Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN TAMBAK BAHAK RT/RT 03/016 TONGAS PROBOLINGGO

Dosen Pembimbing: Ro’isah,SKM.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 1
Alfiatus Sulamah
Anggi Maryana Marlan
Badik Munawaroh
Dewi Wijayanti
Dian Nurlayli
Farhan Kholis
Febi Febriansyah
Huril Ainiah
Indah Puspa Nurmala

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat ALLAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan komunitas tentang
“Laporan dan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Tambak Bahak Tongas
Probolinggo’’.
Laporan ini telah disusun semaksimal mungkin dan terimakasih kepada
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan Laporan Askep Komunitas ini dan
terima kasih banyak kepada Ro’isah,SKM.,Ns.,M.Kes., M.Kep selaku dosen
pembimbing.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan askep komunitas ini masih
banyak kekurangan baik dalam susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca mengenai Laporan askep
komunitas ini agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Probolinggo, 28 Juni 2021


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan....................................................................... 3
1.3. Manfaat Penulisan ....................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Komunitas .................................................................. 5
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ................................ 6
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian ................................................................................ 23
3.2. Analisa Data ............................................................................. 24
3.3. Daftar Diagnosa ....................................................................... 26
Berdasarkan Prioritas
3.4. Intervensi Keperawatan ........................................................... 27
3.5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ................................ 27
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan .............................................................................. 30
4.2 Saran ........................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai
inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan
partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu
pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini
telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan
kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan
pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan
keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga
perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi
Sarjan STIKes Hafhawaty zainul hasan genggong melengkapi tugas
Keperawatan Komunitas di Dusun Tambak Bahak Rt/Rt 03/016 Tongas
Probolinggo Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan 3 pendekatan,
yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam
upaya peningkatan status kesehatannya.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
Menerapkan asuhan keperawatan Komunitas di Desa Curahdringu
melalului pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Bersama masyarakat mengidentifikasi karakteristik geografis dan
demografis Desa Curahdringu
b. Bersama masyarakat mengidentifikasi kebutuhan atau masalah
kesehatan komunitas Desa Curahdringu
c. Bersama masyarakat merencanakan asuhan keperawatan kesehatan
komunitas Desa Curahdringu
1.3 Manfat Penulisan
Diharapkan dengan adanya kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat
desa/ Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Curahdringu dapat bermanfaat
bagi :
1. Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan
proses keperawatan
2. Masyarakat
a. Menumbuhan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan
b. Dapat membantu masyrakat guna mengerti gambaran status
kesehatan dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta
memiliki kemauan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik


keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,
ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun
sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni,
& Supriyono, 2015).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan


keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010). Menurut American Nurses Association (ANA, 1973),
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat
B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga


tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya- upaya sebagai berikut :

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,


keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health


general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.

C. Fungsi Keperawatan Komunitas

1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi


kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
D. Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas
Menurut ANA (American Nurses Association)
1. Asumsi
a) Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
c) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk
pendidikan dasar praktek penelitian.
d) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan
tersier.
e) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan
primer

2. Kepercayaan

a) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

b) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

c) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan


kesehatan.

d) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

e) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

f) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka


waktu yang lama.

g) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

h) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab


secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan
kesehatan
E. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar


tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
Komunitas Dengan Keluarga
Sebagai Unit Pelayanan
Dasar

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN

3 Tingkah Pencegahan (SEHAT-SAKIT)

LINGKUNGAN

(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai
berikut :

a. Manusia

Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada


pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan
minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas,
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara
lain : daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan.

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan


kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan.

Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui


pencegahan primer, sekunder dan tersier.

F. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa,


diantaranya :

a. Individu

Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut


mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri
sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga

Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus


menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
c. Kelompok Khusus

Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan


jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Balita

d) Anak usia sekolah

e) Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan


bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)


d) Penitipan balita

G. Prinsip Keperawatan Komunitas

Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual, namun


juga keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di atas bisa
disimpulkan bahwa penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health
promotion, health maintenance, disease, prevention and treatment of minor illments
and restoration of health and rehabilitation (MN, 2012)

a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program kesehatan yang


menyeluruh;
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan;

c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari


program kesehatan komunitas;
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta
bangsa;
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit
pelayanan;
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral dari
keperawatan komunitas
g. Penerima jasa Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam
perencanaan terkait dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan
h. Perawat komunitas harus kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan
kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik dan kontinyu
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan
finansial
m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan
bagi perawat.
H. Strategi Keperawatan Komunitas

Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :


a. Proses Kelompok

b. Pendidikan kesehatan

c. Kerja sama (partnership)

I. MMD (Musyawarah Masyarakt Desa)


1. MMD 1
Merupakan MMD yang pertama kali dimana MMD 1 ini bertujuan untuk
memperkenalkan diri baik profil kelompok (nama, alamat, institusi dll), serta
mensosialisasikan program kerja yang akan disampaikan. MMD 1 menjadi sangat
penting dimana terbentuknya rasa kepercayaan masyarakat. Pengkajian yang akan
dilakukan dengan berbagai macam cara, wawancara dengan stake holder, kader,
perangkat desa, tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya yang mampu
memberikan informasi akurat terkait dengan kondisi wilayah binaan. Setelah
mendapatkan data maka selanjutnya adalah observasi maupun penyebaran angket,
kemudian data tersebut dilakukan tabulasi data dan dianalisis kemudian
disimpulkan menjadi satu diagnosa/masalah kesehatan.
2. MMD 2
Adalah MMD ke 2 yang dilakukan dimana berisi tentang penyampaian atau
pemaparan data yang telah diperoleh pada saat pengkajian, pemaparan diagnosa
kesehatan serta intervensi yang telah disusun. Intervensi yang sudah dibuat
kemungkinan bisa berubah dengan adanya penawaran kepada masyarakat dan
masyarakat dapat menuangkan ide terkait solusi berupa intervensi untuk
memecahkan sebuah disgnosa atau masalah.
3. MMD 3
Adalah MMD ke 3 yang dilakukan dimana berisi tentang laporan kegiatan
yang dilakukan, dokumentasi yang dicantumkan berisi foto atau vidio yang dapat
dijadikan bukti terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, evaluasi dan laporan
MMD 3 juga berisi tentang RTL (Rencana Tindak Lanjut) dimana rencana tersebut
bisa dilanjutkan sampai masyarakat benar-benar mandiri.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-
langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dalam
penerapan proses keperawatan (nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga
keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai
kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya(Herawati & Neny FS,
2012).
A. Pengkajian
Pengkajian komunitas (community assessment) adalahproses pengumpulan data
yang berhubungan dengan status kesehatan komunitas dan merupakan sumber data
untuk perumusan diagnosa keperawatan. Pengkajian komunitas merupakan suatu
upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang
mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi
promosi kesehatan (Herawati & Neny FS, 2012).
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat diperoleh dari
data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu data yang diperoleh dari
keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. Data obyektif yaitu data
ayang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sedangkan
sumber data dapat diperoleh dari data primer dan sekunder, dengan pendekatan
kuantitatif maupun kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh
pengkaji berdasarkan hasil pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh dari
sumber lain yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan
yaitu: wawancara informan (informan interview), analisis sekunder, observasi atau
pengamatan (windshield survey) (Herawati & Neny FS, 2012). Salah satu model
pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8
komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri
(community core).
- Community Core(data inti)
1) Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2) Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe
keluarga, status perkawinan.
3) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
4) Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
- Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah,
bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa
yang tersedia di komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan, jenjang pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau
diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran
dapat dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai
status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk membantu mengurangi stressor.
- Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara
lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
 Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
 Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan
Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
 Klasifikasi data atau kategori data
 Penghitungan prosentase cakupan
 Tabulasi data
 Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak,
2005).
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah  (Mubarak, 2005)
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
1)      Perhatian masyarakat
2)      Prevalensi kejadian
3)      Berat ringannya masalah
4)      Kemungkinan masalah untuk diatasi
5)      Tersedianya sumberdaya masyarakat
6)      Aspek politis

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam 3 komponen: Problem, Etiologi, Simptom(Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh :Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap peningkatan
status kesehatan ditandai dengan tingginya angka kejadian ISPA pada 6 bulan
terakhir yaitu 25% berdasarkan data Puskesmas.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan dalam
pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah Masyarakat
Desa/RW(MMRW).

C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi
masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua
faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut
yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga
yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
 Melakukan pengkajian
 Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
 Melatih kader
 Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja
kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut:
 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
 Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu
pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga,
Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan
kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang telah
dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
BAB 3
TINAJUAN KASUS
3.1 ANALISA DATA
NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data Pendukung Kurangnya Ketidakefektifan
1. Terdapat kebiasaan pola pengetahuan pemeliharaan
makan dengan tinggi garam masyarakat dalam kesehatan
2. Tidak ada kegiatan olahraga memelihara
kesehatan.
2 Data Pendukung Kurangnya Defisiensi kesehatan
1. Terdapat lansia dengan pengetahuan pada Lansia
hipertensi dalam keluarga masyarakat tentang (Hipertensi)
2. Mayoritas masalah kesehatan (Hipertensi)
yang dirasakan hipertensi
3. Sebagian Lansia masih ada
yang bekerja
4. Kunjungan posyandu lansia
tidak pernah dilakukan

3.2 DAFRTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. PENAPISAN MASALAH

Masalah kesehatan Kriteria Penapisan Total


No. A B C D E F G H I J K L
1. Defisiensi kesehatan pada 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 43
Lansia (Hipetensi )
2. Ketidakefektifan 4 1 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 39
pemeliharaan kesehatan

Keterangan:
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi komunitas pemerintah
3 : Cukup B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
2 : Rendah C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu
1 : Sangat rendah D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana
pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas
E: Minat masyarakat L : Sumber daya orang
F:Kemungkinan untuk
diatasi
b. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Priorotas Diagnosis Keperawatan Skor


1 Defisiensi kesehatan pada Lansia (Hipertensi ) b/d 43
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
(Hipertensi)
2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d 39
Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Penanggu Waktu Evaluasi
Keperawatan ng jawab
Hari/Tan Tempat Kriteria Standart
ggal
1 Defisiensi 1. Penyuluhan 1. Meningkat Lansia Mahasiswa 26 Juni Rumah Verbal 1. Mampu
kesehatan pada kesehatan tentang kan dan 2021 kediaman menjelaskan
Lansia Hipertensi pengetahua beserta bapak kembali
(Hipertensi) b/d 2. pendidikan n semua Sugito mengenai
Kurangnya keseehatan masyarakat anggota penyakit
pengetahuan kepada lansia tentang keluarga Hipertensi
masyarakat cara pencegahan penyakit 2. Mengetahui
tentang Hipertensi Hipertensi cara
(Hipertensi) 3. Mengajarkan cara pencegahan
diet hipertensi Hipertensi
4. Mengajarkan cara
menggunakan
rendah garam
pada penderita
hipertensi

2 Ketidakefektifa 1. Penyuluhan 1. Meningkatk Lansia Mahasiswa 26 Juni Rumah Verbal 1. Mampu


n pemeliharaan kesehatan tentang an beserta 2021 kediaman menyebutkan
kesehatan b/d PHBS pengetahua semua bapak kembali apa itu
Kurangnya n dan anggota Sugito covid
pengetahuan mengubah keluarga 2. Mampu
masyarakat perilaku menjelaskan
dalam dalam cara
memelihara pemelihara pencegahan
lingkungan an covid
yang memenuhi kesehatan 3. Mampu
syarat 2. Memeberik mempraktekka
kesehatan an perilaku n cara cuci
hidup sehat tangan yang
dan benar
managemen
kesehatan
yang baik
3. Meningkatk
an
pemahaman
masyarakat
terhadap
pemelihara
an
kesehatan
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Defisiensi kesehatan pada 28 Juni 1. Melakukan penyuluhan tentang 1. Evaluasi Struktur
Lansia (Hipertensi) b/d 2021 Hipertensi, dengan sub pokok - Kegiatan Penyuluhan telah
Kurangnya pengetahuan bahasan : direncanaan 1 minggu sebelum
masyarakat tentang - Pengertian Hipertensi dilaksanakan
(Hipertensi) - Penyebab Hipertensi - Materi penyuluhan dan leaflet di
- Tanda dan gejala persiapkan 2 hari sebelum
Hipertensi pelaksanaan
- Perawatan pada penderita - Keluarga di informasikan jauh
Hipertensi hari sebelum acara dimulai
- Pencegahan Hipertensi - Kegiatan Penyuluhan di
koordinir oleh Mahasiswa
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung Lancar
- Kegiatan dihadiri oleh 5 keluarga
dan lansia
- Kegiatan penyuluhan di
fokokuskan pada lansia yang
memiliki penyakit Hipertensi
- Selama penyuluhan keluarga
memperhatikan dengan baik
materi yang diberikan
- Salah satu keluarga dan lansia
bertanya tentang kondisinya
3. Evaluasi Akhir
- Lansia dan keluarga lainnya
mampu menjelasan materi
penyuluhan tentang Hipertensi
- Lansia dan keluarga memahami
dan mengerti tentang Hipertensi
2 Ketidakefektifan 28 Juni 1. Melakukan Penyuluhan 1. Evaluasi Struktur
pemeliharaan kesehatan b/d 2021 kesehatan tentang PHBS - Kegiatan Penyuluhan telah
Kurangnya pengetahuan direncanaan 1 minggu sebelum
masyarakat dalam memelihara dilaksanakan
kesehatan - Materi penyuluhan dan leaflet di
persiapkan 1 hari sebelum
pelaksanaan
- Keluarga di informasikan jauh
hari sebelum acara dimulai
- Kegiatan Penyuluhan di
koordinir oleh Mahasiswa
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung Lancar
- Kegiatan dihadiri oleh 5 keluarga
- Selama penyuluhan keluarga
memperhatikan dengan baik
materi yang diberikan
2. Evaluasi Akhir
keluarga mampu menjelaskan tentang PHBS
BAB 4
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada komunitas dengan pendekatan proses
keperawatan dapat disimpulkan :
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan. Setelah dilakukan implementasi
berupa penyuluhan tentang PHBS menunjukkan perubahan perilaku
masyarakat seperti mengurangi makan makanan dengan tinggi garam.
b. Masalah kesehatan lansia yakni Defisiensi kesehatan pada Lansia
(Hipertensi ) b/d Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
(Hipertensi). Setelah dilakukan implementasi berupa penyuluhan
tentang asam urat dan cara pencegahannya kini para lansia akan tahu
dan mengerti hal tersebut dan akan diterapkan dalam kehidupan sehari
hari.
2.2 SARAN
1. Bagi masyarakat untuk selalu terus menerus meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan agar
terbebas dari dampak penyakit apa saja yang bisa ditimbulkan
2. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan
masalah keperawatan komunitas
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., and MeFarlene, J.(2000). Community as partner : Theory and


practice in nursing, Philadelpia : Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W(2001). Community healt nursing: Concepts
and practice, Philadelpia : Lippincott
Clark, M.J (1999). Nursing in the community: Dimensions of community healt
nursing, Standford, Connecticut : Appleton & Lange
Hidayat Aziz Halimul, 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba
Medika : Jakarta
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Cv Sagung Seto : Jakarta.
Clark M.J. 1999.Nursing in the community: Dimensions of community health
nursing. Standford Connecticut: Appleton & Lange.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas
I. PSIK FK UNLAM: Banjarbaru.
Hidayat AH. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika:
Jakarta.
MubarakIW. 2009.Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. CV
Sagung Seto: Jakarta.
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai