Data Fokus Diagnosa Keperawatan

xxiv
1 Ds: Pemeliharaan Kesehatan Tidak
Kepala jorong dan warga mengatakan Efektif (D.0117)
jika di lingkungannya tidak ada bak
penampungan sampah sementara dan
tidak ada mobilitas pengangkut sampah
dan warga membuang sampah
sembarangan
Do:
 45% buang sembarangan( lahan
yang tidak dipakai), 20 % dibakar,
35 % buang ke sungai
 Tidak terdapat satupun tempat
pembuangan sampah
 Terdapat kolam / genangan air
dan tumpukan sampah di wilayah
jorong simpang Abu tepatnya di
depan SDN 01 Simpang Kapuak,
disamping kantor walinagari, dan
juga sampah berserakan di Pasar,
dan juga di lingkungan warga
 Lingkungan sekitar rumah tampak
kurang bersih
 Banyak sampah berserakan di
tempat umum dan lingkungan
warga.

2 DS : Defisit kesehatan komunitas


- - Bides Setempat mengatakan Penyakit (D.0110) berhubungan dengan

xxv
yang diderita masyarakat dalam 6 bulan program tidak mengatasi seluruh
terakhir: ISPA , Diare masalah kesehatan komunitas
-Warga mengatakan banyak anak-anak
yang terkena penyakit batuk,flu dan
mencret
- - Guru SD 01 Simpang Kapuak
Mengatakan sampah di depan sekolah
tidak ada yang membersikan
- DO :
- Tampak Banyak sampah
berserakan di tempat umum dan
lingkungan warga.
- Tampak kolam berisikan sampah
didepan SD 01 SPK, Lingkungan
sekitar Sekolah tampak kurang
bersih

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Presentasi populasi dalam masalah kesehatan/ukuran masalah

Prosentasi populasi dalam masalah


Nilai
keperawatan

25 % atau lebih 9 atau 10

10 % - 24,9 % 7 atau 8

1 % - 9,9 % 5 atau 6

0,1 % - 0,9 % 3 atau 4

< 0,01 % 1 atau 2

xxvi
2. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah kesehatan :

Tingkat keseriusan Nilai


Sangat serius 9 atau 10
Serius 6,7, atau 8
Cukup serius 3,4, atau 5
Tidak serius 0, 1, atau 2

3. Penilaian keefektivan intervensi


Kriteria skoring untuk keefektifan masalah kesehatan :

Keefektifan Nilai
Sangat efektif (800-100%) 9 atau 10
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0

Prioritas Masalah

Masalah keperawatan Komponen BPR Skor Urutan/


A B C (A+2B)xC ranking
Pemeliharaan Kesehatan 9 9 8 216 1
Tidak Efektif (D.0117)
Defisit kesehatan 7 5 6 102 2
komunitas (D.0110)

xxvii
Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) berhubungan
ketidakmampuan mengatasi masalah
2. Deficit kesehatan komunitas (D.0110) berhubungan dengan program tidak
mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas

xxviii
E.

xxix
F. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Metode Evaluator


No Rencana Tindakan / Intervensi
Keperawatan Evaluasi

1 Pemeliharaan Setelah dilakukan penyuluhan Edukasi Kesehatan ( L.12383) Psikomotor Mahasisw


Kesehatan Tidak selama 30 menit diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan a
Efektif (D.0117) prilsku kesehatan membaik kemampuan menerima Kader
berhubungan Dengan Kriteria Hasil : informasi
ketidakmampuan 2. Identifikasi factor yang dapat
Pemeliharaan Kesehatan
mengatasi meningkatkan dan
(L.12106)
masalah menurunkan motivasi
1. Perilaku kesehatan perilaku hidup bersih dan
masyarakat dari yang buruk sehat
membaik. 3. Sediakan materi dan median
2. Kemampuan masyarakat penkes
dalam menjalankan perilaku 4. Jadwalkan penkes sesuai
sehat dari kurang menjadi kesepakatan
meningkat. 5. Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi

30
kesehatan
6. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
7. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

2 Deficit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan efikasi diri (5395) Kognitif Mahasisw
komunitas selama 3x24 jam diharapkan Psikomotor a
1. Identifikasi hambatan
(D.0110) kesehatan komunitas meningkat masyaraka
untuk merubah perilaku
berhubungan dengan Kriteria Hasil : t
2. Bantu individu untuk
dengan program 1. Ketersediaan program
berkomitmen terhadap
tidak mengatasi promosi kesehatan
rencana tindakan untuk
seluruh masalah 2. Ketersediaan program
merubah perilaku
kesehatan proteksi kesehatan
3. Berikan contoh atau
komunitas 3. Partisipasi dalam
tunjukan perilaku yang
program kesehatan
diinginkan

31
komunitas meningkat 4. Berikan informasi
4. Kepatuhan terhadap mengenai perilaku yang
standard kesehatan diinginkan
lingkungan meningkat
5. Prevalensi penyakit
menurun
6. Angka kebiasaan
merokok menurun

PLAN OF ACTION ( POA ) INTERVENSI MASALAH KESEHATAN

MASYARAKAT DI JORONG SIMPANG ABU

No. Waktu & Penanggung


Masalah Tujuan Kegiatan Tempat
Dx sasaran Jawab
1 Pemeliharaan Setelah diakukan tindakan 1. Lakukan pemantauan Posko 21 okt s/d 3 Mahasiswa
kesehatan tidak efektif keperawatan selama 4 minggu di untuk menentukan kesehatan Nov 2022
Jorong Simpang Abu kebutuhan rujukan
- Masyarakat mempunyai tempat 2. Melakukan koordinasi Kantor 4 Nov 2022 Mahasiswa
pembuangan sampah. melalui MMD dengan Bamus

32
1. Tidak ada sampah yang wali nagari, jorong,
berserakan kader , bidan desa, dan
2. Tidak ada lagi media untuk badan musyawarah
perkembangbiakan nyamuk 3. Bantu kelompok untuk
3. Masyarakat mampu menerapkan untuk merubah perilaku Mahasiswa
PHBS terhadap rencana Sd N 01 SPK
tindakan (kerja bakti).

4. Mengajak kelompok
untuk membersihkan Mahasiswa

sampah SDN 01 SPK


5. Ajarkan warga dan
Murid SD untuk SDN 01 SPK
melakukan PHBS
dengan cuci tangan 6
langkah

6. Pemantauan jentik
nyamuk
2. Defisit kesehatan Setelah diakukan tindakan 1. Lakukan pemantauan Posko Mahasiswa

33
komunitas keperawatan selama 4 minggu di untuk menentukan kesehatan
Jorong Simpang Abu kebutuhan rujukan
- Berkurangnya frekuensi 2. Melakukan koordinasi walinagari
penyakit melalui SMD dengan Lingkup
- Sampah tidak berserakan wali nagari, jorong, Desa
lagi kader , bidan desa, dan Debegan
- Masyarakat punya tempat badan musyawarah Mahasiswa
sampah 3. Bantu kelompok untuk Kader
untuk merubah perilaku
terhadap rencana Mahasiswa
tindakan (kerja bakti).
Mahasiswa
7. Ajarkan warga untuk Kader
melakukan PHBS
dengan cuci tangan 6
langkah
8. Pemantauan jentik
nyamuk

34
E. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Jorong simpang abu

NO. JAM MATERI PENANGGUNG


JAWAB
1 10.00 Pembukaan oleh Wali Nagari Mahasiswa
2 10.15 Sambutan dari Pembimbing Mahasiswa
Akademik
4 10.20 Penyajian hasil Survei Mawas Mahasiswa
Diri(SMD)
5 10.40 Perumusan dan penentuan prioritas Mahasiswa
Masalah
6 11.20 Menggali dan memecahkan masalah Mahasiswa, wali
kesehatan nagari,jorong,bamus
7 11.30 Penyusunan Rencana Kegiatan Walinagari,jorong ,Ba
mus
8 11.45 Penyimpulan hasil MMD Walinagari

35
2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
a. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).
3. Tujuan MMD
Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan .
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan.
4. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat , petugas Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan
(seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).
5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD dilaksanakan segera setelah
SMD dilaksanakan.
6. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar
aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.

36
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD
dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
h. Penutup.

37
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Jorong Simpang Abu Nagari Simpang KapuakKecamatan Mungka
Kabupaten Lima Puluh Kota menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih
banyak yang yang membuang sampah terutama di depan SD 01 Simpang Kapuak, disamping kantor Wali Nagari,
dibakar dan di buang ke sungai, banyaknya masyarakat menderita ISPA dan Diare.

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian
(interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan
masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

38
Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner, 2)
menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat
juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di
masyarakat

3. Bagi Puskesmas Mungka

Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang
diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang
mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

39
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Jorong Simpang Abu

5. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses pendidikan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk. www.slideshere.net diakses
tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan Motivasi Pada Lansia
Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.

41
            Diakses Tanggal 3 April 2013.

4. Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan
Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

42

Anda mungkin juga menyukai